4.2.1. Akurasi Pemberitaan
Dalam melihat akurasi pemberitaan, indikator yang digunakan adalah pencantuman waktu dan kesesuaian isi berita dengan judul.
Tabel. 4.1 Akurasi Pemberitaan
NO.
Akurasi Pemberitaan Jumlah
F
01.
Kesesuaian Judul Berita Dengan Isi Berita Sesuai
1 33,33
Tidak Sesuai 2
66,67 Jumlah
3 100
02.
Pencantuman Waktu Terjadinya Peristiwa Dicantumkan Waktu
3 100
Tidak Dicantumkan Waktu -
- Jumlah
3 100
Sumber: Data Primer Salah satu karakteristik atau ciri khusus pembaca merupakan pembaca
informasi sekilas, mereka tidak suka membolak-balik halaman untuk membaca suatu berita. Dari hal tersebut dapat dijelaskan, judul berita pada koran Surabaya
Pagi harus mempresentasikan semua isi berita, hal ini untuk menghindari persepsi yang salah apabila berita tersebut dibaca oleh pembaca. Unsur penting lainnya
dalam melihat akurasi berita adalah pencantuman waktu, dihubungkan dengan ada atau tidaknya keterangan pada saat peliputan berita.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat dalam pemberitaan tiga edisi di surat kabar Surabaya Pagi mengenai kasus korupsi dana P2SEM yang melibatkan UPN
Veteran Jatim, terdapat dua edisi pemberitaan atau sebesar 66.67 di Surabaya Pagi yang tidak sesuai antara judul dengan isi beritanya. Pemberitaan yang
pertama yaitu pemberitaan pada tanggal 9 Maret 2010 dengan judul “Rektor UPN Terseret Korupsi Rp 1,9 Miliar” sedangkan judul tersebut bukan merupakan
bagian dari kalimat yang sama pada isi berita, atau kutipan yang ada dalam isi berita. Dalam kutipan berita hanya ada tulisan pada lead berita tanggal 9 Maret
2010 halaman 1 : “Giliran Rektor Universitas Pembangunan Nasional UPN Veteran
Surabaya, Teguh Soedarto, Terseret Dugaan Korupsi Dana P2SEM Rp 1,9
Miliar, Kemarin 83.”
Pada berita tanggal 10 Maret 2010 pemberitaannya berjudul “Rektor UPN Terancam Jadi Tersangka” sedangkan judul tersebut bukan merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita, atau kutipan yang ada dalam isi berita. Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya Fadil Zumhana hanya mengatakan “bisa saja menjadi
tersangka apabila terdapat indikasi keterlibatan”, namun di judul ditulis terancam, berikut kutipan beritanya pada berita tanggal 10 Maret 2010 halaman 1 alinea
kedua : “Kalau memang ditemukan pelanggaran hukumnya dan ada indikasi
keterlibatan dalam penyelewengan dana P2SEM maka statusnya Bisa jadi tersangka. Makanya kita tunggu perkembangan hasil penyidikannya saja.”
Ujar Fadil.
Satu berita atau sebesar 33,33 masuk kategori sesuai, karena judul merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita, atau kutipan yang ada
dalam isi berita, yaitu berita yang berjudul “Lambertus Diperiksa Hari Ini”. Berikut kutipan beritanya pada lead berita tanggal 17 Maret 2010 pada halaman
4 :
“Ketua Fraksi Partai Golkar Lambertus L. Wayong Yang Telah Ditetapkan Sebagai Tersangka Oleh Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya Fadil
Zumhana, Rencananya Hari ini Akan Diperiksa Oleh Penyidik Pidana Khusus.”
Dari sisi pencantuman waktu, dapat dilihat bahwa semua pemberitaan atau sebesar 100 dari pemberitaan surat kabar Surabaya Pagi edisi 9, 10, 17 Maret
2010 dengan berita mengenai kasus korupsi dana P2SEM ada pencantuman waktu. Pada berita pertama pencantuman waktu terdapat di lead berita :
“Giliran Rektor Universitas Pembangunan Nasional UPN Veteran Surabaya, Teguh Soedarto, Terseret Dugaan Korupsi Dana P2SEM Rp 1,9
Miliar, Kemarin 83.”
Pada berita kedua pencantuman waktu juga terdapat di lead berita :
“Hingga Selasa 93 status rektor Universitas Pembangunan Nasional UPN Veteran Surabaya, Teguh Soedarto masih sebagai saksi, dalam
kasus dugaan penyimpangan dana program penanganan sosial ekonomi masyarakat P2SEM.”
Pada berita ketiga pencantuman waktu juga terdapat di lead berita : “Ketua Fraksi Partai Golkar Lambertus L. Wayong Yang Telah Ditetapkan
Sebagai Tersangka Oleh Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya Fadil Zumhana, Rencananya Hari ini Akan Diperiksa Oleh Penyidik Pidana
Khusus.”
4.2.2. Validitas Pemberitaan