47 yang dapat dinilai menggunakan tes tulis seperti menulis karangan,
menulis laporan, dan menulis surat. Instrumen tes tulis yang digunakan tidak jauh beda dengan tes tulis
pada penilaian komoetensi pengetahuan, yaitu berbentuk soal. Bentuk soal tertulis dapat berupa memilih jawaban pilihan ganda, dua pilihan: benar-
salah; ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat dan menyuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat, dan uraian.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati tahun 2013 tentang Studi Kasus Pedagogical Content Knowlwdge Guru IPA SMP Kelas VII Dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Penelitian ini menunjukan proses pembelajaran IPA dalam ujicoba implementasi kurikulum 2013 di SMP IT
Abu Bakar Yogyakarta dan SMP N 8 Yogyakarta berjalan baik ditunjukan dengan: 1 dalam merencanakan pembelajaran, guru IPA menggunakan
RPP dari hasil pelatihan dan mengembangkannya sesuai sekolah dan peserta didik; 2 rumusan dari tujuan sudah menganduk proses dan produk;
3 rumusan indikator pengetahuan dirumuskan dari C1 sampai dengan C3; 4 instrumen penilaian mencakup sikap, keterampilan dan kognitif; 5 guru
sudah berupaya mengembangkan kreatuvitas. Indikator kreativitas yang belum dikembangkan meliputi make generalization, relating, inventing,
making analogy, hipotesis, sintesis, generating idea. Aspek kreatif yang muncul, yaitu visualisasi, inferensi dan predicting; 6 kegiatan
48 pembelajaran sudah menggunakan pendekatan scientific namun ada
peserta didik yang kesulitan dalam menalar menuju rumusan kesimpulan dari data yang diperoleh. Kemampuan bertanya sudah muncul namun
belum mengambarkan tingkat berfikir kritis; 7 kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah menuntun peserta didik untuk mencari tahu, tetapi
indentifikasi masalah belum dimunculkan dan peserta didik belum dapat melakukan generalisasi; 8 RPP yang di susun guru sudah menggunakan
metode discovery learning namun belum mengombinasikan dengan model lainya seperti model problem base learning, pendekatan konstruktivisme,
dan project base learning; 9 keterpaduan IPA sudah dimunculkan, namun masih ada kendala dengan faktor penguasaan dengan latar belakang
keilmuan. Hambatan yang dialami guru IPA dalam uji coba implementasi kurikulum 2013, yaitu: 1 sulit mengajak peserta didik untuk menalar; 2
sulit dalam melakukan penilaian otentik; 3 sulit melakukan langkah scientific untuk mengarahkan peserta didik menalar; 4 peserta didik
kesulitan dalam membaca data hasil pengamatan; 5 munculnya kekhawatiran guru dengan pola ujian nasional; 6 keterbatasan
kemampuan guru dalam memadukan materi IPA; 7 keterbatasan peserta didik dalam menggali informasi dari sumber buku lain; 8 kesulitan dalam
menilai sikap; 9 kesulitan dalam mengembangkan aspek kreatifitas; 10 kesulitas dalam mengembangkan berfikir kritis.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nursa’ban tahun 2008 tentang
Evaluasi Proses Pembelajaran Geografi Di SMA Negeri Kabupaten
49 Kulonprogo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini
meunjukan pelaksanaan penilaian proses pembelajaran geografi SMA Negeri Kabupaten Kulonprogo memiliki skor antara 53 sampai 63 dengan
rerata 58,55 dari skor minimum yang memungkinkan diperoleh dalam kategori sangat baik yaitu 58,5.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ihwan Aziz tahun 2012 tentang Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Ekonomi Berdasarkan Permendikbud
No. 20 Tahun 2007 Di SMA Negeri Kabupaten Klaten. Penelitian ini menunjukan pelaksanaan penilaian pembelajaran ekonomi di Klaten dapat
dipahami dan dapat dilaksanakan oleh sebagian besar guru SMA Negeri di kabupaten Klaten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2013.
Ditunjukan dengan hasil pemahaman guru terhadap konsep penilaian mecapai 89, pemahaman terhadap teknik penilaian masukan mencapai
70, dan pemahaman terhadap prosedur penilaian mencapai 50. Jumlah presentase tersebut menunjukan sebagian guru dapat melaksanakan dengan
baik penilaian pembelajaran.
D. Kerangka Berfikir