Analisa Data Pelaksanaan Pemberian ASI

Langkah berikutnya peneliti membagikan kuesioner pada responden, serta peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat dan efek dari penelitian ini. Calon responden yang bersedia ,diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Pada saat pengisian data dari responden diberikan waktu selama 5 menit untuk mengisi data. Setelah itu responden yang bersedia, diminta mengisi kuesioner selama 30 menit dengan memberikan tanda silang pada jawaban yang benar. Kemudian memberikan tanda checklist pada bagian kuesioner pelaksanaan pada kolom ya atau tidak selama 10 menit. Setelah kuesioner diisi oleh responden, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan dan mengumpulkan data untuk dianalisa. Apabila peneliti tidak berada di tempat penelitian pada saat ada responden, peneliti meminta tolong kepada pegawai klinik atas nama Siti Aisyah, AMKeb untuk membantu memberikan kuesioner kepada responden yang ada. Banyaknya responden yang dibantu berjumlah 18 orang.

H. Analisa Data

Analisa data yang terkumpul, maka peneliti mengolah dengan beberapa tahap, yang pertama Editing yaitu hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting edit terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan isian formulir. Kemudian Coding yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data. Tabulasi yaitu membut tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Metode statistic untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Sumatera Utara 1. Analisis Univariat Analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan karekteristik masing-masing variable yaitu, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan sumber informasi. Data bersifat kategorik digunakan untuk menganalisis univariat yaitu mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan umur, distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan, distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan, distribusi frekuensi berdasarkan paritas dan distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi. 2. Analisis Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variable tersebut yaitu pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan tentang teknik menyusui dengan pelaksanaan pemberian ASI. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistic Fisher’s Exact Test dengan taraf signifikan α = 0,05. Pedoman dalam menerima hipotesa : apabila nilai P 0,05 maka Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan tentang teknik menyusui dengan pelaksanaan pemberian ASI. Apabila nilai P 0,05 maka Ho gagal ditolak yang berarti ada hubungan pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan tentang teknik menyusui dengan pelaksanaan pemberian ASI. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan dengan pelaksanaan pemberian ASI di klinik bersalin Niar Medan Tahun 2013. Jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah 56 responden. Setelah melakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data dan analisa data. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

1. Karekteristik Responden

Hasil dari karakteristik responden yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dan sumber informasi. Data yang diperoleh menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang 21-35 tahun yaitu 80,4, minoritas 10,7 pa rentang usia 20 tahun, dengan tingkat pendidikan mayoritas adalah SMA yaitu 46,4, minoritas 7,1 pada pendidikan Perguruan Tinggi. Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai IRT yaitu 78,6, minoritas sebagai Pegawai sipil 5,4.Mayoritas responden dengan memiliki 3-5 anak yaitu 46,4 , minoritas memiliki 2 anak 19,6 serta memperoleh sumber informasi mayoritas dari media elektronik yaitu 41,1 dan minoritas memperoleh sumber informasi dari petugas kesehatan 25. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dan sumber informasi di Klinik bersalin Niar Medan Tahhun 2013 n = 56 No Data Demografi Frekuensi f Persentase Umur 1 20 tahun 6 10,7 2 21 – 35 tahun 45 80,4 3 35 tahun 5 8,9 Pendidikan 1 SD 10 17,9 2 SMP 16 28,6 3 4 SMA PT 26 4 46,4 7,1 Pekerjaan 1 IRT 44 78,6 2 Wiraswasta 9 16 3 1 2 3 4 Pegawai Sipil Jumlah anak 1 anak 2 anak 3 – 5 anak 6 anak 3 19 11 26 5,4 33 19,6 46,4 1 2 3 Sumber Informasi Media cetak Media elektronik Petugas kesehatan 19 23 14 33,9 41,1 25

2. Pengetahuan Ibu Yang Menyusukan Hasil frekwensi pengetahuan responden tentang teknik menyusui

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan di klinik bersalin Niar dari 56 responden terdapat 43 responden pengetahuannya baik 76,8 , 13 responden dengan pengetahuan cukup 23,2 dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Distribusi frekwensi pengetahuan responden berdasarkan kuesioner tentang teknik menyusui Di Klinik bersalin Niar Tahun 2013 n = 56 No . Pertanyaan Pilihan Jawaban Benar Salah f f 1 Apa yang dimaksud dengan cara menyusui 45 80,4 11 19.6 2 Salah satu posisi menyusui yang baik dan dianggap sangat berguna untuk bayi kurang bulan 31 55,4 25 44,6 3 Menurut ibu, bagaimana cara menyusui yang baik 43 76,8 13 23,2 4 Menurut ibu, apa yang menjadi masalah pada saat menyusui 55 98,2 1 1,8 5 Jika bayi menyusu tidak benar, apa yang akan terjadi? 46 82.1 10 17.9 6 Sebaiknya berapa lama bayi menyusu 42 75 14 25 7 Sebaiknya jarak bayi menyusu berapa jam sekali 27 48,2 29 51,8 8 Menurut ibu, apakah manfaat Isapan bayi 53 94,6 3 5,4 9 Menurut ibu, cara melepas isapan bayi pada putting susu adalah 33 58,9 23 41,1 10 Air susu ibu yang pertama kali keluar sampai hari ke-3 disebut 42 75 14 25 11 Air susu ibu yang keluar pada hari ke- 4 sampai hari ke- 10 disebut 33 58,9 23 41,1 12 Air susu ibu yang keluar pada hari ke- 11 sampai seterus nya di sebut 26 46,4 30 53,6 13 Menurut ibu, apakah manfaat bayi disendawakan setelah menyusu 48 85,7 8 14,3 14 15 Menurut ibu, bagaimana cara menyendawakan bayi setelah menyusu? Menurut ibu, apakah manfaat cara menyusui yang baik pada ibu 54 56 96,4 100 2 3,6 Dari jawaban responden menunjukkan bahwa pertanyaan yang mayoritas dijawab benar adalah pertanyaan nomor 15 sebanyak 100. Pertanyaan yang mayoritas dijawab salah adalah pertanyaan nomor 12 sebanyak 53,6.Maka tingkat pengetahuan responden tentang teknik menyusui dapat dikategorikan baik, cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan di Klinik bersalin Niar Tahun 2013 n = 56 No Pengetahuan Ibu Frekuensi f Persentase 1 2 Baik Cukup 43 13 76,8 23,2 Total 56 100

3. Pelaksanaan Pemberian ASI

Berdasarkan hasil pernyataan dalam lembar checklist diketahui bahwa mayoritas responden menjawab ya terdapat pada pernyataan nomor 1 sebanyak 98,2, minoritas pada pernyataan nomor 5 sebanyak 41,1 dan mayoritas responden menjawab tidak pada pernyataan nomor 5 sebanyak 58,9 dan minoritas menjawab tidak pada pernyataan nomor 1 sebesar 1,8. Tabel 5.4 Distribusi frekwensi pelaksanaan pemberian ASI berdasarkan lembar checlist di Klinik bersalin Niar Tahun 2013 n = 56 No . Pertanyaan Pilihan Jawaban Ya Tidak f F 1 Memilih posisi yang nyaman untuk menyusui 55 98,2 1 1,8 2 Payudara di pegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah, jangan menekan putting susu 44 78,6 12 21,4 3 Areola mammae masuk keseluruhan ke dalam mulut bayi 44 78,6 12 21,4 4 Menyusui dengan menggunakan kedua payudara secara berganti-gantian 54 96,4 2 3,6 5 Jarak menyusui sekitar 1,5 jam – 2 jam sekali 23 41,1 33 58,9 6 Lama menyusui sekitar 10 – 15 menit 39 69,6 17 30,4 7 Melepas isapan dengan menekan dagu ke bawah atau menggunakan jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi 37 66,1 19 33,9 8 Isapan bayi tidak mengakibatkan putting susu lecet selama menyusui dan produksi ASI lancar 54 96,4 2 3,6 9 Menyendawakan bayi dengan menepuk perlahan punggung bayi sampai bayi bersendawa 54 96,4 2 3,6 10 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus serta kepala tidak menengadah 37 66,1 19 33,9 Universitas Sumatera Utara Hasil Tabel menunjukkan bahwa pelaksanaan pemberian ASI di klinik bersalin Niar dari 56 responden terdapat 51 responden dengan pelaksanaan pemberian ASI baik 91,1, 5 responden dengan perilaku menyusui buruk 8,9. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pemberian ASI di Klinik bersalin Niar Tahun 2013 n = 56 No Pelaksanaan pemberian ASI Frekuensi f Persentase 1 2 Baik Buruk 50 6 89,3 10,7 Total 56 100

3. Hubungan Pengetahuan Ibu Pasca Salin yang Menyusukan tentang

Teknik Menyusui dengan Pelaksanaan Pemberian ASI di Klinik Bersalin Niar Tahun 2013 Pada analisa bivariat, peneliti akan melihat hubungan pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan dengan pelaksanaan pemberian asi di klinik bersalin Niar tahun 2013 dengan menggunakan uji Fisher’s Exact test diperoleh dari 56 responden 41 responden 95,3 dengan pengetahuan baik dan pelaksanaan baik. 2 responden 4,7 dengan pengetauan baik dan pelaksanaan buruk, 9 responden 69,2 dengan berpengetahuan cukup dan pelaksanaan baik, 4 responden 30,8 dengan berpengetahuan dukup dan pelaksanaan buruk. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher’s Exact test, diperoleh hasil P value 0,022 p0,05 yang berarti bahwa H0 gagal ditolak yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan tentang teknik menyusui dengan pelaksanaan pemberian ASI. Diperoleh nilai OR = 9,11, artinya ibu yang memiliki pengetahuan tentang teknik menyusui dengan kategori baik mempunyai peluang 9,11 kali melakukan Universitas Sumatera Utara pelaksanaan baik dalam pemberian ASI dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan cukup dengan pelaksanaan baik. Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan Ibu Pasca Salin Yang Menyusukan Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI di Klinik Bersalin Niar Tahun 2013 n = 56 No Pengetahuan Pelaksanaan Pemberian ASI Total P value OR Baik Buruk F F f 1 2 Baik Cukup 41 9 95,3 69,2 2 4 4,7 30,8 43 13 100 100 0,022 9,11 Total 51 91,1 5 8,9 56 100

B. Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan, pelaksanaan pemberian ASI serta hubungan antara pengetahuan ibu pasca salin yang menyusukan dengan pelaksanaan pemberian ASI.

1. Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui

Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang teknik menyusui pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 56 responden terdapat 43 responden pengetahuannya baik 76,8 , 13 responden dengan pengetahuan cukup 23,2 dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang. Terdistribusi pada usia antara 20 – 35 tahun sebanyak 45 orang 80,4. Menurut Notoatmodjo 2006 bahwa pendidikan seseorang berpengaruh pada pengetahuannya, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang rendah atau kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan sehingga pengetahuan juga kurang. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dhames Vidia Angsuko 2009 dalam hasil penelitian dengan uji korelasi spearman rank dari 50 responden yaitu ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku menyusui dalam pelaksanaan pemberian ASI. Karena nilai koefisien bertanda positif, berarti ada hubungan positif antara pengetahuan dengan perilaku menyusui yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang cara menyusui maka semakin baik perilaku menyusui bayinya.

B. Pelaksanaan Pemberian ASI

Hasil penelitian tentang pelaksanaan menyusui pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 56 responden terdapat 50 responden dengan pelaksanaan pemberian ASI baik 89,3, 6 responden dengan perilaku menyusui buruk 8,9. Menurut Notoatmodjo 2006 Terbentuknya perilaku dalam melaksanakan sesutu tidak terjadi begitu saja, melainkan proses kontinu antara individu – individu disekitarnya. Dapat disebutkan manusia berperilaku karena dituntut oleh dorongan dari dalam sedangkan dorongan merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan. Jadi perilaku timbul karena dorongan dalam rangka memenuhi kebutuhan Purwanto, 1999. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kamelia, 2011 bahwa sebagian besar ibu – ibu berpengetahuan baik mempunyai perilaku pemberian ASI yang baik. Ibu menyusui mempunyai kebutuhan untuk menjaga kesehatan diri dan bayinya, yang dipersiapkan agar dapat memberikan ASI dengan sempurna kepada bayinya. Klinik bersalin Niar merupakan sarana kesehatan yang menerapkan program Inisiasi Menyusui Dini IMD pada semua pasien bersalin. IMD akan mempengaruhi perilaku ibu menyusui karena pada saat melaksanakan IMD ibu bisa tau bagaimana cara menyusui bayi yang benar dan itu akan diterapkannya dalam menyusui bayinya. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan pendapat Soetjiningsih 1997 bahwa penanganan di ruang bersalin, rawat gabung dan nasehat pada saat akan pulang yang berkesinambungan maka akan membantu keberhasilan menyusui.

C. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Pasca Salin Yang Menyusukan Dengan Pelaksanaan Pemberian ASI