CMMI Capability Maturity Model Integration

pada kemampuan individu orang-orang dalam organisasi dan bukan pada penggunaan sistem. Meskipun tingkat kematangan level 1 masih kacau, perusahaan tetap menghasilkan produk dan jasa yang bekerja, namun produk dan jasa yang dihasilkan sering melebihi anggaran dan jadwal yang ditentukan dalam rencana mereka. Tingkat kematangan 1 organisasi juga biasanya ditandai dengan kecenderungan untuk meninggalkan proses yang dikerjakan didalam waktu krisis, dan tidak dapat mengulangi keberhasilan yang pernah dilakukan. Maturity level 2 Managed. Tingkat kematangan 2 perusahaan telah memastikan bahwa proses yang direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perusahaan, didalam pelaksanaanya perusahaan mempekerjakan orang- orang terampil yang memiliki sumber daya yang memadai untuk menghasilkan output yang sesuai dengan rencana. Proses juga melibatkan pemangku kepentingan yang relevan serta dilakukan monitoring didalam pengerjaannya. Proses yang dilakukan pada tingkat kematangan level 2 memastikan bahwa proses yang dikerjakan dipertahankan selama masa kritis berlangsung. Ketika proses sudah mencapai level 2 kegiatan dilakukan dan dikelola sesuai dengan rencana mereka didokumentasikan. Pada tingkat kematangan level 2 proses yang dikerjakan terlihat manajemen didalam pengerjaannya misalnya kegiatan apa yang harus dilakukan pertama kali, berapa waktu yang diperlukan didalam pengerjaan dan berapa biaya yang dibutuhkan. Komitmen ditetapkan antara para pemangku kepentingan yang relevan dan direvisi sesuai kebutuhan. produk kerja secara tepat dikendalikan. Produk dan layanan pekerjaan memuaskan dan memiliki standar dan prosedur sederhana didalam pengerjaannya. Maturity level 3 Defined . Maturity level 3 ditandai dengan proses yang terkarakterisasi serta dipahami dengan baik oleh personil yang terlibat didalamnya, serta proses telah dideskripsikan didalam standar operasional prosedur serta metode pengerjaannya yang terdapat didalam sistem informasi perusahaan. Perusahaan telah memiliki standarnya sendiri didalam melakukan proses dan standar ini sudah dilakukan peningkatan dari waktu ke waktu.pening Perbedaan lain yang penting adalah bahwa pada tingkat kematangan level 3, proses biasanya memiliki penjelesan lebih detail dari pada tingkat kematangan level 2. Sebuah proses yang jelas menyatakan tujuan, masukan, kriteria masuk, kegiatan, peran, langkah-langkah, langkah-langkah verifikasi, output, dan kriteria outpot proses. Pada tingkat kematangan level 3, proses yang dikelola lebih proaktif menggunakan pemahaman tentang hubungan timbal balik dari kegiatan proses dan langkah-langkah rinci proses, produk kerja, dan layanannya. Maturity level 4 Managed. Pada tingkat kematangan 4, organisasi dan proses memiliki tujuan kuantitatif untuk kualitas dan kinerja proses dan menggunakannya sebagai kriteria dalam mengelola proyek. Tujuan kuantitatif didasarkan pada kebutuhan pelanggan, pengguna akhir, organisasi, dan proses pelaksana. Kualitas dan kinerja proses dipahami dalam hal statistik dan dikelola sepanjang proses berjalan. Untuk subproses yang dipilih, langkah-langkah khusus untuk mengerjakan proses dikumpulkan dan dianalisis secara statistik. Ketika memilih subproses untuk analisis, sangat penting untuk memahami hubungan antara berbagai subproses dan dampaknya terhadap pencapaian tujuan untuk kualitas dan kinerja proses. Perbedaan penting antara tingkat kematangan 3 dan 4 adalah prediktabilitas kinerja proses. Pada tingkat kematangan 4, kinerja proyek dan subproses dipilih dikendalikan menggunakan statistik dan teknik kuantitatif lainnya, dan prediksi berdasarkan pada sistem analisis statistik yang digunakan untuk mengolah data. Maturity level 5 Optimizing. Pada kematangan level 5, sebuah perusahaan melakukan peningkatkan proses secara berkala berdasarkan pemahaman kuantitatif tujuan bisnis dan kebutuhan perusahaan. Organisasi menggunakan pendekatan kuantitatif untuk memahami perbedaan yang ada dalam proses dan hal yang menyebabkan proses hasil. Kematangan level 5 berfokus pada terus meningkatkan kinerja proses melalui proses bertahap dan inovatif dan teknologi perbaikan. Kualitas dan proses kinerja organisasi tujuan ditetapkan, terus direvisi untuk mencerminkan perubahan bisnis tujuan dan kinerja organisasi, dan digunakan sebagai kriteria dalam mengelola proses perbaikan. Efek dari proses dikerahkan perbaikan diukur dengan menggunakan statistik dan lainnya kuantitatif teknik dan dibandingkan dengan tujuan kinerja kualitas dan proses. proses proyek didefinisikan, set organisasi standar proses, dan teknologi pendukung adalah target dari terukur kegiatan perbaikan. Perbedaan penting antara tingkat kematangan 4 dan 5 adalah fokus pada mengelola dan meningkatkan kinerja organisasi. Pada tingkat kematangan 4, organisasi dan proyek fokus pada pemahaman dan mengendalikan kinerja di tingkat sub proses dan menggunakan hasil untuk mengelola proyek. Pada tingkat kematangan 5, organisasi yang bersangkutan dengan keseluruhan kinerja organisasi menggunakan data yang dikumpulkan dari beberapa proyek. Analisis data mengidentifikasi kekurangan atau kesenjangan dalam kinerja. kesenjangan ini digunakan untuk mendorong perbaikan proses organisasi yang menghasilkan peningkatan terukur dalam kinerja.

2.7 COBIT 5

COBIT 5 merupakan sebuah kerangka atau framework menyeluruh yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya untuk tata kelola dan manajemen TI perusahaan.

2.7.1 Sejarah Perkembangan COBIT

COBIT muncul pertama kali pada tahun 1996 yaitu COBIT versi 1 yang menekankan pada audit, COBIT versi 2 pada tahun 1998 yang menekankan pada tahap pengendalian, COBIT versi 3 pada tahun 2000 yang berorientasi kepada manajemen, COBIT versi 4 pada bulan desember 2005 dan versi 4.1 pada bulan mei 2007 lebih mengarah pada tata kelola TI, dan terakhir COBIT versi 5 pada bulan juni 2012 yang menekankan tata kelola TI pada perusahaan.

2.7.2 Definisi COBIT 5

COBIT 5 merupakan sebuah kerangka menyeluruh yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai tejuannya untuk tata dan manajemen TI perusahaan. Secara sederhana COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai optimal dari TI dengan cara menjaga keseimbangan antara mendapatkan keuntungan dan mengoptimalkan tingkat resiko dan penggunaan sumbar daya. COBIT 5 memungkinkan TI untuk dikelola dan diatur dalam cara yang lebih menyeluruh untuk seluruh lingkup perusahaan, meliputi seluruh lingkup bisnis dan lingkup area fungsional TI, dengan mempertimbangkan kepentingan para stakeholder internal dan eksternal yang berhubungan dengan TI. COBIT 5 bersifat umum dan berguna untuk segala jenis ukuran perusahaan, baik itu sektor komersial, sektor non profit atau pada sektor pemerintahan atau