75
kasus yang dianalisis sebanyak 50 dan std. deviation simpangan baku = 21.654. Pada tabel
paired sampel corelatio
n menunjukkan besarnya korelasi antara Y1 dengan Y2 sebesar 0.655 dengan taraf signifikansi 0.000.
Pengajuan hipotesis : a
Ha diterima : 0,05 terdapat peningkatandampak memaknai hidup secara spiritual setelah rekoleksi.
b Ho ditolak : 0,05 tidak ada peningkatandampak memaknai hidup secara
spiritual setelah rekoleksi Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi 2-tailed adalah 0,000. Karena
signifikansi 0,05 maka Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara nilai tes sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.
B. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan semua populasi atau sampel jenuh sebanyak 65 orang siswi. Sampel sebanyak 65 orang tersebut
dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, dengan tujuan untuk mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak normal dari hasil
tes of normality
menghasilkan bahwa data berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal diuji dengan uji-t
paired samples t-test
. Dari pengujian hipotesis pada siswi asrama putri kelas X dan XI SMA
Stella Duce II diperoleh data sebagai berikut, pada tabel
P aired samples t-test
.menunjukkan perbedaan rata-rata mean antara memaknai hidup secara spiritual
76
sebelum rekoleksi Y1 sebesar 330.86, kasus yang dianalisis sebanyak 50 std
deviation
simpangan baku = 36.943 dan rata-rata mean memaknai hidup secara spiritual sesudah rekoleksi Y2 = 423.29, kasus yang dianalisis sebanyak 50 dan
std.
deviation
simpangan baku = 21.654. Pada tabel
P aired samples corelation
menunjukkan besarnya korelasi antara Y1 dengan Y2 sebesar 0.655 dengan taraf signifikansi 0.000.
Pada tabel
P aired samples t-test
menjelaskan bahwa ada perbedaan nilai- rata-rata yang cukup baik karena terjadi peningkatan yang tinggi setelah diberikan
perlakuan mengadakan rekoleksi. dari hasil uji hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi 0.000 0,05, maka terdapat peningkatan atau ada
perbedaan signifikan antara Y1 dengan Y2. Oleh karena itu Ha diterima yang artinya terdapat peningkatan setelah diadakan rekoleksi.
C. Refleksi Kateketis
1. Aspek Kateketis Rekoleksi
Rekoleksi pada masa sekarang ini merupakan hal yang lazim di lingkungan Gereja Katolik, semua lapisan dalam Gereja hampir pernah mengikuti kegiatan
rekoleksi. Rekoleksi sudah dijalankan oleh semua anggota Gereja, umat, biarawan- biarawati para imam diosesan dan religius. Rekoleksi tidak lain adalah untuk
mengembangkan kehidupan iman atau rohani melalui berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan saat rekoleksi. Rekoleksi diharapkan mampu membawa perubahan
hidup peserta berkat dorongan Roh Kudus sebagai buah dari doa-doa yang dilambungkan saat rekoleksi.
77
Rekoleksi biasanya diadakan oleh sekelompok umat, maka dalam kegiatan rekoleksi biasanya dikemas sedemikan rupa. Dari rangkaian kegiatan tersebut
membangun interaksi, kerja sama, diskusi kelompok, sehingga para peserta semakin mengenal satu sama lain dan menjalin komunikasi yang baik dengan sesama peserta.
Melalui diskusi kelompok dan sharing pengalaman mengajak siswi untuk mengenal orang di sekitarnya dan membangun sikap menghargai dan mendengarkan orang
lain. Materi yang disajikan dalam rekoleksi juga tidak terlepas dari konteks
peran Allah dalam hidup manusia dan mengajak manusia menanggapi Allah lewat tindakan hidup yang nyata. Peserta diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan sehingga rekoleksi bisa disebut sebagai waktu yang tepat untuk melewati waktu untuk Tuhan dan bersama Tuhan.
Dari uraian diatas jelas menggambarkan adanya aspek kateketis yang menjadi bagian penting dalam hidup menggereja untuk memberikan katekese
kepada peserta yang mengikuti rekoleksi. Peserta diajak untuk lebih dewasa dalam iman yaitu semakin mengerti dan memahami sabda Allah sehingga mereka mampu
bersaksi dalam kehidupan sehari-hari yang menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup. Dengan demikian para pesertasiswi semakin mencintai sesama, dan
lingkungannya, karena kesadaran akan cinta pada Tuhan berarti mencintai ciptaan- Nya. Berusaha memelihara dan merawat hidup yang dimulai dari sendiri dan
berdampak bagi orang disekitarnya.
78
2. Aspek Kateketis Memaknai Hidup secara Spiritual
Tuhan menyapa manusia lewat pengalaman hidup sehari-hari, pengalaman manusiawi menjadi pengalaman akan Tuhan yang menyapa dan berkarya dalam diri
manusia. Oleh karena itu perlu menyadari pengalaman hidup yang konkrit seharusnya dimaknai dalam terang iman, agar dapat bersaksi atau menjalani hidup
dengan tentram tanpa menyalahkan orang lain dan Tuhan atas pengalamannya. Pengalaman hidup diolah dengan merefleksikannya dan menemukan makna dibalik
semua pengalaman itu. Pengalaman manusia yang perlu dimaknai itu tidak dibatasi pada
pengalaman yang mencekam, menakutkan atau menyedihkan melainkan dari semua lapisan perasaan harus diolah dengan terang iman dan hati yang jernih sehingga
hidup ini sungguh disyukuri. Setelah mengolah pengalaman hidup, manusia akan bertindak sebagai orang yang menghadirkan Tuhan sesama dan lingkungan
sekitarnya. Memaknai hidup secara spiritual akan menunjukkan kepekaan hati terhadap kebutuhan kelompok dan tidak bersikap ingin menang sendiri melainkan
memberikan kehidupan bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya. Tindakan manusia inilah yang menjadi aspek kateketis yang menunjukkan aspek kateketis
bagi setiap orang dan lingkungan hidupnya.
D. Refleksi Hasil Penelitian