Lanjutan tabel VIII Pendidikan
SD SD
SMP SMA
SMA 49 19,1
92 35,9 30 11,7
62 24,2
22 8,4 Pekerjaan
Indoor Outdoor
142 55,5 113 44,1
Penghasilan ≤UMR
UMR 202 78,9
52 20,3
Tabel VIII menunjukkan responden penelitian keseluruhan di Desa Wedomartani. Responden terbanyak berusia 40-50 tahun yaitu, 140 orang
sedangkan jenis kelamin responden penelitian terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 183 orang. Hasil penelitian seperti BMI, risiko kardiovaskular,
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan merupakan hasil penelitian dari rekan- rekan satu kelompok penelitian yang bertujuan untuk memberikan informasi
tentang profil responden penelitian di Desa Wedomartani secara keseluruhan sehingga hasil penelitian tersebut tidak dibahas lebih lanjut di penelitian ini.
A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah di
Desa Wedomartani
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden
hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teori The Rules of Halves yaitu setengah populasi hipertensi tidak
mengetahui menderita hipertensi, setengah dari populasi hipertensi tidak diterapi, dan setengah dari populasi yang diterapi hipertensi tidak melakukan
kontroltekanan darah Ha, Goldberg, Allison, Chu, Nguyen,2013. Responden penelitian sebanyak 255 orang dan hampir setengah dari jumlah responden yaitu
119 orang 46,67 yang menderita hipertensi. Responden yang sadar hipertensi sebanyak 91 orang 35,69. Responden hipertensi yang melakukan terapi
hipertensi sebanyak 68 orang 26,67, dan responden hipertensi yang memiliki tekanan darah terkendali sebanyak 10 orang 3,92. Maka teori The Rules of
Halves kurang sesuai pada penelitian ini. Teori The Rules of Halves sesuai jika
data yang diperoleh adalah 128 orang 50,2 menderita hipertensi, responden sadar akan hipertensinya sebanyak 64 orang 25,1, responden yang melakukan
terapi hipertensi sebanyak 32 orang 12,55, responden yang memiliki tekanan darah terkendali setelah terapi hipertensi sebanyak 16 orang 6,275.
Gambar 5. Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah di Desa Wedomartani
Total penduduk 2168 orang
Usia 40 tahun 595 orang
Inklusi 255 orang
100 Hipertensi
119 orang 46,67
Sadar hipertensi 91 orang
35,69 Terapi
68 orang 26,67
Tekanan darah terkendali 10 orang
3,92 Tekanan darah tidak terkendali
58 orang 22,75
Tidak terapi 23 orang
9,02 Tidak sadar
hipertensi 28 orang 10,98
Tidak hipertensi 136 orang
53,33
Tabel IX. Profil Responden Hipertensi di Desa Wedomartani
Variabel Hasil n=119
Usia tahun 40-50 tahun
51-60 tahun 61-70 tahun
70 tahun 47 39,5
30 25,21 22 18,49
20 16,8 Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
39 32,77 80 67,23
Merokok Ya
Tidak 72 60,5
47 39,5 Konsumsi alkohol
Ya Tidak
2 1,68 117 98,32
Mengatur pola makan Ya
Tidak 100 84,03
19 15,97 Melakukan aktivitas fisik
Ya Tidak
19 15,97 100 84,03
Berdasarkan tabel IX responden hipertensi terbanyak terdapat pada usia 40-50 tahun. Sampai sekitar usia 50 tahun, tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik akan naik secara berurutan tetapi setelah usia 50 tahun, tekanan darah sistolik akan terus meningkat, sedangkan tekanan darah diastolik cenderung
menurun Rosendorff, Black, Cannon, Gersh, Gore, Izzo, et al., 2007. Responden yang menderita hipertensi terbanyak adalah perempuan
sebanyak 80 orang. Pada perempuan berusia lebih dari 65 tahun, arteri menjadi kaku dan hormon estrogen menjadi sangat menurun sehingga tekanan darah
sistolik menjadi lebih tinggi sedangkan tekanan darah diastolik rendah pada perempuan di segala kalangan usia Geraci, 2013.
Dari data diperoleh responden hipertensi yang merokok sebanyak 72 orang. Merokok dapat menyebabkan peningkatan akut tekanan darah sistolik dan
denyut jantung selama lebih dari 15 menit setelah merokok satu batang. Penderita hipertensi yang merokok dan tidak melakukan terapi memiliki tekanan darah
sistolik harian lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok Mancia, 2013. Responden yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 2 orang. Penelitian
Briasoulis, Agarwal, Messerli 2012 menunjukkan bahwa bahwa konsumsi alkohol 20 ghari berkaitan dengan risiko hipertensi pada perempuan dan laki-
laki. Berdasarkan data yang diperoleh terkait konsumsi alkohol tidak akan dibahas lebih lanjut karena data responden terlalu kecil.
Responden hipertensi yang mengatur pola makan sebanyak 100 orang. Penderita hipertensi yang mengatur pola makan dengan baik dan seimbang dapat
menurunkan tekanan darah Dalimarta, Purnama, Sutarina, Mahendra, Darmawan, 2008. Responden hipertensi yang melakukan aktivitas fisik sebanyak 19 orang.
Prevalensi hipertensi tinggi pasa individu yang tidak melakukan aktivitas fisik Aljadhey, 2012.
Pada tabel X didapatkan hasil tekanan darah sistolik dan diastolik responden adalah 138,44±25,16 dan 81,73±12,02. Pada variabel jenis kelamin,
diperoleh hasil bahwa jenis kelamin mempengaruhi tekanan darah diastolik p = 0,02. Berdasarkan penelitian Martins, Nelson, Pan, Tareen, Norris 2001 tekanan
darah sistolik lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan pada usia kurang dari 45 tahun. Setelah usia 45 tahun, tekanan darah sistolik pada
perempuan justru lebih tinggi.
Tabel X. Hubungan Tekanan Darah Sistolik dan Diastol Terhadap Usia, Jenis Kelamin, faktor Kajian Gaya Hidup Sehat di Desa Wedomartani
Variabel n
TDS mmHg p
TDD mmHg p
Responden penelitian 255
138,44±25,16 81,73±12,02
Usia tahun ≥60 tahun
60 tahun 202
53 159,38±25,45
132,94±22,06 0,10
83,64±12,32 81,22±11,93
0,76 Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
72 183
142,03±22,25 137,02±26,14
0,02 84,79±10,61
80,52±12,36 0,35
Merokok Ya
Tidak 138
117 141,46±25,18
134,87±24,77 0,93
82,45±11,90 80,87±12,16
0,59 Konsumsi alkohol
Ya Tidak
2 253
150,00±0,00 138,34±25,24
0,06 83,50±9,19
81,71±12,06 0,59
Mengatur pola makan Ya
Tidak 223
32 137,79±24,95
142,91±26,51 0,27
81,61±11,90 82,53±13,05
0,41 Aktivitas fisik
Ya Tidak
47 208
133,96±24,01 139,45±25,36
0,53 82,15±12,97
81,63±11,83 1,00
p 0,05
Tabel XI. Profil Obat Antihipertensi yang digunakan Responden Hipertensi di Desa Wedomartani
Nama Obat Jumlah
Amlodipin 5
Captopril 4
Tidak tahu lupa nama obat antihipertensi
59
Responden hipertensi di Desa Wedomartani menggunakan Amlodipin, Captopril, dan Farmoten® Captopril sebagai terapi hipertensi tetapi sangat
banyak responden yang tidak ingat bahkan tidak megetahui nama obat yang
digunakan sebagai terapi hipertensi. Responden yang menggunakan Amlodipin yang merupakan golongan Calcium Channel Blocker CCB sebanyak 5 orang.
Mekanisme kerja dari obat ini dengan menghambat influks ion kalsium pada kanal ion kalsium di pembuluh darah dan otot jantung. Responden yang menggunakan
Captopril yang merupakan golongan Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor ACEI sebanyak 4 orang. Mekanisme kerja ACEI dengan mengubah angiotensin
I menjadi angiotensin II pada permukaan sel endotelium Nugroho, 2012. Selain mengonsumsi obat-obat antihipertensi, responden juga mengonsumsi sayur dan
buah-buahan untuk menurunkan tekanan darah seperti semangka, timun, rebusan ciplukan dan ada juga yang menggunakan obat herbal seperti ekstrak buah
manggis. Banyak mengkonsumsi buah-buahan seperti semangka dapat menurunkan tekanan darah disertai dengan pengaturan pola makan yang baik dan
seimbang Dalimarta, Purnama, Sutarina, Mahendra, Darmawan, 2008.
B. Perbedaan Hipertensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan