Perbedaan Hipertensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan

digunakan sebagai terapi hipertensi. Responden yang menggunakan Amlodipin yang merupakan golongan Calcium Channel Blocker CCB sebanyak 5 orang. Mekanisme kerja dari obat ini dengan menghambat influks ion kalsium pada kanal ion kalsium di pembuluh darah dan otot jantung. Responden yang menggunakan Captopril yang merupakan golongan Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor ACEI sebanyak 4 orang. Mekanisme kerja ACEI dengan mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II pada permukaan sel endotelium Nugroho, 2012. Selain mengonsumsi obat-obat antihipertensi, responden juga mengonsumsi sayur dan buah-buahan untuk menurunkan tekanan darah seperti semangka, timun, rebusan ciplukan dan ada juga yang menggunakan obat herbal seperti ekstrak buah manggis. Banyak mengkonsumsi buah-buahan seperti semangka dapat menurunkan tekanan darah disertai dengan pengaturan pola makan yang baik dan seimbang Dalimarta, Purnama, Sutarina, Mahendra, Darmawan, 2008.

B. Perbedaan Hipertensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan

Darah Hipertensi yang disebabkan oleh Faktor Gaya Hidup Sehat di Desa Wedomartani Penelitian ini juga bertujuan melakukan evaluasi terhadap perbedaan prevalensi, kesadaran, terapi, dan proporsi pengendalian tekanan darah hipertensi karena faktor gaya hidup sehat di Desa Wedomartani. Pada tabel XII didapatkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan prevalensi hipertensi yang disebabkan oleh kajian faktor gaya hidup sehat yang berarti faktor gaya hidup sehat tidak mempengaruhi hipertensi di Desa Wedomartani. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya variabel pengacau seperti aktivitas fisik yang dilakukan responden tanpa diketahui peneliti dan adanya penyakit penyerta dari responden. Tabel XII. Perbedaan prevalensi hipertensi yang disebabkan oleh faktor gaya hidup sehat di Desa Wedomartani Variabel Hipertensi Tidak Hipertensi p OR 95 CI n n Merokok Ya Tidak 72 47 60,5 39,5 66 70 48,5 51,5 0,55 1,62 0,98-2,67 Mengatur pola makan Ya Tidak 100 19 84 16 123 13 90,4 9,6 0,12 0,55 0,26-1,18 Aktivitas fisik Ya Tidak 19 100 16 84 28 108 20,6 79,4 0,34 0,73 0,38-1,39 Penelitian oleh Agrawal, Bhalwar dan Basannar 2008 menunjukkan bahwa faktor risiko hipertensi seperti merokok, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, dan pola makan yang sering mengkonsumsi garam berlebih dapat meningkatkan prevalensi hipertensi di daerah pedesaan sehingga diperlukan program edukasi kesehatan yang mempromosikan pentingnya kesadaran awareness hipertensi beserta pencegahannya. Tabel XIII. Perbedaan kesadaran hipertensi yang disebabkan oleh faktor gaya hidup sehat di Desa Wedomartani Variabel Sadar Hipertensi Tidak Sadar Hipertensi p OR 95 CI n n Merokok Ya Tidak 54 37 59,3 40,7 17 11 60,7 39,3 0,89 0,94 0,39-2,24 Mengatur pola makan Ya Tidak 77 14 84,6 15,4 22 6 78,6 21,4 0,45 1,50 0,51-4,36 Aktivitas fisik Ya Tidak 17 74 18,7 81,3 2 26 7,1 92,9 0,14 2,98 0,64-13,81 Berdasarkan tabel XIII hasil yang diperoleh dari kesadaran hipertensi yang disebabkan gaya hidup sehat adalah tidak ada perbedaan yang signifikan yang berarti faktor gaya hidup sehat tidak memengaruhi kesadaran hipertensi di Desa Wedomartani. Edukasi kesehatan dan program konseling dapat diberikan kepada responden hipertensi untuk meningkatkan kesadaran yang berkenaan dengan sebab, akibat, pencegahan , dan pengendalian hipertensi Mandal, 2009. Penelitian Shahab, Mindell, Poulter, West 2010 memperoleh hasil bahwa perokok kurang sadar akan hipertensinya dibandingkan dengan responden hipertensi yang sudah berhenti merokok dan bukan perokok. Penelitian Skliros, Penelitian Rizvi, Afzal, Chaudry, Baig 2009 diperoleh hasil bahwa responden yang melakukan aktivitas fisik secara rutin lebih sadar akan hipertensi dan memiliki tekanan darah yang terkendali. Tabel XIV. Perbedaan terapi hipertensi yang disebabkan oleh faktor gaya hidup sehat di Desa Wedomartani Variabel Terapi Hipertensi Tidak Terapi Hipertensi p OR 95 CI n n Merokok Ya Tidak 43 25 63,2 36,8 11 12 47,8 52,2 0,19 1,87 0,72-4,87 Mengatur pola makan Ya Tidak 57 11 83,8 16,2 20 3 87 13 0,71 0,77 0,19-3,07 Aktivitas fisik Ya Tidak 13 55 19,1 80,9 4 19 17,4 82,6 0,85 1,12 0,32-3,86 Pada tabel XIV hasil yang didapat menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara terapi hipertensi yang disebabkan oleh kajian faktor gaya hidup sehat di Desa Wedomartani. Hasil yang tidak signifikan ini kemungkinan terjadi karena kurangnya kepatuhan pasien dalam melakukan terapi hipertensi rutin. Kepatuhan terapi antihipertensi sangat rendah pada pasien lansia dan ketidakpatuhan ini berakibat pada tekanan darah yang tidak terkendali. Pemeriksaan tidak teratur, tidak patuh terhadap regimen terapi, dan lupa meminum obat antihipertensi dapat menyebabkan terapi menjadi tidak efektif Lalic, Radovanovic, Mitic, Nikolic, Spasic, Koracevic, 2013. Tabel XV. Perbedaan pengendalian tekanan darah hipertensi yang disebabkan oleh faktor gaya hidup sehat di Desa Wedomartani Variabel TD Terkendali TD Tidak Terkendali p OR 95 CI n n Merokok Ya Tidak 5 5 50 50 38 20 65,5 34,5 0,34 0,52 0,13-2,03 Mengatur pola makan Ya Tidak 9 1 90 10 48 10 82,8 17,2 0,56 1,87 0,21-16,51 Aktivitas fisik Ya Tidak 3 7 30 70 10 48 17,2 82,8 0,34 2,05 0,45-9,34 Pada tabel XV menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengendalian tekanan darah yang disebabkan oleh kajian faktor gaya hidup sehat di Desa Wedomartani. Program intervensi diperlukan untuk mempromosikan pengendalian tekanan darah melalui gaya hidup sehat seperti olahraga, diet sehat dengan mengurangi konsumsi garam dan lemak, meningkatkan konsumsi sayur dan buah, mengendalikan berat badan, dan mengurangi konsumsi alkohol Mandal, 2009. 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

0 0 93

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, di Yogyakarta (kajian faktor umur dan aktivitas fisik).

0 0 101