Pemotongan mekanis Pemotongan termal Pembentukan Pengelasan

Tata Surdia dan Shiroku Saito, 1984 Kondisi: M = seperti yang diperoduksi, 0 = dilunakkan H = regangan yang dikeraskan pengerjaan dingin T.B. = perlakuan larutan dan disepuh secara alamiah T.F. = larutan dan presipitasi yang diperlukan Bentuk bahan: Tempa F-forged. Paku keling R-rivet. Baut B-bolt. Lembaran S - sheet. Batang atau penampang E. Aluminium bersifat melawan terutama terhadap nitrat terkonsentrasi dan asam asetat, tetapi tidak terhadap alkalis. Setiap komposisi-komposisi yang memuat merkuri melawan aluminium dan paduan-paduannya sangat berat. Sisa-sisa fluks harus dihilangkan untuk mencegah korosi sesudah pematrian. Paduan-paduan Al-Mangan dengan Mn 1, Cr 0,5 mempunyai tahanan terhadap korosi, terutama terhadap air laut dan udara laut. Paduan-paduan 5 – 7 Al-Magnesium mudah mengalami korosi antar kristal terutama jika terlalu ditegangkan.

3.11.5. Pemotongan mekanis

Aluminium dapat dipotong secara mekanis atau dilubangi pada setiap mesin yang digunakan untuk baja karbon rendah. Pisau-pisau dan tepi pemotongan harus dibersihkan dengan teliti untuk mencegah kontaminasi tepi potong dengan partikel-partikel besi. Ruang-ruang bebas harus diubah untuk ketebalan-ketebalan ekivalen bila perlu tapi kontur-kontur dapat digerumis keluar pada ketebalan dibawah sekitar 22 mm. Tambahan lagi aluminium-aluminium lunak dapat dikerjakan dengan mesin dengan menggunakan mesin-mesin frais klise kecepatan tinggi.

3.11.6. Pemotongan termal

Pemotongan termal dari aluminium biasanya dilakukan dengan menggunakan proses plasma busur api. Pada proses ini busur api memanaskan gas ke temperatur yang sangat tinggi pada nosel yang didinginkan air. Nosel ini menciutkan busur api yang mengakibatkan kenaikan kecepatannya dan bergabung dengan temperatur tinggi, menghasilkan hembusan arus plasma dan menguapkan aluminium membentuk pemotongan yang sempit. Agak tirus pada tepi potong merupakan ciri-ciri yang tak dapat Di unduh dari : Bukupaket.com dihindarkan. Untuk penampang tipis kadang-kadang digunakan sinar laser dan elektron.

3.11.7. Pembentukan

Aluminium dapat dipintal, dirol, dibengkokkan, atau diproses dengan cara yang sama seperti L.C.S. tapi mungkin memerlukan pelunakan diatara langkah-langkah pem- bentukan karena pengerasan kerja. Pada waktu pe- masangan tepi-tepi pelat pada suatu rem pres, sebelum pengerolan ke bentuk konis atau silinder, harus hati-hati dalam penggunaan tekanan. Aluminium lunak dan mudah diputuskan. Tanda-tanda pengenalan dan pengerutan bisa berakibat tidak sedap dipandang dan sukar dibersihkan.

3.11.8. Pengelasan

Proses penyambungan yang paling umum untuk penampang-penampang aluminium yang tipis dan tebal dan padua-paduannya adalah pengelasan lebur. Proses busur api logam berperisai gas yang menggunakan argon sebagai perisai gas biasanya digunakan terhadap bahan-bahan dengan tebal di atas 6 mm untuk pekerjaan produksi. Metode busur api tungsten berperisai gas digunakan untuk ketebalan yang kurang dari ini dan untuk pipa-pipa, tapi hal ini tidak merupakan peraturan yang ketat dan mengikat dan tergantung kepada pekerjaan. Pematrian api nyala aluminium dan pengelasan gesekan juga merupakan proses- proses yang mempunyai aplikasi yang spesifik. Sumber daya tiga fasa dibutuhkan apabila pengelasan tahanan aluminium. Lembaran yang tipis dapat dilas dengan menggunakan busur api plasma atau berkas elektron. Beberapa poin yang penting dicatat pada waktu pengelasan lebur aluminium adalah : a Konduktivitas yang tinggi akan memperbesar H.A.Z. dan juga mengharuskan pemanasan awal dalam hal-hal tertentu. b Ekspansi termal yang tinggi menyebabkan lebih distorsi dari pada L.C.S. c Pengelasan menyebabkan dikeraskan kerja atau diperlakukan panas bahan kehilangan sedikit kekuatan tarik dan kekerasannya pada daerah yang dipengaruhi oleh panas dari pengelasan tersebut. d Semua paduan Al-Mg-Si dan Al-Mg-Zn dilas dengan menggunakan bahan-bahan pengisi yang bukan sesuai untuk menghindarkan peretakan pembekuan. Al-Mg-si Di unduh dari : Bukupaket.com bahan pengisi Al 10 Si; Al-Mg-Zn bahan pengisi Al 10 Mg e Tungsten yang dizirkonisasi digunakan untuk pengelasan paduan aluminium f Paduan-paduan Al magnesium sensitif terhadap pertumbuhan butir yang berlebih lebihan pada H.A.Z. g Keporian kadang-kadang menimbulkan persoalan disebabkan oleh pemasukan gas. Semua sambungan harus dibersihkan dari gemuk, kotoran dan uap basah dengan pelarut-pelarut aseton dan oksida-oksida dihilangkan dengan kawat baja tahan karat atau bahan penggosok yang murni. h Tidak ada perubahan warna dalam pemanasan Al.

3.11.7. Pematrian