Validitas, Analisis Item, Reliabilitas

Tabel 4.1 Subjek Penelitian Per-Angkatan Angkatan Jumlah Presentase 2015 75 25 2014 75 25 2013 80 26,7 2012 70 23,3 Total 300 100 Data subjek berdasarkan angkatan diperoleh 75 mahasiswa pada angkatan 2015, 75 mahasiswa pada angkatan 2014, 80 mahasiswa pada angkatan 2013, dan 70 mahasiswa pada angkatan 2012. Total subjek keseluruhan adalah 300 mahasiswa. Tabel 4.2 Usia Usia Jumlah Persentase 18 tahun 15 5 19 tahun 67 22,33 20 tahun 76 25,33 21 tahun 84 28 22 tahun 52 17,33 23 tahun 4 1,33 24 tahun 1 0,34 25 tahun 1 0,34 Total 300 100 Data subjek berdasarkan usia diperoleh usia 18 tahun berjumlah 15 mahasiswa; 19 tahun berjumlah 67 mahasiswa; 20 tahun berjumlah 76 mahasiswa, 21 tahun berjumlah 84 mahasiswa; 22 tahun berjumlah 52 mahasiswa; 23 tahun berjumlah 4 mahasiswa; 24 tahun berjumlah 1 mahasiswa, dan 25 tahun berjumlah 1 mahasiswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.3 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 102 34 Perempuan 198 66 Total 300 100 Data subjek berdasarkan jenis kelamin diperoleh laki-laki berjumlah 102 mahasiswa dan perempuan berjumlah 198 mahasiswi.

C. Hasil Penelitian 1.

Uji Normalitas Sebelum data diuji statistik deskriptif, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui distribusi data bersifat normal atau tidak Santoso, 2010. Uji normalitas penelitian ini menggunakan One Sample Komolgorov-Smirnov test. Distribusi data dikatakan normal apabila p˃0,05 Santoso, 2010. Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Prokrastinasi Aktif Prokrastinasi Pasif N 300 300 Normal Parameters a Mean 111.68 134.82 Std. Deviation 21.623 40.690 Most Extreme Differences Absolute .058 .045 Positive .048 .045 Negative -.058 -.039 Kolmogorov-Smirnov Z 1.006 .788 Asymp. Sig. 2-tailed .263 .564 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan data di atas taraf signifikansi variabel prokrastinasi aktif sebesar 0,263 p˃0,05, prokrastinasi pasif sebesar 0,564 p˃0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

2. Deskriptif Data Penelitian

a. Statistik Deskriptif Prokrastinasi Aktif dan Prokrastinasi Pasif Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif berdasarkan perhitungan komputerisasi menggunakan SPSS versi 16 sehingga perlu menyajikan data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum dan minimum, dan standar deviasi. Berikut hasil analisis deskriptif prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif : Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Aktif Prokrastinasi Pasif N Valid 300 300 Missing Mean 111.68 134.82 Median 113.00 132.00 Mode 103 a 132 Std. Deviation 21.623 40.690 Minimum 58 39 Maximum 156 236 Sum 33505 40445 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Berdasarkan mean hasil analisis deskriptif, diperoleh data mean teoritik dan mean empirik. Mean teoritik adalah rata-rata skor alat penelitian. Mean teoritik diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian. Tabel 4.6 Mean Empiris dan Mean Teoritis Statistik Xmax Xmin Mean Prokrastinasi Aktif Empiris 156 58 111,68 Teoretis 168 24 96 Prokrastinasi Pasif Empiris 236 39 134,82 Teoretis 266 38 152 Tabel 4.7 Uji t Mean Teoritik dan Mean Empiris Prokrastinasi Aktif One-Sample Test Prokrastinasi Aktif Test Value = 96 T Df Sig. 2-tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Proaktif 12.563 299 .000 15.683 13.23 18.14 Tabel 4.8 Uji t Mean Teoritik dan Mean Empiris Prokrastinasi Pasif One-Sample Test Prokrastinasi Pasif Test Value = 152 T Df Sig. 2-tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Propasif -7.314 299 .000 -17.183 -21.81 -12.56 Prokrastinasi aktif memiliki mean empiris sebesar 111,68 dan mean teoritis sebesar 96. Mean empiris pada prokrastinasi aktif lebih besar dari mean teoritis. Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoretis yang berarti tingkat prokrastinasi aktif dalam penelitian cenderung tinggi. Prokrastinasi pasif memiliki mean empiris sebesar 134,82 dan mean teoretis sebesar 152. Mean empiris pada prokrastinasi pasif lebih besar dari mean teoritis. Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis yang berarti tingkat prokrastinasi pasif dalam penelitian cenderung rendah.