Audit Sistem Informasi TINJAUAN PUSTAKA

suatu audit operasional terhadap manajemen sumber daya informasi, yaitu efektivitas, efisiensi dan ekonomis tidaknya unit fungsional sistem informasi pada suatu organisasi atau pengelolaan sistem informasi pada suatu organisasi. Pelaksanaan audit ini biasanya dilakukan oleh auditor intern dengan menerapkan pengetahuan teknis audit dan sistem informasi maupun pengalamannya, untuk mengevaluasi unit maupun departmen sistem informasi, pengelolaan sumberdaya informasi, pengembangan sistem aplikasi, serta mengevaluasi sistem yang sudah diimplementasikan. Panduan yang dipergunakan dalam audit SI ini untuk di Indonesia adalah Standar Atestasi, dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntansi seperti IAI di Indonesia, AICPA di USA, atau CICA untuk Kanada, maupun yang lebih khusus lagi, yaitu : dari ISACA atau IIA. Model referensi sistem pengendalian intern lazimnya adalah CobIT

2.6 Model Framework TI

Ada beberapa framework yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu perusahaan, diantaranya:

2.6.1 ITIL

ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce OGC, yaitu suatu badan di bawah pemerintah Inggris, yang bekerja sama dengan The IT Service Management Forum ITSMF, suatu organisasi independen mengenai manajemen pelayanan TI dan British Standard Institute BSI, suatu badan penetapan standar pemerintah Inggris. ITIL merupakan suatu framework pengelolaan layanan TI IT Service Management – ITSM, yang sudah diadopsi sebagai standar industri pengembangan industri perangkat lunak di dunia. ITIL dikembangkan pertama kali pada pada akhir tahun 1980.

2.6.2 COSO

COSO merupakan kependekan dari Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission, sebuah organisasi di Amerika yang berdedikasi dalam meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol internal dan corporate governance. Komite ini didirikan pada tahun 1985 untuk mempelajari faktor-faktor yang menunjukkan ketidaksesuaian dalam laporan finansial.

2.6.3 ISO

ISOIEC 15504, atau dikenal juga dengan SPICE Software Process Improvement and Capability dEtermination adalah suatu kerangka kerja untuk penilaian proses yang dikembangkan bersama oleh ISO International Organization for Standardization dan IEC International Electrotechnical Commission. ISOIEC 15504 awalnya diturunkan dari standar siklus hidup proses ISO12207 dan digunakan sebagai dasar pembuatan CMMI .

2.6.4 CMMI Capability Maturity Model Integration

Capability Maturity Model Integration CMMI merupakan suatu model pendekatan dalam penilaian skala kematangan dan kemampuan sebuah organisasi perangkat lunak. CMMI pada awalnya dikenal sebagai Capability Maturity Model CMM yang dikembangkan oleh Software Enginnering Institute di Pittsburgh pada tahun 1987. Namun perkembangan selanjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner dan dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses. CMMI adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur- unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditujukan untuk berbagai bidang yang berbeda. Menurut CMMI for Development Version 1.3 Maturity Level di CMMI ada 5, mulai dari yang terendah Maturity Level 1 hingga Maturity Level 5. Maturity level 1 Initial.Pada Maturity Level 1 ini proses biasanya ad hoc dan kacau. Perusahaan biasanya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mendukung proses yang akan dilakukan. Sukses dalam organisasi masih tergantung