Landasan Konsepsional Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional

minimum dan pidana denda minimum terhadap semua delik, sehingga dengan demikian diharapkan semangat optimalisasi tuntutan pidana terhadap pelaku kejahatan perdagangan orang dapat diakomodir 36

2. Landasan Konsepsional

Bagian landasan konsepsional ini, akan dijelaskan hal-hal yang berkenaan dengan konsep yang digunakan oleh peneliti dalam penulisan tesis ini. Konsep adalah suatu bagian yang terpenting dari perumusan suatu teori. Peranan konsep pada dasarnya dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi generalisasi dan realitas. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dalam hal-hal yang khusus yang disebut dengan defenisi operasional. Pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian antara penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Selain itu dipergunakan juga untuk memberikan pegangan pada proses penelitian tesis ini. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yakni: Pertama, Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Wanita. Kedua, Human Trafficking Perdagangan Manusia oleh PJTKI. Dari kedua variabel ini akan dijelaskan pengertian masing-masing sebagai berikut: 1. Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Wanita 36 Makalah Maju Ambarita SH,MH. Kendali dan Pedoman Tuntutan Pidanaterhadap Pelaku Kejahatn Perdagangan Orang. Makalah disampaikan pada acara Dialog Interaktif yang diselenggarakan oleh IKA FH. USU Medan, 30 Agustus 2007 di FH USU Medan, hal. 6. Universitas Sumatera Utara Analisis hukum pidana merupakan sebuah proses menganalisa ketentuan- ketentuan hukum pidana yang ada beserta segala sesuatu yang terkait didalamnya. Ketentuan hukum pidana ini juga mempunyai pengertian yang berdekatan dengan sistem peradilan pidana yaitu sistem dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi masalah kejahatan dalam arti sebagai usaha guna mengendalikan kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi masyarakat. 37 Salah satu aspek hukum pidana yang menarik dibandingkan dengan bidang hukum lainnya ialah, bahwa hukum pidana mengandung sifat kontradiktif, dualistik, atau paradoksal. Di satu pihak hukum pidana bermaksud melindungi kepentingan benda hukum dan hak asasi manusia dengan merumuskan norma-norma perbuatan yang terlarang, namun di lain pihak hukum pidana menyerang kepentingan hukum HAM seseorang dengan menggunakan sanksi pidana tindakan kepada si pelanggar norma. Sifat paradoksal dari hukum pidana ini sering digambarkan dengan ungkapan yang sangat terkenal: “Rechts guterschutz durch Rechtsguterverletzung” “Perlindungan benda hukum melalui penyerangan benda hukum”,. Oleh karena itu sering dikatakan, bahwa ada sesuatu yang menyedihkan tragic dalam hukum pidana, sehingga hukum pidana sering dinyatakan pula sebagai “pedang bermata dua”. 38 2. Human Trafficking Perdagangan Orang oleh PJTKI Perdagangan orang keluar negeri disini dengan kata lain adalah kejahatan yang berasal dari pengiriman orang keluar negeri yang didapatkan secara tidak sah 37 Lihat, Mardjonop Reksodiputro,op-cit, hal.8 38 Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakkan dan Pengembangan Hukum Pidana. PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998,hal.17 Universitas Sumatera Utara melalui orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan merupakan hasil dari tindak pidana. Secara sederhana perdagangan orang keluar negeri merupakan suatu perbuatan yang memenuhi salah satu atau lebih unsur-unsur proses seperti perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan, perempuan ditambah salah satu atau lebih dari unsur cara yaitu menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan posisi kerentanan, atau penjeratan hutang, dan memenuhi salah satu atau lebih dari unsur tujuan yaitu eksploitasi ekonomi, seksual, adopsi anak, penjualan organ tubuh perempuan, serta bentuk-bentuk eksploitasi lainnya dan dilakukan keluar negeri. Selain landasan hukum tersebut sebagai dasar pemikiran, Pemerintah Republik Indonesia juga mengeluarkan paraturan melalui Keputusan Presiden RI No.88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional RAN Penghapusan Perdagangan Trafficking orang, ini juga memperhatikan peraturan dan perundang-undangan lain yang masih berlaku, terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap perempuan dan anak, sehingga dapat mencegah bahkan memberantas terjadinya perdagangan orang yang dilakukan oleh PJTKI

G. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian