seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang Kementrian Pertanian Indonesia, 2011.
2.1.5.3 Ketinggian Tempat
Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 meter di atas permukaan laut. Namun,
tanaman ini akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 meter di atas permukaan laut. Untuk tanaman alpukat
ras Meksiko dan Guatemala lebih cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 1000-2000 meter di atas permukaan laut, sedangkan ras Hindia
Barat pada ketinggian 5-1000 meter di atas permukaan laut Kementrian Pertanian Indonesia, 2011.
2.1.6 Manfaat Buah Alpukat
Sejak zaman dulu, buah alpukat sudah dikenal sebagai salah satu makanan yang berkhasiat untuk pengobatan. Manfaat yang dapat diperoleh
dari buah alpukat antara lain dapat membantu dalam menurunkan kolesterol darah, regenerasi darah merah, mencegah anemia, melembabkan kulit, dan
mencegah konstipasi Mahendra dan Rachmawati, 2008. Alpukat kaya akan mineral 14 jenis yang semuanya berguna untuk
mengatur fungsi tubuh dari menstimulasi pertumbuhan. Peran mineral yang menonjol adalah besi dan tembaga yang membantu dalam proses regenerasi
darah merah dan mencegah anemia dan kandungan kalium sebagai pengontrol tekanan darah. Selain itu, ternyata kandungan karbohidrat, gula,
dan beberapa serat atau selulosa pada alpukat rendah. Karena kandungan
Universitas Sumatera Utara
lemaknya, alpukat juga sangat baik digunakan dalam perawatan kulitwajah. Mengoles wajah dengan alpukat akan membuat kulit kering menjadi sedikit
berminyak dan lembab sehingga kesehatan kulit akan terjaga Mahendra dan Rachmawati, 2008.
2.2 Mineral
Mineral merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik pada tingkat sel, jaringan, organ,
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mghari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mghari. Yang termasuk mineral makro
antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium, sedangkan yang termasuk mineral mikro antara lain: besi, mangan dan
tembaga Almatsier, 2002. Keseimbangan ion-ion mineral dalam tubuh mengatur proses
metabolisme, mengatur keseimbangan asam basa, tekanan osmotik, membantu transpor senyawa-senyawa penting pembentuk membran,
beberapa di antaranya merupakan konstituen pembentuk jaringan tubuh. Secara tidak langsung, mineral banyak yang berperan dalam proses
pertumbuhan. Peran mineral dalam tubuh kita berkaitan satu sama lainnya dan kekurangan atau kelebihan salah satu mineral akan berpengaruh terhadap
kerja mineral lainnya Poedjiadi, 1994.
Universitas Sumatera Utara