Penelitian Gilling 1977 menunjukkan bahwa kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The
Big Six membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara
lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu
KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Waktu audit
yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. KAP yang besar biasanya juga
didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan
Hossain, 1998.
2.2.4. Ukuran Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki skala usaha yang berbeda satu sama lain. Perbedaan skala ini dapat dilihat dari berbagai segi. Secara umum
semakin besar perusahaan klien akan semakin beragam penggunaan laporan keuangan. Ukuran perusahaan ini, yang dapat diukur melalui total
aktiva ataupun pendapatan Arens dan Loebbecke, 2003:227. Menurut Charles H. Gibson 2001:176 “Be aware of the diferrent size of firms
under comparison. These differences can be seen by looking at relative sales, assets, or profit sizes”. Dalam Jogiyanto 2008:373 dikatakan
bahwa ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur proxy besarnya perusahaan.
Sedangkan Gorge Foster 1986:111 menunjukkan bahwa firm size :total assets, sales, or market capitalization.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya: total aktiva,
penjualanpendapatan, ukuran laba profit, dan market capitalization. Penelitian ini menggunakan wakil pengukur proxy untuk ukuran
perusahaan adalah total aktiva assets. Aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh di masa depan atau dikendalikan oleh entitas
tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2001:219. Aktiva adalah sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan Warren, Reeve, dan Fess, 2005:18. Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan
yang dimiliki suatu perusahaan. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan semakin besar aktiva suatu perusahaan maka semakin besar ukuran
perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan terkait merupakan fungsi dari kecepatan
pelaporan keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas dan intensitas transaksi
perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik Sistya Rachmawati,
2008:3.
2.2.5. Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay
Ukuran peruasahaan merupakan variabel yang sering digunakan dalam penelitian ini. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan
memperoleh hasil yang berbeda-beda antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lain.
Menurut SPAP SA Seksi 319 paragraf 41, sifat dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan umumnya bervariasi dari satu entitas ke
entitas lain serta dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entitas tersebut. Ini berarti semakin besar ukuran dan kompleksitas suatu entitas
maka semakin luas prosedur audit yang dilakukan sehingga kemungkinan akan memperpanjang audit delay.
Penelitian Yuliana dan Aloysia Ardiati 2004 dengan wakil pengukur total aset menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan dan arahnya negatif terhadap audit delay. Ini berarti bahwa semakin besar ukuran perusahaan besar aset maka semakin
pendek cepat laporan keuangan auditan audit delay. Hal ini dapat terjadi mungkin disebabkan oleh semakin baiknya
sistem pengendalian internal perusahaan sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan
auditor dalam melakukan pengauditan Ashton dan Newton, 1989. Semakin baik sistem pengendalian intern maka semakin sedikit bukti audit
yang harus dikumpulkan auditor sebagai dasar pernyataan pendapat auditor. Menurut Dyer dan McHugh 1975 dalam Sistya Rachmawati
2008 menyatakan manajemen perusahaan besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan
tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan besar cenderung
menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal.
Namun arah penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati 2008 dan Soegeng Soetedjo 2006
yaitu positif yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar juga membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaian
laporan auditannya. Meskipun pengaruh yang dihasilkan signifikan antara ukuran perusahaan terhadap audit delay.
Penelitian yang dilakukan oleh Supriyati dan Yuliasri Rolinda 2007 menunjukkan arah penelitian yang sama dengan Sistya
Rachmawati 2008 dan Soegeng Soetedjo 2006 yaitu positif yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar juga
membutuhkan waktu yang lama dalam penyelesaian laporan auditannya namun pengaruh yang dihasilkan tidak signifikan.
Hasil penelitian Sistya Rachmawati 2008, Supriyati dan Yuliasri Rolinda 2007, Soegeng Soetedjo 2006 sesuai dengan literatur yang ada.
Berdasar literatur Boynton dan Kell 2002:207, semakin besar populasi suatu perusahaan akan semakin besar pula jumlah bukti audit yang
diperlukan untuk memperoleh dasar yang memadai guna menarik
kesimpulan atau menyatakan pendapat. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur
audit yang harus ditempuh agar mendapatkan keyakinan yang memadai dalam menarik kesimpulan atau menyatakan pendapat.
Berdasarkan literatur dan ketidakkonsistenan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya baik dengan landasan teori yang ada maupun
dengan penelitian lainnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diduga ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay.
H
1
: Ukuran Perusahaan total aktiva secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay.
2.2.6. Jenis Pendapat Auditor Opini