42
Nobutora, dan melalui masa kecil yang tidak bahagia. Itu sebabnya Harunobu punya kecenderungan memihak samurai berpenampilan aneh atau samurai yang
tidak mendapatkan kepercayaan dari orang lain.”.Harunobu merasa iba dikarenakan ia dapat melihat dirinya sendiri di dalam diri Kansuke. Sewaktu kecil
Harunobu telah disia-siakan oleh ayahnya, Nobutora dan melalui masa kecil yang tidak bahagia. Hal itulah yang menyebabkan Harunobu membela Kansuke dan
membantunya dengan cara menjadikannya sebagai salah satu bawahannya.
3.2.3 Kejujuran
Cuplikan hal 56-57 “Tidak, tidak, aku tidak ingin melakukan seppuku” Sang Puteri berjalan
terhuyung mengitari ruangan. Lalu, mereka mendengar suara keras. Banyak samurai menerobos masuk
ke ruangan besar itu. Kansuke yang sejak tadi memandangi puteri dengan kagum, tiba-tiba bangkit, memegang lengan sang puteri dan berkata, “kenapa Tuan Puteri
tidak mau melakukan seppuku?” Anak perempuan Yorishige berusaha memberontak dan mendongakkan
wajah ke arah wajah Kansuke. Tatapannya sarat rasa permusuhan. Tatapan yang pernah dilihatnya sebelum ini.
“Semua orang sekarat. Hanya aku yang masih ingin hidup,” katanya. Kata-kata jujur ini menyimpan keindahan yang belum pernah didengar Kansuke
sebelumnya. Anak perempuan samurai manapun akan ragu mengucapkan kata- kata itu, tetapi kejujurannya menyentuh hati Kansuke.
43
“Apa yang akan terjadi bila aku mati? Aku ingin hidup dan melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang akan terjadi dengan benteng ini dan Danau Suwa.
Aku tidak mau membunuh diriku sendiri” Kata-kata itu terlontar dari mulut Sang Puteri seperti orang kesurupan.
Analisis : Cuplikan di atas memperlihatkan adanya sikap penolakan Puteri Yuu
untuk melakukan seppuku. Puteri Yuu mengatakan bahwa ia ingin hidup dan dia tidak berniat mengakhiri hidupnya hanya karena benteng tempatnya tinggal telah
dikalahkan oleh Klan Takeda. Sikap dan perkataan Puteri Yuu menunjukkan adanya indeksikal penyampaian moral berupa kejujuran. Hal itu terlihat dalam
kalimat “Semua orang sekarat. Hanya aku yang masih ingin hidup,” katanya. Kata-kata jujur ini menyimpan keindahan yang belum pernah didengar Kansuke
sebelumnya. Anak perempuan samurai manapun akan ragu mengucapkan kata- kata itu, tetapi kejujurannya menyentuh hati Kansuke”. Kejujuran merupakan
kekuatan untuk menentukan sikap dan perilaku yang akan dijalani tanpa adanya sikap keragu-raguan. Puteri Yuu memperlihatkan sikapnya yang terus ingin hidup.
Dalam masyarakat Jepang, jika ada kelompok yang kalah perang maka anggota keluarga yang masih hidup diharuskan melakukan seppuku agar tidak hidup
menanggung malu akibat kekalahan. Namun, sikap Puteri Yuu jelas berbanding terbalik. Dia memerlihatkan kejujurannya untuk tetap hidup melalui perbuatan
dan kata-katanya.
44
3.2.4 Kesetiaan