Berdasarkan data tersebut, prokrastinasi pasif pada semua angkatan memiliki mean empiris lebih kecil dari mean teoritis. Berdasarkan uji t,
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis.
Tingkat prokrastinasi pasif pada semua angkatan rendah. Pemaparan antara mean empiris dan mean teoritis prokrastinasi
aktif dan prokrastinasi pasif terlihat bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lebih kuat melakukan prokrastinasi aktif.
Namun, diperlukan perhitungan lebih lanjut apakah benar-benar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lebih banyak
melakukan prokrastinasi aktif dibanding prokrastinasi pasif. Di lihat berdasarkan cacah item antara prokrastinasi aktif dan pasif berbeda.
Item pada prokrastinasi aktif sebanyak 24 item dan prokrastinasi pasif sebanyak 38 item. Item pada prokrastinasi pasif lebih banyak
dibanding prokrastinasi aktif. Peneliti melakukan pehitungan statistik secara manual untuk standarisasi antara mean empiris prokrastinasi aktif.
Berikut perhitungan statistik yang dilakukan secara manual : x mean empiris
Melalui perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11 Standarisasi Mean Empiris
Prokrastinasi Angkatan
Mean Empiris Prokrastinasi Aktif
2015 180,05
2014 171,74
2013 182,14
2012 172,75
Prokrastinasi Pasif 2015
139,81 2014
133,29 2013
130,22 2012
136,34
Data di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan mean empiris prokrastinasi aktif lebih besar dibanding mean empiris prokrastinasi pasif.
Hal ini berarti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lebih tinggi melakukan prokrastinasi aktif dibanding prokrastinasi pasif.
c. Statistik Deskriptif Prokrastinasi Aktif dan Prokrastinasi Pasif Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.12 Mean Prokrastinasi Aktif dan Pasif Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Prokrastinasi Aktif Prokrastinasi Pasif
Empiris Teoritis
Empiris Teoritis
Laki-laki 93,72
96 151,59
152 Perempuan
120,94 96
126,18 152
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pada prokrastinasi aktif jenis kelamin laki-laki, mean empiris kecil dibandingkan dengan
mean teoritis 93,7296. Pada jenis kelamin perempuan, mean PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
empiris lebih besar dibandingkan mean teoritis 120,9496. Pada prokrastinasi pasif jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki
mean empiris lebih kecil dibandingkan mean teoritis 151,59 dan . 126,18 152. Berdasarkan uji t diperoleh nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,005 yaitu 0,000. Artinya, terdapat perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis prokrastinasi aktif dan pasif
berdasarkan jenis kelamin. Hasil ini menunjukkan bahwa prokrastinasi aktif cenderung tinggi dilakukan oleh jenis kelamin perempuan mean
empiris mean teoritis. Peneliti melakukan uji beda terhadap prokrastinasi aktif dan pasif
berdasarkan jenis kelamin. Berikut adalah perhitungan uji t :
Tabel 4.13 Uji t Prokrastinasi Aktif Berdasarkan Jenis Kelamin
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
T df
Sig. 2- tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Proaktif
Equal variances
assumed .341
.560 -
12.860 298
.000 -27.224
2.117 -31.390 -23.058 Equal
variances not
assumed -
13.248 221.433
.000 -27.224
2.055 -31.274 -23.174
Tabel 4.14 Uji t Prokrastinasi Pasif Berdasarkan Jenis Kelamin
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
T df
Sig. 2- tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Propasif
Equal variances
assumed 2.144
.144 5.356 298
.000 25.411
4.744 16.075
34.748 Equal
variances not
assumed 5.199 188.255
.000 25.411
4.888 15.770
35.053
Tebl 4.13 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan prokrastinasi aktif
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Tabel 4.14 juga menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki
dan perempuan dalam melakukan prokrastinasi pasif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000.
D. Pembahasan
Hasil pengukuran prokrastinasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma menunjukkan bahwa mahasiswa lebih tinggi
melakukan prokratinasi aktif dibanding prokrastinasi pasif. Hal ini didukung dengan hasil skor mean empiris lebih besar dari skor mean
teoritis. Chu dan Choi 2005 menyatakan bahwa pelaku prokrastinasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aktif menunda mengerjakan tugas untuk melakukan hal penting dan mendesak karena individu berusaha membuat perencanaan dalam
mengumpulkan informasi yang berguna untuk penyelesaian tugas. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma diprediksi melakukan penundaan dalam tugas perkuliahan dengan
alasan mereka
berusaha membuat perencanaan
dalam mengumpulkan informasi yang berguna untuk penyelesaian tugas.
Mahasiswa pelaku prokrastinasi aktif sengaja menunda tugas-tugas dan memprioritaskan hal yang penting. Mereka mampu membuat
keputusan bertindak cepat dan mengatur waktu cukup baik untuk penyelesaian tugas. Mahasiswa Fakultas Psikologi ketika menunda tugas
mereka memiliki alasan yang masuk akal. Diprediksi mereka berusaha mencari informasi-informasi yang berguna bagi penyelesain tugas.
Penyelesaian tugas pada menit-menit terakhir dianggap sebagai tantangan untuk segera diselesaikan karena mereka memiliki motivasi dan semangat
tinggi. Hasil tindakan dari mahasiswa pelaku prokrastinasi aktif memuaskan Chu dan Choi, 2005.
Hasil pengukuran prokrastinasi aktif dan pasif berdasarkan angkatan menunjukkan bahwa pada semua angkatan cenderung tinggi
dalam melakukan prokrastinasi aktif mean empiris mean teoritis. Pada setiap angkatan yang melakukan prokrastinasi aktif memiliki kemampuan
dalam bertindak dan membuat keputusan yang tepat dalam penyelesaian tugas kuliah. Chu dan Choi 2005 mengatakan bahwa prokrastinasi aktif
mampu membuat keputusan dan bertindak pada waktu yang tepat serta memiliki semangat tinggi dalam penyelesaian tugas di menit-menit
terakhir. Hal ini didukung dari beberapa pernyataan subjek, yaitu PC yang menyatakan bahwa senang mengerjakan tugas dengan deadline yang pasti.
IE mengatakan bahwa bobot tugas dan waktu pengumpulan yang hampir bersamaan membuat dia kesulitan memilih tugas yang harus diprioritaskan,
namun dia merasa bahwa senang mengerjakan tugas mendekatin deadline karena lebih banyak muncul ide. SF menambahkan bahwa banyaknya
tugas dan kegiatan menuntut kita untuk memprioritaskan yang lebih penting serta membuat perencanaan waktu yang tepat.
Prokrastinasi aktif yang dilakukan pada semua angkatan tidak terlepas dari peran orangtua. Dewasa ini anak cenderung diberi kebebasan
dan tidak diwajibkan untuk mengikuti semua keinginan atau tuntutan orang tua. Hal ini memberikan dampak untuk anak tidak memiliki trauma
pada masa kecil dan tidak khawatir akan hal yang dilakukan. Ramdhani 2013 mengatakan bahwa pendidikan, bimbingan, dan sikap orangtua
yang dapat mendisiplinkan serta melindungi anaknya dengan kontrol yang baik dan kehangatan cukup dapat memberi pengaruh terhadap perilaku
prokrastinasi. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma tetap melakukan prokrastinasi, namun mereka melakukan prokrastinasi
aktif yang tidak merugikan diri mereka sendiri. Sehingga prokrastinasi dapat dikatakan sebagai sebuah strategi mereka dalam menyelesaikan
tugas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil pengukuran prokrastinasi aktif dan pasif berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara laki-
laki dan perempuan dalam melakukan prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif p0,005 yaitu 0,000. Hasil ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan prokrastinasi Rahardjo Lee,
2011; Akmal, 2013. Prokrastinasi aktif lebih tinggi dilakukan oleh mahasiswa perempuan dibandingkan laki-laki. Sejalan dengan penelitian
Akmal 2013 yang mengatakan bahwa kebanyakan mahasiswa laki-laki lebih menikmati penundaan dengan mengalihkan ke pekerjaan lain dan
terlibat dalam aktivitas yang lebih menyenangkan dan cenderung mengarah pada sikap negatif seperti mengabaikan tugas. Berbeda dengan
mahasiswa perempuan ketika melakukan prokrastinasi cenderung bersikap menyalahkan diri sendiri dan menyesali keadaan. Namun, jika
dibandingan jenis kelamin, mahasiswa perempuan masih memiliki keinginan dan usaha yang lebih tinggi untuk menyelesaikan tugas
akademiknya. Meskipun banyak mahasiswa perempuan yang melakukan prokrastinasi aktif dibandingkan laki-laki, namun mereka melakukan
prokrastinasi aktif atas dasar alasan yang masuk akal dan tetap menyelesaikan tugas tepat waktu Chu dan Choi, 2005.
Berdasarkan area prokrastinasi yang dijadikan bahan prokrastinasi mahasiswa adalah menulis, belajar untuk ujian, membaca, kinerja
administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keseluruhan Solomon Rothblum, 1984. Berdasarkan komunikasi pribadi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan rata-rata menunda
dalam hal kinerja akademik secara keseluruhan, yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.
Berdasarkan analisis mengenai prokrastinasi aktif dan pasif pada setiap angkatan, memberi masukan kepada Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma untuk pendampingan bagi mahasiswa yang lebih tepat guna. Misalnya dengan mengembangkan PPKM dan pendampingan lain
mengenai prokrastinasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan penelitian, keterbatasan, dan saran.
A. Kesimpulan Penelitian
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma melakukan prokrastinasi aktif lebih
tinggi dibandingkan prokrastinasi pasif. Hal ini tampak pada pada skor rata-rata empirik prokrastinasi aktif lebih besar dari pada skor rata-rata
teoritis prokrastinasi aktif. Pada semua angkatan melakukan prokrastinasi aktif. Berdasarkan jenis kelamin terdapat perbedaan signifikan antara laki-
laki dan perempuan dalam melakukan prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Kurang mempertimbangan keaslian cacah item pada skala yang sudah
diadaptasi. 2.
Cacah item yang tidak seimbang menyebabkan mean pada prokrastinasi pasif terlihat lebih besar dibanding mean pada
prokrastinasi aktif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI