Simpangan Baku Relatif Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi

Alpukat Hijau Panjang yang telah dihaluskan ditimbang secara seksama sebanyak 10 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 9 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml, 1 ml larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgml, 1,5 ml larutan baku natrium konsentrasi 1000 µgml, dan 0,6 ml larutan baku magnesium konsentrasi 1000 µgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan kembali= C F- C A C A x 100 Keterangan: C A = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.5.9 Simpangan Baku Relatif

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Menurut Harmita 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut: RSD = 100 X SD × Universitas Sumatera Utara Keterangan: X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviation Simpangan Baku Relatif

3.5.10 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi

Limit of Quantitation Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitas merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Simpangan Baku Residual x Sy = 2 2 − − ∑ n Yi Y Batas Deteksi LOD = slope x syx 3 Batas Kuantitasi LOQ = slope x sy x 10 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kuantitatif 4.1.1 Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium, Natrium, dan Magnesium Kurva kalibrasi dalam Spektrofotometri Serapan Atom dibuat dengan memasukkan sejumlah tertentu konsentrasi larutan dalam sistem dan dilanjutkan dengan pengukuran absorbansinya. Dalam praktek disarankan untuk membuat paling tidak empat kosentrasi baku yang berbeda dan satu blanko untuk membuat kurva baku linier yang menyatakan hubungan antara absorbansi A dengan konsentrasi analit untuk melakukan analisis Rohman dan Sumantri, 2007. Dari pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y= 0,0100X – 0,0003 untuk kalium, Y= 0,0216X + 0,0029 untuk kalsium, Y= 0,1106X + 0,0025 untuk natrium, dan Y= 0,9570X – 0,0017 untuk magnesium. Kurva kalibrasi larutan baku kalium, kalsium, natrium, dan magnesium dapat dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4. Universitas Sumatera Utara