PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA PADA MATA DIKLAT AUTOCAD DI SMK NEGERI 3 SEMARANG PROGRAM KEAHLIAN GAMBAR BANGUNAN
PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA
PADA MATA DIKLAT AUTOCAD DI SMK NEGERI 3 SEMARANG
PROGRAM KEAHLIAN GAMBAR BANGUNAN
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Adib Wahyu Hidayat 5101406007
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
(2)
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan sepenuhnya jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2013
Adib Wahyu Hidayat 5101406007
(3)
iii Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Sucipto, M.T. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T. NIP. 19630101 199102 1 001 NIP. 19720702 199903 1 002
Penguji I
Drs. Sucipto, M.T.
NIP. 19630101 199102 1 001 Penguji II/Pembimbing I
Drs. Tugino, M.T.
NIP. 19600412 198803 1 001 Penguji III/Pembimbing II
Dra. Sri Handayani, M.Pd NIP. 19671108 199103 2 001
(4)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
”.... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ....” (Q.S. Ar Ra’d: 1). “Siapapun orangnya, yang membiarkan waktu mengatur dirinya, ia akan
mengalami hidup sebagai seorang budak.” (John Arthone).
“Jika ragu, pulang saja. Tetapi kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan jika kamu bisa menghilangkan keyakinan bahwa kamu tidak bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan.”
“Lebih baik melakukan kesalahan, daripada sempurna tetapi tidak mengambil keputusan, karena masa depanmu ditentukan oleh keputusanmu sekarang.”
"You'll Never Walk Alone." (Liverpool FC).
PERSEMBAHAN
(5)
v
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya seta kepada para sahabatnya.
Penulis sangat bersyukur karena dengan rahmat dan hidayah-Nya serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Tutor Sebaya pada Mata Diklat AutoCAD Di SMK Negeri 3 Semarang Program Keahlian Gambar Bangunan”. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terimaksih kepada:
1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Sucipto, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dan Penguji I.
3. Diharto, S.T M.Si selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
4. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
5. Drs. Tugino, M.T selaku Penguji II dan Pembimbing I yang telah bersedia memberikan waktu dan masukannya untuk skripsi ini.
(6)
vi
6. Dra. Sri Handayani, M.Pd selaku Penguji III dan Pembimbing II juga Dosen Wali yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu serta kakak tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan, kasih dan perhatiannya.
8. Teman-teman jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang dan teman-teman kos yang sering membantuku.
9. Juga semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu yang ttelah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak sekali kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala berlipat ganda atas bantuan dan kebaikannya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin, ya robbal ‘alamin.
Semarang, Agustus 2013
(7)
vii Tugino, M.T dan Dra. Sri handayani, M.Pd.
Kata Kunci : Tutor Sebaya, AutoCAD, SMK N 3 Semarang, Program Keahlian Gambar Bangunan.
Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa dan guru. Selama ini di SMK N 3 Semarang proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode konvensional. Dan nilai hasil belajar siswa kurang optimal, untuk mengatasi hal itu diperlukan suatu media pembelajaran yang lebih menarik perhatian dan minat belajar siswa agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Tutor sebaya, melalui metode ini siswa bisa berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan. Permasalahan yang ingin penulis kaji didalam skripsi ini adalah : “Bagaimanakah rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode tutor sebaya pada mata diklat AutoCAD?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode tutor sebaya dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata diklat AutoCAD.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan semester I SMK Negeri 3 Semarang, dimana sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X TGB-1 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI TGB-2 yang berjumlah 31 siswa sebagai siswa kelas kontrol.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen rata-rata kemampuan awalnya mencapai 60,67 sedangkan pada kelas kontrol mencapai 60,54. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok ekperimen menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvesional biasa, terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil post test hasil belajar yaitu kelas kontrol mencapai 81,36 sedangkan untuk kelas eksperimen mencapai 87,33. Ketuntasan belajar pada kelas yang di ajar dengan menggunakan metode tutor sebaya adalah sebesar 90% sedangkan ketuntasan belajar pada kelas yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah sebesar 70%.
Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan metode tutor sebaya dengan hasil belajar dengan menggunakan metode konvensional. Berdasarkan pada hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode tutor sebaya sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.
(8)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Perumusan masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat ... 4
1.5 Penegasan Istilah ... 4
(9)
ix
2.3 Tutor Sebaya ...10
2.4 AutoCAD ...16
2.5 Hipotesis Penelitian ...17
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ...19
3.2 Metode Penelitian ...19
3.3 Variabel Penelitian ...20
3.4 Metode Pengumpulan Data ...21
3.5 Validitas dan Reliabilitas ...21
3.6 Metode Analisis Data ...25
4. HASIL PELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Awal ...29
4.2 Analisis Data Akhir ...34
4.3 Hasil Penelitian ...37
4.4 Pembahasan ...38
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...41
5.2 Saran ...42
(10)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ...19
Tabel 4.1 Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...29
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pre Test ...30
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Pre Test ...31
Tabel 4.4 Uji t Pre Test ...32
Tabel 4.4 Hasil Post Test ...33
Tabel 4.5 Uji Normalitas Post Test ...34
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Post Test ...35
(11)
xi
Lampiran 2 Daftar Nama Kelas Uji Coba ...49
Lampiran 3 Daftar Nama Kelas Eksperimen ...50
Lampiran 4 Daftar Nama Kelas Kontrol ...51
Lampiran 5 Tabel Kisi-Kisi Uji Coba Instrument ...52
Lampiran 6 Soal Uji Coba ...53
Lampiran 7 Lembar Jawaban ...57
Lampiran 8 Tabel Analisis Validitas ...58
Lampiran 9 Perhitungan Validitas Butir Soal ...61
Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Instrumen ...64
Lampirab 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ...65
Lampiran 12 Perhitungan Daya Pembeda Soal ...67
Lampiran 13 Tabel Kisi-Kisi Pre Test ...69
Lampiran 14 Soal Pre Test ...70
Lampiran 15 Lembar Jawaban ...73
Lampiran 16 Tabel Kisi-Kisi Post Test ...74
Lampiran 17 Soal Post Test ...75
Lampiran 18 Lembar Jawaban ...78
(12)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Guru adalah jabatan dan pekerja profesional. Kalimat itu sudah sering didengar dan diucapkan, tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dirasakan, dinilai, diamati dari situasi kelas, hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa terhadap tugas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ukuran yang mudah digunakan untuk mengukur keprofesionalan guru adalah jika kelas yang diajar menjadi “surganya siswa untuk belajar”, atau “kehadiran guru sebagai pengajar di kelas dinantikan siswa”.
Sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Jadi intinya, daya tarik suatu pembelajaran ditentukan oleh mata pelajaran dan cara mengajar guru itu sendiri.
Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya kerangka pembelajaran secara konseptual atau yang disebut model pembelajaran. Salah satu metode yang dianggap mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan lebih menyenangkan adalah dengan metode kelompok model tutor sebaya. Melalui metode ini siswa bisa berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk
(13)
menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yang telah ditetapkan. Bantuan yang diberikan teman - teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya.
Penguasaan materi pelajaran akan lebih cepat ditangkap oleh siswa yang pandai, sebaliknya siswa yang daya tangkapnya kurang akan mendapat kesulitan dalam menerima materi pelajaran. Oleh karena itu, siswa yang daya tangkapnya kurang perlu diberikan waktu tersendiri atau jam tambahan setelah jam perpelajaranan selesai.
Kelebihan lain sistem tutor sebaya dapat meminimalisir kesenjangan yang terjadi antara siswa yang prestasinya rendah dengan siswa yang prestasinya lebih tinggi dalam suatu kelas. Selanjutnya siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu diharapkan tumbuh dari terciptanya hubungan yang saling menentukan dan membutuhkan antara guru, siswa yang prestasinya yang tergolong tinggi dan siswa yang prestasinya rendah. Dampak semuanya ini, seorang guru dituntut untuk mempersiapkan, memaksimalkan kemampuannya tanpa harus menjadi informatory (pemberi informasi) saja tetapi guru juga berfungsi sebagai mediator, komunikator, fasilitator dan tutor sehingga guru mampu memberikan tugas yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa yang pada akhirnya dapat memotivasi siswa dalam peningkatan prestasi belajar.
(14)
3
Dari uraian di atas perlu kiranya diteliti lebih lanjut, apakah metode tutor sebaya lebih efektif daripada metode pemberian tugas. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA PADA MATA DIKLAT AUTOCAD DI SMK NEGERI 3 SEMARANG PROGRAM KEAHLIAN GAMBAR BANGUNAN"
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penelitian adalah:
(1) Bagaimanakah rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode tutor sebaya pada mata diklat AutoCAD di SMK Negeri 3 Semarang Program Keahlian Gambar Bangunan ditunjukkan dengan nilai? (2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar
yang menggunakan metode tutor sebaya dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada mata diklat AutoCAD di SMK Negeri 3 Semarang Program Keahlian Gambar Bangunan?
(15)
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah:
(1) Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode tutor sebaya pada mata diklat AutoCAD di SMK Negeri 3 Semarang Program Keahlian Gambar Bangunan.
(2) Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode tutor sebaya dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata diklat AutoCAD di SMK Negeri 3 Semarang Program Keahlian Gambar Bangunan.
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, yaitu :
(1) Bagi guru, menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan dalam proses pembelajaran pada mata diklat AutoCAD.
(2) Bagi peserta didik, peserta didik memperoleh cara belajar yang efektif dan menyenangkan.
(3) Bagi penulis, menjadi masukan untuk memperluas wawasan tentang alternatif model pembelajaran terutama pada mata diklat AutoCAD.
(16)
5
1.5.
Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dan untuk mewujudkan kesatuan berfikir pembaca, pada penelitian ini perlu ditegaskan istilah-istilah yang ada, khususnya yang berhubungan dengan judul penelitian. (1) Penerapan
Penerapan adalah realisasi dari salah satu aplikasi, atau pelaksanaan rencana, ide, model, desain, spesifikasi, standar, atau kebijakan.
(2) Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Tutor dalam penelitian ini diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi.
(3) Mata Diklat AutoCAD
Mata diklat AutoCAD adalah salah satu mata diklat (pendidikan dan latihan) pada program keahlian Gambar Bangunan yang memberikan kemampuan pada siswa dalam membuat gambar bangunan 2D atau 3D.
(4) SMK Negeri 3 Semarang
SMK Negeri 3 Semarang merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang terletak di Jl. Admodirono Raya No 7A Wonodri Kecamatan Semarang Selatan. Dalam penelitian ini mengambil kelas X program keahlian Gambar Bangunan.
(17)
1.6.
Sistematika Penulisan
Sistematika dari skripsi ini adalah sebagai berikut: (1) Bagian Awal
Bagian ini berisi: Judul, Pengesahan, Persembahan, Motto, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Lampiran.
(2) Bagian Isi
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika Penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Bab ini berisi teori - teori yang mendukung terhadap alasan pemilihan judul dan kerangka berpikir serta hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi: Populasi dan Sampel Penelitian, Metode Penelitian, Variabel Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Validitas dan Reliabilitas Instrumen, dan Analisis Data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menguraikan tentang penelitian yang berupa hasil penelitian, dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Bagian ini berisi berisi: Kesimpulan dan Saran. (3) Bagian Akhir
(18)
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1
Metode Pembelajaran
Metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara, dengan demikian definisi metode adalah suatu jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Pada dasarnya istilah metode telah tercakup dalam pengertian metodologi yaitu sebagai bagian dari kumpulan dari metode-metode di dalam pengajaran.
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan sarana interaksi antara guru dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pengajaran, serta kemampuan guru memahami dan melaksanakan metode tersebut.
Guru hendaknya cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang banyak melibatkan siswa secara aktif. Salah satunya guru bisa menerapkan menerapkan tutor sebaya. Dimana tutor sebaya ini termasuk kedalam Method Peer Theaching atau sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
(19)
2.2
Belajar
2.2.1 Pengertian Belajar
Selama hidupnya manusia tak henti belajar, disadari atau tidak, sengaja maupun tidak sengaja. Diantara mereka ada yang berhasildan ada juga yang gagal. Ada yang belajar dengan perasaan senang, tetapi ada juga belajar dengan perasaan tertekan.
Orang barat sering mengumandangkan motto bahwa belajar itu harus merupakan kegiatan yang menyenangkan (enjoyable and fun). Orang timur sering mengungkapkan hal sebaliknya yaitu belajar melalui kawah Candra Dimuka,
artinya melalui perjuangan, ketekunan, latihan yang berat dan keprihatinan. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dengan prestasi belajar, telah banyak para ahli mencoba untuk menyelidiki peristiwa belajar dengan memandang dari berbagai aspek, sehingga menimbulkan berbagai macam pengertian belajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar dartikan sama dengan berlatih atau berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam pengertian yang umum, belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut bukan disebabkan faktor kelelahan, kematangan ataupun karena mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Menurut Suparno (2000:2), di dalam kenyataan perubahan dalam bentuk respons-respons sebagai hasil belajar yang mudah terlihat, tetapi ada pula yang tidak terlihat. Sedangkan menurut Dimyati
(20)
9
dan Mudjiono (1999:9), belajar adalah suatu perubahan pada diri seseorang yang terjadi karena pengalaman.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu dalam memperoleh perubahan baik yang dapat terlihat ataupun tidak terlihat sebagai hasil pengalaman dan latihan untuk memperoleh keterampilan baru.
2.2.2 Unsur dan Faktor yang Mempengaruhi Belajar Unsur-unsur dalam belajar antara lain sebagai berikut.
(a) Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar dan peserta latihan.
(b) Rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajaran disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang terdapat banyak stimulus yang berada di lingkungannya.
(c) Memori. Memori pembelajaran berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan aktivitas belajar sebelumnya.
(d) Respon. Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance) (Anni, 2004:3-4).
(21)
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: (a) Faktor internal meliputi: aspek fisik, psikis, dan sosial, dan
(b) Faktor eksternal meliputi: tingkat kesulitan bahan ajar, tempat belajar, iklim atau cuaca dan suasana lingkungan.
Oleh karena itu agar belajar berlangsung efektif pada diri peserta didik, pendidik harus menguasai bahan belajar keterampilan dan evaluasi pembelajaran secara terpadu (Anni, 2004:11-12).
2.3
Tutor Sebaya
2.3.1 Pengertian Tutor Sebaya
Tutor menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa. Dan tutorial adalah pengajaran tambahan melalui tutor. Sedangkan definisi sebaya yaitu seumur, sepermainan atau sekelas.
Ada beberapa teori dalam mendasari strategi pembelajaran dengan tutor sebaya adalah sebagai berikut.
(a) Zaini (dalam Suyitno, 2004:36) mengemukakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu peserta didik dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.
(22)
11
(b) Winataputra (1999 : 380) mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
(c) Conny Semiawan (dalam Suherman dkk, 2003:276) mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah peserta didik yang pandai memberikan bantuan belajar kepada peserta didik yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan teman-teman di luar sekolah.
(d) Suryo dan Amin (1984:51) mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu para peserta didik tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
(e) Winkel (1996:401) mengemukakan bahwa pengajaran tutoring merupakan pengajaran melalui kelompok yang terdiri atas satu peserta didik dan satu pengajar (tutor, mentor) atau boleh jadi seorang peserta didik mampu memegang tugas sebagai mentor, bahkan sampai taraf tertentu dapat menjadi tutor.
(23)
2.3.2 Penerapan Tutor Sebaya
Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman sekelas dan memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman yang akan diberikan bantuan, maka tutor dikenal dengan sebutan tutor sebaya.
Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut.
(a) Memiliki kepandaian lebih unggul daripada siswa lain.
(b) Memiliki kecakapan menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. (c) Mempunyai kesadaran untuk membantu teman lain.
(d) Dapat diterima dan disenangi siswa yang mendapat program tutor sebaya, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya dan rajin.
(e) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
(f) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.
(24)
13
Agar pelaksanaan pengajaran tutor sebaya dapat berlangsung secara efektif dan berhasil, guru perlu memperhatikan pemilihan petugas tutor sebaya dan pembentukan kelompok. Banyaknya petugas tutor sebaya ditentukan oleh ciri-ciri yang telah disebutkan di atas dan disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelas tersebut dan banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelompok yang akan direncanakan.
Mengenai berapa banyaknya anggota setiap kelompok tidak ada ketentuan yang mutlak harus ditaati sebagai pedoman. Kelompok kecil sebaiknya dengan anggota 4-5 orang, dengan dasar pemikiran bahwa makin banyak anggota kelompoknya, keefektifan, keefektifan belajar tiap anggota berkurang. Sebaliknya jika terlalu sedikit 2 atau 3 orang, kurang dapat membentuk iklim kelompok yang baik. Kelompok-kelompok itu dapat dibentuk atas dasar minat dan latar belakang, pengalaman atau prestasi belajar. Kehangatan atau iklim kelompok yang baik dapat terbentuk berdasarkan adanya rasa persaudaraan antar anggota.
Menurut Hamalik (1998:163) tahap-tahap kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya adalah sebagai berikut :
(25)
2.3.2.1Tahap Persiapan
Tahap persiapan itu antara lain sebagai berikut
(1) Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
(2) Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk.
(3) Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu..
(4) Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang yang terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk di sebar pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan.
(26)
15
2.3.2.2Tahap pelaksanaan
(1) Setiap pertemuan guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang di ajarkan.
(2) Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri. Tutor sebaya menanyai anggota kelompoknya secara bergantian akan hal-hal yang belum dimengerti, demikian pula halnya dengan menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang tidak diselesaikan barulah tutor meminta bantuan guru.
(3) Guru mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompoknya.
2.3.2.3Tahap evaluasi
(1) Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok untuk mengetahui apakah tutor sudah menjelaskan tugasnya atau belum.
(27)
2.4
AutoCAD
2.4.1 Pengertian AutoCAD
Pengertian CAD (computer aided design) sendiri adalah program computer desain grafis yang menyediakan fasilitas untuk membuat gambar teknik yanglengkap dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Sesuai dengan perkembangan teknologikhususnya komputer, semakin banyak program-program aplikasi CAD yang diperuntukkan bagi masyarakat umum atau khusus untuk kalangan industri,seperti AutoCAD, ArchiCAD, 3D Home Design, Sketchup, Architec Mechanical Desktop, Pro Egineering, Piping Drawing, 3d Max dan sebagainya.
AutoCAD merupakan suatu program computer aided design untuk membuat garis-garis 2D maupun dalam 3D dan berwarna. AutoCAD dibuat oleh suatu perusahaan yang bernama Autodesk.AutoCAD dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas untuk membuat garis, pandangan dengan ketepatan yang tinggi.
AutoCAD adalah perangkat lunak yang menyediakan fasilitas atau program untuk bermacam-macam keperluan menggambar di layar komputer sesuai dengan disiplin ilmu yang dikehendakinya. AutoCAD merupakan salah satu program aplikasi untuk membantumenggambar teknik.Program aplikasi ini merupakan produk Autodesk yang telah mengalami penyempurnaan.
Dalam menggambar menggunakan program AutoCAD, ada beberapa hal yang harus dikuasai, antara lain:
(a) Harus mempunyai pengetahuan dasar teknik bangunan; (b) Menguasai gambar bestek;
(28)
17
2.4.2 Mata Diklat AutoCAD
Program produktif yaitu kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja.
Mata diklat AutoCAD adalah salah satu matadiklat (pendidikan dan latihan) pada Program Keahlian Gambar Bangunan yang memberikan kemampuan padasiswa dalam membuat gambar bangunan 2D atau 3D. SMK Negeri 3 Semarang merupakan salah satu SMK Negeri yang bergerak pada konsentrasi Teknologi dan Industri, yang di dalamnya terdapat beberapa program keahlian.Diantaranya adalah Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB), pada setiap program keahlian tentunya memiliki mata diklat produktif yang berbeda.Mata diklat AutoCAD merupakan salah satu dari banyak mata diklat pada program produktif.
2.5
Kerangka Berfikir
Keberhasilan suatu pengajaran tidak hanya karena sarana dan prasarana yang lengkap, sebaik apapun buku praktek yang disediakan, penguasaan materi oleh guru dan ketrampilan guru dalam menyajikan materi tetap memegang peranan.
Tutor sebaya ini diharapkan agar siswa akan lebih aktif dan tidak merasa bosan dalam menerima materi yang disampaikan sehingga terjadi proses belajar siswa yang aktif, dengan terjadinya proses belajar siswa yang lebih mengaitkan kehidupan nyata maka diharapkan prestasi belajar siswa juga akan lebih baik.
(29)
Beberapa kelebihan metode tutor sebaya antara lain terciptanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara peserta didik yang dibantu dengan peserta didik sebagai tutor yang membantu. Juga, kegiatan ini merupakan kesempatan bagi tutor sendiri untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar. Jadi dengan kata lain, tutor sebaya diharapkan agar siswa merasa nyaman ketika memperoleh pendidikan, setelah itu tentunya siswa akan menjadi aktif dalam belajar.
2.6
Hipotesis Penelitian
Penelitian pada umumnya untuk mengkaji kebenaran suatu dugaan yang dilakukan sebelum penelitian dimulai. Sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian diatas penulis mengemukakan hipotesis bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dengan menggunakan metode tutor sebaya dengan hasil belajar dengan menggunakan metode konvensional.
(30)
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan semester I SMK Negeri 3 Semarang tahun pelajaran 2012/2013.
3.1.2 Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling, dimana teknik pengambilan sampel pada semua populasi. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X TGB-1 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI TGB-2 yang berjumlah 31 siswa sebagai siswa kelas kontrol.
3.2
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang akan digunakan yaitu melalui pendekatan eksperimen. Pada pelaksanaannya akan digunakan pola desain penelitian sebagai berikut:
(31)
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian
Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Tes Eksperimen Hasil Ulangan (Nilai)
Sebelumnya
Metode Pembelajaran
Tutor Sebaya Tes Akhir Kontrol Hasil Ulangan (Nilai)
Sebelumnya
Metode Pembelajaran
Konvensional Tes Akhir
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, peneliti akan memberi perlakuan pada kelas eksperimen dengan metode pembelajaran tutor sebaya dan kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvensional, sebagai pembanding. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya, kemudian mengadakan tes akhir untuk melihat hasil pembelajarannya. sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan setelah pembelajaran selesai diberikan tes akhir yang sama dengan tes yang diberikan pada kelas eksperimen.
3.3
Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hasil belajar. Adapun penjelasan kategori dalam variabel tersebut, yaitu:
Variabel (X1) = hasil belajar metode pembelajaran tutor sebaya pada mata diklat AutoCAD;
Variabel (X2) = hasil belajar metode pembelajaran konvensional pada mata diklat AutoCAD.
(32)
21
3.4
Metode Pengumpulan Data
Data adalah bahan yang dibutuhkan dalam membuktikan suatu penelitian. Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129).
Metode pengumpulan data meliputi metode dokumentasi dan metode tes. (1) Metode dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa, serta jumlah kelas X TGB 1 dan X TGB 2 di SMK Negeri 3 Semarang.
(2) Soal Tes
Metode ini digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar setelah proses belajar mengajar berlangsung dan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar antara kedua sampel.
3.5
Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Validitas
Menurut Arikunto, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (2006:144). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi dan sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki tingkat validitas yang rendah. Dalam penelitian ini semakin tinggi tingkat validitas instrumen, maka semakin baik instrumen tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari setiap variabel yang diukur
(33)
dengan tepat. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya angket dari variable.
Untuk mengukur validitas ini dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir instrumen dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai X dan skor toal dipandang sebagai Y. Sebuah item butir instrumen memiliki validitas yang tinggi jika skor pada butir instrumen mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus korelasi. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:
rxy =
2 2
2
2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N
Keterangan
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden
X = Jumlah skor item
Y = Jumlah skor total (Arikunto, 2006: 146)
Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefesien korelasi (r) pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% apabila rxy hitung > rxy tabel maka instrumen tersebut dapat dinyatakan valid, sehingga instrumen tersebut dapat dinyatakan layak untuk mengambil data.
(34)
23
3.5.2 Reliabilitas
Menurut Arikunto, reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (2006:154). Instrumen yang sudah dapat dinyatakan reliabel, ketika digunakan untuk mengambil data, maka data yang diperoleh sudah dapat dipercaya kebenarannya. Relibilitas disini menunjukan pada tingkat keterandalan suatu instrumen dalam mengumpulkan data.
Pada penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas instrumen tentang penerapan metode tutor sebaya pada mata diklat Autocad di Smk Negeri 3 Semarang program keahlian gambar bangunan, maka peneliti menggunakan reliabilitas internal, dengan menggunakan rumus alpha. Adapun yang menjadi dasar dari penggunaan rumus ini adalah instrument yang akan dicari reliabilitasnya berbentuk angket. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
r11 =
2
2
1
1 t
b
k k
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b = jumlah varians butir
t = varians total (Arikunto, 2002:171)
(35)
Setelah diperoleh perhitungan, koefesien reliabilitas selanjutnya dikonsultasikan dengan r pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%. Apabila R11 > rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.
3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah derajat atau tingkat kesulitan yang dimiliki oleh sebuah soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P = indeks kesukaran soal n = banyaknya siswa yang benar JS = jumlah pesertates
Kriteria taraf kesukaran soal adalah sebagai berikut : P = 0,00 - 0,30 (soal sukar)
P = 0,30 – 0,70 (soal sedang) P = 0,70 – 1,00 (soal mudah)
(36)
25
3.6
Metode Analisis Data
3.6.1 Teknik Analisis Data
Setelah diperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yaitu dengan melakukan tes akhir dari materi yang telah dipelajari, maka uji hipotesis tahap akhir. Pada uji tahap akhir ini juga melakukan uji normalitas, uji varians, dan uji kesamaan rata-rata.
3.6.2 Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan odianalisis yaitu nilai tes akhir dari materi yang telah dipelajari. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H : data berdistribusi normal
H : data tidak berdistribusi normal Rumus yang digunakan :
Keterangan :
χ : Chi kuadrat
f0 : Frekuensi yang diobservasi fh : Frekuensi yang diharapkan
Harga χ dikonsultasikan dengan χ dengan derajat kebebasan dengan
dk = ( k−3). Banyaknya interval kelas dikurangi dengan 3 pada taraf signifikasi α= 5%.
k1
i h
2 h o 2
f
f
f
(37)
Apabila χ < χ ( ) ( ) maka H diterima atau sampel bedistribusi normal. (Sudjana, 2002: 293)
Dengan rumus varians s = ∑ (∑ )
( ) (Sudjana, 2002:95)
3.6.3 Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui bahwa kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai varians yang sama.
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H : σ = σ (varians kedua kelompok homogen)
H : σ ≠ σ (varians kedua kelompok tidak homogen) dengan σ = varians kelas eksperimen
σ = varians kelas kontrol Statistik yang digunakan adalah:
F = var ians ter besar var ians ter kecil
Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak jika F ≥F ( ) ( ) dengan taraf nyata 5%. (Sudjana, 2002:249-250).
(38)
27
3.6.4 Uji Hipotesis (uji kesamaan rata-rata pihak kanan)
Hipotesis yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata dengan uji pihak kanan adalah sebagai berikut.
H : μ = μ : artinya rata-rata kemampuan pemahaman dan penguasaan materi membuat sponing dengan optimalisasi mesin stasioner dan pendampingan struktur sama dengan kemampuan konsep siswa yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan mesin stasioner tanpa perlakuan.
H : μ > μ : artinya rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi pokok membuat sponing dengan optimalisasi mesin stasioner dan pendampingan struktur lebih baik dibanding dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep siswa yang dikenai pembelajaran menggunakan mesin stasioner tanpa perlakuan.
Dimana:
μ : Kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi pokok membuat sponing dengan dengan optimalisasi mesin stasioner dan pendampingan instruktur.
μ : Kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi pokok membuat sponing dengan menggunakan mesin stasioner tanpa perlakuan.
(39)
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Kriteria pengujian adalah H diterima jika t < t( ) ( )
Keterangan: t : koefisien t
s12 : varians kelompok eksperimen s22 : varians kelompok kontrol s : simpangan baku gabungan
n1 : jumlah siswa kelompok eksperimen n2 : jumlah siswa kelompok kontrol
x : nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
x : nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol
s : simpangan baku kelas eksperimen
s : simpangan baku kelas kontrol (Sudjana, 2002:239-243).
2 2
2
2
xy
r
(40)
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Analisis Data Awal
Sebelum pelaksanaan pre test terlebih dahulu diadakan uji coba instrument. Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas X TGB sebanyak 34 siswa, setelah diadakan uji coba instrumen maka diadakan pelaksanaan pre test di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian dan pembahasan dalam bab ini adalah uraian hasil penelitian di SMK Negeri 3 Semarang yaitu tentang hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen, dan kelas kontrol setelah dikenai pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen yaitu kelas X TGB 1 dikenai pembelajaran dengan metode pembelajaran tutor sebaya, dan kelas kontrol yaitu kelas X TGB 2 dikenai pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional. Data yang diperoleh tentang prestasi belajar kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku untuk seluruh populasi dalam penelitian. Hasil penelitian yang diuraikan adalah analisis data awal, dan analisis data akhir.
4.1.1 Deskriptif Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test)
Analisis data awal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal kelas sampel apakah berasal dari keadaan yang sama. Data awal yang digunakan diambil dari nilai ujian pre test kelas eksperimen X TGB 1, dan kelas kontrol pada
(41)
kelas X TGB 2. Analisis yang dilakukan pada data awal yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata data awal.
Hasil pre test pada penelitian yang di lakukan di SMK Negeri 3 Semarang pada mata diklat AutoCAD, dapat dilihat pada tabel Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Tabel 4.1. Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kriteria n Minimal Maksimal Mean
Nilai Kelompok Eksperimen Nilai Kelompok Kontrol
30 31
50 50
73 73
60,67 60,54 Sumber : Analisis data penelitian
Berdasarkan tabel Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol, dari 30 siswa kelompok eksperimen rata-rata kemampuan awalnya hanya mencapai 60,67, sedangkan dari 31 siswa kelompok kontrol mencapai 60,54. Kemampuan awal tertinggi dari siswa kelompok eksperimen mencapai 73 dan kemampuan terendahnya untuk kelompok eksperimen 50 dan Untuk nilai pre test pada kelas kontrol nilai kemampuan sama yaitu 73 dan terendahnya mencapai 50. Rata-rata kedua kelas ini berada dibawah batas ketuntasan yaitu 75.
4.1.2 Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah nilai ujian pre test pada peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian Ho diterima jika 2 2 21 1
X tabel X k hitung
X , 0,05 dengan
(42)
31
Alasan digunakannya taraf signifikansi () = 0,05 dikarenakan peluang terjadinya kesalahan 0,05 cukup untuk masalah sosial termasuk pendidikan.
Hipotesis:
H : data berdistribusi normal
H : data tidak berdistribusi normal
Hasil pengujian normalitas data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel Uji Normalitas.
Tabel 4.2. Uji Normalitas
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
hitung
X2 6,02 6,51
Dk 6 6
Tabel
X2 7,81 11,07
Kriteria Normal Normal
Sumber : Analisis data penelitian
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh X2hitung untuk kelompok
eksperimen sebesar 6,02 dan kelompok kontrol 7,42. Kedua nilai tersebut kurang dari X2Tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 6 yaitu 6,51 untuk eksperimen
dan dk = 6 yaitu 11,07 untuk kontrol, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika parametrik.
(43)
4.1.3 Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varians)
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas varians dari kelas eksperiman dan kelas kontrol. Hasil pengujian homogenitas data awal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan output uji homogenitas diperoleh besar X2 hitung adalah 7,138 pada kelompok eksperimen dengan X2 tabel = 7,81. Besar X2 hitung adalah 6,123 pada kelompok kontrol dengan X2 tabel = 7,81. Dengan kriteria pengujian Ho diterima jika X2hitungX21k1),. Jadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang homogen.
Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah nilai awal sampel mempunyai varians yang homogen.
Ho : m1m2 Ha : m1 m2
il iansterkec
terbesar Varians
F var
Hasil uji kesamaan varians data pre test antara kelompok eksperimen dan kontrol pada lampiran dan terangkum pada tabel Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varians).
Tabel 4.3 Uji Homogenitas ( Kesamaan Dua Varians)
Kelompok Varians F hitung F Tabel Keterangan Eksperimen 42,45
1,153 2,08
Signifikan
Kontrol 48,96 Signifikan
(44)
33
Karena Fhitung
tabel F
pada taraf kesalahan 5% dan diperoleh Fhitung =
1,153 dan Ftabel = 2,08 dan berarti Ha diterima. Jadi sampel berasal dari populasi
dengan varians yang homogen.
4.1.4 Uji Perbedaan Rata-rata Pre-Test (Uji t)
Berdasarkan uji homogenitas data awal kedua kelas sampel diperoleh sampel homogen sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji kesamaan rata-rata. Hasil uji perbedaan rata-rata data akhir selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan output uji t di atas diperoleh kriteria perbedaan rata-rata juga bisa dilakukan dengan membandingkan nilai t pada output (t ) dengan t . Nilai t = 0,074 < t = 2,00 berarti H diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol sebelum dilakukan pembelajaran, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel Uji Perbedaan Rata-rata Pre tes Test (Uji t).
Tabel 4.4. Uji Perbedaan Rata-rata Pre-Test (Uji t)
Kelas Rata-rata Dk thitung ttabel Kriteria Eksperimen 60,67 65,0
0.074 2.00 Tidak ada perbedaan Kontrol 60,54 65.0
(45)
4.2.
Analisis Data Akhir
4.2.1. Deskriptif Data Prestasi Belajar
Setelah pelaksanaan penelitian di SMK Negeri 3 Semarang pada mata diklat AutoCAD kelas X TGB. Adapun hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat di lihat nilai rata-rata prestasi belajar setelah diadakan perlakuan pembelajaran dengan metode pembelajaran tutor sebaya dan metode pembelajaran konvensional dan dapat dilihat pada tabel hasil post test kelompok eksperimen dan kontrol.
Tabel 4.5. Hasil Post Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol.
Kriteria n Minimal Maksimal Mean
Nilai Kelompok Eksperimen Nilai Kelompok Kontrol
30 31
73 70
100 70
87,33 81,36 Sumber : Analisis data penelitian
berdasarkan pada tabel hasil post test kelompok eksperimen dan kontrol, dari 30 siswa kelompok eksperimen rata-rata hasil belajar setelah pembelajaran mencapai 87,33, sedangkan dari 31 siswa kelompok kontrol mencapai 81,36. Hasil belajar tertinggi pada kelompok eksperimen dapat mencapai 100 dan terendah 73. Pada kelompok kontrol, nilai tertinggi 100 dan terendah 70.
(46)
35
4.2.2. Uji Normalitas
Hasil Hasil uji normalitas data post tes dari kedua kelompok pada lampiran dan terangkum pada tabel Uji Normalitas.
Tabel 4.6. Uji Normalitas
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
hitung
X2 7,38 7,55
Dk 6 6
Tabel
X2 9,49 11,07
Kriteria Normal Normal
Sumber : Analisis data penelitian
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh X2hitung untuk kelompok
eksperimen sebesar 7,38 dan kelompok kontrol 7,55. Kedua nilai tersebut kurang dari X2Tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 6 yaitu 9,49 untuk eksperimen
dan dk = 6 yaitu 11,07 untuk kontrol, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya.
4.2.3. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varians)
Uji Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah nilai akhir sampel mempunyai varians yang homogen.
Ho : m1m2 Ha : m1m2
kecil Varianster
terbesar Varians
(47)
Hasil uji kesamaan varians data pre test antara kelompok eksperimen dan kontrol pada lampiran dan terangkum pada tabel Uji Homogenitas ( Kesamaan Dua Varians).
Tabel 4.7. Uji Homogenitas ( Kesamaan Dua Varians) Kelompok Varians F
hitung F Tabel Keterangan
Eksperimen 57,01
1,48 2,00
Signifikan
Kontrol 84,84 Signifikan
Sumber : Analisis data penelitian Karena Fhitung
tabel F
pada taraf kesalahan 5% dan diperoleh Fhitung = 1,48
dan Ftabel = 2,00, berarti Ha diterima. Jadi sampel berasal dari populasi dengan
varians yang homogen. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran.
4.2.4. Uji Perbedaan Rata-rata Post-Test (Uji t)
Uji perbedaan rata-rata data post test antara kelompok eksperimen dan kontrol pada lampiran dan terangkum pada tabel Uji Perbedaan Rata-rata Post test (Uji t).
Tabel 4.8. Uji Perbedaan Rata-rata Post test (Uji t).
Kelas Rata-rata Dk thitung ttabel Kriteria Eksperimen 87,33 65
2,766 2.00 ada
perbedaan
Kontrol 81,36 65
Sumber : Analisis data penelitian
Berdasarkan uji homogenitas data akhir kedua kelas sampel diperoleh sampel homogen sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji perbedaan rata-rata. Hasil uji perbedaan rata-rata data akhir selengkapnya dapat
(48)
37
dilihat pada lampiran. Berdasarkan output uji t di atas diperoleh kriteria perbedaan rata-rata juga bisa dilakukan dengan membandingkan nilai t pada output (t ) dengan t . Nilai t = 2,76 > t = 2,00 berarti H ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata –rata kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel Uji Perbedaan Rata-rata Post Test (Uji t).
4.3.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan dalam bab ini adalah uraian hasil penelitian di SMK Negeri 3 Semarang yaitu tentang hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dikenai pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen yaitu kelas X TGB 1 dikenai pembelajaran metode pembelajaran Tutor Sebaya, dan kelas kontrol yaitu kelas X TGB 2 dikenai pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional. Data yang diperoleh tentang hasil belajar kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku untuk seluruh populasi dalam penelitian. Hasil penelitian yang diuraikan adalah analisis data awal, dan analisis data akhir. Adapun untuk kelas eksperimen pada saat pre test sebelum di berikan pembelajaran dengan rata-rata 60,67 sedangkan untuk kelas kontrol dengan rata-rata 60,54. Setelah diadakan pembelajaran untuk kelas eksperimen nilai rata-rata menjadi 87,33 di karenakan menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya, sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata
(49)
81,36. Dapat di simpulkan bahwa setelah menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional.
4.4.
Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini meliputi pembahasan nilai hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perlakuan metode pembelajaran yang berbeda setelah perlakuan pembelajaran dilaksanakan dalam penelitian dan ketuntasan belajar.
4.4.1 Pembahasan Nilai Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan seseorang yang telah dicapai melalui suatu usaha dengan latihan atau sejumlah evaluasi yang diadakan oleh guru untuk membuktikan bahwa siswa telah menyerap atau menguasai ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap selama proses belajar mengajar berlangsung.
Gambar 4.1 Rata-rata nilai pre test dan post test kelas eksperimen
Nilai
Pre Test 60,67
Post Test 87,33
30 50 70 90
N
ILA
I
R
A
TA
-R
A
TA
(50)
39
Gambar 4.2 Rata-rata nilai pre test dan post test kelas kontrol
Gambar 4.3 Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol
Nilai
Post Test 60,54
Pre Test 81,36
30 50 70 90
N
ILA
I
R
A
TA
-R
A
TA
HASIL TEST
Nilai
Ekperimen 87,33
Kontrol 81,36
30 50 70 90
N
ILA
I
R
A
TA
-R
A
TA
(51)
Dari rata-rata hasil belajar dengan menggunakan metode eksperimen, dapat dilihat pada gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar pre test sebesar 60,67, kemudian setelah diadakan post test menjadi 87,33. Sedangkan untuk metode kelas kontrol, dapat dilihat pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar pre test sebesar 60,54, kemudian setelah diadakan post test menjadi 81,36.
Dari penelitian ini, dari gambar 4.3 diketahui bahwa nilai hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen setelah diberikan metode tutor sebaya lebih tinggi yaitu 87,33 dibandingkan dengan nilai hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran yang konvensional yaitu 81,36.
Perbedaan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa peran tutor sebaya berpengaruh pada hasil belajar siswa kelas ekperimen. Ini sesuai dengan pernyataan bahwa tutor sebaya membantu para peserta didik tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Karena menurut Suryo dan Amin, metode tutor sebaya pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mencapai hasil belajar optimal dimana siswa menjadi lebih aktif saat apersepsi, kegiatan tutorial, mengerjakan tugas kelompok, serta berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari pembahasan tersebut disimpulkan ada perbedaan yang signitif antara hasil belajar dengan menggunakan metode tutor sebaya dengan hasil belajar dengan menggunakan metode konvensional, dimana hasil belajar dengan metode tutor sebaya lebih baik daripada metode konvensional.
(52)
41
4.4.2 Pembahasan Ketuntasan Belajar
Apabila dilihat dari ketuntasan belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol terjadi perbedaan yang sangat signifikan seperti yang tercantum dalam tabel.
Tabel 4.9 Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Ketuntasan Belajar
Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa
dengan nilai > 75 (tuntas)
Jumlah siswa dengan nilai <
75 (tidak tuntas)
Jumlah siswa total Kelas
Eksperimen 27 (90%) 3 (10%) 30 87,33
Kelas Kontrol 21 (70%) 10 (30%) 31 81,36
Sumber : Hasil Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan yang berbeda dimana kelas kontrol menggunakan metode konvensional sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan metode tutor sebaya. pada kedua metode tersebut memiliki pendekatan yang berbeda-beda sehinnga mempengaruhi ketuntasan belajar pada masing-masing kelas tersebut.
(53)
41
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode tutor sebaya pada mata diklat AutoCAD di SMK Negeri 3 Semarang Program Keahlian Gambar Bangunan.
2) Pada kelas eksperimen rata-rata kemampuan awalnya mencapai 60,67 sedangkan pada kelas kontrol mencapai 60,54. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok ekperimen menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvesional, terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil post test hasil belajar yaitu kelas kontrol mencapai 81,36 dan untuk kelas eksperimen mencapai 87,33. 3) Ketuntasan belajar pada kelas yang di ajar dengan menggunakan metode tutor sebaya adalah sebesar 90% sedangkan ketuntasan belajar pada kelas yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah sebesar 70%. Berdasarkan pada hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode tutor sebaya sangat berpengaruh terhadap ketuntasan belajar siswa.
(54)
42
5.2
Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :
1) Guru dapat melakukan variasi dalam pembelajaran salah satunya dengan menggunakan metode tutor sebaya pada mata diklat AutoCAD atau pada mata diklat lain yang memiliki karakteristik sama.
2) Guru hendaknya dapat mendayagunakan lingkungan sekitar dan menggunakan alat bantu seperti modul, alat peraga dan lain sebagainya sehingga pembelajaran akan lebih berkesan dan bermakna bagi peserta didik.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT UNNES Press. Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dimyati, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Firdausi, Arif dan Barnawi. 2011. Profil Guru SMK Profesional. Yogyakarta : Ar
Ruz Media.
Hidayatullah, Taufiq. 2004. Cara Cepat Menguasai AutoCAD Arsitektur.
Surabaya : Indah Surabaya
Pinem, Daud.2008 . AutoCAD 2 Dimensi & 3 Dimensi. Bandung : Informatika. Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugandi, Ahmad dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT UNNES Press. Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma Pustaka Sugiyono. 2007. Stastistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sulaiman, Asniati. 2005. Penelitian PTK. Semarang : Buku Ajar UNNES.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : UPT UNNES Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka. ( Kurikululm SMK Negeri 3 Semarang)
(56)
44 Lampiran 1
SILABUS
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Semarang
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan Kelas/Semester : I
Standar Kompetensi : Menggambar Dasar Dengan Perangkat Lunak Untuk Menggambar Teknik Kode Kompetensi : BGN.GAK.001 A
Alokasi Waktu : 80x45 menit
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
1. Membuka Perangkat Lunak untuk Menggambar Teknik.
Perangkat komputer sudah dinyalakan, dengan sistem operasi dan persyaratan sesuai dengan SOP yang berlaku.
Panduan Pengguna Perangkat Lunak untuk Menggambar Teknik yang terkait dengan menu file, draw, edit, view, modify, osnap, dan entity selection dipahami.
Perangkat Lunak untuk Menggambar Teknik dijalankan.
Pengenalan perangkat lunak (software) untukmenggambar teknik.
Mempersiapkan / membuka perangkat lunak pada komputer untuk menggambar teknik (AutoCAD atau sejenisnya).
Mengenal berbagai jenis perangkat lunak (software) untuk menggambar teknik.
Mengerti keuntungan penggunaan perangkat lunak (AutoCAD atau sejenisnya) untuk menggambar teknik dibanding gambar manual.
Menggunakan perangkat komputer seperti keyboard dan mouse secara bersamaan
Mengetik dengan tepat pada keyboard
Membuka dan menseting warna layar kerja, serta menampilkan /
menyembunyikan toolbar sesuai kebutuhan pada penggambaran.
Memahami panduan tata cara mengoperasikan perangkat lunak (AutoCAD atau sejenisnya) untuk menggambar teknik.
Menutup / mengakhiri program (AutoCAD atau sejenisnya) tanpa menyimpan file.
4 - - Buku Diktat AutoCAD
(57)
2.Mengenali menu, membuka dan menyimpan
file.
Menu-menu yang
disediakan beserta shortcut-nya dikenali berdasarkan Panduan Pengguna.
File dibuka dan dikelola dengan menggunakan fitur-fitur New, Open, Close, Save, dan Save as.
File disimpan dengan memperhatikan nama file, folder, dan versi yang digunakan.
File disimpan dengan menggunakan format yang dikenal.
Membuka file gambar.
Melihat / menampilkan gambar menggunakan daftar perintah Zoom dan Pan.
Menyimpan file dengan nama dan dalam folder tertentu.
Membuka file gambar.
Melihat / menampilkan gambar menggunakan daftar perintah Zoom dan Pan.
Menyimpan file dengan nama dan dalam folder tertentu.
Menggunakan perangkat komputer seperti keyboard dan mouse secara bersamaan
Mengetik dengan tepat pada keyboard
Membuka file gambar dan melihat / menampilkan gambar menggunakan daftar perintah Zoom dan Pan.
Menyimpan file dengan nama dan dalam folder yang telah ditentukan.
Hasil tugas 8 16 (32)
- Buku Diktat AutoCAD
(58)
46
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
3.Membuat gambar, melakukan
editing dan
modifying.
Sistem koordinat cartesian, polar dan relative dikenali dan dipahami.
Gambar dibuat dalam satuan yang ditentukan dengan menggunakan perintah di dalam menu Draw.
Fitur snap dan/atau grid alignment dinyalakan dan dipilih untuk mendapatkan gambar yang teliti.
Modifikasi gambar dilakukan dengan menggunakan perintah modify.
Editing gambar dilakukan dengan menggunakan perintah edit.
Fitur view digunakan selama membuat gambar seperti zoom dan pan untuk memudahkan melihat gambar pada area tertentu.
Pemahaman konsep Sistem Koordinat Cartesian, Polar dan Relative dalam penggambaran
menggunakan perangkat lunak (AutoCAD atau sejenisnya ).
Aplikasi penggambaran pada Model Space menggunakan Drawing Limits, Grid, dan Snap.
Aplikasi penggambaran pada Model Space tanpa Drawing Limits, Grid, dan Snap.
Editing dan Modifying gambar.
Penyimpanan gambar dalam bentuk file.
Menggunakani konsep Sistem Koordinat Cartesian, Polar dan Relative dalam penggambaran menggunakan perangkat lunak (AutoCAD atau sejenisnya ).
Menggunakan perangkat komputer seperti keyboard dan mouse secara bersamaan
Mengetik dengan tepat pada keyboard
Menggambar obyek 2 dimensi dengan ukuran yang tepat dan akurat.
Mengoperasikan perintah-perintah Draw.
Mengoperasikan perintah-perintah Modify.
Menghitung menggunakan pecahan, desimal, persen
Mencermati istilah asing dalam Perangkat Lunak yang digunakan
Menggunakan perintah copy, array, dan/atau mirror untuk bagian gambar yang serupa dan berulang
Menyimpan file dalam nama dan folder yang telah ditentukan
Hasil tugas 8 16 (32)
- Buku Diktat AutoCAD
(59)
4.Melengkapi gambar dengan arsir.
Fitur Hatch dikenali.
Bagian gambar yang akan diarsir ditentukan.
Bentuk dan skala arsir ditentukan berdasarkan standar perusahaan.
Mengarsir gambar menggunakan perintah Hatch.
Edit gambar
menggunakan perintah Modify-Properties.
Mengoperasikan perintah Hatch untuk mengarsir suatu bidang tertutup.
Melakukan penentuan scale dari suatu pattern arsiran yang tepat / proporsional.
Mengedit arsiran yang telah ada.
Menggunakan perangkat komputer seperti keyboard dan mouse secara bersamaan
Mengetik dengan tepat pada keyboard
Menggambar dengan ukuran yang tepat dan akurat
Mengarsir gambar menggunakan perintah Hatch dengan prosedur yang benar dan hasir arsiran yang tepat / proporsional.
Hasil tugas 8 16 (32)
- Buku Diktat AutoCAD
(60)
48
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
MATERI
PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU SUMBER
BELAJAR
TM PS PI
5. Memberi keterangan / teks dan dimensi pada gambar.
Perintah teks dasar dengan berbagai pilihannya dikenali dan diaplikasikan seperti linetext dan multiline text.
Ukuran, jenis huruf, dan spasi sesuai dengan standar yang berlaku di perusahaan atau disesuaikan dengan skala gambar yang akan dicetak.
Keterangan dimensi pada gambar dibuat dengan dimension style yang telah ditentukan.
Dimensi dibuat pada seluruh bagian gambar yang diperlukan sesuai dengan ukuran objek gambar yang dibuat.
Pemberian keterangan atau notasi gambar dengan tulisan menggunakan perintah linetext dan multiline text.
Pemberian notasi ukuran gambar menggunakan daftar perintah Dimension.
Editing teks dan dimensi menggunakan perintah Modify-Properties.
Membuat teks menggunakan perintah linetext.
Membuat teks menggunakan perintah Multiline text.
Melakukan format-dimension style.
Mengaplikasikan berbagai perintah dimension.
Menghitung menggunakan pecahan, desimal, persen
Mengkonversikan skala, pecahan dan desimal
Mencermati istilah asing dalam Perangkat Lunak yang digunakan
Menggunakan perangkat komputer seperti keyboard dan mouse secara bersamaan
Mengetik dengan tepat pada keyboard
Menggambar dengan ukuran yang tepat dan akurat
Melakukan pemberian keterangan atau notasi gambar dengan tulisan
menggunakan perintah linetext dan multiline text.
Melakukan pemberian notasi ukuran gambar menggunakan daftar perintah Dimension.
Melakukan Editing teks dan dimensi hingga diperoleh hasil gambar yang baik dan proporsional.
Proses unjuk kerka.
- 10 (20)
- Buku Diktat AutoCAD
(61)
No Nama Kode
1 Hanif Nurfaozi UC-1
2 Agung Trihartanto UC-2
3 Ahmad Mahzamzuri Afif UC-3
4 Aji Santoso UC-4
5 Andi Kusnanto UC-5
6 Andika Tri Cahyanto UC-6
7 Anugrah Pratama UC-7
8 Ari Mulyaningsih UC-8
9 Arum Diah Prihantini UC-9
10 Bima Kusuma Sakti UC-10
11 Dede Akbar Santoso UC-11
12 Deny Mulyono UC-12
13 Dewi Listyaningrum UC-13
14 Dewi Rahayu UC-14
15 Dian Prasetiawan UC-15
16 Dimas Arie Putra Arwah UC-16
17 Dirham Adi Saputro UC-17
18 Eni Setyo Indarti UC-18
19 Fariz Hanafi UC-19
20 Ganang Sejati UC-20
21 Gus Khariri UC-21
22 Hadi Tri Wibowo UC-22
23 Hartomo UC-23
24 Kirana Sulistyo Putri UC-24
25 Marwan Sumarno UC-25
26 Muhammad UC-26
27 Muhammad Nur Cahyo UC-27
28 Muhammad Syafa'at UC-28
29 Nabella Sumarna UC-29
30 Resza Melinda UC-30
31 Rio Rinaldy UC-31
32 Rizka Dandiar Anaf UC-32
33 Rusydina Imania Almas UC-33
(62)
50 Lampiran 3
DAFTAR NAMA KELAS EKSPERIMEN (KELAS X TGB 1)
No Nama Kode
1 Abby Chandra Pratama E-1
2 Alif Arisy Afif E-2
3 Ardian Setya Budi E-3
4 Argo Prasuryanda E-4
5 Azis Wahyudi E-5
6 Bayu Aji Pratama E-6
7 Debbi Ariyanto E-7
8 Desticha Putri Hirnapramesti E-8
9 Dimas Pandhu Narasandi E-9
10 Dimas Prasetio E-10
11 Dimas Satya Pradana E-11
12 Dita Amalia Rahma E-12
13 Dwiangga Aditya Putra E-13
14 Galih Fitriani E-14
15 Habib Luthfi E-15
16 Hafidz Fakhrul Azmi E-16
17 Hari Pamilih E-17
18 Herry Setio Budi E-18
19 Maryam Oktoberia Kani E-19
20 Medina Resti Widorini E-20
21 Meivita Kusumawardani E-21
22 Mela Fitri Astuti E-22
23 Monashe Sarasok Taviani Shinta Kusuma E-23
24 Novrizal Merys Ananda E-24
25 Nuri Bungasari E-25
26 Okky Paramita Utami E-26
27 Rian Fauzi E-27
28 Rias Sandy Ardyan E-28
29 Ruth Alfania Nevritasari E-29
(63)
DAFTAR NAMA KELAS KONTROL (KELAS X TGB 2)
No Nama Kode
1 Adi Rukamto K-1
2 Adip Chusnul Ma'arif K-2
3 Ady Prakosa K-3
4 Agitsha Priyantiningsih K-4
5 Billy Satria Bhirawa K-5
6 Dea Dewata K-6
7 Devi Arum Sari K-7
8 Dwiki Febri Anggarda K-8
9 Edwin Resa Tobing K-9
10 Eren Oki Kristanto K-10
11 Faricha Putri Aulia K-11
12 Firsa Taufia K-12
13 Gelegar Angga Laksana K-13
14 Gigih Triwidayat K-14
15 Hanifah Nurul Haqi K-15
16 Heri Setiawan K-16
17 Hikmatussa'adah K-17
18 Kennia Cahyani K-18
19 Maria Septiasni Seli Martins K-19
20 Miftakhul Mukhasanah K-20
21 Mochammad Ryantana Istiandaru K-21
22 Muhammad Aditya Ilyas K-22
23 Novi Putri Setyaningtyas K-23
24 Novi Wahyu Ningrum K-24
25 Nugroho Sangaji K-25
26 Rahayu Permatasari K-26
27 Risky Agung Pambudi K-27
28 Rizal Maulana K-28
29 Rona Megananda Maharani Putri K-29
30 Ryan Risanto K-30
(64)
52 Lampiran 5
Tabel Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Hasil Belajar Teknik Gambar Bangunan
Pokok
bahasan Sub Pokok Bahasan Ingatan Pemahaman Aplikasi
Jumlah Soal No Soal Membuat gambar, melakuka n editing
dan
modifying
a. Gambar dibuat dalam satuan yang ditentukan dengan menggunakan perintah di dalam menu Draw
2 3 2 7
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7 b. Fitur snap
dan/atau grid alignment dinyalakan dan dipilih untuk mendapatkan gambar yang teliti
2 2 3 7
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 c. Modifikasi gambar dilakukan dengan menggunakan perintah modify
2 3 3 8
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 d. Fitur view
digunakan selama membuat gambar seperti zoom dan pan untuk
memudahkan melihat gambar pada area tertentu
2 3 2 7
23, 24, 25, 26, 27, 28,
29
Melengka pi gambar
dengan arsir
a. Fitur Hatch 2 3 3 8
30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 b. Bentuk dan skala
arsir ditentukan berdasarkan standar perusahaan
1 1 1 3 38, 39,
40
(65)
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada lembar jawaban yang telah disediakan !
1. Dalam menu draw terletak pada ... a. View
b. Edit
c. Insert d. Format 2. Tampilan layar kerja AutoCAD di bawah ini, kecuali ...
a. Menu bar b. Draw bar
c. Send bar d. Title bar 3. Radius, diameter, dan angular terdapat pada ....
a. Dimension b. File
c. Tools d. Draw 4. Lambang (perpendicular pada osnap berfungsi untuk ...
a. Menentukan besar sudut b. Membentuk sudut 450
c. Membentuk garis tegak lurus d. Menentukan garis tengah 5. Gambar (midpoint) berfungsi untuk ...
a. Menunjukkan ujung garis b. Membagi garis menjadi tiga
c. Membuat bangun segitiga d. Menunjukkan garis tengah 6. Center pada osnap berfungsi untuk ....
a. Membuat lingkaran
b. Mengetahui titik tengah pada lingkaran c. Mengetahui jari-jari lingkaran
d. Mengetahui jari-jari lingkaran 7. Move terdapat pada menu
a. Tools b. Modify
c. Format d. View 8.
Menampilkan titik-titik pada gambar kerja menggunakan ... a. Snap
b. Grid
c. Ortho d. Polar 9. Cara memindahkan gambar dengan ....
a. Move b. Trim
c. Scale d. Rotate
(1)
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELOMPOK KONTROL Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha :
Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika c2 < c2tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 100 Panjang Kelas =
5, 6
Nilai minimal = 67
Rata-rata
( x ) = 81,29
Rentang = 33 s = 9,10
Banyak kelas = 6 n = 31
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk batas
kls.
Peluang
untuk Z Luas Kls. Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)² Ei 67 - 72 66,2 -1,66 0,4686 0,0999 3,0973 4
0,263 1 73 - 78 72,2 -1,00 0,3686 0,2206 6,8391 9
0,682 8 79 - 84 78,2 -0,34 0,1480 0,2886 8,9467 8
0,100 2 85 - 90 84,2 0,32 0,1406 0,2238 6,9365 4
1,243 1 91 - 96 90,2 0,98 0,3643 0,1028 3,1862 3
0,010 9 97 - 102 96,2 1,64 0,4671 0,0279 0,8663 3
5,255 7
102,2 2,30 0,4951
c² =
7,555 7 Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 5 = 1 diperoleh c² tabel = 11,07
7,555
7 11,07
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
(2)
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA AWAL ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : m1 < m2
Ha : m1 > m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok
Kontrol
Jumlah 1820 1877
n 30 31
x 60,67 60,54
Varians (s2) 42,4521 48,9606
Standart deviasi (s) 6,52 7,00
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = 48,9606 = 1,153
42,4521
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 30 - 1 = 29
dk penyebut = nk -1 = 31 - 1 = 30
F (0.025)(33:32) = 2,08
1,153 2,08
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
(3)
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA AWAL ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : m1 = m2
Ha : m1 = m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-1/2a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 1820,0 1876,7
n 30 31
x 60,67 60,54
Varians (s2) 42,4521 48,9606
Standart deviasi (s) 6,52 7,00
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s = 30 1 42,4521 + 31 1 48,9606 = 6,76472
30 + 31 2
t =
60,67 60,54
= 0,074
6,76472 1 + 1
30 31
Pada a = 5% dengan dk = 30 + 31 - 2 = 65 diperoleh t(0.975)(65) = 2,00
-2,00 0,074 2,00
Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan data awal antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
(4)
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : m1 < m2
Ha : m1 > m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok
Kontrol
Jumlah 2620,00 2196,67
n 34 34
x 87,33 81,36
Varians (s2) 57,0115 84,8370
Standart deviasi (s) 7,55 9,21
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F = 84,8370 = 1,488
57,0115
Pada a = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1 = 30 - 1 = 29
dk penyebut = nk -1 = 31 - 1 = 30
F (0.025)(33:32) = 2,08
1,488 2,08
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
(5)
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Hipotesis
Ho : m1 = m2
Ha : m1 = m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-1/2a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 2620 2197
n 30 31
x 87,33 81,36
Varians (s2) 57,0115 84,8370
Standart deviasi (s) 7,55 9,21
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s = 30 1 57,0115 + 31 1 84,8370 = 8,43564
30 + 31 2
t =
87,33 81,36
= 2,766
8,43564 1 + 1
30 31
Pada a = 5% dengan dk = 30 + 31 - 2 = 65 diperoleh t(0.975)(65) = 2,00
-2,00
2,00 2,766
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
(6)