2.3 Kerangka Pemikiran
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kegiatan mengimpor jagung yang telah dilakukan oleh pemerintah saat ini membuat konsumen beralih dari jagung dalam
negeri ke jagung impor. Dikarenakan harga jagung impor yang lebih murah dari pada harga jagung dalam negeri.
Permasalahan yang dihadapi dalam mengimpor jagung yakni adanya efek negatif dimana impor jagung diduga akan menurunkan harga jagung lokal dan akhirnya
akan menurunkan produksi jagung nasional. Selain itu perlu dilihat apakah kebijakan yang diterapkan pemerintah sudah efektif dalam penanganan impor
jagung. Karena jagung merupakan komoditas pertanian yang memiliki karakter
berfluktuatif. Maka produksi dan penawaran jagung memiliki karakter berfluktuatif pula sehingga harga yang terbentuk menjadi fluktuatif. Fluktuasi
harga jangka pendek merugikan petani dan konsumen. Fluktuasi harga jangka panjang, jika terjadi penurunan harga jagung dunia, maka akan menguntungkan
konsumen tetapi berdampak pada anjloknya harga jagung petani, pendapatan petani dan produksi dalam negeri. Sedangkan peningkatan harga jagung dunia
berdampak pada peningkatan harga jagung konsumen dan mengancam ketahanan pangan tetapi meningkatkan pendapatan petani dan produksi dalam negeri.
Dalam penelitian ini akan diuji hipotesa yang menyatakan bahwa harga jagung di tingkat produsen Sumatera Utara akan mengalami perubahan jika dilakukan impor
jagung. Hipotesa tersebut akan diuji dengan membuat model regresi. Variabel yang dimasukkan ke dalam model harga beras adalah produksi jagung, stok
Universitas Sumatera Utara
jagung pipil periode sebelumnya, volume impor jagung pipil periode sebelumnya, harga rill jagung pipil produsen periode sebelumnya, harga rill jagung pipil
domestik Indonesia, harga rill jagung pipil impor, kurs rupiah terhadap dollar dan harga rill pakan ternak unggas.
Pendugaan pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap impor beras dilakukan dengan membentuk model ekonometrika dan melakukan uji estimasi parameter
dengan OLS Ordinary Least Squares. Setelah diduga, model diuji dengan uji-F, uji t-hitung, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji normalitas.
Dengan demikian, selain resiko produksi yang dihadapi produsenpetani karena komoditas pertanian memiliki karakteristik musiman, mudah rusak dan berat,
petani juga mengalami resiko harga yang berfluktuatif. Bagi petani hal ini menjadi suatu masalah, untuk itu diperlukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Pada penelitian ini pembahasan dibatasi pada analisis pengaruh impor jagung pipil terhadap harga jagung pipil ditingkat produsen dimana faktor lain dianggap
sebagai pendukung dalam mendapatkan hasil regresi.
Universitas Sumatera Utara
Dari kerangka pemikiran ini, maka dapat dibuat skema pemikiran sebagai berikut:
Bagan 1. Skema Pemikiran
Keterangan:
pengaruh hubungan
2.4 Hipotesis Penelitian