perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Terdapat tiga kriteria keterlambatan dalam penelitian menurut Dyer dan McHugh 1975 dalam Novita 2004, yaitu:
1. Preleminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa. 2.
Auditor’s report lag: interval jumlah hari tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Kriteria keterlambatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. Hal ini sesuai
dengan Standar Akuntansi Seksi 530 pemberian atas laporan keuangan independen menyebutkan bahwa tanggal selesainya pekerjaan lapangan
harus digunakan oleh auditor sebagai tanggal laporan auditnya.
2.2.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi audit delay telah dikaji dalam beberapa penelitian sebelumnya. Faktor-faktor tersebut
antara lain Imam Subekti dan Novi Wulandari:
1. Ukuran perusahaan
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan seperti penelitian Courtis 1976, Gilling 1977, Asthon dan Elliot 1987
menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang besar terhadap audit delay. Pengaruh
ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga
akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-
perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan
terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung
menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal Dyer dan Mchugh, 1975. Di
samping itu perusahaan besar pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor
menyelesaikan pekerjaannya. 2.
Jenis perusahaan Courtis 1980, Asthon dan Elliot 1987 menemukan
bahwa jenis perusahaan finansial mengalami audit delay yang lebih
pendek dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dalam jenis industri lain. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan finansial
tidak memiliki saldo perusahaan yang cukup signifikan sehingga audit yang dilakukan cenderung tidak membutuhkan waktu yang
lama. Selain itu kebanyakan aset yang dimiliki adalah berbentuk nilai moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan
asset yang berbentuk fisik seperti persediaan, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud Anthony dan Govindarajan, 1995
3. Opini
Hasil penelitian Whittred 1980 membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima
pendapat qualified opinion. Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien,
konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit. Namun penelitian Na’im 1998 di
Indonesia menunjukkan bahwa opini yang dikeluarkan oleh auditor tidak berpengaruh terhadap ketidaktepatan pelaporan keuangan.
4. Tingkat profitabilitas
Faktor lain yang diperkirakan berpengaruh adalah perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat profitabilitas yang
rendah. Ini berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan.
Penelitian Na’im 1998 juga menunjukkan bahwa tingkat
profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. Ada beberapa alasan yang mendorong terjadinya
kemunduran publikasi yaitu: pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja manajerial
perusahaan dalam setahun Ashton dan Elliot, 1987. Berdasarkan penelitian Carslaw and Kaplan 1991 perusahaan yang melaporkan
kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya jika
perusahaan melaporkan laba yang tinggi maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya, sehingga
good news tersebut dapat disampaikan kepada investor dan pihak- pihak yang berkepentingan lainnya.
5. Auditor
Faktor auditor ukuran KAP yang mengaudit juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap audit delay. Imam 2001
melakukan penelitian tentang audit delay di Bangladesh membagi auditor ukuran KAP manjadi KAP lokal-besar dan KAP lokal-kecil
berdasarkan: a.
Jumlah partner b.
Kualifikasi dari partner c.
Adanya ikatanhubungan dengan KAP yang memiliki reputasi internasional.
Penelitian Gilling 1977 menunjukkan bahwa kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai The
Big Six membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara
lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Di samping itu
KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Waktu audit
yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. KAP yang besar biasanya juga
didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan
Hossain, 1998.
2.2.4. Ukuran Perusahaan