1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas seorang pekerja tercermin dari penguasaan kompetensi pada suatu bidang tertentu. Akan tetapi pada kenyataannya, kualitas pekerja di Indonesia
masih belum dapat memenuhi kebutuhan pasar dunia kerja. Salah satu indikasi yang menonjol saat ini yaitu banyaknya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan SMK
yang menganggur. Diberitakan pada www.finance.detik.com 6 November 2013 menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, mengatakan bahwa tingkat
pengangguran terbuka pada Agustus 2013 untuk pendidikan, SMK menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 11,19. Dari data tersebut diketahui bahwa angka
keterserapan lulusan SMK di dunia kerja masih rendah. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya keterserapan lulusan SMK di
dunia kerja. Salah satu faktornya adalah kurangnya kompetensi lulusan SMK. Kompetensi lulusan SMK saat ini belum dapat memenuhi kualifikasi yang
dibutuhkan dunia kerja. Ditegaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sukoharjo, Bambang Sutrisno pada www.solopos.com 11 Desember 2012, bahwa seorang
alumni SMK yang hanya berbekal ijazah tidak akan berguna, karena prioritas SMK adalah mencetak keterampilan siswa. Kurangnya kompetensi lulusan berkaitan erat
dengan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik, tentunya dibutuhkan kualitas kegiatan pembelajaran yang baik pula.
Kualitas kegiatan pembelajaran yang baik tercermin dari keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
2 meningkatkan keaktifan siswa adalah penggunaan metode dan media
pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik siswa. Sedangkan media pembelajaran yang dimanfaatkan
harus dapat mempermudah proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sumber belajar siswa yang mampu mengatasi
beberapa masalah dalam kegiatan belajar. Misalnya keterbatasan dalam menjelaskan materi pelajaran atau objek yang abstrak. Oleh sebab itu pemilihan
media pembelajaran yang tepat harus memperhatikan kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai, ketepatan mendukung isi pelajaran, kepraktisan, serta kualitas
media tersebut. Berdasarkan perkembangannya, media pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu media tradisional dan media teknologi
mutakhir. Media tradisional merupakan media yang masih bersifat konvensional. Sedangkan media teknologi mutakhir merupakan media pembelajaran yang sudah
memanfaatkan perkembangan teknologi. Pada saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK berkembang dengan
pesat. Oleh sebab itu, pendidikan juga dituntut dapat mengikuti perkembangan teknologi. Guru dituntut kreatif dalam menentukan dan mengembangkan media
pembelajaran yang akan digunakan di kelas. Sesuai dengan pendapat Paulina Pannen
Dekan Sampoerna
School of
Education dikutip
dari www.dikmen.kemdiknas.go.id 28 Mei 2012 yang menyatakan selain melek
teknologi, guru juga harus dapat melihat celah dengan menggali kreativitas dalam pengajaran berbasis teknologi. Salah satu bentuk inovasi media pembelajaran yang
berkembang saat ini adalah media pembelajaran berbasis komputer. Media berbasis komputer yang dimaksud adalah multimedia pembelajaran interaktif.
3 Multimedia
pembelajaran interaktif
merupakan sebuah
sistem yang
menggabungkan beberapa objek media berupa teks, gambar, audio, video dan animasi. Sebagai media pembelajaran, fungsi utama multimedia pembelajaran
interaktif adalah untuk memfasilitasi guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam kurikulum di suatu sekolah.
Sekolah merupakan lembaga yang dirancang untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 2 Depok
merupakan sekolah menengah kejuruan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat beberapa program
keahlian yang ditawarkan di SMK Negeri 2 Depok. Salah satu program keahlian yang ditawarkan yaitu teknik otomasi industri. Program keahlian tenik otomasi
industri merupakan program keahlian yang mempelajari bidang sistem otomasi dan kendali yang berkembang di dunia industri. Materi bidang tersebut diajarkan
pada mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif yang diajarkan salah satunya adalah sistem kontrol elektropneumatik. Sementara, sistem kendali
pneumatik merupakan pokok bahasan yang terdapat pada mata pelajaran sistem kontrol elektropneumatik. Pokok bahasan ini sangat penting untuk dikuasai oleh
siswa program keahlian teknik otomasi industri, karena bidang sistem kendali pneumatik berkaitan erat dengan teknologi otomasi dan kendali yang digunakan
di dunia industri saat ini. Sehingga pokok bahasan ini dalam penyampaian materinya membutuhkan media pembelajaran yang tepat agar dapat menambah
daya tarik siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Berdasarkan pengamatan peneliti saat observasi pada kegiatan pembelajaran
mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali pneumatik, guru menggunakan
4 media pembelajaran visual dan cetak. Media visual berupa slide presentasi yang
ditampilkan dengan LCD proyektor. Sedangkan media cetak yang digunakan adalah
lembar informasi siswa. Namun, media dan bahan ajar tersebut belum dapat menarik perhatian dan motivasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran cenderung
berjalan satu arah karena guru berperan dominan sebagai pusat penyampai materi, sehingga siswa cenderung pasif. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran
berlangsung kurang efektif jika dibandingkan dengan alokasi waktu pelajaran. Dampaknya adalah siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Berdasarkan data nilai siswa pada mata pelajaran mengoperasikan sistem kendali pneumatik semester gasal tahun pelajaran 20132014, diketahui bahwa rata-rata
nilai akhir siswa adalah 76,35. Sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimum KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran ini adala 78. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pencapaian kompetensi siswa masih belum optimal. Menanggapi masalah di atas, maka peneliti tertarik mengembangkan model
multimedia pembelajaran interaktif sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran sistem kontrol elektropneumatik untuk siswa program keahlian teknik
otomasi industri SMK Negeri 2 Depok. Diharapkan multimedia pembelajaran interaktif tersebut
dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang tepat untuk mempermudah guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah