dicampur menggunakan mixer selama 10 menit. Tahap terakhir adalah
penambahan trietanolamine TEA ke dalam campuran untuk meningkatkan pH
yang sebelumnya asam menjadi pH fisiologis kulit, kemudian dicampur kembali menggunakan
mixer selama 5 menit.
E. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel
Sifat fisik penting diuji karena akan mempengaruhi acceptability bagi
pengguna. Pengujian sifat fisik yang dilakukan, yaitu organoleptis, pH, daya sebar, dan viskositas.
1. Uji organoleptis
Pengujian organoleptis bertujuan untuk mengamati terjadinya perubahan bentuk, perubahan warna, perubahan bau, dan perubahan homogenitas. Hasil
pengamatan uji organoleptis tiap formula memiliki karakteristik bentuk, warna, bau dan homogenitas yang relatif sama, seperti yang
ditunjukkan pada tabel VI.
Tabel VI. Hasil pengujian organoleptis tiap formula
Kriteria F1
Fa Fb
Fab
Bentuk Semisolid
Semisolid Semisolid
Semisolid
Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas kencur
Khas kencur Khas kencur
Khas kencur Homogenitas
Homogen Homogen
Homogen Homogen
2. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan menggunakan kertas indikator pH universal. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui pH sediaan apakah sudah sesuai dengan
pH fisiologis kulit sehingga ketika diaplikasikan nantinya tidak menimbulkan efek
iritasi dan nyaman digunakan. Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa tiap formula memiliki pH 5. Maka dapat disimpulkan bahwa sediaan emulgel aman
digunakan secara topikal. Hasil pengukuran pH tiap formula dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII. Hasil pengujian pH tiap formula
Formula pH
1 5
a 5
b 5
ab 5
3. Uji tipe emulgel dengan metode pengenceran
Tujuan uji ini adalah untuk menentukan apakah sediaan emulgel yang dibuat merupakan tipe emulgel yang peneliti inginkan yaitu tipe MA. Pengujian
tipe sediaan emulgel dapat dilakukan dengan metode pengenceran, metode daya konduksi listrik dan metode pewarnaan. Metode pengenceran didasarkan atas
kenyataan bahwa emulgel tipe MA dapat diencerkan dengan air dan emulgel tipe AM diencerkan dengan minyak Crowley, 2005.
Hasil pengujian tipe emulsi saat sediaan belum ditambahkan dengan gelling agent pada pembuatan tahap emulsifikasi diperoleh bahwa emulsi dapat
diencerkan dengan aquadest fase air dan tidak larut ketika ditambahkan dengan
paraffin cair fase minyak gambar 15.
Gambar 15. Uji tipe emulsi: a pengenceran dengan air, b pengenceran dengan parafin cair
Uji ini juga dilakukan pada saat sediaan selesai dibuat atau sudah ditambahkan dengan
gelling agent. Hal ini dilakukan sebagai penegasan tipe sediaan. Hasil yang diperoleh gambar 16 menunjukkan bahwa sediaan emulgel
yang dibuat larut ketika ditambahkan dengan fase air aquadest dan tidak larut
ketika ditambahkan dengan fase minyak parafin cair, sehingga dapat disimpulkan tipe emulsi dari sediaan adalah MA. Hal ini menunjukkan bahwa
fase luar dari sistem emulgel yang dibuat adalah air, sehingga dapat larut ketika ditambahkan dengan fase air dan sebaliknya, tidak larut ketika ditambahkan
dengan fase minyak.
Gambar 16. Uji tipe emulgel: a pengenceran dengan air, b pengenceran dengan parafin cair
a b
a b
4. Uji viskositas