ITIL COSO Model Framework TI

dalam meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol internal dan corporate governance. Komite ini didirikan pada tahun 1985 untuk mempelajari faktor-faktor yang menunjukkan ketidaksesuaian dalam laporan finansial.

2.6.3 ISO

ISOIEC 15504, atau dikenal juga dengan SPICE Software Process Improvement and Capability dEtermination adalah suatu kerangka kerja untuk penilaian proses yang dikembangkan bersama oleh ISO International Organization for Standardization dan IEC International Electrotechnical Commission. ISOIEC 15504 awalnya diturunkan dari standar siklus hidup proses ISO12207 dan digunakan sebagai dasar pembuatan CMMI .

2.6.4 CMMI Capability Maturity Model Integration

Capability Maturity Model Integration CMMI merupakan suatu model pendekatan dalam penilaian skala kematangan dan kemampuan sebuah organisasi perangkat lunak. CMMI pada awalnya dikenal sebagai Capability Maturity Model CMM yang dikembangkan oleh Software Enginnering Institute di Pittsburgh pada tahun 1987. Namun perkembangan selanjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner dan dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses. CMMI adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur- unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditujukan untuk berbagai bidang yang berbeda. Menurut CMMI for Development Version 1.3 Maturity Level di CMMI ada 5, mulai dari yang terendah Maturity Level 1 hingga Maturity Level 5. Maturity level 1 Initial.Pada Maturity Level 1 ini proses biasanya ad hoc dan kacau. Perusahaan biasanya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mendukung proses yang akan dilakukan. Sukses dalam organisasi masih tergantung pada kemampuan individu orang-orang dalam organisasi dan bukan pada penggunaan sistem. Meskipun tingkat kematangan level 1 masih kacau, perusahaan tetap menghasilkan produk dan jasa yang bekerja, namun produk dan jasa yang dihasilkan sering melebihi anggaran dan jadwal yang ditentukan dalam rencana mereka. Tingkat kematangan 1 organisasi juga biasanya ditandai dengan kecenderungan untuk meninggalkan proses yang dikerjakan didalam waktu krisis, dan tidak dapat mengulangi keberhasilan yang pernah dilakukan. Maturity level 2 Managed. Tingkat kematangan 2 perusahaan telah memastikan bahwa proses yang direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perusahaan, didalam pelaksanaanya perusahaan mempekerjakan orang- orang terampil yang memiliki sumber daya yang memadai untuk menghasilkan output yang sesuai dengan rencana. Proses juga melibatkan pemangku kepentingan yang relevan serta dilakukan monitoring didalam pengerjaannya. Proses yang dilakukan pada tingkat kematangan level 2 memastikan bahwa proses yang dikerjakan dipertahankan selama masa kritis berlangsung. Ketika proses sudah mencapai level 2 kegiatan dilakukan dan dikelola sesuai dengan rencana mereka didokumentasikan. Pada tingkat kematangan level 2 proses yang dikerjakan terlihat manajemen didalam pengerjaannya misalnya kegiatan apa yang harus dilakukan pertama kali, berapa waktu yang diperlukan didalam pengerjaan dan berapa biaya yang dibutuhkan. Komitmen ditetapkan antara para pemangku kepentingan yang relevan dan direvisi sesuai kebutuhan. produk kerja secara tepat dikendalikan. Produk dan layanan pekerjaan memuaskan dan memiliki standar dan prosedur sederhana didalam pengerjaannya. Maturity level 3 Defined . Maturity level 3 ditandai dengan proses yang terkarakterisasi serta dipahami dengan baik oleh personil yang terlibat didalamnya, serta proses telah dideskripsikan didalam standar operasional prosedur serta metode pengerjaannya yang terdapat didalam sistem informasi perusahaan. Perusahaan telah memiliki standarnya sendiri didalam melakukan proses dan standar ini sudah dilakukan peningkatan dari waktu ke waktu.pening