Tanah Longsor BUKU LAPORAN SLHD 2011

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2011 I. 5 daerah kelerengan agar membuat saluran air drainase yang kedaptidak meresap, untuk mengurangi adanya erosi ataupun penyebab rekahan tanah. - Untuk Jalan raya yang terkena longsor dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Daerah. Gambar 1.4. Longsor pada badan Jalan dan Perumahan Warga Daerah Bukit Cinta Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan dan BPBK Tahun 2011

1.4. Sedimentasi di perairan laut pantai

Gambar 1.5 Kegiatan yang berada di sekitar Perairan dan Alur Pelayaran Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, 2011 Isu Sedimentasi diperairan laut atau pada alur pelayaran dimunculkan lebih dari 4 kali di media massa dengan penyebab utama dikarenakan adanya pembukaan lahan pada daerah sepanjang pantai atau teluk Balikpapan. Berdasarkan keterangan dari Kepala Administrator Pelabuhan ADPEL bahwa pada saat ini telah terjadi penyempitan alur pelayaran dari 150 m menjadi 110 m, indikasinya karena adanya pembukaan lahan. Teluk Balikpapan merupakan satu kesatuan ekosistim yang menjadi batas wilayah 3 daerah yaitu Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada bagian hulunya.Jadi adanya indikasi penyempitan alur pelayaran di Teluk Balikpapan ini sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas di perbatasan tiga wilayah tersebut. Untuk Kota Balikpapan sebagaimana yang tercantum dalam Visi nya adalah sebagai Kota Industri, Jasa, Perdagangan dan Pariwisata , telah menempatkan Kawasan Industri di LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2011 I. 6 daerah Kariangau yang letaknya berada di sepanjang Teluk Balikpapan dimana Teluk Balikpapan sebagai fungsi menopang jalur lalu lintas perairan, sehingga dengan dibukanya kawasan ini tidak tertutup kemungkinan pada saat awal kegiatan akan terdapat pembukaan lahan yang dapat berdampak terhadap timbulnya sedimentasi. Untuk meminimasi timbulnya dampak tersebut, upaya-upaya yang telah dilakukan diantaranya menjalin komitmen bersama dari ketiga Kepala Daerah yang berbatasan di Teluk Balikpapan dengan penandatanganan MOU untuk Pengelolaan Teluk Balikpapan secara terintegrasi, mewajibkan kepada seluruh kegiatan yang akan didirikan untuk membuat kajian lingkungan baik berupa Amdal ataupun UKL UPL serta wajib melaksanakan sesuai yang tertuang dalam kajian lingkungnnya, Mengadakan Pengawasan dan memberikan sanksi terhadap kegiatan yang belum mengelola lingkungannya dengan baik dan benar. Dari hasil pengawasan terdapat 2 Kegiatan yang telah diberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis untuk segera melakukan pengelolaan sesuai yang tertuang dalam kajian lingkungannya dan dilakukan pengawasan dalam melakukan pekerjaan memperbaiki lingkungan sampai telah sesuai, seperti adanya pekerjaan membuat sedimen trap sampai zero sediment dan mempertahankan mangrove yang ada. Gambar 1.6. Mempertahankan Mangrove yang ada dan menambah jumlahnya. Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, Tahun 2011