Hak dan Kewajiban Anggota Struktur Kepengurusan

8. Keanggotaan dianggap sah dalam perkumpulanpunguan apabila telah memenuhi syarat pada pasal 5 ini mulai dari ayat 1 sampai ayat 7.

4.2.5 Hak dan Kewajiban Anggota

Dalam anggaran rumah tangga yang tertulis pada pasal 3 setiap anggota memiliki kewajiban sebagai berikut: 1. Mengikuti kegiatan perkumpulan punguan yang rutin dan tidak rutin yang sudah ditetapkan dalam anggaran rumah tangga. 2. Membayar uang iuran bulanan sebesar yang ditetapkan pada anggaran dasar dan juga membayar iuran lainnya yang telah ditetapkan. 3. Menjalankan dan mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. 4. Melapor kepada pengurus apabila sudah pindah. Adapun yang menjadi hak setiap anggota adalah sebagai berikut: 1. Setiap anggota berhak memilih dan dipilih menjadi pengurus dengan catatan bahwa untuk menjadi ketua adalah marga Simamora. 2. Setiap anggota berhak untuk mendapatkan pelayanan dari perkumpulan punguan sesuai dengan yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. 3. Setiap anggota berhak memberikan saran, usul dan pendapat untuk perbaikan dan kemajuan perkumpulan punguan melalui rapat anggota. 4. Memberikan informasi kepada pengurus apabila ada dari anggota mendapatkan sukacita maupun dukacita. 5. Mengikuti rapat anggota sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh pengurus.

4.2.6 Struktur Kepengurusan

Tabel 4.8 Jabatan Nama Alamat Ketua I Janti Simamora Saitnihuta Dusun I, Komplek Simpang 3 Ketua II Tarigan Simamora Saitnihuta Dusun II, Lingkungan Tapian Nadenggan Sekretaris Manontang Simamora Saitnihuta Dusun IV, Lingkungan Sibuntuon Bendahara Holden Pakpahan Saitnihuta Dusun III, Lingkungan Lumban Sonang Penasehat Halomoan Simamora Marulam Simamora Saitnihuta Dusun IV, Lingkungan Sibaragas. Saitnihuta Dusun I, Lingkungan Laguboti. 4.3 Profil Informan Penelitian 4.3.1 Pengurus Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere dan Anggota Punguan Marga SimamoraBoru Bere dohot Ibebere Ketua Punguan Marga Simamora Janti Simamora Bapak Janti Simamora adalah seorang laki-laki yang berumur 36 Tahun dan bersuku batak toba, dia memiliki empat orang anak dan untuk menghidupi kelima orang anaknya ia bekerja sebagai petani dan juga sebagai wiraswasta. Bapak Janti Simamora yang beragama Kristen Protestan ini bertempat tinggal di Desa Saitnihuta tepatnya di Dusun I simpang tiga. Dia adalah seorang alumni lulusan dari salah satu SLTA di Kecamatan Dolok Sanggul Bapak Janti Simamora adalah merupakan salah satu pengurus dari Punguan Marga Simamora Boru Bere dan Ibebere, saat ini beliau diamanahkan menjabat sebagai ketua pengurus Punguan Marga Simamora Boru Bere dan Ibebere. Bapak Janti Simamora ini mempunyai pekerjaan sebagai Wiraswasta dengan membuka sebuah warung kopi dan toko alat kebutuhan pertanian serta alat-alat kebutuhan rumah tangga. Pak Janti Simamora sudah bergabung dalam punguan ini lima tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2009 semenjak punguan ini dibentuk. Bapak Janti diangkat menjadi ketua adalah karena bapak Janti adalah orang yang termasuk aktif didalam punguan dan rumah bapak Janti yang merupakan sebuah kedai kopi dan juga toko tersebut menjadi strategis bagi anggota Punguan marga Simamora untuk berkumpul. Jika ada informasi mengenai kabar duka maupun suka dari anggota bisa langsung disampaikan ke kedai kopi pak Janti.Selain itu orang tua pak Janti juga merupakan salah satu tokoh adat yang ikut menggagas terbentuknya Punguan Marga Simamora ini. Selain pak Janti, anggota keluarga pak Janti yang lain juga ikut dalam Punguan Marga Simamora ini seperti adiknya yang sudah berumah tangga yang tinggal di desa Saitnihuta juga. Tarigan Simamora Bapak Tarigan Simamora adalah seorang laki-laki berumur 48 tahun dan bersuku batak toba, dia memiliki dua belas anak dan di Desa Saitnihuta keluarga bapak ini adalah keluarga yang memiliki paling banyak anak dan untuk mengidupi kelima orang anaknya ia bekerja sebagai mandor BHL Buruh Harian Lepas di Desa Saitnihuta yang bekerja untuk TPL Toba Pulp Lestari.Bapak Tarigan ini beragama Kristen Protestan dan bapak ini bukan hanya menjadi anggota jemaat biasa tetapi bapak ini juga aktif sebagai penatua di salah satu gereja di Desa Saitnihuta yang ada di dusun II.Keluarga bapak Tarigan ini tinggal di dusun II tepatnya di lingkungan Tapian Nadenggan.Dia adalah lulusan dari salah satu SLTA yang ada di Kecamatan Dolok Sanggul. Bapak Tarigan Simamora saat ini dipercayai sebagai wakil ketua dalam punguan marga Simamora yang ada di Desa Saitnihuta.Bapak Tarigan ini mengatakan menjadi wakil ketua ketua II adalah merupakan tanggung jawab yang berat untuk dikerjakan.Berdasarkan penuturan bapak ini jika kita siap menerima satu jabatan atau pekerjaan kita harus menyadari tanggung jawab dan konsekuensi dari tugas kita tersebut. Bapak ini juga melanjutkan walaupun Punguan Marga Simamora Boru Bere dan Ibebere ini masih bisa dibilang kecil karena sejauh ini masih beranggotakan ± 100KK dan cakupannnya masih hanya ada di desa Saitnihuta tetapi tanggung jawab pengurus dan anggota bisa dibilang cukup berat, karena Punguan ini tidak boleh hanya sampai di Desa Saitnihuta saja tetapi bisa mencakup desa, kecamatan maupun daerah lainnya juga. Bapak Tarigan Simamora juga mengatakan bahwa banyak masyarakat desa yang tidak ikut bergabung dalam punguan ini mengatakan bahwa tidak terlalu perlu untuk membuat sebuah perkumpulan marga karena semua masyarakat desa itu saling peduli satu dengan yang lain karena norma adatnya masih kuat untuk mengatur kehidupan sosial masayarakat desa, budaya gotong royong masih kuat dan tali persaudaraan itu masih terjalin kuat di desa. Tetapi bapak Tarigan tidak menyalahkan tanggapan yang dilontarkan oleh masayarakat tersebut. Menurut bapak Tarigan pernyataan masyarakat itu memang tidak salah tetapi mereka tidak menyadari kalau zaman itu akan berubah dari waktu ke waktu, seperti misalnya zaman sekarang yang sudah di dominasi oleh handphone yang canggih, dang bukan hanya anak muda atau remaja yang sudah menggunakan handphone canggih. Jadi membuat sebuah perkumpulan marga itu sangat penting karena disitu kita bisa berbagi suka dan duka kita dengan saudara yang semarga dengan kita dan rasa kekeluargaan itu akan lebih kuat lanjut bapak Tarigan. Manontang Simamora Bapak Manontang Simamora sering dipanggil dengan sebutan sekdes ini karena dulu dia pernah menjadi sekretaris desa di Desa Saitnihuta dia lebih akrap disapa dengan sebutan sekdes oleh warga Desa Saitnihuta, dia seorang laki-laki yang sudah berumur 49 tahun dia adalah salah satu orang yang pekerja keras. Bapak Manontang hanya tamatan dari salah satu SLTA di Kecamatan Dolok Sanggul tetapi karena kerja kerasnya bapak Manontang yang hanya berprofesi sebagai tukang tebang kayu dihutan milik PT.TPL Toba Pulp Lestari ini mampu menyekolahkan anaknya di salah satu Politeknik Negeri di Sumatera Utara. Bapak Manontang ini mempunyai dua orang anak. Bapak Manontang beragam Kristen Protestan dan memiliki suku yaitu suku Batak Toba. Bapak manontang ini bertempat tinggal di Desa Saitnihuta di Dusun IV tepatnya di lingkungan Sibuntuon. Saat ini bapak Manontang Simamora dipercayakan sebagai sekretaris dalam Punguan Marga Simamora Boru Bere dan Ibebere di desa Saitnihuta.Punguan ini bukanlah satu-satunya organisasi yang diikuti oleh bapak Manontang. Bapak Manontang juga menjadi anggota dari kelompk tani “Saroha” tetapi bapak Manontang tidak terlalu aktif dalam kelompok tani ini karena yang bertani adalah istrinya sendiri sementara bapak Manontang berprofesi sebagai buruh tukang tebang kayu. Jadi hanya istri bapak Manontang ini yang bisa dibilang aktif dalam kelompok tani tersebut. Bagi bapak Manontang sendiri untuk mengikuti sebuah punguan atau kelompok itu adalah hal yang sangat penting, karena didalam sebuah punguanlah kita bisa bertukar pikiran dengan para saudara kita jika kita ada dalam sebuah masalah, selain itu karena sebuah punguan sering membuat pertemuan minimal satu kali dalam sebulan kita bisa bertukar pendapat dengan orang-orang atau anggota dari kelompok punguan tersebuat. Bapak Manontang juga menjelaskan mengapa dia tertarik dan lebih aktif dalam Punguan Marga Simamora adalah dikarenakan ini adalah sebuah punguan atau wadah yang didalamnya atau anggotanya adalah orang-orang yang bermarga simamora dan marga yang lain buat boru dan bere maupun ibebere yang merupakan keluarga satu sama lain yang akan saling tolong menolong satu sama lain dalam keadaan duka maupun suka seperti yang menjadi tujuan terbentuknya punguan marga tersebut. Holden Pakpahan Bapak Holden Pakpahan yang akrab dipanggil dengan Pakpahan berusia 42 Tahun, beliau dilahirkan di kota Tebing Tinggi pada tanggal 22 Februari 1973, semenjak menyelesaikan pendidikannya pada jenjang SMA di salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Tebing Tinggi ia datang merantau ke Desa Saitnihuta untuk ikut bertani yang diajak oleh temannya. Melihat kenerja beliau yang bisa dibilang bagus di Desa Saitnihuta maka salah satu orang tua dari marga Simamora yang saat ini ikut bergabung dalam Punguan Marga Simamora yang berada di Desa Saitnihuta meminta kepada beliau agar menjadi menantunya, dan beliau menikah dengan boru Simamora mereka membentuk sebuah keluarga baru dan bertempat tinggal di Desa Saitnihuta sampai sekarang. Beliau adalah seorang pemeluk agama Kristen Protestan yang taat beribadah dan juga dikenal ramah oleh masyarakat. Bapak Holden Pakpahan bersama keluarganya tinggal di Desa Saitnihuta tepatnya di Dusun III. Bapak Holden memilik lima orang anak yang semuanya masih bersekolah dan si anak sulung sedang mengecap pendidikna di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Sumatera Utara. Dan ke empat adiknya masih mendudukui bangku sekolah di tingkat SLTA, SLTP dan SD. Bapak Holden Pakpahan dipercayakan menjabat sebagai bendahara dalam punguan marga Simamora yang ada di Desa Saitnihuta.Melihat marga dari bapak Holden dia tidaklah marga Simamora melainkan marga Pakpahan tetapi dia menjabat sebagai bendahara itu dikarenakan bapak Holden juga merupakan bagian dari marga Simamora yang disebut dengan boru karena istri bapak Holden boru Simamora. Amser Simamora Bapak Amser Simamora lebih dikenal masyarakat Desa Saitnihuta dengan panggilan “Bulanda” yang merupakan panggilan sehari-hari bapak ini.Bapak Amser dipanggil dengan sebutan Bulanda itu dikarenakan bapak ini berperawakan tinggi dan besar serta memiliki kulit yang putih serta hidung yang mancung dan rambut yang pirang sehingga dia mirip dengan orang Belanda.Bapak Amser Simamora adalah seorang laki-laki yang berumur 54 tahun dia adalah laki-laki yang tegar dan juga seorang pekerja keras. Bapak Amser Simamora hanya mampu mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Dasar SD namun dia tetap berusaha dan bekerja keras agar anaknya semua bersekolah sampai perguruan tinggi dan tidak hanya sampai pada lulusan sekolah dasar seperti dirinya. Walupun bapak Amser Simamora hanya tamatan sekolah dasar dia mampu menyekolahkan anaknya sampai pada tingkat sarjana lulusan perguaruan tinggi negeri di Sumatera Utara.Bapak Amser Simamora beragama Kristen Protestan dan memiliki suku Batak Toba dan keluarga Bapak Amser Simamora bertempat tinggal di Desa Saitnihuta tepatnya di Dusun II. Dia mempunyai 6 orang anak dan untuk menghidupinya dan memenuhi kebutuhan mereka dia bekerja sebagai buruh tukang tebang kayu ekualitus di hutan milik PT. TPL Toba Pulp Lestari yang bekerja kepada salah satu kontraktor yang bekerja sama dengan PT. TPL Toba Pulp Lestari.. Bapak Amser Simamora sudah bergabung dalam Punguan Marga Simamora Boru Bere dan Ibebere di Desa Saitnihuta semenjak tahun 2009 semenjak organisasi ini terbentuk.Menurut penuturan bapak Amser Simamora Punguan ini dulunya hanyalah sebuah arisan marga simamora yang sudah hampir 20 tahun. Tetapi karena melihat jumlah anggota yang semakin bertambah maka semua anggota arisan membuat rapat untuk membentuk sebuah organisasi punguan marga dan bukan hanya sekedar sebuah arisan saja karena dengan membuat sebuah organisasi maka anggotanya akan semakin banyak yang ikut untuk bergabung dalam punguan marga ini. Dan pada pemilihan legislatif tahun 2014 lalu bapak Amser Simamora ikut menjadi tim sukses dari calon legislatif Kabupaten Humbang Hasundutan yang berasa dari Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere. berhubung karena bapak Amser Simamora merupakan karyawan calon legislatif terpilih tersebut. Saut simare-mare Bapak Saut Simare-mare berusia 43 tahun , lahir di Lubuk Pakam pada 10 Januari tahun 1972. Beliau adalah termasuk bere dalam Punguan Marga Simamora yang ada di desa Saitnihuta karena ibu dari bapak Simare-mare inilah yang mempunyai garis marga Simamora. Beliau mempunyai tujuh orang anak dan saat ini keluarga bapak Saut Simare- mare tinggal di Desa Saitnihuta tepatnya di dusun I. Untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarganya, bapak Saut Simare-mare dan istrinya berprofesi sebagi petani. Di Desa Saitnihuta mayoritas penduduknya bermata pencaharian dari hasil bertani tetapi petani yang dimaksud adalah petani palawija seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, maupun tanaman padi. Bapak Saut Simare-mare bergabung dalam Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere karenadia merupakan Boru dari marga Simamora karena istrinya bermarga Simamora dan juga sebagai bere karena ibu dari bapak Saut Simare-mare ini juga boru Simamora.Bapak Saut Simare-mare dan keluarga bergabung dalam Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere di Desa Saitnihuta sejak tahun 2011.Dalam organisasi Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere di Desa Saitnihuta ini bapak Saut Simare-mare hanya menjadi anggota biasa tetapi juga aktif. Manumpak Simamora Bapak Manumpak Simamora adalah seorang kepala rumah tangga yang sudah berumur 51 tahun. Beliau dilahirkan di Desa Saitnihuta dan mengenyam pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan tingkat atas di Kecamatan Dolok Sanggul, semenjak menyelesaikan pendidikannya pada jenjang SLTA di salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas beliau merantau ke Lampung lalu menikah dan membentuk keluarga baru disana. Tetapi pada tahun 2005 silam beliau dan istri memutuskan untuk pulang kekampung halaman disebabkan karena kondisi ekonomi yang semakin menurun. Walau keputusan untuk pulang kampung susah diterima oleh anak-anak mereka tetapi mereka harus tetap pulang kampung. Setelah empat tahun tinggal dikampung, pada tahun 2009 terbentuklah Punguan Marga Simamora Boru Bere Ibebere di Desa Saitnihuta, dan bapak Manumpak Simamora memutuskan untuk ikut bergabung dalam punguan tersebut dengan alasan untuk mempererat tali persaudaraan dengan sesame marga keluarga marga Simamora yang ada di sekitar desa Saitnihuta dan semenjak berdirinya punguan tersebut bapak Manumpak berstatus sebagai anggota dan tidak pernah berkeinginan untuk jadi pengurus dikarenakan sibuk mencari nafkah di lading.Bapak Manumpak Simamora dan keluarga bertempat tinggal saat ini di dusun III tepatnya dilingkungan lumban sonang. Beliau adalah seorang pemeluk agama Kristen Khatolik yang taat beribadah dan juga dikenal ramah oleh masyarakat. Menti Sihombing Ibu Menti Sihombing adalah seorang ibu rumah tangga disamping itu ia juga bekerja sebagai petani untuk menghidupi keluarganya dengan hasil pertanian tiap minggunya yang kadang tidak menentu dan dari uang itulah dia menghidupi keluarganya dan memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan juga kebutuhan sekolah anak-anaknya dikarenakan suaminya tidak bisa lagi bekerja. Ibu Rumondang Sihombing adalah perempuan berumur 49 tahun ini beragama Kristen Protestan dan bersuku Batak Toba dia tinggal di Desa Saitnihuta di Dusun IV tepatnya di lingkungan Sibaragas, meskipun demikian ibu Menti Sihombing pernah mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Didalam masyarakat dia sering berkumpul dengan ibu-ibu lain dalam sebuah kelompok wanita yang disebut dengan kelompok simpan pinjam perempuan dan ibu Menti Sihombing dipercaya sebagai sekretaris dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP tersebut.Bukan hanya aktif dalam kelompok perempuan tersebut ibu Menti Sihombing dan juga suaminya juga aktif dalam punguan marga Simamora.Karena menurut ibu ini berperan aktif dalam sebuah organisasi atau punguan itu penting karena dalam hidup ini manusia perlu bersosialisasi dan tidak dapat hidup sendiri dan hanya tinggal diam dirumah saja.Mengikuti punguan itu penting selama kegiatan yang dilakukan itu positif dan dapat membantu mensejahterakan masyarakat sekitar. Risma Lifde Simamora Ibu Risma Lifde Simamora adalah seorang single parents yang menjadi ibu rumah tangga dan sekalian merangkap menjadi tulang punggung keluarga yang berprofesi sebagai PNS yang mengajar di salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri yang ada di Kec. Dolok Sanggul. Ibu Risma Lifde memiliki 3 orang anak yang masing-masing masih sekolah di tingkat Sekolah Dasar dan juga Taman Kanak-kanak dan saat ini keluarga ibu Risma ini bertempat tinggal di desa Saitnihuta di dusun I tepatnya di lingkungan Laguboti.Ibu dari tiga orang anak ini sekarang berusia 44 tahun, beliau adalah tamatan sarjana pendidikan dari salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Sumatera Utara. Ibu Risma lifde bergabung dalam punguan ini sejak tahun 2011 ketika suaminya masih ada.Walaupun sekarang suami ibi Risma Lifde sudah tiada dia tetap aktif dalam pungun ini karena menutut ibu ini untuk mengikuti punguan itu sangat penting karena bisa bertukar pikiran dengan sanak saudara kita yang semarga dengan kita.Dan ibu ini sudah melihat jelas manfaat dari mengikuti organisasi Punguan Marga Simamora Boru Bere dohot Ibebere di Desa Saitnihuta ketika suaminya meninggal punguan ini ikut membantu meringankan beban.

4.3.2 Tokoh Adat Marulam Simamora