LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2011 I. 3
Gambar 1.2 Kondisi Banjir
Keterangan : diambil pada saat melewati jl MT. Haryono yang sedang terjadi banjir, hanya kendaraan besar dan tinggi yang bisa melewati genangan tersebut dan di Jl.
Beler Sumber : Badan Lingkungan Hidup dan BPBK September 2011
Pada umumnya banjir disebabkan karena curuh hujan yang sangat tinggi dan kondisi
air pasang dan drainase yang berfungsi tidak optimal.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan dalam mengatasi Banjir ini dilakukan secara bertahap dimulai dari tahun 2006 sd 2016 ini seperti :
Upaya Fisik yang sudah dilakukan dari tahun 2006 sd 2011 : 1. Pembangunan Bendali di 22 lokasi
2. Normalisasi Sungai di 5 Sungai dengan panjang 2.309 m 3. Pembangunan Drainase Saluran Sekunder sepanjang 17.575 m
4. Peningkatan Drainase Saluran Sekunder sepanjang 26.747 m 5. Pembangunan Drainase Saluran Tersier 15.123 m
Hasil penanganan dari 87 lokasi genangan air berdasarkan survey tahun 2004 dan 2005 tersisa 12 lokasi genangan dan akan berlanjut penangannya sampai dengan
tahun 2016 sesuai dengan RPJM Kota Balikpapan Tahun 2011 samapai dengan 2016 yaitu Pembangunan dan Peningkatan Drainase dan Normalisasi Drainase Primer
Sumber :Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan, Sub Bidang Drainase, Tahun 2011 Gambar 1.3.Fisik Saluran Drainase dan BendaliBozem
Saluran Primer Gunung Samarinda Saluran Sekunder Perum Sosial
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2011 I. 4
Sungai Klandasan Besar S. Ampal Saluran Sekunder Bandara
Sepinggan Sebagai Saluran Primer Drainase
Bar Screen Saringan SampahBendali Pintu Air Bozem Sepinggan Tugu Adipura
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan, Tahun 2011
1.3. Tanah Longsor
Tanah longsor selama periode bulan Januari sampai Juli 2011 terjadi 4 empat kali bencana longsor. Kerusakan terbesar akibat tanah longsor terjadi pada tanggal 18 Mei
2011 yang mengakibatkan 5 unit rumah rusak dengan nilai kerugian mencapai 350.000.000,-. Kerugian terendah adalah Rp. 10.000.000,- terjadi di Kelurahan Gunung
Sari Ilir dan Kelurahan Prapatan. Kejadian longsor umumnya terjadi karena kondisi geografis Kota Balikpapan yang
berbukit-bukit kurang lebih 85 dari luas wilayah dan struktur tanah podsolik merah kuning, alluvial pasie kwarsa yang merupakan jenis tanah mudah terjadi longsor,
sehingga apabila dalam membangun di daerah kelerengan yang cukup tinggi tidak dilakukan kajian khusus untuk penguatan bangunan dan pembuatan drainase yang
baik untuk mengalirkan limpasan air hujan maka dapat menjadi penyebab terjadinya longsor.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimasi dan penanggulangan kondisi tersebut : - Memberikan peringatan dan larangan pada daerah kelerengan dengan papan
larangan dan Memberikan penyuluhan kepada warga yang sudah membangun di
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2011 I. 5
daerah kelerengan agar membuat saluran air drainase yang kedaptidak meresap, untuk mengurangi adanya erosi ataupun penyebab rekahan tanah.
- Untuk Jalan raya yang terkena longsor dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Daerah.
Gambar 1.4. Longsor pada badan Jalan dan Perumahan Warga Daerah Bukit Cinta
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dan BPBK Tahun 2011
1.4. Sedimentasi di perairan laut pantai
Gambar 1.5 Kegiatan yang berada di sekitar Perairan dan Alur Pelayaran
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2011 Isu Sedimentasi diperairan laut atau pada alur pelayaran dimunculkan lebih dari 4 kali di
media massa dengan penyebab utama dikarenakan adanya pembukaan lahan pada daerah sepanjang pantai atau teluk Balikpapan.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Administrator Pelabuhan ADPEL bahwa pada saat ini telah terjadi penyempitan alur pelayaran dari 150 m menjadi 110 m, indikasinya karena
adanya pembukaan lahan. Teluk Balikpapan merupakan satu kesatuan ekosistim yang menjadi batas wilayah 3 daerah
yaitu Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada bagian hulunya.Jadi adanya indikasi penyempitan alur pelayaran di Teluk Balikpapan
ini sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas di perbatasan tiga wilayah tersebut.
Untuk Kota Balikpapan sebagaimana yang tercantum dalam Visi nya adalah sebagai Kota Industri, Jasa, Perdagangan dan Pariwisata
, telah menempatkan Kawasan Industri di