Tahan korosi Pemotongan mekanis Pemotongan termal Pembentukan Penyambungan

Koefisien ekspansi linear Tembaga : 17,7 x 10 -6 per C. Kekuning- kuningan : 7030 = 19,9 x 10 -6 per C ; 6040 = 20,8 x 10 -6 per C. Konduktivitas Tembaga konduktivitas tinggi bebas oksigen O.F.H.C.– Oxygen free high conductivity mempunyai konduktivitas listrik dan termal yang tinggi sekali. Apabila elemen-elemen ditambahkan pada tembaga murni, konduktivitas listriknya menurun. Kekuatan tarik Kondisi dianeal 220 – 250 Nmm 2 . Setelah pengerjaan dingin 310 – 400 Nmm 2 . Tembaga sangat lunak dalam kondisi dianeal tetapi dengan cepat bertambah keras selama pengerjaan dingin, misalnya pemukulan dengan palu, pengerolan dan penekanan. Pertambahan kekerasan disertai pertambahan kekuatan tarik tetapi kehilangan keuletan. Keuletan, plastisitas dan kemamputempaan tembaga murni sangat baik, tetapi memerlukan penganealan untuk menghilangkan efek pengerjaan dingin. Dalam kondisi dianeal tembaga tersebut sangat baik untuk penaraikan yang dalam dreep drawing, ekstrusi dan penarikan ke bentuk kawat. Banyak paduan-paduan tembaga yang mempunyai keuletan yang tidak baik antara 400 – 700 C lembang keuletanductility trough. Untuk mengenal tembaga, panaskan sampai berwarna merah muda kira-kira 500 C dan biarkan dingin di udara dan celupkan ke dalam air untuk menghilangkan kerak oksida.

3.12.1. Tahan korosi

Tembaga mempunyai tahan korosi yang tinggi terhadap sebagian besar asam tetapi diserang dengan dahsat sekali oleh asam-asam pengoksida seperti nitrat dan hidroklorat. Tidak ada paduan-paduan tembaga yang cocok dengan amonia. Korosi elektro kimia terjadi apabila dua logam yang tidak serupa bersama-sama dalam suatu larutan yang berasam, menyebabkan logam yang satu merusak dengan merugikan logam yang lain. Salah satu logam bertindak sebagai katoda dan logam yang lain yang merusak merupakan anoda. Apabila tembaga atau paduan-paduannya dihubungkan dengan logam-logam yang lain pada lingkungan-lingkungan yang korosif, korosi elektro kimia merupakan faktor yang penting. Gabungan aluminium dan tembaga jika mungkin harus dicegah, mengingat tembaga sangat bersifat katoda terhadap alumunium dan menyebabkan aluminium cepat rusak. Di unduh dari : Bukupaket.com

3.12.2. Pemotongan mekanis

Tembaga dalam kondisi aneal yang lunak cenderung menutup gigi gergaji dan melepaskan tepi tajam pahat-pahat pemotong. Ini mengakibatkan bram-bram yang besar dan distorsi-distorsi pada tepi potong pada waktu pengguntingan dan pelubangan kesulitan yang serupa tidak akan dialami pada waktu pengguntingan kuningan 7030 atau pada waktu pemesinan kuningan 6040.

3.12.3. Pemotongan termal

Tembaga dapa dipotong secara termal dengan proses plasma busur api yang menggunakan argonhidrogen atau campuran nitrogen atau sinar laser.

3.12.4. Pembentukan

Tembaga dan kuningan-kuningan 7030, 6535 dapat dipintal, dirol, dipres dan dibengkokkan tapi mungkin memerlukan pelunakan dengan perlakuan panas pada taraf antara untuk menghilangkan setiap efek pengerasan kerja pada sekitar 500 – 600 C.

3.12.5. Penyambungan

Tembaga dan paduan-paduannya dengan mudah dilas lebur menggunakan m.m.a. dan elektroda-elektroda timah- tembaga atau di las T.I.G., dengan elektroda polaritas negatif arus searah d.c dengan gas perisai argonhelium dan bahan-bahan pengisi yang ditunjukkan pada B 2901 bagian 2 dan bagian 3. metode pengelasan yang lain adalah M.I.G., gesekan, tekanan dingin, oksiasetilin, busur api plasma.

3.12.6. Pembautan dan pengelingan