Formulasi Sediaan Emulgel Sunscreen

Ekstrak kental kencur yang digunakan dalam formula sebesar 2 4 gram untuk setiap 200 gram sediaan, penggunaan 4 gram diharapkan mampu menghasilkan nilai SPF yang cukup tinggi, karena pada pengukuran nilai SPF ekstrak kental kencur dengan kadar 10 ppm sudah mampu memberikan nilai SPF sebesar 3,179 kategori perlindungan minimum selain itu juga penggunaan 4 gram ekstrak dalam sediaan menghasilkan penampilan sediaan emulgel yang acceptable. Gelling agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah carbomer yang memiliki panjang rantai 940 dengan merk dagang Carbopol ® 940. Sebelum digunakan, Carbopol ® 940 yang digunakan dikembangkan terlebih dahulu selama 24 jam untuk memaksimalkan hidrasi dan mencapai viskositas dan kejernihan maksimum. Carbopol ® 940 banyak digunakan sebagai gelling agent dalam sediaan topikal karena aman, tidak mempengaruhi efek biologis zat aktif, dan sifat thickening yang sangat baik. Carbopol ® 940 merupakan suatu polimer yang akan membentuk gelungan sangat erat coiled dalam bentuk serbuk kering sehingga dapat membatasi kemampuan thickening-nya. Ketika didispersikan ke dalam air, Carbopol ® 940 terhidrasi dan sebagaian gelungnya terbuka uncoiled. Carbopol ® 940 dapat berfungsi dengan baik apabila polimer tersebut benar-benar uncoiled Noveon, 2002.

D. Formulasi Sediaan Emulgel Sunscreen

Gambar 9. Struktur molekul polimer carbomer pada sistem coil Noveon, 2002 Gambar 10. Struktur molekul polimer carbomer pada sistem uncoil setelah dinetralisasi Noveon, 2002 Mekanisme Carbopol ® 940 untuk uncoiled adalah penetralan gugus asam karboksilat pada rantai polimer dengan basa yang sesuai. Penetralan tersebut akan mengakibatkan terbentuknya muatan negatif di sepanjang rantai polimernya. Gaya tolak-menolak antar muatan negatif tersebut akan menyebabkan Carbopol ® 940 benar-benar uncoiled ke dalam strukturnya yang lebih bebas. Namun, rantai carbopol akan tetap terjalin satu sama lain menghasilkan matriks tiga dimensi untuk membentuk sistem gel yang sangat kental dalam waktu seketika Namita, Sheetal, dan Ravindra, 2013. Trietanolamin TEA yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi sebagai basa untuk menetralkan pH asam Carbopol ® 940 sehingga dapat membantu Carbopol ® 940 untuk membentuk sistem uncoiled. Umumnya, pH fisiologis kulit berkisar antara 4,5-6,5 Tranggono dan Latifah, 2007, sedangkan carbomer memiliki pH 2,5-3 pada konsentrasi 1 bv dalam dispersi aqueous Rowe dkk., 2009 sehingga pada sediaan yang memiliki pH di luar kisaran pH fisiologis kulit akan dapat mengiritasi kulit. Oleh karena itu sediaan emulgel sunscreen ekstrak kencur dibuat pHnya 5-6 dengan cara penambahan trietanolamin TEA. Gambar 11. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi Carbopol ® 940 terhadap viskositas emulgel Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi Carbopol ® 940 terhadap daya sebar emulgel 100 200 300 400 500 1 2 3 4 5 6 V isk osi tas

d.P a.s

Carbopol ® 940 gram Profil kurva variasi konsentrasi carbopol ® 940 terhadap viskositas 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 D aya se bar cm Carbopol ® 940 gram Profil kurva variasi konsentrasi carbopol ® 940 terhadap daya sebar Konsentrasi Carbopol ® 940 yang digunakan pada konsentrasi level rendah 2 gram dan pada level tingginya 3 gram sesuai dengan hasil orientasi. Orientasi level faktor Carbopol ® 940 gambar 11 dan gambar 12 dapat dilihat, bahwa pada konsentrasi 1-5 gram Carbopol ® 940 memberikan nilai daya sebar yang diinginkan, yaitu sebesar 3-5 cm. Konsentrasi Carbopol ® 940 2-3 gram juga memberikan nilai viskositas yang diinginkan, yaitu sebesar 150-300 d.Pa.s. Oleh karena itu, didapat irisan dari kedua grafik tersebut yaitu pada konsentrasi 2-3 gram. Humektan yang digunakan dalam penelitian ini adalah propilen glikol. Mekanisme propilen glikol sebagai humektan adalah dengan cara membentuk ikatan hidrogen antara gugus –OH pada propilen glikol dengan air yang terdapat pada lingkungan, sehingga dapat mempertahankan kelembaban dalam sediaan emulgel. Selain itu propilen glikol digunakan karena sifatnya yang relatif tidak toksik, sifat iritan yang kecil, relatif stabil secara kimia dan stabil dalam proses sterilisasi dengan autoklaf Rowe dkk., 2009. Gambar 13. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi propilen glikol terhadap viskositas emulgel 50 100 150 200 250 300 350 5 10 15 20 25 30 35 V iskosi tas d.P

a.s

Propilen glikol gram Profil kurva variasi konsentrasi propilen glikol terhadap viskositas Gambar 14. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi propilen glikol terhadap daya sebar emulgel Konsentrasi propilen glikol yang dipakai dalam penelitian ini pada level rendah adalah 10 gram dan level tingginya 25 gram sesuai dengan hasil orientasi. Orientasi level faktor propilen glikol gambar 13 dan gambar 14 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi propilen glikol 10-30 gram memberikan efek menaikkan daya sebar yang konstan dan memberikan nilai daya sebar yang diinginkan, yaitu yaitu sebesar 3-5 cm. Konsentrasi 10-25 gram propilen glikol, juga memberikan efek menurunkan viskositas yang konstan dan memberikan nilai viskositas yang diinginkan, yaitu sebesar 150-300 d.Pa.s. Oleh karena itu, didapat daerah irisan dari kedua grafik tersebut yaitu pada konsentrasi 10-25 gram. Parafin cair yang digunakan dalam formula berfungsi sebagai emolien. Bersama dengan ekstrak kental kencur dan Span 80, parafin cair akan membentuk fase minyak dalam sediaan emulgel ini. Tween 80 dan Span 80 yang digunakan dalam formula berfungsi sebagai emulsifying agent, yang berguna untuk menjembatani antara fase air dengan fase minyak dengan mekanisme menurunkan tegangan antar maka pada kedua fase tersebut agar dapat bercampur sehingga 1 2 3 4 5 5 10 15 20 25 30 35 D aya se bar cm Propilen glikol gram Profil kurva variasi konsentrasi propilen glikol terhadap daya sebar menghasilkan bentuk emulgel yang stabil. Tween 80 dan Span 80 merupakan surfaktan non-ionik di mana Tween 80 bersifat hidrofilik dan Span 80 lebih bersifat lipofilik Aulton, 2001. Pengawet yang digunakan dalam penelitian ini adalah metil paraben dan propil paraben. Emulsi tipe MA dengan fase luar air menyebabkan kemungkinan untuk terjadi kontaminasi dengan mikroba cukup besar dikarenakan air merupakan media untuk tumbuhnya mikroorganisme. Selain itu pengawet juga harus tidak toksik dan tidak mengiritasi Swarbrick, 2007. Penggunaan metil paraben dan propil paraben dalam formula sudah tepat karena dengan adanya propilen glikol dengan konsentrasi 2-5, kekuatan kedua pengawet tersebut akan meningkat. Kombinasi paraben dapat meningkatkan aktivitasnya sebagai pengawet karena aktivitas antimikroba meningkat seiring dengan meningkatnya rantai alkil. Oleh karena itu, kombinasi metil-, etil-, propil-, dan butil paraben sering digunakan bersama Rowe dkk ., 2009. Penelitian ini menggunakan metil paraben sebesar 0,2 gram dan propil paraben sebesar 0,8 gram dalam formula. Pembuatan sediaan emulgel sunscreen ekstrak kental kencur terdiri dari dua tahap yaitu emulsifikasi dan penambahan gelling agent. Tahap emulsifikasi yaitu pada pembentukan emulsi, fase minyak ekstrak kental kencur, Span 80, parafin cair, dan propil paraben dan fase air Tween 80, propilen glikol, dan metil paraben dicampurkan diatas waterbath. Kemudian dicampur kembali menggunakan mixer selama 10 menit, tujuannya untuk meningkatkan proses emulsifikasi. Tahap kedua adalah penambahan gelling agent, yaitu Carbopol ® 940 yang sebelumnya telah dikembang dengan aquadest selama 24 jam, kemudian dicampur menggunakan mixer selama 10 menit. Tahap terakhir adalah penambahan trietanolamine TEA ke dalam campuran untuk meningkatkan pH yang sebelumnya asam menjadi pH fisiologis kulit, kemudian dicampur kembali menggunakan mixer selama 5 menit.

E. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel

Dokumen yang terkait

Identifikasi Medication Error pada fase Prescribing, Transcribing, dan Dispensing di Depo Farmasi Rawat Inap Penyakit Dalam Gedung Teratai, Isntalasi Farmasi RSUP Fatmawati Periode 2013

43 215 72

TINJAUAN ASPEK FARMASETIK PADA RESEP RACIKAN DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI-JUNI 2008.

0 1 15

Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing.

0 1 128

Kajian medication error pada resep racikan pasien pediatrik di unit farmasi Rumah Sakit "X" bulan Juli 2007 (tinjauan fase dispensing).

0 1 20

Inkompatibilitas Farmasetika Resep Racikan di Apotek Ubaya Surabaya Periode Maret-Mei 2011.- - Ubaya Repository

0 0 1

IDENTIFIKASI MEDICATION ERROR DALAM PROSES PRESCRIBING, TRANSCRIBING DAN DISPENSING RESEP RACIKAN DI PUSKESMAS KABUPATEN BANYUMAS WILAYAH SELATAN

0 1 17

Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing - USD Repository

0 0 126

Medication error dalam fase prescribing dan transcribing pada resep racikan : studi kasus di empat apotek di Kabupaten Sleman - USD Repository

0 1 123

Medication error fase prescribing dan fase transcribing pada resep racikan untuk pasien pediatrik di rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Februari 2014 - USD Repository

0 1 119

Medication error resep obat racikan pasien pediatri rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada periode Februari 2014 (tinjauan fase dispensing dan fase administration) - USD Repository

0 1 116