Hipertensi Prevalensi Hipertensi Kesadaran Awareness Hipertensi

6

BAB II PENELAHAAN PUSTAKA

A. Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit umum yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arteri secara persisten.Peningkatan tekanan darah sekarang diidentifikasi sebagai salah satu faktor risiko yang paling signifikan untuk risiko penyakit kardiovaskular Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells, Posey, 2014. Klasifikasi pembagian hipertensi berikut anjuran frekuensi pemeriksaan tekanan darah sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini, Tabel II. Klasifikasi Hipertensi ESCESH Mancia, 2013 Kategory SistolikmmHg DiastolikmmHg Optimal 120 dan80 Normal 120-129 dan atau 80-84 Normal tinggi 130-139 dan atau85-89 Hipertensi kelas 1 140-159 dan atau90-99 Hipertensi kelas 2 160-179 dan atau 100-109 Hipertensi kelas 3 ≥180 dan atau ≥110 Hipertensi isolasi sistolik ≥140 dan90

B. Prevalensi Hipertensi

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 dengan prevalensi tertinggi di Bangka Belitung 30,9. Prevalensi hipertensi di Yogyakarta sebesar 25,7 Prevalensi hipertensi dapat meningkat dengan bertambahnya usia di mana lebih dari setengah penderitanya berusia 60-69 tahun dan sekitar tiga- perempat berusia 70 tahun bahkan lebih tua. Usia berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik terutama meningkatnya angka insidensi dan prevalensi terhadap hipertensi Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure VII , 2003. Tingginya prevalensi hipertensi dikarenakan perilaku tidak sehat yaitu merokok, obesitas, depresi, rendahnya status pekerjaan dan kurangnya beraktivitas Basha, 2004.

C. Kesadaran Awareness Hipertensi

Angka kesadaran hipertensi di Indonesia hanya 50, lebih rendah dibandingkan angka kesadaran hipertensi di Amerika yang mencapai 69. Dari angka tersebut, hipertensi yang terkendali dengan baik masih di bawah 10 dari seluruh penderitanya di Indonesia Bustan, 2007. Sejauh mana kesadaran hipertensi yang terdeteksi dan diterapi pada populasi umum sering dijelaskan dengan rules of halves Shashank dan Siddharth, 2003. Rules of halves menyatakan bahwa setengah populasi hipertensi tidak terdeteksi, setengah dari populasi terdeteksi tetapi tidak diterapi, dan setengah dari populasi yang diterapi hipertensi tidak melakukan kontrol tekanan darah Ha, Goldberg, Allison, Chu,Nguyen,2013. Rules of halves pada hipertensi dikemukakan pada tahun 1990 berdasarkan survei cross-sectional berbasis masyarakat yang dilakukan di Scotland. Berbagai penulis di seluruh dunia sering mengangkat isu tentang validitas peraturan ini dari waktu ke waktu. Namun studi dari Swedia dan Italia telah menegaskan bahwa rules of halves masih berlaku dalam populasi mereka Panesar, Chaturvedi, Saini, Avasthi, Quadri, Singh, 2013. Gambar 1. Gambaran Teori The Rules of Halves D. Terapi Antihipertensi Pada kebanyakan pasien hipertensi yang telah terdiagnosa harus diberikan modifikasi gaya hidup dan terapi obat secara bersamaan. Pilihan terapi awal tergantung pada derajat tekanan darah. Kebanyakan pasien dengan hipertensi kelas 1 harus diawali dengan terapi lini pertama obat antihipertensi. Terapi obat kombinasi direkomendasikan untuk pasien dengan tekanan darah yang lebih parah hipertensikelas 2 dan lebih baik menggunakan terapi antihipertensi dari dua lini pertama Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells, Posey, 2014. Pedoman terbaru menyatakan bahwa diuretik termasuk thiazides, chlorthalidone dan indapamide, antagonis kalsium, Angiotensin-converting enzymeinhibitor ACEI, dan Angiotensin Receptor Blocker ARB adalah terapi antihipertensi yang tepat untuk inisiasi dan pemeliharaan, baik sebagai monoterapi atau dalam beberapa kombinasi ESCESH, 2013. Responden 100 Hipertensi 50 Sadar hipertensi 25 Terapi hipertensi 12,5 Tekanan darah terkendali 6,25 Tekanan darah tidak terkendali 6,25 Tidak terapi hipertensi 12,5 Tidak sadar hipertensi 25 Tidak Hipertensi 50 1. Angiotensin-converting enzyme inhibitor ACEI seperti Captopril dan Angiotensin Receptor Blocker ARB seperti Valsartan. Terapi antihipertensi dengan ACEI dan ARB adalah yang paling banyak digunakan ESCESH, 2013. 2. Diuretik, seperti chlorthalidone. Penelitian meta analysis menyatakan bahwa hydrochlorothiazide memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam mengurangi tekanan darah dan penyakit dibandingkan chlorthalidone ESCESH, 2013. 3. Antagonis kalsium, seperti dihidropiridin. Antagonis kalsium menunjukkan efektivitas yang lebih besar daripada beta-blocker dalam memperlambat perkembangan aterosklerosis karotid dan mengurangi hipertrofi ventrikel kiri pada beberapa studi ESCESH, 2013.

E. Pengendalian Tekanan Darah

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

0 0 93

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101