87
5 4
3 2
3,9;2
1
-1 -2
-3 -4
-5 1
2 3
4 5
-1 -2
-3 -4
-5
4.4.1. Strategi Pengembangan Model Pembelajaran Inklusif
A. Kurikulum
Dari hasil analisis SWOT terhadap Kurikulum berada pada strategi pengembangan SO 1,7 ; 0,2.
Strategi yang digunakan adalah Pembentukan tim khusus Pendidikan Inklusif. Tim ini terdiri dari Kepala
sekolah serta para guru yang telah mengikuti pelatihan pendidikan inklusif. Fungsi dari tim ini adalah
mengontrol segala kegiatan sekolah termasuk proses pembelajaran
pembuatan kurikulum
sampai
KELEMAHAN KEKUATAN
ANCAMAN PELUANG
Pelaksanaan Pendidikan inklusif yang
berkelanjutan dipakai untuk Memanfaatkan
biaya sesuai kebutuhan siswa inklusif.
88
pembinaan siswa inklusif. Tim ini diharapkan mampu mengayomi para guru dalam memahami konsep
pendidikan inklusif. Sehingga melalui tim ini sekolah dapat
mencapai apa
yang diharapkan
dalam Permendiknas No 70 Tahun 2009. Strategi lainnya
yaitu menjalin kerjasama yang rutin dengan Sekolah Luar Biasa. Hal ini perlu, karena sekolah ini
merupakan sekolah dengan label inklusif. Selain itu, SLB maupun lembaga lainnya yang terkait juga dirasa
mampu dalam membimbing anak dalam kategori berkebutuhan khusus. Guru Pendamping Khusus atau
GPK, seharusnya dimiliki sekolah dan dilibatkan dalam proses pembuatan kurikulum.
B. Guru
Dari hasil analisis SWOT terhadap Guru berada pada strategi pengembangan SO 1,5;1,5. Strategi yang
ditempuh dalam
rangka pengembangan
model pembelajaran yaitu Kehadiran serta keterlibatan GPK
Guru Pendamping Khusus bagi anak berkebutuhan khusus. Kehadiran GPK tidak dapat menyelesaikan
permasalahan ABK, namun GPK dapat membantu ABK dalam proses pembelajarannya dikelas, dengan cara
mendampingi ABK. Di samping itu, meningkatkan pemahaman bagi guru mengenai konsep pendidikan
inklusif. Konsep pendidikan inklusif yang dipahami oleh guru masih kurang. Guru hanya memahami
pendidikan inklusif sebagai pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu peningkatan
pemahaman tentang pendidikan inklusif dirasa perlu bagi guru. Sekolah dapat bekerjasama dengan GPK
89
bila sudah ada, atau dengan SMPLB atau lembaga lainnya yang paham tentang pendidikan inklusif ini.
C. Siswa