PENERAPAN E-GOVERMENT DALAM ADMINISTRASI PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM ADMINISTRASI

PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Laras Ayuning Putri

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF E-GOVERNMENT IN THE TAX

ADMINISTRASTION THE OFFICE TAX (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG CITY

By

LARAS AYUNING PUTRI

Tax is an important source of income countries from the people .Because tax is a source of income state of being very important , taxes collected from so indonesians and was one of liability can be imposed collected .To create a increase state revenues , the government make every effort to optimize the state tax revenue .One effort by the government to improve the state tax revenue is to reform taxation , namely by reform to the perundang-undangan taxation and tax administration systems , that the tax base can more expanded .Required socialization for compliance rate taxes would rise and as expected.

The purpose of this research is as description the application of e-government in tax administration The office tax ( KPP) Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung City. The type used is the type research deskritif with a qualitative approach .While technique data collection was carried out by interviews , documentation , and observation

In the implementation of the application of e-government program in KPP Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung City. Overall is going well, but there are still many obstacles found.The lack of socialization be of little hinder the application process e-government in tax administration KPP Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung City.


(3)

ABSTRAK

PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM ADMINISTRASI

PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG

oleh

LARAS AYUNING PUTRI

Pajak merupakan sumber penghasilan penting Negara yang berasal dari rakyat. Karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting, maka pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Untuk mewujudkan sebuah kenaikan pendapatan Negara, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak adalah dengan melakukan reformasi perpajakan, yaitu dengan melakukan reformasi terhadap Peraturan Perundang-undangan Perpajakan serta sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas. Diperlukan sosialisasi agar tingkat kepatuhan pajak dapat meningkat dan sesuai harapan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai gambaran Penerapan E-Government dalam Administrasi Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskritif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi.

Dalam pelaksanaan penerapan e-government di KPP Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung, secara keseluruhan`sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat banyak kendala yang didapati. Kurangnya sosialisasi menjadi hal yang utama yang sedikit menghambat peroses berjalannya penerapan e-government didalam administrasi pepajakan pada KPP Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung


(4)

PENERAPAN E-GOVERNMENT DALAM ADMINISTRASI

PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA TANJUNG KARANG KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Laras Ayuning Putri

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Laras Ayuning Putri, lahir di Bandar Lampung pada tanggal 02 Oktober 1993. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari Bpk.Nugraha Amijaya dan Ibu. Yulida Sihombing. Pendidikan formal yang telah ditempuh yakni pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Rawa Laut Bandar Lampung di selesaikan tahun 2005, pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2011.

Selanjutnya pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswi pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang diterima melalui jalur Seleksi Ujian Mandiri. Pada tahun 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumber Agung, Kec. Kemiling,Bandar Lampung selama 40 hari.


(9)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik

untuk hari tua

(Aristoteles)

Proses merupakan suatu situasi dimana kita harus bisa

melawatinya. Tanpa proses kamu tidak akan bisa

merasakan rasa yang sepenuhnya didalam

keberhasilanmu

(Laras Ayuning Putri)

Masa depanmu adalah ada dirimu sendiri, hanya saja

tinggal bagaimana kita bisa untuk meraihnya.

(Laras Ayuning Putri)

Everything will be okay in the end

If it’s not okay, it’s not the end

(Unknown)

A lot of people are afraid to say what they want

That’s why they don’t get what they want


(10)

P E R S E M B A H A N

Dengan mengucap rasa syukur kepada ALLAH SWT

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Ayah dan Bunda Ku tercinta serta

Adik Ku tersayang

Tidak pula kepada yang terkasih yang kini sudah berbahagia disisiNya Opung Boru (alm), Opung Doli (Alm) Ku tercinta

dan kepada Aki’ (Alm) dan Niniku Tercinta Yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, kesabaran, dan do’a yang

selalu dipanjatkan tanpa henti untuk keberhasilanku.

Keluarga besar yang selalu memberikan

do’a dan

dukungan

kepadaku

Para pendidik dan Almamater Universitas Lampung

Yang selalu memberikan bekal ilmu dan pesan moral untuk


(11)

SANWACANA

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan E-Government dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung”, dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain:

1. Bapak. Eko Budi Sulistiyo, S.Sos, M.AP selaku dosen pembimbing utama penulis. Terimakasih untuk ilmu, waktu, nasehat dan bimbingannya yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak. Simon Sumandjoyo H, S.A.N., M.PA., selaku dosen pembahas. Terimakasih untuk segala kritik dan saran yang diberikan, serta waktu untuk konsultasi agar skripsi ini dapat terlihat lebih baik.

3. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak. Dr. Dedy Hermawan, S.sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Terima kasih atas kritik serta sarannya terhadap saya serta motivasinya selama ini.


(12)

Ibu Indri, Ibu Intan, Ibu Novita, Ibu Ani, Ibu Selvi), terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah penulis peroleh pada saat perkuliahan dapat menjadi bekal berharga dan bermanfaat dalam kehidupan penulis ke depannya.

6. Ibu Nur’aini sebagai Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang baik hati dan sabar, selalu memberikan pelayanan bagi penulis berkaitan dengan administrasi dalam penyusunan skripsi.

7. Pihak Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) Kanwil bengkulu dan Lampung serta Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama tanjung Karang yang telah memberikan izin penelitian serta bersedia memberikan banyak data dalam proses penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan bersedia telah bersedia memberikan informasi terkait penelitian ini.

8. Kedua orang tuaku Bapak Nugraha Amijaya dan Ibu Yulida Sihombing, terima kasih atas segala kesabaran, dukungan, nasehat, perjuangan dan do’a yang tiada henti dalam proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas kasih sayang kepada penulis sejak lahir hingga saat ini dan seterusnya, semoga Ayah dan Bunda selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin..

9. Terimakasih tidak terhinggapun aku ucapkan untuk yang terkasih dan tercinta Opung Boru (Alm) dan Opung Doli (Alm) serta Aki’ (Alm) dan Ninik. Terimakasih atas segala dukungan dan doa yang telah diberikan untuk nong dan semoga opung doli , opung boru dan aki bahagia disurganya dan selalu mendoakan nong dan niken dari surga , amiin.


(13)

10.Adik Perempuanku Niken Meiliani Putri tersayang, terimakasih atas segala bantuan, semangat, do’a, dan dukungan yang sangat besar hingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebahagiaan selalu dilimpahkan untuk kita.. 11.Hendra Bastista (odank), terima kasih untuk semangat, do’a, motivasi, serta

bantuan-bantuan yang tak terhingga selama ini.

12.Sahabat-sahabat ku tersayang Gengges tercinta, Destriana Rizky S.A.N, Nisa Aprilia, Monna Risky A. S.A.N, Ria Eridanita Yasa S.A.N, dan Wulan Agesta S.A.N terima kasih untuk semua bantuannya yaa dan canda tawanya selama ini. Semoga semua kebaikannya dibales dengan hal yang jauh lebih baik sama Allah. Aamiin..

13.Sahabat Sejatikuu Maulina S.AB, Erwinda aMd, dan Mutiara P. aMd yang sekarang sudah sibuk masing-masing. Terimakasih atas canda tawanya,dukungannya sukses untuk kita bersama .

14.Terima kasih untuk seluruh keluarga besar Ane 2011 (ANTIMAPIA), David, Iksan, Silvia, Ratu Rj, Farrah M, Novia ,Ludfiana ,Ekky, Pebie, Febie ,Tami,Rio, Bulan, Iis, Fredy, Oji, Ahmed, Esa, Amel, Intan , jeny, Rendy P, Rinanda, Ade Reza, Suci Aprotdity , Kiyo, Juzna, Ayu,dan yang lainnya yang tidak dapat dituliskan satu per satu yang sudah banyak yang menghilang dan lulus.

15.Terima kasih untuk teman-teman SMA, Issa juliana S.I.Kom Terimakasih untuk canda tawa, suka dan duka dari SMA hingga sekarang. Semoga kita semua sukses dan menjadi kebanggaan bagi semua. Amin.


(14)

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 08 Oktober 2015 Penulis

Laras Ayuning Putri NPM. 1116041046


(15)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i-ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... . iv

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB. II TINJUAN PUSTAKA A. E-Government ... 11

1. Pengertian E-government ... 11

2. Tahapan – Tahapan E-Government ... 14

3. Model E-Government ... 16

4. Manfaat E-Government ... 18

5. Visi E-Government ... 19

B. Penerapan E-Government... 20

C. Pajak... 23

1. Pengertian Pajak ... 23

2. Fungsi pajak ... 25

3. Jenis – Jenis Pajak ... 25

4. Manfaat Pajak ... 29

D. Administrasi Perpajakan ... 29

1. Pengertian Administrasi Perpajakan ... 29

2. Kegunaan Administrasi Perpajakan ... 31

3. Tujuan Administrasi Perpajakan ... 32

4. Unsur – Unsur Administrasi Perpajakan ... 32

5. Administrasi Perpajakan Indonesia ... 33

6. Sistem Administrasi Perpajakan ... 33

E. Model Administrasi Perpajakan Elektronik ... 36


(16)

BAB. III METODE PENELITIAN

A. Tipe dan Pendekatan Penelitian ... 44

B. Fokus Penelitian ... 44

C. Lokasi Penelitian ... 46

D. Jenis dan Sumber Data ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 50

G. Teknik Keabsahan Data ... 52

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Tanjung Karang ... 55

4.2 Visi – Misi KPP Pratama Tanjung Karang 4.2.1 Visi KPP Pratama Tanjung Karang ... 56

4.2.2 Misi KPP Pratama Tanjung Karang ... 56

4.3. Azas dan Tujuan Kantor Pelayanan Pajak Tanjung Karang ... 56

4.4 Sarana dan Prasarana ( Infrastruktur ) ... 57

4.5 Data Kepegawaian ... 57

4.6 Wilayah Kerja KPP Pratama Tanjung Karang ... 60

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... ... 61

1. Penerapan e-government dalam administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Karang berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government . ... 61

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan e-government dalam administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Karang... 92

B. Pembahasan Penelitian ... 96

1. Penerapan e-government dalam administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Karang berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government . ... 96

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan e-government dalam administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tanjung Karang ... 102

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104

B . Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel .1 Ranking E- Government ASEAN ... 3

Tabel .2 Wilayah Kerja dan Jumlah Wajib Pajak ... 7

Tabel. 3 Sasaran Penerapan dan Pengembangan E-Government ... 22

Tabel. 4 Informan Penelitian ... 47

Tabel. 5 Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian ... 48

Tabel. 4.1 Jumlah Sarana dan Prasarana KPP Pratama Tanjung Karang ... 57

Tabel. 4.2 Kelompok Jabatan Fungsional Account Representative ( AR ) ... 58

Tabel. 4.3 Daftar Pegawai KPP Pratama Tanjung Karang ... 58

Tabel. 5.1 Daftar Bank Pembayaran e-Billing ... 72


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model e-Government... 17

Gambar. 2 Model Administrasi Perpajakan Elektronik ... 38

Gambar 3 Alur Analisis Data ... 52

Gambar. 5.1 Mekanisme sistem e-Registration ... 67

Gambar. 5.2 Pendaftaran Akun e-Billing ... 68

Gambar. 5.3 Memasukan email dan user id ... 68

Gambar. 5.4 Data berhasil tersimpan oleh pusat... 69

Gambar. 5.5 Pengecekan email ... 69

Gambar 5.6 Masukkan Kode aktivasi ... 70

Gambar. 5.7 Login user ID ... 70

Gambar. 5.8 Input data SSP ... 70

Gambar. 5.9 Muncul Notifikasi ... 71

Gambar. 5.10 Penerbitan kode billing ... 71

Gambar. 5.11 Cetak Kode billing ... 71

Gambar 5.12 SOP Penerbitan E-Fin E-Filling melalui Web DJP ... 82


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak Merupakan sumber penghasilan penting Negara yang berasal dari rakyat. Karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting, maka pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Untuk mewujudkan sebuah kenaikan pendapatan Negara, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak adalah dengan melakukan reformasi perpajakan, yaitu dengan melakukan reformasi terhadap Peraturan Perundang-undangan Perpajakan serta sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Saat ini pemerintahan indonesia telah menuju pada sebuah sistem pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Dengan adanya sistem tersebut, dapat dihasilkan sebuah pemerintahan yang terbuka. Dengan adanya sistem yang diikuti dengan perkemabangan ilmu teknologi, pemerintah dipaksa untuk ikut andil dan berpartisipasi baik didalam kinerja dan pelayanan publik yang mau tidak mau harus dihadapi oleh setiap lembaga pemerintahan.


(20)

Peningkatan kualitas pelayanan tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang mampu mengelola data dengan cepat, efektif dan efisien serta menghasilkan informasi yang tepat, cepat, dan akurat. Perkembangan teknologi dengan semakin baik membuat kemudahan untuk mengakses informasi secara lebih cepat, dan kini telah menjamur disegala sektor dan aspek kehidupan. Baik dalam sektor pendidikan, perdagangan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan serta keamanan.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada instansi pemerintahan yang akhirnya telah melahirkan model pelayanan publik yang lebih dapat mempermudah didalam peroses pelayanan yang akan diberikan oleh pemerintah dan diperoleh masyarakat. Peroses itu dapat dilakukan melalui e-government. E-government itu sendiri merupakan sebuah bentuk transformasi didalam tata pemerintah dan sistem pelayanan publik. Pelayanan publik yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi, merupakan sebuah sarana media informasi dan sarana komunikasi interaktif antara pemerintah dengan pihak-pihak lain baik kelompok masyarakat, kalangan bisnis maupun antar sesama lembaga pemerintahan.

Di dalam pengembangannya, e-government dimulai dari bentuk layanan yang sederhana yaitu penyediaan informasi dan data-data berbasis komputer tentang pelaksanaan, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sebagai bentuk wujud keterbukaan (transparancy) dalam pelaksanaan pelayanan publik. Bentuk layanan sederhana lainnya, e-government dapat dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi baik intern yaitu di kalangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).


(21)

3

Sesuai dengan inisiatif pemerintah yang mencantumkannya didalam sebuah Kebijakan pemerintah, yaitu Inpres no.3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, menegaskan bahwa pemerintah harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi dan pelayanan publik. Slamet (2007) mengungkapkan bahwa teknologi informasi telah mendorong sebuah transformasi, dari paradigma birokrasi tradisional yang menekankan kepada standarisasi, rutinitas, spesialisasi, fokus internal,dan kewenangan, menuju paradigma e-government yang menekankan kepada membangun jaringan yang terkoordinasi, kerjasama eksternal dan orientasi pelayanan kepada masyarakat sebagai fokusnya. Oleh karena itu, pemerintah Republik Indonesia melaksanakan proses transformasi tata pemerintahan menuju e-government.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh PBB United Nations pada tahun 2014 lalu, menunjukan bahwa negara Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal pengembangan e-government yang nantinya dapat menunjang pembangunan negara. Ketertinggalan Indonesia dengan negara di kawasan ASEAN lainnya memang terlihat jelas hal ini dapat dilihat dari tabel yang diperolah peneliti dari website http://www.unpan.org sebagai berikut :

Tabel .1

Ranking E- Government ASEAN

No Country world e-government

development ranking

2012 2014

1 Singapore 10 3

2 Malaysia 40 52


(22)

4 Brunei Darussalam 54 84

5 Vietnam 83 99

6 Thailand 92 102

7 Indonesia 97 106

8 Cabodja 155 139

9 Laos 153 152

10 Myanmar 160 175

11 Timor - Leste 170 161

Sumber : United Nations , E-Government Survey (2014)

Setelah melihat tabel diatas dapat kita lihat bersama United Nations didalam surveynya pada tahun 2014 menempatkan bahwa posisi Indonesia masuk kedalam peringkat ke 106 dalam relegion dunia dan peringkat ke tujuh (7) pada relegion ASEAN. Didalam pengembangannya implementasi e-government di Indonesia, khususnya pada lembaga pemerintahan memang belum seutuhnya dapat berjalan sesuai dengan harapan, namun ada beberapa lembaga pemerintahan yang telah dan sedang melaksanakan hal ini dan sukses dalam mengimplementasi e-government. Direktorat Jenderal Pajak merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang telah menerapkan dan mengembangkan e-government guna mempermudah didalam peroses pelayanannya kepada publik atau para wajib pajak. Penerapan e-government yang telah dilakukan adalah dikhususkan pada sistem administrasi perpajakan. Berdasarkan tugasnya Direktorat Jenderal Pajak merupakan sebuah lembaga yang bertugas untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi khususnya dibidang perpajakan. Penyederhanaan pengisian formulir serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi demi kemudahan layanan dan reformasi administrasi perpajakan yang dapat mengurangi kontak antara wajib pajak dengan petugas pajak.


(23)

5

Penerimaan perpajakan memang mempunyai peranan yang sangat strategis dan merupakan sumber utama penerimaan dalam negeri untuk menopang pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional. Penerimaan perpajakan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam penyediaan sumberdana bagi pembiayaan berbagai program penanggulangan krisis ekonomi. Tugas utama administrasi perpajakan terutama administrasi pajak pusat, diemban oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu instansi pemerintah yang secara struktural berada di bawah Departemen Keuangan.

Dengan visi menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan yang baik yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak menetapkan salah satu misinya, yaitu misi fiskal, adalah untuk menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan- perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya sebuah reformasi terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal. Dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak.

Sejak tahun 2002 Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan reformasi administrasi perpajakan dengan memanfaatkan sistem teknologi dan informasi yang handal dan terkini. Menurut Gunadi (2006) bahwa administrasi pajak dalam


(24)

arti sempit merupakan penata usahaan dan pelayanan atas hak-hak dan kewajiban pembayaran pajak, baik penata usahaan dan pelayanan yang dilakukan di kantor pajak maupun di tempat wajib pajak, sedangkan administrasi pajak dalam arti luas meliputi fungsi, sistem dan organisasi atau kelembagaan. Permasalahan yang sering kali timbul didalam administrasi perpajakan adalah seluruh kegiatan perpajakan dilakukan secara manual seperti pengisian, pelaporan dan pembayaran yang dilakukan langsung pada kantor pajak.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang Kota Bandar Lampung didalam kegiatannya melayani publik telah menggunakan sistem online pajak, yakni Pajak Online atau E-Pajak. E-Pajak atau Pajak Online yang diterapkan pada sistem adminsitrasi perpajakan berupa dalam bentuk website yaitu www.pajak.co.id dimana masyarakat dapat mengaksesnya dengan lebih mudah. Perubahan pada sistem admnistrasi perpajakan tersebut menjadikan pelayanan yang diberikan kepada publik dapat dilakukan lebih fleksibel dan lebih berorientasi pada kepuasan pengguna. Pengembangan sistem administrasi ini diterapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berpedoman pada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta Inpres no.3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Dalam pengembangan sistem administrasi perpajakan tersebut, KPP Pratama Tanjung Karang yang di bawahi oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung telah menerapkan beberapa sistem dan menampilkan aplikasi yang dapat mempermudah masyarakat dalam pembayaran pajak. Moderniasasi didalam sistem administrasi perpajakan merupakan salah satu cara pemerintah untuk


(25)

7

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, kini jumlah wajib pajak pada tahun 2015 ini yang ada di KPP Pratama Tanjung Karang berdasarkan tujuh (7) wilayah tugasnya berjumlah :

Tabel 2

Wilayah Kerja dan Jumlah Wajib Pajak

N O WILAYAH KERJA JUMLAH WP

1 Kec. Tanjung Karang Barat 13.224

2 Kec. Tanjung Karang Timur 13.270

3 Kec. Tanjung Karang Pusat 9.410

4 Kec. Enggal 11.253

5 Kec. Langkapura 4.399

6 Kec. Kedamaian 6.962

7 Kec. Kemiling 11.946

JUMLAH 70.464

Sumber: Diolah oleh peneliti 2015

Dan untuk jumlah W ajib Pajak Online dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 berjumlah 3.597 hal ini tentu masih sangat jauh dari jumlah angka Wajib Pajak yang ada di wilayah kerja KPP Pratama Tanjung Karang. Berdasarkan dengan hasil pra-riset yang lakukan peneliti pada 4 februari 2015 di kantor lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Bengkulu dan Lampung serta di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama berkaitan dengan guna terciptanya pelayanan yang efesien dan efektif ternyata masih saja para wajib pajak lebih suka kekantor pajak dan melakukan transaksi secara manual.

Sebagian para wajib pajak pun belum mengetahui tentang adanya sistem administrasi perpajakan secara online. Ternyata walaupun telah lama melakukan reformasi didalam pelayanannya dan telah melakukan sebuah transformasi didalam sistem administrasi perpajakan dengan bukti dilapangan membuktikan bahwa ini dirasa tidak sesuai dengan cita – cita Direktorat Pajak yang sangat menginginkan sistem administrasi perpajakan yang fleksibel dan efesien. Ini


(26)

terlihat dimulai dari kondisi dan awal permasalahannya, bahwa adminsitrasi perpajakan yang kaku dan kurangnya kepatuhan para wajib pajak mengakibatkan kondisi ini yang ingin mewujudkan sebuah sistem administrasi perpajakan yang baru dengan menggunakan teknologi dan infromasi terkini , dengan harapan akan mampu memberikan jawaban menyeluruh terhadap masalah administrasi perpajakan yang ada.

Pengaruh dari reformasi sistem administrasi perpajakan, mencakup aspek struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, maupun budaya organisasi, terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Dalam implementasi dan pengembangan e-government seperti yang kita ketahui bahwa, pada hakikatnya adalah menawarkan sistem pelayanan publik yang bisa diakses sesuai dengan jam pelayanan, kapan pun dan dimanapun pengguna berada. Hal ini juga memungkinkan pelayanan publik tidak dilakukan secara face – to-face sehingga pelayanan menjadi lebih efisien. Faktanya sangat berbeda jauh dengan kondisi dilapangan.

Dengan adanya permasalahan diatas hal inilah yang menjadikan peniliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan E-Government dalam Administrasi Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Tanjung Karang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang permasalahan diatas maka rumusan masalah peneliti adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan E-government dalam bidang administrasi perpajakan di KPP Pratama Tanjung Karang?


(27)

9

2. Faktor – faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh KPP Pratama Tanjung karang dalam mengimplementasikan e-government dalam bidang administrasi perpajakan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas maka dalam hal ini yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan penerapan e-government dalam bidang administrasi perpajakan yang telah dilaksanakan dilingkungan pajak KPP Pratama Tanjung Karang.

2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat serta pendukung dalam penerapan e-government khususnya dalam bidang administrasi perpajakan di KPP Pratama Tanjung Karang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini,yakni: a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam bidang sistem informasi manejemen dan administrasi perpajakan.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi instansi yaitu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Wilayah Bengkulu dan Lampung serta Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang dan pihak - pihak terkait dalam hal pengembangan e-government dalam sistem administrasi perpajakan.


(28)

c. Secara Akdemis

Penelitian ini diharapkan sebagai ajaran dalam memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu sosial dan ilmu politik terutama bidang sistem administrasi perpajakan.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. E-Government

1 . Pengertian E-government

Menurut Janet Caldow (2001) mendefinisikan E-Government bukanlah sebuah perubahan secara fundamental yang berjangka pendek pada pemerintahan dan kepemerintahan dan bukan pula sebagai awal dari permulaan era industriliasi. Artinya adalah bahwa e-government merupakan sebuah modernisasi pemanfaatan teknologi yang secara garis bukan sebuah perubahan yang sangat mendasar didalam sebuah tata pemerintahan yang dipastikan akan berjalan dalam jangka panjang dan bukan pula membuktikan bahwa ini merupakan awal dari sebuah proses pertumbuhan dan perubahan sosial.

The World Bank Group (2006), mendefinisikan bahwa e-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh badan badan pemerintah, seperti : Wide Area Network, Internet, dan Mobile Computing, yang mempunyai kemampuan untuk merubah hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis,dan badan pemerintah lainnya. (The World Bank Group, “A Definition of E-Government”, http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm, [online])(diakses tanggal 14 februari)


(30)

Menurut UNDP definisi e-Government sebagai berikut:

E-Government is the application of Information and Tecnology Communication (ICT) by government agencies” (e-Government adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dari agen pemerintah) ( Indrajit, 2004).

Dan pemerintah pun dalam Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government menjelaskan bahwa pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja dilingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Inpres ini menginstruksikan agar tiapinstansi pemerintah melakukan perumusan strategi/action plan untuk lingkungan instansinya masing-masing.

Menurut Kepmen PAN & RB No.11 Tahun 2011, tentang kriteria dan ukuran keberhasilan reformasi birokrasi, salah satukriteria keberhasilan reformasi birokrasi adalahadanya pengembangan e-government pada masing - masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Didalam hal ini e-goverment yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bertujuan :

a. Menyediakan acuan bagi pengembangan dan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah.

b. Memberikan dorongan bagi peningkatan TIK di lingkungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang, dan obyektif.


(31)

13

c. Melihat peta kondisi pemanfaatan TIK dilingkungan pemerintah secara nasional.

Definisi e-government telah dirumuskan oleh berbagai lembaga dan para ahli yang masing masing memiliki perbedaan karena latarbelakang dan tujuan perumusan yang berbeda. Secara sederhana e-government dapat kita dipahami bersama,yaitu sebagai upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Teknologi informasi berperan merupakan sebagai alat dalam mendorong efisiensi dan efektifitas pelayanan publik. Tidak hanya dari para ahli luar dan dalam negeri atau lembaga di Indonesia saja yang memiliki pengertian atau definisi tentang apa itu e-government. Di berbagai negara definisi e-government banyak berkembang. Beberapa negara mendefinisikannya secara berbeda - beda dan beragam seperti halnya sebagai berikut:

- U.S telah mendifinisikan bahwa E-Government lebih kepada penyampaian informasi dan pelayanan online melalui media digital .

- Italy mendefisinikan bahwa e-goverment dipandang sebagai sebuah modernisasi pada proses administrasi dengan menggunakan berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communica-ion Technology -ICT). ( Indrajit,2002)

Dan menurut peneliti e – government merupakan sebuah sistem layanan didalam penyampaian informasi kepada publik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik.


(32)

2. Tahapan – Tahapan E-Government

Terdapat pula pengertian yang didasarkan pada tingkatan atau tahapan dalam pengembangan aplikasi E-Government. Agarwal membagi pengertian E-Government ke dalam lima tingkatan berdasarkan tahapan, yang semakin tinggi tingkatannya, semakin kompleks permasalahan yang akan dihadapi.

1. Tingkatan yang paling awal adalah E-Government dapat pula untuk menunjukkan wajah pemerintah yang baik dan menyembunyikan kompleksitasnya. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai website yang menarik pada hampir semua institusi pemerintah. Pada dasarnya, E-Government pada tingkat awal ini masih bersifat menginformasikan tentang apa dan siapa yang berada di dalam institusi tersebut. Dengan kata lain, informasi yang diberikan kepada masyarakat luas, masih bersifat satu arah. Kondisi E-Government yang masih berada pada tahap awal ini belum bisa digunakan untuk membentuk suatu pemerintahan dengan Good Governance.

2. Tingkatan Keduadari E-Government, yang ditandai dengan adanya transaksi dan interaksi secara online antar institusi pemerintah dengan masyarakat. Dan dengan kata lain komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat sudah terjalin secara online.

3. Tingkatan ketiga dari E-Government, memerlukan sebuah kerja sama (kolaborasi) secara online antar institusi pemerintah dan masyarakat

4. Tingkatan keempat dari E-Government bukan lagi hanya memerlukan kerja sama antar institusi dengan masyarakat atau publik, tetapi menyangkut hal teknis yang semakin kompleks. Misal: hanya


(33)

15

mengumpulkan cukup sekali saja informasi mengenai masyarakatnya dan memasukkannya didalam database sehingga tersimpan secara otomatis. 5. Level kelima, pada level ini pemerintah telah memberikan dan

menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan sehingga masyarakat atau publik seperti raja yang dilayani oleh pemerintah.

Ada banyak penjelesan mengenai tahapan–tahapan pengembangan e-government banyak pakar yang menunjukkan rumusan yang berlainan dan berbeda. Salah satunya tahap-tahap e-government dari ASPA (American Society for Public Administration) sebagai berikut:

1. Emerging: tahap di mana pemerintah hanya menampilkan website sebagai sumber informasi alternative.

2. Enhanced: sudah ada peningkatan dalam informasi yang ditampilkan sehingga website menjadi lebih dinamis.

3. Interactive: ada fasilitas untuk mengunduh (men-download) formulir, interaksi melalui e-mail, dan menyediakan fitur bagi pengguna (user) untuk berinteraksi.

4. Transactional: pengguna dapat berinteraksi secara on line melalui fasilitas online payment.

5. Seamless :integrasi penuh layanan publik secara online.

Dan dari berbagai definisi tersebut telah dapat disimpulkan bahwa E-Government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang


(34)

berkenaan dengan pemerintahan melalui sebuah media aplikasi untuk mengukur kinerja para pegawai dan keberhasilan dari reformasi birokrasi secara nasional.

3. Model E-Government

Didalam penerapannya e-government memiliki model yang dinilai stretegis ketika hendak diterapkan menurut Richardus Eko (2004) ada empat model relasi penyampaian e-government kepada publik yang berkembang yaitu:

1. Government-to-Citizenatau Government-to-Citizen (G2C)

Yaitu dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai teknologi informasi dengan tujuan utama memperbaiki hubungannya dengan masyrakat/publik. Atau dengan kata lain penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat.

2. Government-to-Business (G2B)

Merupakan kegiatan transaksi elektronik dimana pemerintahan menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan bagai kalangan bisnis untuk berinteraksi dengan pemerintah hal ini bisa informasi yang tertera didalam sebuah website yang dimiliki oleh pemerintah dan kalangan bisnisnya.

3. Government-to-Government (G2G)

Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi secara online antar departemen pemerintahan melalui basis data yang terintergrasi misal hubungan administrasi antara kantor-kantor pemerintah setempat dengan sejumlah kedutaan-kedutaanbesar atau konsulat jenderal untuk membantu penyediaan data dan informasi akurat yang dibutuhkan oleh para warga negara asing yang sedang berada di tanah air .


(35)

17

4. Government to Employees

Aplikasi e-government yang juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau kasryawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyrakat atau publik misal : Sistem pengembangan karir pegawai pemerintah yang selain bertujuan untuk meyakinkan adanyaperbaikan kualitas sumber daya manusia, diperlukan juga sebagai penunjang proses mutasi, rotasi, demosi, dan promosi seluruh karyawan pemerintahan.

Dengan adanya model relasi penyampaian e-government yang telah berkembang dimasyarakat, ini membuktikan bahwa ternyata e-government itu sendiri telah berkontribusi didalam peningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan dalam sebuah negara. Berikut gambar model relasi e-government menurut Indrajit (2002)

Gambar 1 Model e-Government

Citizen

Business

Government

Employees Sumber: Indrajit, 2002

G2B

E – Government

G2C

G2G

G2E

Taxes, Regulation

Shared,Service, fund transfers, etc

Benefits, Records, Opportunities, ect Taxes, Contract, etc


(36)

4. Manfaat E-Government

Rahardjo (2001) menjelaskan bahwa manfaat - manfaat dari diterapkannya e-government sebagai berikut:

1. Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pelayanan dan tanpa betemu secara face to face .

2. Adanya peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum (public) sehingga adanya keterbukaan (transparancy) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik.

3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat mengakses serta ditampilkan secara online.

4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui email atau bahkan video conferencing. Indrajit (2004) menjelaskan pula bahwa ada beberapa manfaat yang akan diperoleh suatu negara yang telah mengimplementasikan e-government didalam sebuah tata pemerintahannya atau didalam perosesnya melayani masyarakat yang diantaranya:

a. Memperbarui kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis dan industri) khususnya dalam hal kinerja efektifitas dan efisiensi diberbagai bidang kehidupan bernegara

b. Lebih meningkatkan transparansi kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance


(37)

19

c. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktifitas sehari-hari

d. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan

e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat yang dapat secara tepat dan cepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada

f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

Bila dilihat dari berbagai manfaat-manfaat yang diberikan dalam mengimplementasikan e-government dapat disimpulkan bahwa ketepatan e-government yang dilakukan oleh suatu negara akan sangat berpengaruh dengan masyarakat, terutama pada kualitas kehidupan masyarakat dinegara tersebut.

5. Visi E-Government

Visi e-government pada dasarnya berlandaskan pada empat (4) prinsip dasar menurut Indarjit (2006) yang meliputi:

1. Fokuslah pada perbaikan pelayanan pemerintah kepadamasyarakat. Karena begitu banyaknya jenis pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakatnya, maka harus dipikirkan pelayanan mana saja yang menjadi prioritas yaitu memprioritaskanlah jenis pelayanan .


(38)

2. Bangunlah sebuah lingkungan yang kompetitif. Yang dimaksu dengan lingkungan yang kompetitif di sini adalah bahwa misi untuk melayani masyarakat tidak hanya diserahkan, dibebani, atau menjadi hak dan tanggung jawab institusi publik (pemerintah)semata, tetapi sektor swasta dan non-komersial diberikan pula kesempatan untukmelakukannya.

3. Pemberian penghargaan pada inovasi, dan berilah ruang kesempatanbagi kesalahan.Artinya pemberian insentif terhadap bagi mereka yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan standarisasi yang ada dan walaupun e-government merupakan sebuah teknologi digital namun tak luput pula dari kesalahan bagi pihak-pihak tertentu yang bersangkutan.

4. menekankan pada pencapaian efisiensi. Pemberian pelayanan denganmemanfaatkan teknologi digital atau internet tidak selamanya harus menjadi jalur alternative efisiensi juga dapat dinilai dengan besarnya manfaat dan pendapatantambahan yang diperoleh pemerintah dari penerapan e – government.

B . Penerapan E-Government

Penyelenggaraan E-Government merupakan suatu bentuk dari pembaharuan sistem tata didalam pemerintahan. Sebuah sistem guna mengontrol interaksi dan akses pembeharuan infromasi antar pemerintah dengan masyrakat dan sebaliknya yaitu masyrakat dengan pemerintah . Dimana kebutuhan yang sangat penting untuk memenuhi informasi secara terpadu, cepat, lengkap dan akurat merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh masyarakat . Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada pemerintah tidak hanya diharapkan mampu menjawab permasalahan bagaimana meningkatkan kualitas layanan kepada


(39)

21

masyarakat tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan keterbukaan terhadap publik. Pemerintah telah melaksanakan proses transformasi menuju e-Government. Melalui proses tranformasi tersebut, pemerintah mengoptimalisasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk menghindari sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses kesemua informasi dan layanan publik yang disediakan oleh pemerintah. Dengan demikian seluruh lembaga-lembaga negara, masyarakat, dunia usaha dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal. Ruang lingkup dari diterapkan e-Government meliputi:

1. Pembangunan teknologi berbasis internet/intranet guna menambah akses untuk memberikan pelayanan jasa dari pemerintah kepada masyarakat.

2. Keterhubungan secara elektronik antara pemerintah dengan masyarkatnya sehingga masyarkat bisa mengakses berbagai informasi atau memperoleh pelayanan dari pemrintah, keterhubungan elektronik di lingkungan internal maupun eksternal untuk berbagai aplikasi. ( INPRES No. 3 Tahun 2003 )

Penerapan e-Government di setiap lembaga pemerintah mengacu kepada pentahapan pengembangan e-government secara nasional, yang disesuaikan dengan kondisi yang ada disetiap lembaga pemerintah. DiIndonesia kini telah diperkenalkan hal tersebut, melalui sebuah Instruksi Presiden No. 6/2001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika


(40)

untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Lebih jauh lagi, electronic government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat yang berupa pelayanan yang mendasar dan menjadikan pelayanan lebih simpel didalam hubungan antar masyarakat dan pemerintah.

E-government didalam penerapannya dapat lebih memudahkan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pemerintah daerah otonom dengan mengoptimalisasikan pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. Untuk implementasi e-government, pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan.Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government dituangkan melalui InPres No. 3 Tahun 2003, pada tanggal 9 Juni 2003. Adapun beberapa sasaran didalam pengembangan dan penerapan e-Governmentyang meliputi :

Tabel.3

Sasaran Penerapan dan Pengembangan E-Government

NO E-GOVERNMENT

1 Sistem Pembentukan Jaringan Informasi serta koneksivitas

Transaksi Elektronik

2 Standarisasi Penggunaan Sistem Aplikasi

3 Sumber

DayaManusia

Kualitas sumber daya manusia dalam mengoprasionalkan system dan dalam melayani masyarakat

4 Sosialisasi Publikasi kepada masyarakat terhadap sistem pajak online 5 Sarana dan

Prasarana

Penggunaan Infrastruktur TIK dan Penggunaan Internet

Bappenas menjelaskan bahwa ada beberapa hal penting didalam penerapan e-government, terutama dalam hal sasaran. Sasaran dari penerapan e-government meliputi :


(41)

23

a. Penerapan Sistem artinya bahwa pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang berkualitas dan lebih terjangkau.

b. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

c. Pembentukan mekanisme komunikasi antar lembaga pemerintah serta penyediaan fasilitas bagi partisipasi masyarakat dalam proses kepemerintahan.

d. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan danefisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga. (http://perpustakaan.bappenas.go.id/ diakses tanggal 3 maret 2015)

C .Pajak

1. Pengertian Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

(http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajakdiakses tanggal 23 februari 2015)

Menurut Djajadiningrat (2008) mendefinisikan pajak adalah sebuah kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan tetapi ada timbal balik secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.


(42)

Adapun menurut Soeparman (Ismono Hadi 2007) menjelaskan bahwa pajak adalah iuran wajib,berupa uang atau barang, yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma-norma hukum,guna menutupi biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Pendapat lainnya menurut Hanafi (Ismono Hadi 2007) berpendapat bahwa pajak pun dapat diartikan pula sebagai iuran rakyat kepada negara berdasrkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan negara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan definisinya, ciri-ciri pajak antara lain:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang

2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung

3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan

4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan

5. Berfungsi mengisi anggaran (budgeter) dan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan Negara dalam bidang ekonomi dan sosial (regulasi).


(43)

25

Dari beberapa pengertian pajak dari para ahli diatas bahwa dapat disimpulkan pajak merupakan sebuah kewajiban yang dilakukan oleh wajib pajak kepada negara dalam rangka kesejahteraan umum dan kepatuhan terhadap undang – undang yang berlaku yang sifatnya memaksa.

2. Fungsi pajak

Dapat diketahui bahwa pajak memiliki berbagai macam fungsi, menurut Ismono Hadi (2007) menjelaskan beberapa fungsi pajak yang diantaranya :

a. Fungsi Budgeter

Digunakan sebagai sumber utama penerimaan negara yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara.

b. Fungsi Reguler

Sebagai pengontrol atau pengatur perekonomian guna menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, cepat, mengadakan distribusi pendapatan serta stabilitas ekonomi.

c. Fungsi Sosial

Pemerataan pendapatan dan hak milik seseorang diakaui dalam fungsi dan pemanfaatannya yang tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat atau bisa dikatakan bahwa besarnya pemungutan pajak harus dapat disesuaikan dengan kekayaan sesorang.

3. Jenis – Jenis Pajak

Ada penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di Indonesia yang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat


(44)

adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Untuk pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak derah, akan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh Pemerintah Daerah setempat.

Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi:

1. Pajak Penghasilan (PPh)

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 yang merupakan dasar hukum pajak penghasilan secara umum menjelaskan PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.


(45)

27

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 menjelaskan secara umum bahwa PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (dalam wilayah Indonesia). Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN.Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN.

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

UU No. 18 tahun 2000 menjelaskan bahwa selain pajak pertambahan nilai undang - undang ini juga menjelaskan tentang dasar hukum pajak penjualan atas barang mewah .Selain dikenakan PPN, atas pengkonsumsian Barang Kena Pajak tertentu yang tergolong mewah, juga dikenakan PPnBM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah:

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau

c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi, atau

d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau

e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.


(46)

4. Bea Meterai

Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan. Hal itu pun sesuai dengan dasar hukum yang tertera didalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985

Dan berikut adalah pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota Berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:

Pajak Propinsi, meliputi: 1. Pajak Kendaraan Bermotor;

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor; 4. Pajak Air Permukaan;

5. Pajak Rokok.

Pajak Kabupaten/Kota, meliputi: 6. Pajak Hotel;

7. Pajak Restoran; 8. Pajak Hiburan; 9. Pajak Reklame;

10.Pajak Penerangan Jalan;

11.Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; 12.Pajak Parkir;


(47)

29

14.Pajak sarang Burung Walet;

15.Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan; 16.BeaPerolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.

(http://www.pajak.go.id , diakses tanggal 23 februari 2015)

4. Manfaat Pajak

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara.Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan.Berikut adalah manfaat dari pajak,sebagai berikut :

1. Sebagai pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak.

2. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. 3. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan

dan modal.Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah.

D.Administrasi Perpajakan

1. Pengertian Administrasi Perpajakan

Menurut Lumbantoruan (1997) (Rapina, 2011) administrasi perpajakan ialah cara -cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak. Dalam arti sempit,


(48)

administrasi perpajakan merupakan penata usahaan dan pelayanan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban pembayar pajak, baik penata usahaan dan pelayanan yang dilakukan dikantor pajak maupun di tempat wajib pajak. Dalam arti luas,Gunadi (2006) menjelaskan, bahwa administrasi pajak diilihat sebagai suatu fungsi, sistem dan lembaga :

1. Fungsi

Sebagai suatu fungsi, administrasi perpajakan meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian perpajakan.

2. Sistem

Sebagai suatu sistem administrasi perpajakan merupakan seperangkat unsur yaitu peraturan perundang - undangan, sarana dan prasarana, dan wajib pajakyang saling berkaitan yang secara bersama - sama menjalankan fungsi dan tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Lembaga

Sedangkan sebagai sebuah lembaga, administrasi perpajakan merupakan institusi yang mengelola sistem dan mengelola proses perpajakan yang terwujud pada kantor pusat, wilayah, dan pelayanan kualitas dankuantitas sumber daya manusia juga merupakan salah satu tolak ukur kinerja administrasi pajak

Sedangkan menurut Menurut Lumbantoruan (1997), administrasi perpajakan (TaxAdministration) ialah cara-cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak. Administrasi perpajakan pun memiliki peran yang penting, Liberti Pandiangan (2008) mengungkapkan bahwa peran administrasi perpajakan untuk


(49)

31

merealisasikan seluruh peraturan perpajakan serta penerimaan negara yang sesuai dengan amanat APBN.

Dari beberapa definisi dari berbagai ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi perpajakan merupakan sebuah kegiatan penatausahaan dan pelayanan yang dilakukan dikantor pajak yang meliputi suatu sistem , organisasi atau lembaga dan fungsi sesuai dengan perundang-undangan dalam merealisasikan seluruh aturan perpajakan dan amanat APBN. Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat ada beberapa sasaran administrasi perpajakan, seperti:

1. Meningkatkan kepatuhan para pembayar pajak, dan

2. Melaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal.

2. Kegunaan Administrasi Perpajakan

Dengan terlaksananya dan tersedianya administrasi perpajakan yang baik , akurat, dan benar maka akan terealisasikan sebuah manfaat bagi organisasi tersebut Liberti Pandiangan (2013) yang diantaranya adalah:

- Dapat menjalankan kewajiban perpajakan dengan mudah,baik dan benar sesuai dengan perundang - undangan

- Dapat dengan mudah mengajukan serta memperoleh hak perpajakan - Efektif dan efesien dalam pengelolaan pajak


(50)

3. Tujuan Administrasi Perpajakan

Liberty Pandiangan (2013) mengatakan bahwa guna tercapainya administrasi perpajakan yang efesien, efektif dan produktif serta optimal didalam bidang perpajakan maka administrasi perpajakan memiliki tujuan dalam rangka sebagai berikut :

- Tersedianya dokumen terkait perpajakan.

- Tersedianya data dan informasi mengenai perpajakan.

- Sebagai saran untuk menciptakan dan menjalin kerja sama antar unit organisasi.

- Melakukan pembimbingan, pengelolaan, dan pengawasan terutama dalam hal pajak.

- Pengambilan keputusan atau kebijakan yang menyangkut pajak.

4.Unsur – Unsur Administrasi Perpajakan

Dilihat dari kegiatannya menurut Liberty Pandiangan (2013) terdapat tujuh (7) unsur pokok yang terdapat didalam administrasi perpajakan yang menyangkut sebagai berikut:

1. Kelola Pajak; 2. Keuangan Pajak;

3. Informasi dan Komunikasi Perpajakan; 4. Peraturan Pajak;

5. Dokumen Pendukung Perpajakan; 6. Organisasi Perpajakan;


(51)

33

5.Administrasi Perpajakan Indonesia

Administrasi tidak pernah terlepas dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak. Liberty Pandiangan (2013) mengatakan bahwa administrasi perpajakan di Indonesia menyangkut beberapa kegiatan yang diantaranya :

1. Keberadaan WP dan PKP 2. Pendaftaran WP dan PKP

3. Perubahan data,pindah dan pengukuhan PKP 4. Pembukuan dan pencatatan

5. Laporan keuangan fiskal 6. Penghitungan pajak 7. Pemeriksaan pajak 8. Penagihan Pajak 9. Pelaporan Pajak

10.Pemotongan dan pemungutan Pajak

6. Sistem Administrasi Perpajakan

Sistem administrasi perpajakan modern merupakan pelaksanaan dari berbagai program dan kegiatan yang ditetapkan dalam reformasi administrasi perpajakan jangka menengah. Dapat dikatakan bahwa penerapan sistem administrasi perpajakan modern adalah penerapan sistem administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau perbaikan kinerjanya, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan. Penerapan sistem ini diharapkan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat yang merupakan perwujudan dari program dan kegiatanreformasi administrasi perpajakan jangka menengah yang menjadi


(52)

prioritas reformasiperpajakan yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2001 (Rahayu dan Lingga, 2009).

Sebagai suatu sistem, administrasi perpajakan merupakan seperangkat unsur yaitu peraturan perundang-undangan, sarana dan prasarana, dan wajib pajak yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menjalankan fungsi dan tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sebagai lembaga, administrasi perpajakan merupakan institusi yang mengelola sistem dan mengelola proses perpajakan yang terwujud pada kantor pusat, wilayah, dan pelayanan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia juga merupakan salah satu tolak ukur kinerja administrasi pajak. Administrasi perpajakan harus sebagai service point yang memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sekaligus pusat informasi perpajakan. Pembaruan sistem perpajakan harus disusun dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi instrumen yang mampu bekerja secara efektif dan efisien. Menurut Gunadi (2006), administrasi perpajakan dikatakan efektif apabila mampu mengatasi masalah-masalah berikut :

4. Wajib pajak yang tidak terdaftar (Unregistered taxpayers) Artinya sejauh mana administrasi pajak mampu mendeteksi dan mengambil tindakan terhadap anggota masyarakat yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak walau seharusnya yang bersangkutan sudah memenuhi ketentuan untuk menjadi Wajib Pajak.

5. Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau stopfiling taxpayer Menyikapi Wajib Pajak yang sudah terdaftar tetapi tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), atau disebut juga stop filing taxpayers, misalnya dengan melakukan pemeriksaan pajak untuk


(53)

35

mengetahui sebab-sebab tidak disampaikannya Surat Pemberitahuan (SPT) tersebut. Kendala yang mungkin dihadapi adalah terbatasnya jumlah tenaga pemeriksa.

6. Penyelundup pajak atau tax evaders

Penyelundup pajak (tax evaders) yaitu Wajib Pajak yang melaporkan pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut ketentuan perundang-undangan. Keberhasilan sistem self assessment yang memberi kepercayaan sepenuhnya kepada Wajib Pajak untuk memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, sangat tergantung dari kejujuran Wajib Pajak. Tidak mudah untuk mengetahui apakah Wajib Pajak melakukan penyelundupan pajak atau tidak. Dukungan adanya bank data tentang Wajib Pajak dan seluruh aktivitas usahanya sangat diperlukan. 7. Penunggak pajak atau delinquent taxpayers

Dari tahun ke tahun tunggakan pajak jumlahnya semakin besar. Upayapencairan tunggakan pajak dilakukan melalui pelaksanaan tindakan penagihan secara intensif.

Sistem perpajakan suatu negara terdiri atas tiga unsur, yaitu Tax Policy,Tax Law dan Tax Administration. Sistem perpajakan dapat disebut sebagai suatau metode atau cara bagaimana mengelola utang pajak yang terutang oleh Wajib Pajak dapat mengalir ke kas negara. Menurut Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton (2007) yang dikutip dalam Ismono Hadi (2007) menjelaskan bahwa sistem pemungutan pajak dapat dibedakan atas:


(54)

a. Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang. b. Semi Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang.

c. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.

d. Witholding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong / memungut besarnya pajak yang terutang.

g. Model Administrasi Perpajakan Elektronik

Perkembangan teknologi yang pesat memang sangat dirasakan dalam empat dekade ini. Hal ini tentu sangat mempengaruhi baik pengelolaan administrasi baik administrasi pemerintahan atau administrasi bisnis. Pemanfataan teknologi dan infromasi dalam sistem admnistrasi yang berkembang diindonesia terutama didalam administrasi perpajakan telah mampu mengakomodir didalam pengelolaan pajak bila dulu administrasi dilakukan secara manual kini semua dilakukan secara online dengan melalui media elektronik yang terkini dan tidak banyak membutuhkan banyak waktu untuk menunggunya. Dalam mewujudkan sistem administrasi perpajakan yang modern, pemerintah menyediakan layanan administrasi perpajakan yang berbasis komputer dan online, e-System digunakan


(55)

37

untuk meningkatkan kualitas pelayanan pajak guna memberikan kemudahan kepada wajib pajak untuk melaksanakan administrasi perpajakannya. Liberti Pandiangan (2008) mengungkapkan bahwa e-System merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menunjang kelancaran administrasi perpajakan melalui teknologi internet.

Bentuk layanan e-System pada adminstrasi perpajakan elektronik di Indonesia adalah:

1. e-Registration; sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan atau pengukuhan maupun pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak melalui sistem yang terhubung langsung secara online dengan Direktorat Jendral Pajak.

2. e-Filling, suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem on line dan real time.

3. e-Billing, suatu sistem pembayaran pajak yang dilakukan secara online. 4. e-Counseling; suatu pelayanan pajak yang diberikan kepada wajib pajak

untuk konsultasi secara online.

5. e-SPT; aplikasi (software) yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT

Dengan melakukan e-Registration dengan memasukan data - data wajib pajak secara online sesuai dengan form elektronik yang ada didalam aplikasi yang telah tersedia tanpa harus datang langsung ke kantor layanan. Selanjutnya pembayaran online secara e-Banking melalui program e-Billing dan para wajib pajak pun


(56)

secara otomatis dapat melakukan pelaporan pajak secara online melalui program e-Filling dengan e-SPT. Bila di Gambarkan model administrasi perpajakan secara elektronik adalah sebagai berikut:

Gambar. 2

Model Administrasi Perpajakan Elektronik

Sumber: Diolah oleh Peneliti 2015

h. Efektivitas E-Government Administrasi Perpajakan

Efektivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Kataefektif biasanya digunakan dalam kaitannya dengan manajemen, misalnya keefektifan pengelolaan, keefektifan organisasi dan kepemimpinan serta keefektifan program. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) Efektif memiliki penjelasan sebagai pengaruh atau akibat, dapat diartikan pula sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dengan kata lain bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil.

Menurut Siagian (2001), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Darcy

Pendaftaran/ Registrasi

Online Wajib Pajak

Pembayaran Online (e-Billing)

Pelaporan secara Online ( e- Felling)


(57)

39

(Indrajit, 2002) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa elemen sukses yang secara garis besar harus dimiliki dalam mengembangkan konsep - konsep digital pada sektor publik melalui penerapan e-Government. Melalui beberapa elemen sukses tersebut diharapkan penerapan e-Government dapat berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya, Darcy (Indrajit, 2002) menjabarkan sebagai berikut:

7. Political Environment

Merupakan elemen pertama dalam penerapan e-Government. Political environment adalah keadaan atau suasana politik di mana program e-Government tersebut diterapkan.

8. Leadership

Elemen kedua ini berhubungan dengan unsur kemampuan atau tanggung jawab dalam mewujudkan penerapan e-Government yang efektif. Untuk mencapai efektivitas, setidaknya ada tiga hal minimum yang dibutuhkan pemerintah, yakni :

1. Sumber daya

Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-Government,terutama yang berkaitan dengan sumber daya finansial.

2. Infrastruktur

Ketersediaan infrastruktur yang memadai yaitu infrastruktur dalam bidang teknologi dan informasi.

3. Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia sangat penting dalam menunjang efektivitas penerapan e-government sebab sumber daya manusia yang


(58)

memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan fungsinya dibutuhkan demi tercapainya efektivitase-Government di sebuah instansi atau organisasi.

9. Planning

Perencanaan adalah sebuah proses tahapan yang sangat penting,karena pada tahap inilah gambaran menyeluruh dandetail dari rencana keberadaan sebuah inisiatif e-Government diproyeksikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebuah perencanaan yang baik akan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap penyelenggaraan sebuah program, dalam hal ini yang ingin dicapai adalah efektivitas penerapan e-Government.

10. Stakeholders

Stakeholders adalah berbagai pihak yang merasa memiliki kepentingan baik kepentingan langsung maupun kepentingan tidak langsung terhadap penyelenggaraan program e-Government. Pihak- pihak yang dianggap sebagai stakeholder utama dalam proyek e-Government adalah pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat yang bersama - sama dalam usaha penerapan e-Government.

11. Transparency/Visibility

Transparansi sangat erat kaitannya dengan keberadaan stakeholder, dalam arti kata bahwa harus selalu tersedia seluruh data dan informasi mengenai seluk beluk dan status proyek yang sedang berlangsung untuk dapat secara bebas diakses oleh stakeholder. Dimungkinkannya pihak – pihak yang berkepentingan mengakses data dan informasi terkait dengan proyek yang sedang berlangsung melalui media elektronik yang bisa menjadikan sebagai sarana pemasaran (marketing)yang


(59)

41

cukup efektif, karena disana terlihat keseriusan pemerintah untuk selalumemberikan yang terbaik untuk rakyatnya melalui penerapan e-Government.

12. Technology

Teknologi informasi yang dipergunakan didalam e-Government sangatlah luas, dari yang paling sederhana dan murah sampai dengan yang paling canggih. Pilihan teknologi yang akan diimplementasikan di dalam sebuah proyeke-Government sangat tergantung dengan anggaran yang tersedia dan ini juga berpengaruh terhadap efektivitas penerapan e-Government. Semakin besar anggaran yang ada, semakin canggih teknologi yang dapat dipilih dan dipergunakan, yang cenderung akan tercapainya efektivitas suatu program.

13. Innovation

Aspek inovasi dalam hal ini adalah sebuah aspek dimana terdapat ide - ide yang kreatif dari para pembuat program yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan koneksi penggunaan website bagi pengunjungnya. Inovasi dapat dilakukan dengan memperhatikan keleluasaan search engine, video camera, atau informasi maupun jejak pendapat secara online yang dilakukan pengguna terhadap website yang bersangkutan.

Disisi lain, Direktorat Jenderal menjelaskan bahwa efektivitas didalam penerapan e-government dalam bidang administrasi perpajakan dilihat dari :

a. Struktur Organisasi

Konsep administrasi perpajakan saat ini yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan memerlukan perubahan pada struktur organisasi, baik di


(60)

tingkat kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun di jajaran kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Hal ini sebagai bentuk upaya yang dilakukan Dirrektorat Jenderal Pajak untuk terus

senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan yang

efisien,profesional, dan adil dalam penyelenggaraan administrasi perpajakan.

b. Manejemen Sumber Daya

Direktorat Jenderal Pajak menjelaskan secanggih apapun struktur, sistem, teknologi informasi, metode, dan alur kerja suatu organisasi, tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung Sumber Daya Manusia yang memiliki integritas dan profesionalisme. Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah sistem dan manajemen sumber daya manusia, karena sistem yang baik dan terbukadipercaya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejalan dengan keinginan untuk berubah serta memperbaiki citra dan meningkatkan kinerja, reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan Direktorat Jenderal Pajak, yang mendukung sistem administrasi perpajakan modern melalui sumber daya manusia berbasis kompetensi dan kinerja.

c. Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perbaikan birokrasi yang berbelit - belit adalah perbaikan didalam proses bisnis, yang mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja. Perbaikan proses bisnis merupakan pilar penting program modernisasi administrasi perpajakan Direktorat Jenderal Pajak, yang diarahkan pada penerapan full


(1)

101

E. SOP ( Standar Oprasional Prosedur)

Standar oprasinal prosedur adalah sebuah standar bekerja yang menjadi acuan dan fokus didalam proses kerja para aparatur pemerintah dan pajak dan bahw=kan semua pegawai . Demi terciptanya efektivitas e-government yang selanjutkan mendukung berjalannya sebuah sistem administrasi perpajakan yang efektif dibutuhkan sebuah SOP yang jelas dan dapat dipatuhi oleh para pegawai. SOP atau Standar Oprasional Prosedur yang ada di KPP Pratama Tanjung Karang pada tiap sub bagian satu dengan yang lainnya sangatlah berbeda.

Secara umum KPP Pratama tidak memilik SOP yang menunjang kinerja kantornya namun mereka memiliki SOP yang telah di tetapkan oleh pusat didalam sistem kinerjanya. Tentu ini memudahkan mereka didalam bekerja dan tidak saling ganggu dengan yang lainnya. Namun secara oprasional memang mereka diharuskan untuk terus bekerja sesuai dengan SOP sub bagian kerjanya masing-masing namun ada kalanya mereka bekerja secara given yang artinya mereka dapat mengerjakan tugas yang diberikan tanpa harus melihat SOP yang ada. Penggunaan sanksi minim diberikan,sebab untuk saat ini belum pernah ada aparatur pajak yang tidak bekerja sesuai dengan SOP namun apabila itu terjadi baik pusat dan KPP pun akan memberikan sanksi yang sesuai.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan SOP di KPP Pratama Tanjung Karang sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pusat dan penggunaan sanksi tetap dilakukan demi terbentuknya sebuah sistem kerja yang baik dan sistematis.


(2)

102

2. Faktor penghambat dan pendukung didalam Penerapan E-Government dalam Administrasi Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Tanjung Karang Kota Bandar Lampung yang meliputi :

1. Faktor Internal

Faktor internal yang mendukung penerapan e-government atau pajak online di KPP Pratama Tanjung Karang adalah insfrastruktur yang dinilai cukup. Terbentuknya sebuah sistem pajak online yang akhirnya membuat kinerja para apartur pajak menjadi lebih ringan dan terstruktur. Namun disisi lain terbentuknya sebuah sistem memang menghasilkan untung dan rugi, kerugiannya adalah keneksivitas jaringan internet yang terkadang cukup lambat dan selanjutnya yang di mana jumlah pegawai pajak masih dirasa tidak sesuai dengan jumlah wajib pajak, untuk itulah dapat dikatakan keberhasilan suatu pelayanan salah satunya sangat ditentukan oleh jumlah maupun kualitas aparat.

Dan dapat disimpulkan bahwa, pada faktor pendukung dan penghambat penerapan e-government pada administrasi perpajakan pada kantor KPP Pratama Tanjung Karang adalah terbntuknya jaringan sistem yang mempuni serta jumlah pegawai yang dirasa kurang dalam hal jumlah namun pihak KPP Pratama Tanjung Karang telah mampu mengatasi faktor penghambat tersebut.

2. Faktor Eksternal

Pembahasan faktor eksternal baik faktor pendukung dan penghambat didalam penerapan e-government di dalam administrasi perpajakan adalah dari segi pendukung antusias ataupun respons masyarakat yang baik terhadap adanya pajak online. Keingin tahuan wajib pajak terhadap peroses kerja dari online pajak itu


(3)

103

sendiri, terlihat dari tingkat persentase yang sangat tinggi di tahun 2014 yaitu sekitar 21% dan itu menunjukan bahwa memang pajak onlien keberadaannya sangat menguntungkan bagi masyarakat atau Wajib Pajak. Selanjutnya, bila bicara pada faktor penghambat adalah, adanya ketidakyakinan dalam mengakses ataupun didalakm registrasi sendiri. Ketidakyakinan itu misalnya adalah, takut apabila tahap – tahap yang dilakukan kurang maksimal, ataupun ragu bahwa ketika memasukan atau membuat account lupa passswardnya atau kata kuncinya. Berdasarkan hasil wawancara memang informan mengiyakan bahwa ketidakyakinan terhadap sistem yang ada sedikit memperhambat.

Dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal yang ada memang menjadi tantangan tersendiri oleh KPP Pratama Tanjung Karang didalam upayanya untuk terus mensosialisasikan pajak online kepada masyarakata atau wajib pajak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 2001. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta : Graha Ilmu

Agarwal, P.K., “Portals: the path to everything,” Government Technology,

www.govtech.net, March 2000. (Diakses pada 14 Februari 2015)

Gunadi, 2006, Reformasi Administrasi Perpajakan dalam rangka kontribusi menuju good governance, Pidato Pengukuhan Guru Besar Perpajakan FISIP UI, Jakarta (dalam jurnal) (diakses tanggal 5 februari 2015).

Indrajit, Richardus, Eko, (2005). E-Goverment In Action : Ragam Kasus Imflementasi Sukses di Berbagai Belahan Dunia. Yogyakarta: Andi. ________ (2006). Elektronik Goverment: Strategi Pembangunan dan

Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi.

Janet, C. (2001). Institute for Electronic Government. Routledge Ltd, UK: IBM

Corparation. Dalam

(http://donnyprasetyo.blog.binusian.org/2014/03/16/topik-topik lanjutan-2) (diakses tanggal 10 januari 2015).

Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Liberti Pandiangan, 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Mediak Komputindo

_______2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

_______2013. Administrasi Perpajakan Pedoman Praktis Bagi Wajib Pajak di Indonesia. Jakarta: Erlangga.


(5)

Rahardjo, Budi. (2001). Membangun E-Goverment melalui (http://www.cert.or.id/budi/articles/e-gov-makasar.doc) (diakses 8 februari 2015)

Rapina, Hana Friska, 2-11.” Pengaruh Komitmen Organisasi dan Tindakan Supervisi Terhadap Kepuasan Kerja Auitor Junior. “ Akurat Jurnal Ilmiah Nomor 06 Tahun ke-2 September-Desember 2011 (diakses pada 13 februari 2015)

Sri Rahayu & Ita Salsalina Lingga. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal

Akuntansi Vol. 1 No.2 November 2009:119-138.

http://female.kompas.com.

Sondang P. Siagian. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Sophar Lumbantoruan. 1997. Ensiklopedi Perpajakan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Tachjan, Dr. H, M.Si. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI The World Bank Group. 2006 dalam Martin, C. Pengenalan e-Governmetn.

Initiatives for Local Governance Reform (ILGR) The World Bank, Jakarta, 2002.

Website

www.pajak.co.id

united Nation Survey E-Government http://unpan3.un.org/egovkb/en-us/Data Center (Diakses pada tanggal 10-15 februari 2015)

________________ http://www.unpan.org/egovkb/global_reports/08report.htm (diakses pada tanggal 10-15 februari 2015)

www.connindonesia.com (diakses pada tanggal 05 februari 2015) Dokumen

kebijakan pemerintah, Inpres No. 3 Tahun 2003 (Tentang Kebijakan dan Stategi Nasional Pengembangan E-Government)

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 (Tentang Keterbukaan Informasi Publik) Kepmen PAN & RB No. 11 Tahun 2011 (Tentang Kriteria dan Ukuran


(6)

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 (Tentang Pemerintahan Daerah) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 (Tentang Pajak Penghasilan)

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 (Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah)