17 f.
Sarana pendukung dan memperkaya khasanah budaya bangsa. g.
Sarana pemahaman budaya Jawa melalui kesusasteraan Jawa.
4. Tujuan Pembelajaran Bahasa Jawa
Tujuan pembelajaran Bahasa Jawa untuk Sekolah dasar yaitu: a.
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan
unggah-ungguh yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana
berkomunikasi dan sebagai lambang kebanggaan serta identitas daerah.
c. Memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra dalam budaya Jawa untuk
untuk memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia. 5.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Jawa
Ruang Lingkup standar kompetensi mata pelajaran bahasa Jawa
SD meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu:
a. Mendengarkan; seperti mendengarkan dan menanggapi secara tepat
suatu perintah, pesan, pesan telepon, cerita teman, wacana percakapan, berita, pengalaman, deskripsi benda-benda sekitar, pidato, wawancara,
18 serta mendengarkan dan mengapresiasi dongeng, geguritan, tembang,
cerita wayang, dan cerita ketoprak.
b. Berbicara; seperti memperkenalkan diri, menyapa orang lain,
mengajukan pertanyaan, menceritakan pengalaman, kesan, peristiwa, isi wawancara, mendeskripsikan benda sekitar, bercakap-cakap lewat
telepon, menanggapi masalah faktual, melakukan wawancara, berpidato, serta mencarikan silsilah, tokoh wayang, permainan
tradisional, pakaian tradisional, semitradisional, gamelan dan upacara
adat.
c. Membaca; seperti membaca nyaring, membaca pemahaman, membaca
cepat, serta membacamelagukan tembang, membaca dongeng, cerita
wayang, geguritan, parikan dan membaca tulisan beraksara Jawa.
d. Menulis; seperti menulis kata dan kalimat sederhana dengan huruf
lepas dan huruf sambung, menulis kata dan kalimat yang didiktekan, meririgkas bacaan, menulis karangan pendek, menulis ceritanaratif,
dialog, deskriptif, menulis laporan hasil wawancara, naskah pidato, surat, serta menulis geguritan, parikan, tokoh wayang, upacara adat,
dan menulis dengan aksara Jawa. 6.
Tinjauan tentang Gamelan
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam, kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari
Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar
19 pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini. Interaksi komponen
yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan
berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Untuk daerah Sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta umumnya gamelan
terdiri dari 2 pangkon jenis yakni Slendro dan Pelog yang mempunyai titi nada yang berbeda. Slendro pada dasarnya adalah nada mendekati minor
sedangkan Pelog menghasilkan nada yang cenderung mendekati nada diatonis. Berikut ini Seperangkat gamelan Jawa yang umumnya
dibunyikan di Jawa Tengah umumnya yaitu. a.
Kendang Kendang merupakan alat musik ritmis tak bernada yang
berfungsi mengatur
irama dan
termasuk dalam
kelompok “membranofon” yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari
selaput kulit atau bahan lainnya. Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya
Jawa.
20 Gambar 1: Kendang
https:id.wikipedia.orgwikiKendang b.
Rebab Rebab muncul di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar abad
ke 15-16, merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa Arab yang dibawa oleh para penyebar Islam dari tanah Arab dan India. Menyebar
di daerah Jawa barat, Jawa Tengah Jawa Timur. Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai
dua buah senardawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Untuk daerah Jawa Tengan dan Yogyakarta, lazimnya Instrumen ini terdiri
dari kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran kulit tipis dari
babad sapi. Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai
pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing gendhing, rebab memainkan lagu pembuka
gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan
21 dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa
saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan
musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
Gambar 2: Rebab http:www.pasarjava.comsenibudayagamelanrebab.jpg
c. Balungan
Yaitu alat musik berbentuk Wilahan Jawa: bilahan dengan enam atau tujuh wilah satu oktaf ditumpangkan pada bingkai kayu
yang juga berfungsi sebagai resonator yang ditabuh dengan menggunakan tabuh dari kayu.
Dalam memainkan Balungan ini, tangan kanan memukul wilahanlembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet
wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya, teknik ini disebut
22 memathet kata dasar: pathet=pencet Menurut ukuran dan fungsinya,
terdapat tiga jenis Balungan: a
Demung, Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah, demung
memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas, lazimnya satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua
demung, tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung
Gambar 3: Demung https:id.wikipedia.orgwikiDemung
b Saron,
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi, seperti demung, saron memainkan balungan dalam wilayahnya yang
terbatas, pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat, seperangkat gamelan
23 mempunyai dua Saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih
dari dua saron.
Gambar 4: Saron https:id.wikipedia.orgwikiSaron
c Peking,
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi, saron panerus atau Peking ini memainkan tabuhan rangkap
dua atau rangkap empat lagu balungan.
Gambar 5: Peking https:id.wikipedia.orgwikiPeking
24 d
Slenthem Menurut konstruksinya, slenthem termasuk keluarga
gender; malahan kadang-kadang ia dinamakan gender panembung, tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron dan
beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron balungan.
Seperti demung dan saron barung, slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas, slenthem
merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam tipis yang diuntai dengan tali dan
direntangkan di atas tabung-tabung dan menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan
bila ditabuh, seperti halnya pada instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog.
Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan slenthem slendro memiliki rentang nada C, D,
E, G, A, C. Cara menabuh slenthem sama seperti menabuh balungan,
ricik, ataupun saron. Tangan kanan mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melakukan “pathet”, yaitu menahan getaran yang terjadi
pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih dibutuhkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun
bentuk dengungan yang baik. Pada notasi C, D, E, G misalnya,
25 gema yang dihasilkan saat menabuh nada C harus hilang tepat saat
nada D ditabuh, dan begitu seterusnya. Untuk tempo penabuhan, cara yang digunakan sama seperti halnya bila menggunakan
balungan, ricik, dan saron.
Gambar 6: Slenthem http:orgs.usd.edunmmGamelan9858Slenthem9858.html
d. Bonang
Alat musik ini terdiri dari satu set sepuluh sampai empat-belas gong-gong kecil berposisi horisontal yang disusun dalam dua deretan,
diletakkan di atas tali yang direntangkan pada bingkai kayu. Pemain duduk di tengah-tengah pada sisi deretan gong beroktaf rendah,
memegang tabuh berbentuk bulat panjang di setiap tangan. Ada tiga macam bonang, dibeda-bedakan menurut ukuran, wilayah oktaf, dan
fungsinya dalam ansambel. Untuk gamelan Jawa, bonang terbagi menjadi 2 jenis yakni Bonang Barung dan Bonang Penerus
Penembung
26 Gambar 7: Bonang
https:id.wikipedia.orgwikiBonang Dalam gamelan Jawa Tengah ada tiga jenis bonang yang
digunakan: a
Bonang Panerus Adalah yang tertinggi dari mereka, dan menggunakan ketel
terkecil, ada umumnya mencakup dua oktaf kadang-kadang lebih dalam slendro di Solo instrumen-gaya, seluas sekitar kisaran yang
sama dengan saron dan peking gabungan dan memainkan irama tercepat bonang itu, saling layu dengan atau bermain di dua kali
kecepatan dari bonang barung. b
Bonang Barung Yang bernada satu oktaf di bawah bonang panerus, dan
juga secara umum mencakup dua oktaf, kira-kira kelas yang sama dengan demung dan saron gabungan. Ini adalah salah satu
27 instrumen yang paling penting dalam ansambel tersebut, karena
banyak memberikan isyarat untuk pemain lain dalam gamelan. c
Bonang Panembung Adalah nada terendah, hal ini lebih umum di Yogyakarta
gamelan gaya, seluas sekitar kisaran yang sama dengan slenthem dan demung gabungan. Ketika hadir dalam gaya gamelan Solo,
mungkin hanya memiliki satu baris dari enam slendro atau tujuh ceret terdengar dalam daftar yang sama dengan slenthem. Hal ini
dicadangkan untuk repertoire yang paling keras, biasanya memainkan bentuk lain dari balungan, bagian yang dimainkan oleh
bonang barung dan bonang panerus lebih kompleks dibandingkan dengan banyak instrumen gamelan, sehingga, secara umum
dianggap sebagai instrumen mengelaborasi. Kadang-kadang memainkan melodi berdasarkan balungan,
meskipun umumnya diubah dengan cara yang sederhana. Namun, juga bisa memainkan pola yang lebih kompleks, yang diperoleh
dengan menggabungkan dan panerus patters barung, seperti saling silih bergantinya bagian imbal dan interpolasi pola melodi jerau
Sekaran. e.
Kenong Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang
paling gemuk, dibandingkan dengan kempul dan gong yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon
28 berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada saat dipukul
kenong tidak akan bergoyang ke samping namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga menghasilkan suara.
Gamelan ini merupakan instrumen kedua yang paling penting setelah gong. Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat
kalimat kalimat kenong, atau kenongan. Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga
berhubungan dengan lagu gendhing; ia bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan; dan boleh juga mendahului nada
balungan berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing
Gambar 8: Kenong http:www.gending.nlengamelan-2kenong
f. Kethuk
Dua instrumen jenis gong sebesar kenong, berposisi horisontal ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu yang
berfungsi memberi aksen-aksen alur lagu gendhing menjadi kalimat kalimat yang pendek. Pada gaya tabuhan cepat lancaran, sampak,
29 srepegan, dan ayak ayakan, kethuk ditabuh di antara ketukan ketukan
balungan, menghasilkan pola-pola jalin-menjalin yang cepat.
Gambar 9: Kethuk https:jv.wikipedia.orgwikiKethuk
g. Gambang
Merupakan Instrumen mirip keluarga balungan yang dibuat dari bilah bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi
sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan
dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduksungu batang fiber lentur.
Pada seperangkat instrumen gamelan yang lengkap terdapat 3 buah gambang, yakni gambang slendro, gambang pelog bem, dan
gambang pelog barang. Namun tidak sedikit yang terdiri hanya dua buah instrumen saja. Pada gambang pelog, nada 1 dan 7 dapat
disesuaikan dengan gendhing yang akan dimainkan. Kebanyakan gambang memainkan gembyangan oktaf dalam gaya pola pola lagu
30 dengan ketukan ajeg. Gambang juga dapat memainkan beberapa
macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh
enam bilah, dan pola lagu dengan ritme-ritme sinkopasi seperti pada gendhing Janturan Suluk.
Gambar 10: Gambang http:www.detiablog.com201410gambang.html
h. Gender
Sama dengan Kendang, Gender ini kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya
Jawa, instrumen mirip slenthem namun dengan wilahan lebih kecil, terdiri dari bilah-bilah metal perunggu, kuningan atau besi
ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator. Gender ini dimainkan dengan 2 tabuh berbentuk bulat
dilingkari lapisan kain dengan tangkai pendek, sama halnya dengan Gambang Pada seperangkat instrumen gamelan yang lengkap terdapat
3 buah Gender, yakni Gender slendro, Gender pelog bem, dan Gender
31 pelog barang. Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan
ukurannya, ada dua macam gender:
Gambar 11: Gender https:en.wikipedia.orgwikiGender
a Gender Barung
Gender berukuran besar, beroktaf rendah sampai tengah. Salah satu dari instrumen pemuka, gender barung memainkan pola-
pola lagu berketukan ajeg cengkok yang dapat menciptakan tekstur sonoritas yang tebal dan menguatkan rasa pathet gendhing.
Beberapa gendhing mempunyai pembuka yang dimainkan gender barung, gendhing-gendhing ini dinamakan gendhing
gender, dalam pertunjukan wayang, pemain gender mempunyai peran utama harus memainkan instrumennya hampir tidak pemah
berhenti selama semalam suntuk dalam permainan gendhing, sulukan, dan grimingan.
32 b
Gender Panerus Gender berukuran lebih kecil, beroktaf tengah sampai
tinggi. Meskipun instrumen mi tidak harus ada dalam ansambel, kehadirannya menambah kekayaan tekstur gamelan lebih kepyek.
Gender ini memainkan lagunya dalam pola lagu ketukan ajeg dan cepat.
Gambar 12: Gender Penerus http:www.campaniapuppets.itGenderPenerus01.jpg
i. Siter
Siter merupakan instrumen yang dimainkan dengan dipetik, terbuat dari kayu berbentuk kotak berongga yang berdawai, pada
umumnya site mempunyai dua belas nada, yaitu dari kiri ke kanan: 2, 3,5,6,1,2,3,5,6,1,2,3. contoh untuk siter slendro. Ciri khasnya satu
senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Siter dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama
panerusan, sebagai instrumen yang memainkan cengkok pola
33 melodik berdasarkan balungan. Siter dimainkan dengan kecepatan
yang sama dengan gambang temponya cepat. Cara memainkannya dengan ibu jari, sedangkan jari lain
digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan
digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Gambar 13: Siter http:1.bp.blogspot.com_Fvcsar-JQNUTM_Z43UwcpI
AAAAAAAAAIY RcuxsYsIQZEs1600 9880gamelansiterwithboxportraitLG.jpg
j. Kempul
Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya digantung menjadi satu perangkat dengan Gong mirip
dengan Gong tapi lebih kecil dengan jumlah tergantung dengan jenis pagelarannya, sehingga tidak pasti, kempul menghasilkan suara yang
lebih tinggi daripada Gong, sedangkan yang lebih kecil akan menghasilkan suara yang lebih tinggi lagi.
34 Dalam hubungannya dengan lagu gendhing, kempul bisa
memainkan nada yang sama dengan nada balungan; kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya; kadang-kadang ia
memainkan nada yang membentuk interval kempyung dengan nada balungan, untuk menegaskan rasa pathet.
Gambar 14: kempul http:kamusjawa.comwp-contentuploads201108gong-kempul.jpg
k. Suling
Suling bambu yang memainkan lagu dalam pola-pola lagu bergaya bebas metris, alat ini dimainkan secara bergantian, biasanya
pada waktu lagunya mendekati akhiran kalimat atau kadang-kadang dimainkan pada lagu-lagu pendek di permulaan atau di tengah kalimat
lagu.
35 Gambar 15: Suling
http:orgs.usd.edunmmGamelan989498949895gamelansulingsfrontL G.jpg
l. Gong
Sebuah kata benda yang merujuk bunyi asal benda, kata gong khususnya menunjuk pada gong yang digantung berposisi vertikal,
berukuran besar atau sedang, ditabuh di tengah-tengah bundarannya pencu dengan tabuh bundar berlapis kain. Gong menandai permulaan
dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing yang panjang.
Gambar 16: Gong https:id.wikipedia.orgwikiGong
36 Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan
kelompok dasar lagu, sehingga kelompok itu sendiri yaitu kalimat lagu di antara dua tabuhan gong dinamakan gongan. Ada dua macam
gong: a
Gong Ageng Gong gantung besar, ditabuh untuk menandai permulaan dan
akhiran kelompok dasar lagu gongan gendhing. b
Gong Suwukan Gong gantung berukuran sedang, ditabuh untuk menandai akhiran
gendhing yang berstruktur pendek, seperti lancaran, srepegan, dan sampak.
7. Standar Kompetensi Bahasa Jawa kelas V SD
Kompetensi dasar muatan lokal Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa adalah sejumlah kemampuan bahasa, sastra, dan budaya Jawa yang harus
dikuasai peserta didik sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pembelajaran. Standar kompetensi yang diharapkan adalah
dengan adanya CD Multimedia Berbasis Komputer, siswa akan lebih mengerti dan paham dengan bahasa Jawa khususnya tentang aksara Jawa
Tim Kurikulum SDMI, 2010. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mengenal alat musik gamelan ini untuk indikator
pembelajarannya yaitu: 1 Siswa dapat menyebutkan jenis gamelan menurut bahan dan larasnya, 2 Siswa dapat membunyikan beberapa jenis
37 gamelan sedangkan untuk kompetensi dasarnya yaitu siswa memiliki sikap
perduli terhadap gamelan.
B. Kedudukan Multimedia Interaktif dalam Kawasan Teknologi Pendidikan
Definisi teknologi pendidikan selalu mengalami perubahan yang berkenaan dengan media serta ada yang berkaitan dengan semua perihal
pendidikan, teknologi pendidikan menurut Association for Educational Communications and Technology AECT 1994, memiliki lima kawasan
bidang tentang teori dan praktek antara lain. Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian atau Evaluasi.
1. Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar, tujuan desain sendiri adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat
makro seperti program dan kurikulum, serta pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Dalam kawasan desain meliputi empat cakupan utama
dari teori dan praktek yaitu mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pembelajar.
2. Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, kawasan pengembangan mencakup banyak variasi
teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Namun kawasan ini tetap dikendalikan oleh teori dan praktek yang berhubungan dengan belajar dan
desain, serta tetap terkait dengan penilaian, pengelolaan dan pemanfaatan.
38 Kawasan ini dapat diorganisasikan dalam empat kategori: teknologi cetak,
teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu. 3.
Pemanfaaatan Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan yang tertua diantara
kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi
media pembelajaran yang sistematis. Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Dalam kawasan
pemanfaatan terdapat empat kategori atau sub kawasan yaitu: pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusional pelembagaan, serta
kebijakan dan regulasi. 4.
Pengelolaan Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang
teknologi pembelajaran dan dari peran kebanyakan para teknolog pembelajaran, pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pendidikan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan memiliki sub kawasan yaitu pengelolaan proyek,
pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi.
5. Penilaian
Penilaian dalam bidang ini merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam kaasan penilaian memiliki
39 empat sub kawasan yaitu analisis masalah, pengukuran acuan-patokan,
penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Gambar 17: Kawasan Teknologi pendidikan, menurut AECT 1994 Berdasarkan uraian dan bagan di atas penelitian yang peneliti lakukan
termasuk dalam kawasan pengembangan teknologi berbasis komputer yaitu pengembangan multimedia interaktif alat musik gamelan, kawasan
pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori: teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu.
40
C. Tinjauan Tentang Multimedia Pembelajaran
1. Pengertian Multimedia Pembelajaran
Media secara harfiahnya media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang berarti penghantar atau perantara. Media atau bahan adalah
perangkat lunak software berisi pesan atau informasi pendidikan yang bisaanya disajikan menggunakan peralatan. Sedangkan peralatan keras
hardware sendiri merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandungdalam media tersebut. Depdiknas, 2002:3, Media berarti
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi, jadi secara sederhana, media adalah alat yang
menyampaikan pesan atau menghantarkan pesan-pesan pengajaran.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi
secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linear, dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah
suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna, multimedia ini berjalan sekuensial
berurutan, contohnya TV dan film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif yaitu: multimedia pembelajaran interaktif,
aplikasi game dll. Lebih lanjut Mayer 2009:3 mendefinisikan multimedia