21 kerjapraktek, penilaian proyek, penilaian produk, dan penilaian portofolio.
Berikut akan dijelaskan lebih rinci tentang teknik penilaian disertai dengan bentuk instrumen dan aspek-aspek prilaku yang dinilai.
a. Kompetensi Sikap Spiritual KI I dan Sikap Sosial KI II
1 Aspek-aspek perilaku pada kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah dijelaskan pada kurikulum 2013 kompetensi sikap dibagi menjadi dua, yaitu sikap spiritual dan sikap sosial.
Aspek penilaian pada kompetensi sikap spiritual berkaitan dengan pembentukan perilaku peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial berkaitan dengan pembentukan perilaku peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggungjawab dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Aspek perilaku yang dinilai pada kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.
22
Tabel 2.3 Aspek Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Aspek Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Deskripsi Menerima
memperhatikan Kesediaan menerima dan memberikan perhatian
terhadap suatu nilai spiritual dan sosial Menanggapi merespon Kesediaan menjawab dan merasa puas dalam
membicarakan suatu nilai spiritual dan sosial Menghargai
menilai nilai
Menganggap, menyukai dan komitmen terhadap nilai spiritual dan sosial
Menghayati Memasukkan nilai spiritual dan sosial sebagai
bagian dari sistem nilai dirinya Mengamalkan
Mengembangkan nilai spiritual dan sosial sebagai ciri dirinya dalam berpikir, berkata,
berkomunikasi, dan bertindak
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang kurikulum sekolah menengah pertamamadrasah
tsanawiyah dijelaskan bahwa kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI I: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut, sedangkan
kompetensi sikap sosial mengacu pada KI II: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun,
percaya diri, dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam. Abdul majid 2014: 165-168 menjelaskan indikator aspek penilaian
pada jenjang SMPMTs mengacu pada sikap spiritual KI I dan sikap sosial KI II yang akan di jelaskan pada tabel berikut.
23
Tabel 2.4 Indikator Pencapaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Sikap Kompetensi Inti
Indikator Pencapaian Sikap Spiritual Menghargai
dan menghayati ajaran
agama yang dianut Berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan sesuatu. Menjalankan ibadah tepat waktu.
Memberikan salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
dengan keyakinan yang dianut. Bersyukur atas nikmat dan
karunia Tuhan YME. Mengucapkan syukur ketika
berhasil mengerjakan sesuatu. Berserah diri kepada Tuhan dan
bertawakal. Memelihara
hubungan baik
dengan sesama umat ciptaan Tuhan YME.
Menghormati orang
lain menjalankan
ibadah sesuai
dengan agama dan keyakinannya. Sikap Sosial
Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, toleransi,
gotong royong,
santun, dan percaya diri
Perilaku Jujur:
Tidak mencontek ketika ulangan. Tidak
menjadi plagiat
mengambil karya orang lain. Membuat laporan berdasarkan
datainformasi apa adanya. Mengakui
kesalahan dan
kekurangan diri. Mengembalikan barang temuan
kepada yang berwenang.
Perilaku Disiplin: Datang tepat waktu
Patuh pada tata tertib dan aturan
bersama
mengerjakanmengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Mengikuti kaidah berbahasa
tulisan yang baik dan benar.
24
Tabel 2.5 Indikator Pencapaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Sikap Kompetensi Inti
Indikator Pencapaian
Perilaku Tanggung Jawab:
Melaksanakan tugas individu
dengan baik.
Menerima resiko dari tindakan
yang dilakukan.
Tidak menuduh orang lain tanpa
bukti yang akurat.
Mengakui dan meminta maaf atas
kesalahan yang dilakukan. Menepati janji.
Tidak menyalahkan orang lain
atas kesalahan yang dibuat sendiri.
Perilaku Toleransi: Tidak mengganggu teman yang
berbeda pendapat. Menerima kesepakatan meskipun
berbeda pendapat. Dapat menerima kekurangan
orang lain. Dapat memaafkan kesalahan
orang lain. Mau bekerjasama dengan siapa
pun yang memiliki keberagaman latar belakang, keyakinan, dan
pandangan. Tidak memaksakan pendapat.
Kesediaan untuk belajar dari gagasan
orang lain
untuk memahami orang lain.
Bersedia menerima sesuatu yang baru.
Gotong Royong:
Terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas dan sekolah.
Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan.
Bersedia membantu orang lain tanpa meminta imbalan.
Aktif dalam kerja kelompok.
25
Tabel 2.6 Indikator Pencapaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Sikap Kompetensi Inti
Indikator Aspek Penilaian Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan. Mendorong orang lain untuk
bekerjasama mencapai tujuan.
Perilaku Sopan:
Menghormati orang yang lebih tua.
Tidak berkata kasar, kotor, dan takabur.
Tidak meludah disembarang tempat.
Tidak menyela di sembarang tempat.
Mengucapkan terima
kasih setelah menerima bantuan dari
orang lain. Bersikap 3S salam, senyum,
sapa Meminta izin ketika memasuki
ruangan orang
lain atau
menggunakan barang
milik orang lain.
Percaya Diri: Berpendapat atau melakukan
kegiatan tanpa ragu-ragu. Mampu membuat keputusan
dengan cepat. Tidak mudah putus asa.
Tidak canggung
dalam bertindak.
Berani presentasi di depan kelas. Berani
berpendapat, bertanya,
menjawab pertanyaan.
Kunandar 2014: 136-151 menjelaskan aspek-aspek sikap spiritual dan sikap sosial yang dapat dinilai menggunakan penilaian diri, penilaian
antar teman, dan jurnal catatan anekdot sebagai berikut: 1 kebiasaan
26 berdoa sebelum dan sesudah belajar, 2 kebiasaan shalat dengan tertib, 3
kebiasaan berbuat terpuji di sekolah, 4 kebiasaan berteman tanpa membedakan suku dan bangsa, 5 kebiasaan berbahasa santun dalam
kehidupan sehari-hari, 6 kebiasaan memiliki sikap rasa ingin tahu, 7 kebiasaan menunjukan sikap bijaksana dalam kehidupan sehari-hari, 8
kebiasaan memiliki perilaku hormat dan patuh, 9 kebiasaan menunjukan perilaku bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari, 10 kebiasaan
berlaku jujur dalam mengerjakan tugas. Kompetensi Dasar KD pada KI I dapat berlaku untuk seluruh materi
pokok pada satu mata pelajaran, sedangkan KD pada KI II tidak semua indikator masuk untuk seluruh materi pokok pada satu mata pelajaran. Guru
dapat menambah perilaku tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada karakteristik KD pada KI I dan KI II.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah bahwa cara menilai sikap spiritual dan sikap sosial diperoleh dari modus perilaku yang
sering muncul. Modus perilaku dapat dilihat menggunakan alat penilaian, yaitu lembar pengamatan, lembar penilaian diri, lembar penilaian antar
teman, dan lembar jurnal catatan anekdot.
27
2 Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual KI I dan
Sikap Sosial KI II
Teknik yang dapat digunakan untuk menilai sikap spiritual dan sikap sosial yang tercermin dari peserta didik akan dijelaskan sebagai berikut.
a Teknik Observasi Observasi
merupakan penilaian
yang dilakukan
secara berkesinambungan baik langsung maupun tidak langsung menggunakan
instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi yaitu pedoman observasi
berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale disertai rubrik yang digunakan untuk menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik
dalam suatu rentangan sikap, yang nantinya hasil akhirnilai akhir ditentukan berdasarkan modus dan dinyatakan dalam deskripsi kualitas.
Format respon menggunakan daftar cek atau skala penilaian pada lembar observasi dapat menggunakan tingkat skala atau kriteria sebagai
berikut: 1 Tingkat skala dinyatakan dalam 4 tingkat, 5 tingkat dan 6 tingkat.
Misalnya 4 tingkat, skala 1 untuk tingkat kinerja terendah dan skala 4 untuk tingkat kinerja tertinggi.
2 Respon menggunakan skala tingkat Kurang D, Cukup C, Baik B, Sangat Baik A atau Tidak Pernah TP, Kadang-kadang KD, Sering
SR, Selalu SL. 3 Nilai diperoleh dari modus yang sering muncul.
28 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi agar
lebih efektif dan terarah adalah sebagai berikut: 1 dilakukan dengan tujuan jelas; 2 menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek
danatau skala penilaian; 3 melakukan pencatatan secara cepat dan tepat; 4 membuat kesimpulan setelah program observasi selesai dilaksanakan.
b Penilaian Diri Penilaian diri merupakan penilaian yang digunakan untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri peserta didik sebagai penguatan reinforcement terhadap kemajuan proses belajar peserta didik
dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian rating
scale disertai rubrik yang nantinya hasil akhir dinyatakan dalam deskripsi kualitas berdasarkan modus. Instrumen penilaian diri tidak hanya
digunakan untuk menilai aspek sikap spiritual dan sikap sosial, tetapi dapat digunakan untuk menilai aspek pada kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan. Skala penilaian yang digunakan pada penilaian diri dapat berupa:
1 skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang terhadap fenomena sosial dengan rentan yang positif hingga
negatif. Contoh skala Likert antara lain: a selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah, b sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju;
2 skala Guttmann digunakan untuk memberikan jawaban tegas. Contoh skala Guttmann yaitu: a ya, tidak, b pernah, tidak pernah; 3 skala
29 beda sematik digunakan untuk mengukur sikap. Bentuk instrumen disusun
satu garis kontinum yang memiliki jawaban pada rentangan diantara dua ide yang berlawanan; 4 skala scale, merupakan perolehan data dari
ketiga skala pengukuruan berupa data kualitatif yang diubah menjadi data kuantitaf.
Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif dengan tujuan untuk menghilangkan
kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Oleh karena itu, langkah-langkah yang perlu memperhatikan dalam menyusun
lembar penilaian diri, yaitu: 1 menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri; 2 menentukan kompetensi yang akan dinilai; 3
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan; 4 merumuskan format penilaian.
Kriteri dalam menyusun lembar penilaian diri meliputi: 1 pertanyaan yang dibuat tentang pendapat, tanggapan dan sikap; 2
menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden, 3 usahakan pertanyaan dibuat dengan jelas dan khusus, 4
menghindari pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian, 5 menghindari pertanyaan yang mengandung sugesti, 6 pertanyaan harus
berlaku bagi semua responden. c Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh peserta didik untuk saling menilai kelebihan dan kekurangan
30 temannya terkait dengan pencapaian kompetensi sikap. Instrumen yang
dapat digunakan untuk penilaian antar teman adalah daftar cek dan skala penilaian rating scale dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Hasil
akhir dinyatakan dalam deskripsi kualitas berdasarkan modus. Skala penilaian yang dapat digunakan untuk penilaian antar teman seperti 1 ya-
tidak; 2 skala tingkat: selalu, sering, jarang, sangat jarang. d Jurnal Catatan Anekdot
Jurnal catatan anekdot merupakan kumpulan catatan yang dibuat pendidik baik di dalam, di luar kelas, dan di luar sekolah berisi rekaman
informasi hasil pengamatan tentang kelebihan dan kekurangan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku positif atau negatif, selama
proses pembelajaran dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan jurnal
catatan anekdot antara lain: 1 guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas; 2
menentukan aspek-aspek pengamatan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar; 3 perlunya mengkomunikasikan aspek-aspek
pengamatan yang dibuat kepada peserta didik di awal semester.
b. Kompetensi Pengetahuan KI II