kesimpulan atau menyatakan pendapat. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur
audit yang harus ditempuh agar mendapatkan keyakinan yang memadai dalam menarik kesimpulan atau menyatakan pendapat.
Berdasarkan literatur dan ketidakkonsistenan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya baik dengan landasan teori yang ada maupun
dengan penelitian lainnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diduga ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay.
H
1
: Ukuran Perusahaan total aktiva secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay.
2.2.6. Jenis Pendapat Auditor Opini
Terdapat lima jenis pendapat opini auditor Boynton, Johnson dan Kell, 2002: 73-82, yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion yang
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan ini merupakan bentuk laporan audit yang paling umum atau disebut
laporan audit standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
unqualified with explanatory paragraph opinion yang menyatakan
bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, namun terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelas.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion yang
menyatakan bahwa kecuali dampak dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Menurut Arens dan Loebbecke 2003:41 pendapat wajar dengan pengecualian dapat
diberikan baik karena adanya pembatasan lingkup audit atau tidak ditaatinya prinsip akuntansi berlaku umum.
4. Pendapat tidak wajar adverse opinion yaitu menyatakan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
5. Menolak memberikan pendapat disclaimer opinion yang
menyatakan bahwa auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat timbul karena
adanya pembatasan ruang lingkup audit, hubungan yang tidak independen antara auditor dan klien menurut kode etik profesional,
atau tidak ditaatinya prinsip akuntansi berlaku umum Arens dan Loebbecke, 2003:40.
2.2.7. Pengaruh Perbedaan Jenis Pendapat Auditor Opini Terhadap Audit
Delay
Jenis pendapat audit yang diberikan auditor tergantung dari hasil audit yang dilakukannya. Untuk mendapatkan keyakinan yang memadai
dalam memberikan pendapatnya, auditor melakukan prosedur audit. Salah satu prosedur audit yang dilakukan adalah menganalisa laporan keuangan
untuk mnegetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Salah satu analisa laporan keuangan adalah rasio leverage. Penelitian Carslaw dan
Kaplan 1991 merupakan penelitian pertama yang menggunakan rasio leverage sebagai variabel independen yang mempengaruhi audit delay.
Carslaw dan Kaplan 1991 menyatakan bahwa perbandingan dari hutang terhadap total aset Debt Proportion diduga mempunyai hubungan
yang positif terhadap audit delay. Alasan yang dikemukakan oleh Carslaw dan Kaplan 1991 yang mendasari dugaan ini adalah perbandingan hutang
terhadap total aset menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan. Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset akan meningkatkan
kemungkinan kegagalan perusahaan dan dapat menimbulkan pemikiran auditor bahwa kemungkinan laporan keuangan tersebut kurang dapat
dipercaya. Rendahnya kesehatan keuangan manajemen proporsi hutang terhadap total aset yang tinggi kemungkinan menimbulkan kecurangan
manajemen atau kesalahan manajemen. Dengan adanya pemikiran auditor bahwa kemungkinan laporan keuangan tersebut kurang dapat dipercaya
menimbulkan kemungkinan auditor akan memberikan pendapat selain unqualified opinion.
Menurut penelitian yang dilakukan Whittred 1980 dalam Ainun Na’im 1999 kualifikasi audit dapat diberikan dalam beberapa bentuk:
pendapat pengecualian, pendapat penolakan, dan pernyataan tidak memberikan pendapat. Kualifikasi auditor tersebut dapat menyebabkan
penundaan laporan keuangan karena kualifikasi audit dianggap sebagai tanda akan kinerja manajemen yang buruk. Konsekuensinya, manajemen
merasa enggan untuk menerima kualifikasi audit. Dengan kondisi yang semacam ini manajemen kemungkinan akan melakukan beberapa usaha
seperti melakukan negosiasi kembali dengan pihak auditor untuk memperluas prosedur audit dan mengumpulkan lebih banyak bukti. Proses
ini membutuhkan waktu audit yang lebih lama yang kadang menunda penyampaian laporan keuangan auditan.
Hasil penelitian Whittred 1980 membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat
qualified opinion. Kesimpulan dari dua penelitian diatas adalah dengan rasio leverage
yang tinggi dapat menimbulkan pemikiran auditor bahwa kemungkinan laporan keuangan tersebut kurang dapat dipercaya sehingga menimbulkan
kemungkinan auditor akan memberikan pendapat selain unqualified opinion. Pendapat selain unqualified opinion tersebut dapat menyebabkan
penundaan laporan keuangan karena kualifikasi audit dianggap sebagai
tanda akan kinerja manajemen yang buruk. Konsekuensinya, manajemen merasa enggan untuk menerima kualifikasi audit.
Pemberian pendapat selain unqualified opinion tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior
atau staf teknis dan dilakukannya perluasan lingkup audit Imam Subekti dan Novi Wulandari, 2004.
Kualifikasi audit yang digunakan di Indonesia adalah unqualified opinion, unqualified with explanatory paragraph opinion, qualified
opinion, adverse opinion, dan disclaimer opinion. Berdasarkan literatur dan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Whittred 1980 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diduga jenis pendapat opini auditor secara signifikan berpengaruh
terhadap audit delay.
H
2
: Perbedaan Jenis Pendapat Auditor Opini secara signifikan berpengaruh terhadap audt delay.
2.2.8. Ukuran KAP