xx
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut
Alkitab Deuterokanonika ©
LAI 1976. Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga
Alkitab Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan
diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia. Jakarta: LAI, 2001, hal. 8.
B. Singkatan Dokumen Gereja
DV :
Dei Verbum,
Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965.
C. Singkatan Lain
CB : Carolus Borromeus Nama Kongregasi
Dev :
Deviasi
Ha : Hipotesis Alternatif
Ho : Hipotesis Nol
KSFL : Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Nama Kongregasi Sign
: Signifikansi SMA : Sekolah Menengah Atas
xxi SPSS :
Statistical Package And Servis Solutions
SQ :
Spiritual Quotience
Std :
Standard Deviation
xxii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1. Desain
Pretest-Posttest
2. Tabel 3.2. Data Populasi Siswa Kelas X dan XI
3. Tabel 3.3 Defenisi Operasional : Kemampuan Memaknai Hidup secara
Spiritual 4.
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual
5. Tabel 3.5. Validitas Y1
6. Tabel 3.6. Reliabilitas Y1
7. Tabel 3.7. Reliabilitas Statistik Y1
8. Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Pada Sampel sebanyak 65 Orang
9. Tabel 4.2.
Paired Samples
10. Tabel 4.3. Jadwal Acara Usulan Program Rekoleksi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman dari tahun ke tahun membawa perubahan dalam kehidupan manusia baik dalam berkomunikasi, mendengarkan, cara berpikir, cara
belajar, berelasi dengan orang lain, cara bekerja maupun dalam berelasi dengan Tuhan. Perkembangan zaman, juga memberi dampak dalam menghadapi realitas
persoalan hidup manusia yang semakin kompleks Suparno, 2015: 29. Dalam kehidupan ini seringkali tawaran-tawaran dunia membuat manusia melakukan hal-
hal yang kurang baik dan menjerat manusia untuk jatuh pada kehancuran dan penderitaan. Manusia yang tidak mampu mengendalikan dirinya dari kenikmatan
semu yang ditawarkan oleh dunia akan mengalami banyak permasalahan hidup yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Permasalahan-permasalahan hidup
beraneka ragam
antara lain,
permasalahan ekonomi, permasalahan politik, permasalahan budaya, permasalahan agama, permasalahan relasi dengan sesama, permasalahan kejujuran dan banyak
permasalahan lainnya. Semua permasalahan yang dialami manusia menjadi bagian dari kehidupan dan merupakan pengalaman yang mewarnai hidup manusia. Manusia
hendaknya mampu memaknai pengalaman hidupnya secara spiritual. Manusia perlu mengolah pengalaman hidup dan memaknainya secara spiritual, agar mampu
menemukan hal-hal yang baik dan positif yang mengarahkan hidup yang lebih baik. Semua pengalaman hidup akan memberi makna apabila manusia sampai pada tahap
penyerahan diri kepada Yang Maha Tinggi.
2
Manusia yang kurang mampu memaknai hidup secara spiritual seringkali mengeluh dan menganggap bahwa Tuhan tidak campur tangan dalam kehidupannya.
Manusia menjadi sulit untuk menemukan hal positif dan larut dalam suasana penderitaan hidupnya, sehingga membuat hidup tertekan serta mengalami kesulitan
untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi. Pengalaman pahit membuat manusia cenderung jatuh pada perbuatan yang sia-sia seperti, bersikap tidak jujur,
memelihara sikap mendendam atau membenci orang lain dan menyalahkan Tuhan atas penderitaan yang dialaminya. Manusia akan merasakan bahwa dunia ini sempit
dan penuh dengan keluhan dan penderitaan. Pada saat sekarang ini, kita sering mendengarkan berita tentang
pembunuhan atau bunuh diri akibat kesalahpahaman yang terjadi dalam relasi dengan sesama. Dalam kalangan remaja sering terjadi tindakan yang kurang
memaknai hidup antara lain, tidak peduli dengan sesama yang menderita, bersikap tidak jujur, bunuh diri karena cemburu. Ada juga orang yang tega membunuh
pacarnya karena memiliki selingkuhan lewat dunia maya. Banyak contoh lainnya yang bisa kita lihat tentang problem kehidupan dalam kalangan remaja.
Permasalahan kehidupan akan menghampiri semua kalangan, dan tidak terbatas pada usia, anak kecil, remaja, orang dewasaorang tua, yang berpendidikan dan tidak
berpendidikan, orang yang tinggal bersama dengan keluarganya, dan orang yang tinggal di kost atau di asrama.
Hidup manusia mudah terombang ambing oleh arus zaman dan menjadi tantangan besar bagi semua orang, sehingga memberi dampak dalam kualitas hidup,
khususnya kaum remaja. Kaum remaja adalah harapan, generasi, ahli waris dan
3
masa depan Gereja dan bangsa. Kaum remaja mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan kepribadian mental, emosional, sosial, moral dan religius
dengan segala permasalahannya. Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Mereka menghadapi gejala-gejala
pertumbuhan fisik-biologis, yang sering gelisah dan mencari identitas diri, sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan Tangdilintin, 1984: 8. Para remaja
perlu mendapat perhatian khusus dan membantu mereka untuk mampu memaknai hidupnya secara spiritual.
Memaknai hidup secara spiritual tidak melulu tentang menghadapi permasalahan hidup dan penderitaan. Memaknai hidup secara spiritual ada dalam
segala gerak-gerik hidup manusia saat membuka mata melihat alam semesta dengan segala mahluk yang menghuni jagat raya. Remaja merupakan masa yang rentan
dengan pergulatan hidup karena mengalami masa transisi. Remaja perlu belajar dari orang lain dan mengembangkan dirinya agar lebih dewasa dalam menanggapi
permasalahan hidupnya, serta mampu memaknai hidup baik pengalaman suka maupun duka. Mereka perlu disadarkan bahwa hidup itu berharga, indah, dan penuh
misteri. Hidup manusia tidak pernah lepas dari penderitaan dan pengalaman yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu para remaja diharapkan mampu untuk
memaknai segala pengalaman hidupnya secara spiritual. Memaknai hidup secara spiritual dengan menempatkan setiap pengalaman hidup bersama Tuhan.
Para remaja yang sudah mendapat perhatian untuk dapat memaknai hidup secara spiritual ialah Asrama Putri SMA Stella Duce II. Berawal dari keprihatinan
dan kepedulian terhadap remaja, Kongregasi Corolus Borromeus menyelenggarakan
4
pelayanan asrama dan menyediakan fasilitas serta program-program pembinaan yang memadai. Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta adalah Asrama Putri
yang ditangani Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus yang bertujuan untuk membantu warga asrama untuk hidup saling berdampingan dan
menjadi manusia yang cerdas secara spiritual. Pembinaan di asrama membantu mereka untuk dewasa secara spiritual
sehingga mampu memaknai hidupnya dengan mempertimbangkan perkembangan iman mereka. Asrama mengadakan kegiatan yang diharapakan membantu untuk
berkembang, sehingga mereka memiliki kepribadian sebagai berikut: a.
Warga asrama mampu bersyukur dan memaknai pengalaman- pengalaman hidupnya, atas kebaikan dan dukungan orangtua, orang-orang disekitarnya atas
kesempatan-kesempatan yang dialami dengan kepercayaan kepada Tuhan. b.
Dengan kesadaran sendiri tanpa dipaksa, mendalami dan mengembangkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
c. Mampu menerima, bersyukur atas kelebihan dan kekurangan dirinya Buku
Saku Asrama Putri Stella Duce II. Para siswi yang tinggal di asrama berasal dari latar belakang dan budaya
yang berbeda serta dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial, geografis dan lingkungan sekolah. Asrama memiliki peraturan dan para siswi
dilibatkan dalam
berbagai kegiatan
untuk membantu
mengembangkan kepribadiannya. Setiap pribadi harus mampu mengembangkan kedewasaan
spiritualnya melalui berbagai kegiatan yang diadakan di asrama.
5
Peraturan dan kegiatan di asrama, bertujuan untuk meningkatkan kedewasaan para siswi. Akan tetapi peraturan asrama seringkali menjadi hal yang
hal yang membebani bagi siswi. Pada awal tahun pelajaran, khususnya anak kelas X memiliki kesulitan antara lain, sulit beradaptasi, minderkurang percaya diri,
shock culture
kaget dengan hal baru boros, takut pada kakak unit dan pendamping, ikut- ikutan, mudah terpengaruh, merasa tidak bebas dan dikekang, stres dengan tuntutan
sekolah, jadwal kegiatan asrama atau peraturan asrama. Pendamping asrama melihat beberapa point permasalahan perlu ditangani
secara serius demi perkembangan dan kedewasaan spiritual siswi dalam memaknai hidup. Para siswi di asrama datang dari berbagai daerah dengan latar belakang yang
berbeda dan membawa sejuta pengalaman dan pergumulan hidup yang berbeda-beda juga. Pendamping asrama mengadakan berbagai kegiatan untuk membantu warga
asrama memaknai hidup secara spiritual dan mencintai alam. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk membantu siswi memaknai hidup secara spiritual adalah
rekoleksi dan retret. Melalui rekoleksi diharapkan para siswi mampu menangkap kehadiran Tuhan dalam setiap permasalahan hidup dan setiap detik kehidupannya.
Dalam rekoleksi pengalaman hidup digunakan sebagai bahan untuk pemeriksaaan batin. Pemeriksaan batin merupakan usaha untuk mengembangkan
hidup iman atau hidup rohani. Pemeriksaan batin mengajak peserta untuk meninjau karya Allah, cara Allah berkarya dan membimbing serta kita melihat jawaban
peserta atas karya, cara kerja Allah dan bimbingannNya dimasa yang sudah lampau Mangunhardjana, 1984: 18-19.
6
Rekoleksi juga merupakan salah satu upaya untuk melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin tahu kearah yang lebih baik. Kegiatan rekoleksi membantu
manusia untuk memaknai hidup dan meningkatkan kepekaan religius. Menghayati makna hidup sangat tergantung pada cara manusia memandang hidup meskipun
masalah dalam hidup tidak pernah terpecahkan dengan tuntas. Arti dan bentuk sebuah masalah tidak terletak pada pemecahannya, tetapi cara manusia
menghadapinya terus menerus. Hidup yang semakin bermakna dan sejati ialah dapat mengatasi rasa sakit, derita, dan maut sekalipun Lalu, 2007: 83.
Dalam hidup sehari-hari manusia menemukan dan mengalami banyak peristiwa yang sering berlalu begitu saja. Sementara manusia mengimani bahwa
Tuhan hadir dalam peristiwa-peristiwa hidup, peristiwa pengalaman yang sederhana sekalipun. Rekoleksi merupakan waktu yang sangat tepat untuk memperdalam dan
menguatkan hidup batiniah dan rohaniah seseorang dengan mengintensifkan waktu untuk berdoa. Dalam kegiatan rekoleksi peserta diajak berhenti sejenak dari aktivitas
rutin dan merefleksikan hidup kita untuk menemukan kehendak Tuhan. Rekoleksi bukan sekedar mendengarkan ceramah, tetapi peserta diajak untuk menelusuri dan
memaknai hidup dan pengalaman tersebut menjadi bahan dasar yang diolah selama rekoleksi Subiyanto, 2003: 6-7
Dengan membaca isi buku saku asrama yang memuat tujuan didirikannya asrama putri SMA Stella Duce II Yogyakarta, maka saya tergerak untuk
mengadakan penelitian di asrama tersebut dengan tujuan untuk mengetahui dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X
dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Maka judul penelitian ini
7
adalah Dampak Rekoleksi Terhadap Kemampuan Memaknai Hidup Secara Spiritual Bagi Siswi Kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah