Lebih dari Satu KKM
21
Tabel 2.3. Contoh Interval Nilai dan Predikatnya untuk KKM 75
interval Nilai Predikat
keterangan
93 – 100 A
Sangat Baik 84 – 92
B Baik
75 – 83 C
Cukup 75
D Kurang
Pada contoh di atas, panjang interval untuk predikat C dan B yaitu 9, sedangkan predikat A panjang intervalnya 8.
2 KKM mata pelajaran Matematika adalah 60.
Nilai C cukup dimulai dari 60. Panjang interval nilai untuk mata pelajaran Matematika dapat ditentukan dengan cara:
nilai maksimum – nilai KKM : 3 = 100 – 60 : 3 = 13,3
sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14. Karena panjang interval nilainya 13 atau 14, untuk mata
pelajaran Matematika interval nilai dan predikatnya adalah sebagai berikut.
22 Tabel 2.4.
Contoh Interval Nilai dan Predikatnya untuk KKM 60
interval Predikat Predikat
keterangan
88 – 100 A
Sangat Baik 74 – 87
B Baik
60 – 73 C
Cukup 60
D Kurang
Pada contoh di atas, panjang interval untuk predikat C dan B yaitu 14, sedangkan predikat A panjang intervalnya 13.
3 KKM mata pelajaran IPA adalah 64.
Nilai C cukup dimulai dari 64. Panjang interval nilai untuk mata pelajaran IPA dapat ditentukan dengan cara:
nilai maksimum – nilai KKM : 3 = 100 – 64 : 3 = 12
Karena panjang interval nilainya 12, maka untuk mata pela jaran IPA interval nilainya 12 atau 13, dan predikatnya sebagai
berikut.
Tabel 2.5. Contoh Interval Nilai dan Predikatnya untuk KKM 64
interval Predikat Predikat
keterangan
89 – 100 A
Sangat Baik 77 – 88
B Baik
64 – 76 C
Cukup 64
D Kurang
23
Berdasarkan ilustrasi di atas, jika peserta didik mendapatkan nilai sama, misalnya 74, pada mata pelajaran Bahasa Indone
sia, Matematika, dan IPA, predikatnya bisa menjadi berbeda beda seperti berikut.
Tabel 2.6. Contoh Predikat untuk KKM yang Berbeda
Mata Pelajaran Nilai kkM
Nilai Perolehan
Predikat keterangan
Bahasa Indonesia 75
74 Kurang
Tidak tuntas Matematika
60 74
Baik Tuntas
IPA 64
74 Cukup
Tuntas
Kasus seperti di atas sering menimbulkan masalah. Peserta didik, orang tua, masyarakat luas, dan pengguna hasil peni
laian seringkali belum dapat memahami secara utuh. Oleh sebab itu, satuan pendidikan harus mensosialisasikan dengan
jelas kepada semua pihak terkait.