Pemilihan selang waktu 10 menit berarti asam asetat diberikan pada 10 menit setelah pemberian asetosal. Selang waktu pemberian asam asetat untuk
kelompok kontrol negatif dan kelompok infusa bunga srigading mengikuti selang waktu pemberian dengan senyawa asetosal yaitu 10 menit.
3. Penentuan Dosis Asetosal
Pada penelitian ini, asetosal berfungsi sebagai kontrol positif yang digunakan sebagai pembanding terhadap infusa bunga srigading maupun
akuades. Kontrol positif artinya senyawa tersebut telah terbukti dapat mengurangi secara signifikan jumlah geliat dibandingkan kontrol negatif
tetapi masih memberikan sedikit geliat untuk dibandingkan dengan senyawa uji infusa bunga srigading. Penentuan dosis asetosal dilakukan untuk
mendapatkan dosis yang optimal, yaitu memberikan penurunan geliat yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
Dosis asetosal yang diujikan pada penelitian ini adalah 68,25 mgKgBB, 91 mgKgBB, dan 113,75 mgKgBB yang diberikan secara
peroral. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit selama 1 jam dan persen proteksi pada penentuan dosis asetosal dapat dilihat pada Tabel VII.
Tabel VII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada penentuan dosis asetosal
Keterangan : Kelompok
perlakuan asetosal Subyek
Uji Rata–rata jumlah
kumulatif geliat X ± SE
Rata-rata proteksi
X ± SE Dosis 68,25
mgKgBB 3
76,67 ± 5,364 32,940 ± 4,692
Dosis 91 mgKgBB
3 52,00 ± 1,000
54,483 ± 0,857 Dosis 113,75
mgKgBB 3
50,00 ± 4,933 56,250 ± 4,317
X = Mean Rata–rata SE = standard error SD
√n
Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen proteksi pada penentuan dosis asetosal dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang
seperti pada gambar 8.
76.67 52
50
10 20
30 40
50 60
70 80
68.25 91
113.8
do sis aseto sal mgKgB B 33
54 56
10 20
30 40
50 60
68.25 91
113.8
do sis aseto sal mgKgB B
a b Gambar 8. a Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat,
b Diagram batang rata-rata persen proteksi pada penentuan dosis asetosal.
Data diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis asetosal maka geliat yang muncul semakin sedikit dan semakin besar persen proteksi yang
dihasilkan. Selanjutnya dilakukan analisis variansi satu arah terhadap data persen proteksi untuk melihat perbedaan pada ketiga kelompok tersebut. Hasil
analisis variansi satu arah persen proteksi penentuan dosis asetosal dapat dilihat pada Tabell VIII.
Tabel VIII. Hasil analisis variansi satu arah persen proteksi pada penentuan dosis asetosal
Sumber Variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata–rata kuadrat
Fhit Probabilitas Antar
kelompok 1323,556 2 661,778 12,230 0,008
Dalam kelompok
324,667 6 54,111 Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah
0,008 0,05, hal ini berarti pada ketiga kelompok dosis tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan
tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada penentuan dosis asetosal dapat dilihat pada Tabel IX.
Tabel IX. Hasil uji Scheffe persen proteksi pada penentuan dosis asetosal Kelompok
perlakuan asetosal 68,25 mgKgBB
91 mgKgBB 113,75
mgKgBB 68,25 mgKgBB
- B
B 91 mgKgBB
B -
TB 113,75 mgKgBB
B TB
- Keterangan :
B = Berbeda bermakna p ≤0,05
TB = Berbeda tidak bermakna p0,05
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pemberian asetosal dosis 68,25 mgKgBB berbeda bermakna dengan dosis 91 mgKgBB maupun dosis 113,75
mgKgBB. Dosis 91 mgKgBB berbeda bermakna dengan dosis 68,25 mgKgBB dan berbeda tidak bermakna dengan dosis 113,75 mgKgBB,
sedangkan untuk dosis 113,75 mgKgBB berbeda bermakna dengan dosis 68,25 mgKgBB dan berbeda tidak bermakna dengan dosis 91 mgKgBB.
Pada dosis 91 mgKgBB dan dosis 113,75 mgKgBB terdapat perbedaan jumlah geliat dan persen proteksi yang tidak bermakna sehingga
dapat dikatakan bahwa dosis 91 mgKgBB dan dosis 113,75 mgKgBB memberikan hasil yang sama. Penelitian ini menggunakan asetosal dosis 91
mgKgBB yang sudah dapat menurunkan jumlah geliat yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dengan persen proteksi sebesar 54,483 .
Persen proteksi pada dosis ini juga memenuhi syarat aktivitas analgesik menurut Anonim 1991 yaitu adanya aktivitas analgesik dinyatakan oleh
jumlah terjadinya geliat pada hewan uji lebih sedikitnya ≥ 50 dari kelompok
kontrol negatif.
4. Penentuan Kontrol Negatif