Perumusan Model Regresi Uji Autokorelasi

Date: 060314 Time: 22:39 Sample: 2006Q1 2013Q4 Included observations: 32 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1 0.167603 0.158487 1.057517 0.3000 X2 0.001032 0.000451 2.290233 0.0304 X3 0.662289 0.532828 1.242969 0.2250 C -15.01670 7.318352 -2.051924 0.0504 RESID-1 0.528295 0.191698 2.755867 0.0106 RESID-2 0.354966 0.203126 1.747516 0.0924 R-squared 0.371522 Mean dependent var 1.38E-15 Adjusted R-squared 0.250661 S.D. dependent var 1.670761 S.E. of regression 1.446284 Akaike info criterion 3.743233 Sum squared resid 54.38516 Schwarz criterion 4.018058 Log likelihood -53.89172 Hannan-Quinn criter. 3.834329 F-statistic 3.073960 Durbin-Watson stat 1.976942 ProbF-statistic 0.026036 Dari Tabel diatas, hasil data diatas dan sesuai dengan keterangan yang disebutkan diatas, diketahui dw statistic nya sebesar sebesar 1,976942 sesuai dengan persyaratan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya autokorelasi dalam regresi di atas.

4.1.2 Perumusan Model Regresi

Hasil dari pengujian klasik yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi dalam penelitian layak dilakukan dikarenakan bisa dikatakan diperolehnya data yang bebas dari masalah normalitas data, tidak terdapatnya autokorelasi dan tidak tedapatnya heterokodesitas, sedangkan dalam hal multikolonieritas hanya tedapat multikolonieritas antara Suku Bunga Bank Indonesia dan inflasi karena suku bungan merupakan memang alat moneter Bank Indonesia Universitas Sumatera Utara untuk mengendalikan inflasi, sehingga langsung berpengaruh cepat namun yang lainnya tidak terdapat multikolonieritas Tabel 4.6 Hasil Estimasi Berganda Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 060314 Time: 22:40 Sample: 2006Q1 2013Q4 Included observations: 32 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1 0.428093 0.185485 2.307961 0.0286 X2 -0.001293 0.000439 -2.945840 0.0064 X3 -1.473727 0.610608 -2.413540 0.0226 C 17.88608 7.573381 2.361703 0.0254 R-squared 0.458778 Mean dependent var 0.157500 Adjusted R-squared 0.400790 S.D. dependent var 2.271051 S.E. of regression 1.757989 Akaike info criterion 4.082687 Sum squared resid 86.53475 Schwarz criterion 4.265904 Log likelihood -61.32300 Hannan-Quinn criter. 4.143418 F-statistic 7.911602 Durbin-Watson stat 1.003436 ProbF-statistic 0.000564 Berdasarkan hasil regresi di atas, adapun model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 17.88608 + 0.428093X1 – 0.001293X2 – 1,473727X3 Dari persamaan berikut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Suku Bunga Bank Indonesia memiliki pengaruh yang positif terhadap Transaksi Berjalan Indonesia dengan koefisien sebesar 17.88608, artinya apabila Suku Bunga Bank Indonesia mengalami peningkatan 1 maka akan mengakibatkan transaksi berjalan Indonesia meningkat sebesar 17.88608 Juta USD. Dari penjelasan di atas dapat dianalisis bahwa pernyataan di atas berlawanan dengan teori. Seperti Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa BI menaikkan BI rate dalam rangka mengurangi Defisit transaksi berjalan yaitu dalam mengurangi dampak Impor indonesia yang terlalu tinggi. Namun dapat dilihat disini bahwa hasilnya adalah positif dikarenakan masih sangat tingginya permintaan penduduk Indonesia akan produk – produk terutama industri-industri dalam negeri yang notabeneya masih menggunakan produk-produk luar negeri dalam bahan baku industri mereka. Nilai Tukar mempunyai pengaruh yang yang negatif terhadap Transaksi Berjalan Indonesia dengan koefisien sebesar 0.001293, artinya apabila Nilai Tukar mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan Transaksi Berjalan Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 0.001293 Juta USD. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi mempunyai pengaruh yang yang negatif terhadap Transaksi Berjalan Indonesia dengan koefisien sebesar 1.473727, artinya apabila Pertumbuhan Ekonomi mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan Transaksi Berjalan Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 1.473727 Juta USD. Pada kali ini juga berbeda dikarenakan berbeda dengan teori. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini didorong oleh konsumsi dan investasi. Semakin tinggi 2 variabel ini maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan asumsi barang dihasilkan dari dalam negeri namun di era globalisasi ini Indonesia erat kaitannya dengan hubungan internasional dikarenakan semakin tingginya tingkat konsumsi orang indonesia menyebabkan diharuskannya memasukkan produk dari luar negeri sehingga menyebabkan tingkat neraca pembayaran Indonesia khususnya Transaksi berjalan mengalami defisit ditambah lagi dengan masalah-masalah Universitas Sumatera Utara structural dari dalam negeri yaitu yang mengaharuskan negara mensubsidi akan kebutuhan minyak daam negeri yang mana akan menyebabkan semakin lebarnya deficit transaksi berjalan

4.2. Uji Kesesuaian Test Goodness of Fit 1. Koefisien Determinasi R – Square