Landasan Teoritik Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif 1. Teori Behavioristik

68 8. Pengelolaan Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang teknologi pembelajaran dan dari peran kebanyakan para teknolog pembelajaran. Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pendidikan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Pengelolaan memiliki sub yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi. Dalam penelitian pengembangan multimedia pembelajaran IPA tentang kenampakan permukaan bumi ini belum sampai pada tahap pengelolaan.

E. Landasan Teoritik Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif 1. Teori Behavioristik

Menurut Asri Budiningsih 2005:20 belajar berdasarkan teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap melakukan kegiatan belajar apabila ia telah menunjukkan perubahan tingkah laku. Hal yang terpenting menurut teori ini adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Menurut teori ini, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting untuk diperhatikan sebab hal tersebut tidak dapat diukur dan diamati. Yang dapat diukur dan diamati hanyalah stimulus dan respon. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh pendidik stimulus, dan apa saja yang dihasilkan oleh peserta didik respon, semuanya harus dapat diukur dan diamati. 69 Menurut Thorndike Budiningsih, 2005:21 belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal- hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakantindakan. Thorndike juga menyatakan bahwa belajar pada manusia berlangsung berdasarkan hukum pokok belajar, sebagai berikut: 1 Hukum Kesiapan Law of Readiness Hukum ini menunjukkan keadaan dimana siswa cenderung untuk mendapatkan kepuasaan atau ketidakpuasan. Apabila seseorang ada kesiapan untuk bertindak sesuai dengan keinginan dan juga sesuai dengan lingkungan maka di dalam tindakan akan memberikan kepuasan, tetapi apabila tidak sesuai dengan keinginan maka akan timbul ketidakpuasan. 2 Hukum Latihan Law of Exercise Hukum ini menunjukkan prinsip utama belajar adalah pengulangan. Semakin sering suatu materi pelajaran diulangi maka materi pelajaran tersebut akan semakin kuat tersimpan dalam ingatan. 3 Hukum Akibat Law of Effect Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila keadaan yang menyenangkan dan cenderung diperlemah jika keadaan tidak 70 menyenangkan. Rumusan tingkat hukum akbiat adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. 4 Hukum Reaksi Bervariasi Law of multiple respon Merupakan langkah permulaan dalam proses belajar. Melalui proses “trial and error“ seseorang akan melakukan bermacam- macam respons sebelum memperoleh respons yang tepat dalam memecahkan masalah yang di hadapi. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif kenampakan permukaan bumi hukum-hukum di atas digunakan dalam desain pembelajaran saat menggunakan multimedia pembelajaran. Implementasi teori behavioristik dalam multimedia pembelajaran interaktif sebagai berikut: a. Pada Hukum Kesiapan, pada tampilan awal ketika siswa menjalankan media pembelajaran, siswa akan disajikan tampilan petunjuk penggunaan setiap tombol navigasi sehingga siswa tidak kebingungan mengenai tombol-tombol yang ada pada multimedia. b. Hukum Latihan, diberikan ketika siswa selesai mempelajari setiap sub- materi, pengulangan yang diberikan ketika siswa selesai mempelajari sub-materi yakni berupa kesimpulan, selain itu pada latihan soal siswa juga dapat mengulang untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus apabila nilai yang di dapat di rasa kurang. Pengulangan terhadap 71 penyampaian materi dan latihan diperlukan karena mampu membantu siswa mengingat materi lebih lama. c. Hukum Akibat, hukum akibat pada multimedia pembelajaran lebih kepada pemberian reward, reward yang diberikan berupa apresiasi ketika siswa berhasil mengerjakan soal-soal latihan. Reward yang akan diterima siswa berbeda apabila nilai yang diperoleh dari mengerjakan soal lebih besar atau lebih kecil dari standar kelulusan yang ditentukan oleh guru. d. Hukum Reaksi Bervariasi, hukum reaksi bervariasi diberikan pada saat siswa mengerjakan soal, pada saat siswa menjawab soal akan muncul respon apakah jawaban yang diberikan siswa benar atau salah dan dapat diulangi lagi untuk mendapatkan respon yang tepat ketika siswa selesai mengerjakan seluruh soal.

2. Teori Kognitif

Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Ketiga tokoh aliran kognitif yaitu Piaget, Bruner, dan Ausubel secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sangat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Selain itu perbedaan individual 72 pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Salah satu tokoh aliran kognitif, yaitu Bruner dalam C. Asri Budiningsih, 2005:41 mengemukakan bahwa dalam proses belajar siswa mendapatkan pemahaman melalui 3 cara. Tahap pertama adalah enaktif, Untuk mendapatkan pemahaman siswa secara langsung terlibat memanipulasi obyek. Artinya untuk mendapatkan pemahaman tentang suatu konsep, siswa dibantu dengan memanipulasi benda-benda atau material. Tahap kedua adalah tahap ikonik, siswa melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap ketiga adalah tahap simbolik, siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan pertolongan simbol. Semakin dewasa seseorang sistem simbol ini akan semakin dominan. Implikasi mengenai cara pemahaman siswa dalam proses belajar yang telah dijelaskan oleh Bruner, pada anak usia sekolah dasar akan belajar dengan baik apabila: 1 guru memperlihatkan fenomena atau masalah terhadap objek dalam proses pembelajaran, 2 dalam mempelajari suatu objek, akan lebih baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari, misalnya melihat, merasakan, mencium dan sebagainya, 3 pengalaman baru yang diperoleh oleh siswa dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak, oleh karena pengalaman baru yang diberikan sebaiknya dikaitkan dengan pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa. 73 Selain Bruner, Mayer 2009:79 menjelaskan agar pembelajar penuh makna meaningful learning terjadi dalam lingkungan multimedia, orang yang belajar harus melibatkan diri ke dalam lima proses kognitif : 1 memilih kata-kata yang relevan, 2 memilih gambar-gambar yang relevan, 3 mengatur kata-kata yang terpilih, 4 mengatur gambar- gambar yang terpilih, dan 5 memadukan representasi berbasis-kata dan representasi berbasis-gambar. Teori kognitif dalam kaitannya dengan pengembangan multimedia interaktif kenampakan permukaan bumi adalah penataan dalam penyusunan materi, penggunaan elemen pendukung untuk memperjelas penyampaian materi, dalam menyampaikan sebuah materi menggunakan kata-kata yang efektif dan bersifat komunikatif serta menghindari menggunakan kata-kata yang menimbulkan tafsiran ganda ambigu agar siswa dengan mudah menerima atau menyerap informasi yang diterima, penyampaian materi disertai dengan menampilkan gambar kenampakan- kenampakan permukaan bumi dan bentuk bumi bulat secara nyata real, contoh-contoh kenampakan dalam ilustrasi gambar menggunakan contoh kenampakan yang ada di sekitar, pemberian soal berupa isian singkat pada lembar evaluasi dan penilaian pada akhir kegiatan ketika siswa selesai menjawab soal. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai landasan dalam pembuatan multimedia pembelajaran yang dikembangkan peneliti. 74

F. Tinjauan Karakterisitik Siswa Sekolah Dasar