37
3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek obyek yang memiliki ciri- ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subyek obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian Sumarsono, 2004: 44. Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen Kartu As di Graha Pari Surabaya
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus
representative dari sebuah populasi Sumarsono, 2002 : 45. Metode pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan
teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain :
- Pernah menyaksikan iklan produk Kartu As karena akan lebih mengerti tentang iklan tersebut.
- Mengerti dan memahami akan produk Kartu As. Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan
pedoman pengukuran sampel menurut Augusty 2002:48, antara lain : 1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.
2. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila
terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200. Karena dalam penelitian ini terdapat 15 indikator maka jumlah
sampelnya 15 x 7 =105.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
a. Data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden.
b. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari Kartu As yang meliputi data
penjualan dan data sejarah perusahaan.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini diperoleh berdasarkan kuesioner yaitu memberikan angket daftar pertanyaan kepada responden.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
3.3.3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah: 1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan konsumen untuk mengetahui pendapat mereka secara
langsung. 2. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan angket kepada responden untuk memperoleh informasi langsung.
3. Dokumentasi Metode didasarkan kepada hasil dokumentasi yang berhubungan
dengan peneliti ini, yakni dokumentasi dari Kartu As.
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Struktural Equation Modelling [SEM]. Model pengukuran faktor
kredibilitas, kecocokan dengan khalayak, kecocokan dengan merek, daya tarik, Celebrity endorser sebagai endorser, brand image menggunakan
Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
3.4.2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linearitas 1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau
dapat diuju dengan metode-metode statistik. 2. Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien
sampel dengan standart errornya dan skewness value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji
normalitas itu disebut dengan Z-value. Pada tingkat signifikasi 1, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa
distribusi data adalah tidak normal. 3. Normal Probability Plot [SPSS 10.1]
4. Linearitas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan lihat pola penyebarannya untuk menduga
ada tidaknya linieritas. b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara + 3,0 non outlier 2. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada
tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [χ] pada df sebesar
jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila Mahalanobis dari nilai χ adalah multivariate outlier.
Outlier adalah obsevasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi [Hair, 1998].
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity Dengan mengamati Determinant matrix covarians. Dengan
ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 [kecil], maka terjadi multikolinieritas dan singularitas [Tabachnick Fidell,
1998]. d. Uji Validitas dan reliabilitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya oengukuran atas apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang
menunjukan derajad sampai dimana masing-masing indikator itu mengidentifikasi sebuah konstruk yang umum.
Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari
hubungan antara setiap observard variabel dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan varience-extracted.
Construct reliability dan varience-evtracted dihitung denagn rumus berikut:
Construct Reliability = [∑ Standardize Loading] [ [∑ Standardize Loading] + ∑εj]
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
Variance Extracted = [∑ Standardize Loading] [ [∑ Standardize Loading] + ∑εj]
Sementara εj dapat dihitung denagn formula εj = 1 – [standardize loading]. Secara umum, nilai constuct reliability yang dapat diterima
adalah ≥ 0,7 dan varience axtracted ≥ 0,5 [Hair et.al., 1998]. Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai
estimasi setiap constuct regression weights terhadap setiap butir sebagai indkatornya.
3.4.3. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikasi pembanding nilai CR [Critical
Ratio] atau p [Probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.
3.4.4. Pengujian model dengan Two-Step Approach
Two-Step Approach to structural equation modelling [SEM] digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2. Two-
Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan denagn jumlah butir instrumentasi yang digunakan
[Hartline Ferrel, 1996], dan keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-Step Approach
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktural pada One Step Approach [Hair et. al., 1998].
Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indikator summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang
berbeda setiap indikator tersebut distandardisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk
mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut [Hair et.al., 1998].
b. Menetapkan error [ε] dan lamda [λ] terms, error terms dapat dihitung
dengan rumus 0,1 kali σ² dan lamda terms dengan rumus 0,95 kali σ [Anderson dan Gerbing, 1988]. Perhitungan construct reliability
[α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat
dihitung dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lamda [λ] terms diketahui skor-skor tersebut dimasukan
sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.
3.4.5. Evaluasi Model
Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatori” menunjukan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas
hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan
data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural
equation modelling. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai
kriteria Goodness of Fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI, CMINDF. Apabila model awal tidak good fit dengan
data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices
GOODNESS OF FIT
INDEX KETERANGAN
CUT-OFF VALUE
X²-Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama
dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].
Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling
baik diantara 1 dan 2
Probability
Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang
diestimasi Minimum 0,1 atau
0,2 atau ≥ 0,05
RMSEA
Mengkompensasi kelemahan Chi-square pada sample besar.
≤ 0,08
GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks
covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R² dalam regresi berganda].
≥
0,90
AGFI
GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90
CMINDF
Kesesuaian antara data dan model. ≤ 2,00
TLI
Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model.
≥ 0,95
CFI
Uji Kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model
≥ 0,94
Sumber : Hair et.al., [1998]
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J.C and D.W. Gerbing, 1998, “Structural Equation Modelling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach.”,
Psycological Bulletin, May, Vol.103, Iss 3, Pg. 411-23.
Bentler, P.M. and C.P. Chou, 1998, “Practical Issue in Structural Equation Modelling”, Sociological Methods and Research. 16 1. 78-117.
Darmawan, Didit dan Erna Ferrinadewi, 2003, Dampak Celebrity endorser sebagai Product endorser Terhadap
Brand image, Penerbit Mahardika,
Vol. 2, No. 1, hal 27-33.
Engel, Blackeweel dan Minrard, 1994, Perilaku Konsumen. Jilid I, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.
Hair, J.F.. et. al., 1998, Multivariate Data Analysis. Fifth Editions, Prentice- Hall
International, Inc, New Jersey.
Hartline, Michael D. and O.C. Ferrell, 1996,”The Management of Customer- Contact Service Employees : An Ampirical Investigation”, Journal of
Marketing. 60 4:52-70.
Howard, John A., 1994, Buyer Behavior in Marketing Strategy. Second Editions,
Prenhallindo- Hall International, Inc., New Jersey.
Jefkins, Frank, 1997, Periklanan. Edisi ke Tiga, Erlangga, Jakarta. Kasali, Renald, 1992, Manajemen Periklanan, Grafiti, Jakarta.
Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jilid I. Edisi Revisi, Prenhallindo, Jakarta.
_____________, 2002, Manajemen. Jilid I. Edisi Millennium, Prenhallindo,
Jakarta.
Purwanto, B.M, 2003. Does Gender Moderate The Effect of Role Stress on Salesperson’s Internal States and Performance? An Application of
Multigroup Structural Equation Manajemen MSEM, Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan, Buletin Ekonomi FE UPN
“Veteran” Yogyakarta. 6 8:1-20.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
Rossiter dan Percy, 1987, Advertising and Promotion Management, Mac- Graw
Hill, Inc., USA.
Sembiring, Murpin .J, 2004, Kontribusi Peran Iklan di Era Pasar Bebas,
Penerbit Mahardika,Vol.2, No.3,Hal 35-40.
Setyaningsih dan Didit, 2004, Pengaruh Citra Merek Terhadap Efektifitas Iklan
, Penerbit Mahardika. Vol.2, No.3, Hal 41-49.
Shimp, Terence A., 2003, Periklanan dan Pomosi. Jilid I. Edisi ke Lima,
Erlangga, Jakarta.
Sutisna, SE, ME, 2003, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tabachnick B.G., 1996, Using Multivariate Statistics. Third Editions, Harper
Collins College Publisher.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
PEMBELAJARAN KONSUMEN KARTU AS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Oleh :
SYAIFUL ARIF 0612010235 EM
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
USULAN PENELITIAN
PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
PEMBELAJARAN KONSUMEN KARTU AS
Yang diajukan
SYAIFUL ARIF 0612010235 EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi
Pembimbing Utama
Wiwik Handayani, SE, MSi
Tanggal………………
Mengetahui Ketua Program Studi
Manajemen
Dr. Muhadjir Anwar, MM NIP. 196509071991031001
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
SKRIPSI
PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
PEMBELAJARAN KONSUMEN KARTU AS
Yang diajukan
SYAIFUL ARIF 0612010235 EM
disetujui untuk Ujian Lisan oleh Pembimbing Utama
Wiwik Handayani, SE, MSi
Tanggal………………
Mengetahui Wakil Dekan I
Drs. Rahman A. Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1001
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejerah singkat Perusahaan
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan
pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom 51 dan PT Indosat 49. Kemudian pada
November 1997 Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim
sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan memiliki market share sebesar 55 Maret
2006. Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI prabayar, KartuAS prabayar, serta KartuHALO paskabayar. Saat ini saham
Telkomsel dimiliki oleh TELKOM 65 dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel 35. TELKOM merupakan BUMN
Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
Pada tahun 1995, secara resmi Telkomsel mendapat izin untuk memberikan jasa telekomunikasi selular GSM, setelah sebelumnya
sukses sebagai pilot project Telkom dalam proyek percontohan GAM do Batam. Hal berbeda dengan operator lain, Telkomsel mulai membangun
jaringan dan melayani pelanggannya dari luar jawa yakni Batam, Medan daerah lainnya. Selanjutnya Pada tahun 1996, Telkomsel mulai
beroperasi di ibu kota Jakarta dan berhasil melayani seluruh propinsi yang ada di Indonesia,hal ini ditandai dengan pengoperasian layanan
Telkomsel di Ambon dan jayapura. Telkomsel menjadi pelopor kartu prabayar isi ulang di ASIA dan
meluncurkan prodak pertamanya simPATI, kartu ini diluncurkan saat krisis ekonomi sedang melanda tahun 1997, dimana Telkomsel
memberikan solusi kepada para pengguna jasa selular yang memulia melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Selain itu juga
Telkomsel mendapat sertifikat ISO 9002 untuk Costumer Service On- Line dari PT Tuv Rheinland Jerman, yang menandai layanan pelanggan
Telkomsel telah memenuhi standarisasi mutu internasional. Telkomsel pada tahun 1998 membuat program baru untuk mengembangkan
jaringannya dengan mencanangkan Word Class Operator sebagai tolak ukur standar layanan.Positioning baru kartu prabayar Telkomsel dengan
nama simPATI Nusantara yang bermottokan “Dengan simPATI tetap terkendali”, dimana simPATI yang sebelumnya hanya digunakan di area
registrasinya, kini simPATI bisa digunakan di seluruh Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
Untuk tahun 1999, implementasi BIANCA Billing and Customer Care menggantikan system billing lama, menandai peristiwa
penting Telkomsel dalam menjalankan bisnisnya. BIANCA memungkinkan berbagai proses dapat dilakukan secara serempak, seperti
: informasi pelanggan, pencatatan percakapan hingga produksi tagihan invoice. Predikat pelayanan terbaik untuk kategori operator selular : “The
in Achieving Costumer Satisfaction Toward Service Quality” dari lembaga survei frontier bekerja sama dengan majalah SWA. Pada tahun
2000, Telkomsel mempelopori layanan Mobile Banking di Indonesia bekerja sama dengan bank Panin, yang merupakan inovasi Tekomsel
dalam mengintegrasikan system teknologi telekomunikasi dan informasi dalam sistem banking.
Disini Telkomsel juga merupakan operator terkemuka layanan telekomunikasi seluler di Indonesia dengan pangsa pasar dan pendapatan
saham. Pada akhir Maret 2009, Telkomsel memiliki 72.1 juta pelanggan yang berdasarkan statistik industri mewakili pangsa pasar yang
diperkirakan sekitar 50. Telkomsel menyediakan layanan selular di Indonesia, melalui nasional sendiri dual-band GSM 900-1800 MHz,
jaringan 3G, dan internasional, melalui 341 mitra roaming internasional di 180 negara akhir Maret 2009. Pada September 2006, Telkomsel
menjadi operator pertama di Indonesia untuk meluncurkan layanan 3G. Perusahaan menyediakan pelanggan dengan pilihan antara dua-
kartu prabayar simPATI dan Kartu As, atau pasca-bayar kartuHALO
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
layanan, serta berbagai layanan nilai tambah dan program. Pada 20 Maret 2009, Telkomsel dan Apple South Asia Pte. Ltd meluncurkan iPhone 3G
di Indonesia dengan harga disesuaikan rencana untuk semua pelanggan Telkomsel berharga. Telkomsel beroperasi di Indonesia telah tumbuh
secara substansial sejak peluncuran komersial pasca layanan dibayar pada tanggal 26 Mei 1995. Pada 4 November 1997, Telkomsel menjadi
operator telekomunikasi seluler pertama di Asia yang memperkenalkan GSM dapat diisi ulang layanan pra-bayar. Pendapatan kotor Telkomsel
telah tumbuh dari Rp 3.59 triliun pada tahun 2000 menjadi Rp 44.42 triliun pada tahun 2008. Selama periode yang sama, jumlah pelanggan
selular Telkomsel meningkat dari sekitar 1,7 juta seperti pada 31 Desember 2000 untuk 65.3 juta pada 31 Desember 2008. Telkomsel
memiliki jangkauan jaringan terbesar dari salah satu operator selular di Indonesia, menyediakan jangkauan jaringan yang mencapai lebih dari
95 dari jumlah penduduk Indonesia dan merupakan satu-satunya operator di Indonesia yang mencakup seluruh negara, provinsi dan
kabupaten, baik semua kecamatan di Sumatra, Jawa, dan Bali. Disini Perusahaan Telkomsel menawarkan GSM Dual Band 900 1800,
GPRS, Wi-Fi, EDGE, dan 3G Teknologi. Di Provinsi Jawa Barat sendiri kantor PT.TELKOMSEL berada di Jl.Asia-Afrika No. 134-137 Gedung
CCSL lantai 8-12 Bandung. Untuk lebih dekat melayani pelanggannya, saat ini Wilayah Regional Jabar didukung oleh 3 GraPARI.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
4.1.2 Visi dan Misi PT.TELKOMSEL
Visi dan misi bagi sebuah perusahaan bisa dikatakan sebagai pedoman dan tujuan. Tanpa adanya visi dan misi sebuah perusahaan
tidak akan bertahan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut. Visi dan misi PT.TELKOMSEL yang membawa
TELKOMSEL menjadi salah satu perusahan terkemuka di Indonesia. Sasaran baru yang disisipkan dalam pernyataan visi dan misi terbaru
TELKOMSEL ditujukan untuk menuntun perusahaan dalam melewati serangkaian tantangan baru, meningkatkan irama industri, dan mengatasi
situasi yang tidak nyaman. Visi dan Misi terbaru TELKOMSEL menandakan adanya tiga perubahan penting, yaitu :
1. Menetapkan Posisi Pasar yang Baru Posisi pasar yang baru merupakan posisi yang melampaui
kepemimpinan pasar yang telah dicapai. 2. Memperluas Lingkup Bisnis
TELKOMSEL akan memperluas lingkup bisnis menuju industri komunikasi nirkabel.
3. Memberikan Solusi TELKOMSEL memberikan solusi yang lebih dari sekedar
penyediaan jaringan generic umum dan pelayanan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
4.1.3 Visi PT.TELKOMSEL
Visi adalah pedoman bagi perusahaan yang merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa yang akan datang. TELKOMSEL
memiliki visi yang dijadikan acuan untuk pengembangan perusahaan ke depan yaitu ; The Indonesia wireless telecommunication solutions
company “TELKOMSEL penyedia solusi nirkabel terkemuka di Indonesia” Sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel terkemuka
di Indonesia, TELKOMSEL selalu berusaha menyediakan layanan seluler seluas-luasnya berstandar layanan kelas dunia dan mengacu pada
kepuasan pelanggan.
4.1.4 Misi PT.TELKOMSEL
Misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai makna visi yang mengandung falsafah atau nilai-nilai yang harus tertanam dalam
tingkah laku seluruh organisasi perusahaan. Misi yang diamanatkan dalam perusahaan adalah : First choice wireless telecommunication
solutions provider in Indonesia working in partnership with shareholders and other alliances to create value for investors, employee and the nation
Menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di Indonesia yang bekerjasama dengan para pemegang saham dan mitra
usaha lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi investor penanam modal, karyawan dan negara.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
Bekerjasama dengan para pemegang saham dan mitra usaha agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi penanam modal, karyawan dan
negara, diharapakan dapat menjadikan TELKOMSEL sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di Indonesia.
4.1.4. KartuAS
Kartu AS merupakan kartu prabayar yang sangat fenomenal yang pernah diluncurkan oleh TELKOMSEL, di mana hanya 3 tahun sejak
diluncurkan 24 Mei 2004 telah digunakan sekitar 17 Juta pelanggan. KartuAS merupakan inovasi yang ditujukan untuk memperluas pasar
seluler di Indonesia dan mendorong penetrasi pasar sehingga masyarakat secara lebih luas dapat menikmati layanan seluler berkualitas dengan
harga yang semakin terjangkau. Kartu AS dapat diisi ulang seperti halnya dengan kartu prabayar
yang ada di Indonesia. Kartu AS dapat digunakan di seluruh Indonesia, tarif percakapan sangat kompetitif karena mempunyai dua tarif khusus,
yaitu : 1. Tarif Murah tarif flat dari pelanggan kartu AS ke pelanggan kartu
HALO dan simPATI 2. Tarif Super Murah tarif flat antar sesama pengguna kartu AS
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
Strategi Bisnis Perusahaan
Jaringan distribusi merupakan faktor utama dalam memastikan penyediaan produk sehingga dapat menjangkau pangsa pasar yang dituju.
Tantangan di area ini adalah menciptakan sistem yang dapat memberikan kinerja yang positif bagi mitra XL dalam mendistribusikan produk XL serta
bagi pelanggan sebagai pengguna akhir. Distribusi yang efektif tidak hanya mendistribusikan produk kepada penjual atau tempat penjualan, tetapi juga
mendukung perluasan distribusi. Persaingan ketat antar operator seluler memacu XL membangun sistem yang dapat mendistribusikan produk sesuai
permintaan pasar, juga secara aktif mempromosikan penjualan. Bukti kontribusi dari saluran distribusi untuk kesuksesan XL adalah pencapaian
26 juta pelanggan pada 2008. Walaupun sebelumnya telah mempunyai sistem distribusi yang baik, XL secara rutin mengevaluasi bagaimana sistem
distribusi yang ada senantiasa dapat berjalan mengikuti kondisi pasar secara dinamis.
Di 2007, XL melakukan perubahan dengan mengimplementasi sistem distribusi baru. XL telah mengimplementasikan sistem distribusi
hybrid, gabungan antara sistem indirect dealer management dan direct. Sistem ini mengambil contoh dari sistem distribusi untuk fast moving
consumer goods FMCG dengan tujuan menjangkau pelanggan dan mengawasi saluran distribusi serta ketersediaan produk dan layanan dengan
lebih merata
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1.
Analisis Statistik Deskriptif
Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap unsur-
unsur yang ada pada setiap variabel.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 105 responden 55 responden 52
adalah laki-laki, 50 responden 48 perempuan.
Tabel 4.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase
Laki-Laki 55
52 Perempuan
50 48
Total 105
100 Sumber : Lampiran.
Berdasarkan table identitas responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan antara laki laki dan perempuan atau
dengan kata lain seimbang. Hal ini mengindikasikan tidak ada perbedaan gender untuk pemakai kartu provider XL.
b. Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur