Biografi Pengarang Sinopsi Cerita Novel Furinkazan

30 Nitobe dalam Fatonah 2008:51 mengatakan bahwa kesetiaan seorang samurai kepada atasannya akan menimbulkan sikap kepatuhan dalam diri individu samurai. Kesetiaan dan kesungguhan hati seorang samurai terhadap atasannnya dapat ditunjukkan dengan sikap berani mati demi atasannya. Dalam ajaran konfusiusme Cina kesetiaan kepada orang tua menempati posisi teratas sebagai tugas utama manusia. Namun di Jepang, kesetiaan terhadap atasan menempati urutan teratas dibandingkan kesetiaan terhadap siapapun Nitobe dalam Fatonah, 2008:51. Nilai kesetiaan merupakan salah satu pedoman moral samurai dalam bertingkah laku yang pada akhirnya harus menembus kepada seluruh lapisan masyarakat Jepang.

2.3 Biografi Pengarang

Yashushi Inoue lahir di Asahikawa di pulau utara Hokkaido pada tanggal 6 Mei 1907. Dia adalah novelis Jepang yang produktif, penulis cerita pendek, esai dan penyair. Saat berumur 6 tahun, Inoue dikirim ke neneknya di Prefektur Shizuoka. Pada saat di Sekolah Menengah Numazu, Inoue mulai membaca puisi. Pada tahun 1926, Inoue pindah ke Kanazawa dimana orangtuanya tinggal. Inoue gagal pada ujian masuk untuk sekolah kedokteran di Universitas Imperial Kyushu sehingga menyebabkan keluarganya kecewa. Akhirnya, ia diterima di Universitas Imperial Kyoto, Departemen Bahasa Inggris. Disana ia belajar estetika dan filsafat dan menyelesaikan studinya pada tahun 1936. 31 Inoue menerbitkan beberapa puisi dan cerita pendek di majalah, tetapi ia kemudian meninggalkan karirnya dalam sastra dan menjadi reporter untuk majalah mingguan Sande Mainichi di Osaka. Pada tahun 1949, saat Inoue berusia 42 tahun ia menerbitkan karya pertamanya berupa dua novel, yaitu Ryoju dan Togyu. Setahun kemudian, dia menerima penghargaan Akutagawa Prize untuk karyanya Togyu. Tahun 1951 Inoue pindah ke Tokyo dan mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk menulis. Inoue mengunjungi Cina pada akhir 1950-an. Dari tahun 1969 sampai 1972 ia menjabat sebagai ketua dewan direksi untuk Asosiasi Sastra Jepang. Pada tahun 1976 dia menerima Order of Cultural Merit, kehormatan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Jepang. Inoue meninggal pada 29 Januari 1991 di Tokyo. 32 BAB III ANALISIS PESAN MORAL DALAM NOVEL “FURINKAZAN”

3.1 Sinopsi Cerita Novel Furinkazan

Yamamoto Kansuke adalah seorang ronin yang tinggal di kota benteng Sunpu daerah Klan Imagawa. Kansuke dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya karena kakinya yang pincang dan matanya yang buta sebelah. Pertemuaannya dengan Itagaki Nobutaka yang ditolongnya dari serangan Aoki Daizen memberinya kesempatan untuk mengabdi kepada Daimyo Takeda dari Provinsi Kai. Sebelum meninggalkan Sunpu, Kansuke berpamitan kepada Iohara Tadatane yang merupakan pengikut Klan Imagawa. Iohara telah menafkahi Kansuke selama sembilan tahun dan karena hal itu ia merasa berhutang budi dan mengatakan bahwa ia hanya menjual diri pada Takeda, tetapi hatinya tetap tinggal di Sunpu. Pada awal Maret tahun Tenbun ke-12, Kansuke menuju Kofu dengan dikawal oleh tiga samurai. Di tengah perjalanan Itagaki menjemputnya untuk menuju kediaman Takeda. Keesokan harinya ia ditemani Itagaki bertemu dengan pimpinan Klan Takeda yaitu Takeda Harunobu di kediamannya. Setelah bertemu dengan Harunobu, Kansuke langsung mengutarakan niatnya untuk ikut dalam pertempuran menaklukan benteng. Beberapa pengikut Takeda tidak setuju dengan permintaan tersebut. Tetapi, Harunobu berpendapat lain. Dia menerima Kansuke sebagai salah satu bawahannya dan akan mempekerjakannya di Klan Takeda. Hanya Itagaki yang tahu alasannya mengapa Harunobu begitu membela Kansuke. 33 Salah satu pengikut klan Takeda, yaitu Amari yang tidak terima dengan keputusan Harunobu menantang Kansuke untuk menunjukkan aliran pedangnya dan menyuruhnya bertarung dengan beberapa ahli pedang. Harunobu yang melihat kejadian itu memanggil Kansuke untuk menyelamatkannya. Pada malam harinya, diadakan pertemuan dan Kansuke berhasil menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Setelah pertemuan selesai, Kansuke dan Itagaki kembali tempat peristirahatan dan mengatakan kepada Kansuke bahwa mulai bulan depan mereka akan terus menghadapi pertempuran dan saat itu ia menyuruh Kansuke untuk menunjukkan kesetiaannya. Pada Februari tahun Tenbun ke-13, Harunobu berencana menyerang Klan Suwa. Alih-alih menyerang dengan kekuatan militer, Kansuke menyarankan untuk berdamai dan Harunobu menyetujui ide tersebut. Setelah perdamaian antara Takeda dan Suwa terjadi, penguasa Suwa berkunjung ke Kofu. Tetapi pada kunjungan ke-3 penguasa Suwa dibunuh atas saran dari Kansuke. Kemudian Harunobu menyerang Suwa dengan kekuatan militer. Di kediaman penguasa Suwa yaitu Benteng Takashima, Kansuke bertemu puteri penguasa Suwa dan menyelamatkannya. Setelah penyerangan ke Suwa berakhir Harunobu berniat mengambil Puteri Yuu, puteri penguasa Suwa sebagai selirnya. Kansuke diminta Itagaki untuk membujuk Harunobu agar membatalkan niatnya tersebut karena semua jenderal utama dan senior menentang keinginan Harunobu. Tetapi Kansuke berpikir lain, Kansuke menyetujui tindakan Harunobu. Itagaki yang terbujuk oleh perkataan Kansuke akhirnya menyetujui niat Harunobu lalu meminta Kansuke untuk membujuk Puteri Yuu agar mau menjadi selir dari tuannya. Awalnya, Puteri 34 Yuu menolak untuk dijadikan selir karena merasa dendam terhadap Klan Takeda karena telah membunuh ayah. Tetapi, Kansuke berhasil membujuknya sehingga ia setuju untuk menjadi istri Harunobu. Harunobu menjadikan Suwa sebagai basis untuk mulai menyerang wilayah-wilayah di sekitarnya. Harunobu mulai melakukan operasi militer untuk menyerang Benteng Toishi di Provinsi Shinano. Ia berhasil memenangkan pertempuran di Benteng Toishi berkat taktik dari Kansuke. Satu setengah bulan setelah pertempuran di Benteng Toishi, Puteri Yuu melahirkan anak lelaki dan meminta Kansuke untuk menjadikannya sebagai pewaris Klan Takeda. Kansuke takjub dengan keterbukaan Puteri Yuu dengan langsung mengutarakan keinginannya tanpa sedikitpun rasa takut. Pada November di tahun Tenbun ke-15, Puteri Yuu kembali ke Suwa. Saat perjalanan pulang dari Kofu ke Suwa keadaan baik-bak saja. Setibanya di Kuil Kan-non-in, Puteri Yuu menghilang dari usungan. Kansuke yang mencemaskan keadaan Puteri Yuu memutuskan untuk mencarinya seorang diri. Setelah dicari sekian lama, Kansuke berhasil menemukan Puteri Yuu di sebuah kuil tua. Alasan Puteri Yuu melarikan diri adalah karena ia tidak ingin berpisah dari Harunobu. Kansuke mengingatkan jika sang puteri kembali ke Kofu maka ia harus berpisah dari Katsuyori, puteranya. Puteri Yuu yang tidak menginginkan hal itu terjadi memutuskan untuk membawa puteranya juga namun, Kansuke menolak permintaan tersebut demi keselamatan Katsuyori dan puteri sendiri. Akhirnya, Puteri Yuu memutuskan untuk kembali ke Kofu seorang diri dan meninggalkan Katsuyori di Suwa. 35 Setelah kejadian Putri Yuu, Harunobu harus berperang melawan musuh- musuhnya di wilayah utara. Saat menghadapi Murakami, Itagaki gugur di medan pertempuran. Keadaan yang mendesak membuat Kansuke terus berada di samping Harunobu untuk memastikan keselamatannya. Ketika pertempuran berakhir, pihak musuh tercatat 2919 orang dan pihak Takeda 700 orang. Tak lama setelah pertempuran, seluruh pasukan meneriakkan jeritan kemenangan. Setelah pertempuran dengan Murakami selesai, Klan Takeda harus menghadapi Nagao Kagetora dari Echigo. Disaat yang bersamaan, Kansuke terusik oleh sesuatu. Seorang putri dari Aburagawa Gyobu-ni-kami sedang menuju ke Kofu atas perintah dari Harunobu. Kansuke yang berpikir bahwa akan ada wanita lain yang akan menggantikan Putri Yuu tidak dapat berkonsentrasi dalam pertempuran. Pertempuran dua kekuatan dimulai pada pukul dua malam dan berakhir pada pukul dua siang. Sebuah pertempuran yang singkat. Dalam peristiwa itu, pasukan Echigo kehilangan 236 prajurit dan Takeda kehilangan 132 prajurit. Harunobu tetap berdiam diri sampai semua pasukan berkumpul di medan pertempuran itu, seolah-olah pertempuran pertama dengan Kagetora telah membuatnya menjadi seorang pemimpin yang bijaksana. Setelah menerima berita bahwa pasukan Uesugi sudah menarik diri kembali ke Echigo, Harunobu memutuskan kembali bersama pasukannya ke Kofu sementara Kansuke menuju Suwa. Harunobu berpesan kepada Kansuke agar menjaga Puteri Yuu. Begitu selesai mengatakan hal itu, Kansuke meninggalkan 36 iring-iringan pasukan Suwa untuk menuju Kofu secara diam-diam. Tujuannya adalah untuk membunuh Puteri Aburagawa Gyobu-no-kami. Hari sudah menjelang pagi ketika Kansuke memasuki kota benteng Kofu. Kansuke tiba di kaki bukit Yogai dan di tengah perjalanan menuju bukit, ada sebuah kuil kecil bernama Sekisui yang sengaja dibangun tersembunyi di tengah hutan. Kansuke menduga, pasti disinilah puteri dari Aburagawa disembunyikan. Kansuke mengetuk pintu kuil dan masuk ke dalam. Kemudian ia bertemu seseorang yang datang dari dalam kuil. Kansuke mengangkat wajah menatap Sang Puteri. Tidak salah lagi inilah puteri Aburagawa Gyobu-no-kami. Kansuke bermaksud menebas batang leher Sang Puteri mengurungkan niatnya karena Sang Puteri tidak memiliki sedikit pun rasa tidak percaya kepadanya. Kansuke benar-benar kehilangan keinginan untuk membunuh puteri itu begitu mengetahui bahwa Sang Puteri yang sedang berdiri dihadapannya adalah seorang ibu. Kansuke berjanji untuk melindungi sang puteri yang diketahui bernama Puteri Ogoto beserta anaknya. Dari tahun Tenbun ke-18 hingga ke-19, armada perang Takeda terus- menerus dalam peperangan. Pada saat itu, kedua selir Harunobu memutuskan untuk menjadi rahib. Puteri Yuu meminta Kansuke untuk membujuk Harunobu untuk menjadi rahib juga dan meninggalkan keduniawian. Harunobu setuju dan sejak menjadi rahib ia dikenal sebagai Shingen. Pada 7 Maret tahun Tenbun ke-24, Shingen mengerahkan pasukannya menyerang Kiso. Sejak awal pasuka Takeda mampu mengalahkan musuh dengan mudah. Hanya dalam sehari pertempuran, Kiso Yoshimasa yang telah lama 37 melawan Takeda, akhirnya menyerah. Saat ini, Uesugi Kagetora di Echigo menjadi satu-satunya musuh yang harus dihancurkan dan dihadapi oleh Takeda. Pada bulan November, Kansuke menerima berita kematian Puteri Yuu. Kansuke sama sekali tidak percaya bahwa puteri yang sangat dicintainya telah meninggal dunia. Pada Oktober tahun Tenbun ke-24, telah terjadi perubahan, era Tenbun berganti menjadi era Koji. Pada Maret tahun Koji ke-2, Shingen mengirim pasukan untuk berperang di Ina. Pasukan Takeda berhasil menaklukan begitu banyak benteng pertahanan di Ina di bawah pimpinan Kansuke. Secara tak terduga Shingen menerima surat rahasia dari Shogun Yoshiteru yang menyarankan perjanjian damai antara pasukan Kai dengan Echigo. Tapi, baik kedua pimpinan sama sekali tidak memperdulikan saran tersebut. Akhirnya pertempuran antara Takeda dengan Uesugi terjadi. Sejak awal, perang ini begitu sulit buat pasukan Takeda. Ada perbedaan yang sangat besar antara kedua pihak. Bagaimanapun juga, pasukan Takeda harus menghadapi serangan kejutan mendadak pasukan Echigo yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Kekalahan tidak terelakkan lagi dari kubu Takeda. Disaat itulah Kansuke memutuskan untuk menyerang kemah utama tempat Uesugi berada. Tetapi usaha Kansuke gagal dan ia tewas di tangan salah satu pengikut Uesugi. 38 3.2 Analisis Pesan Moral Pada Novel Furinkazan 3.2.1