digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
memenuhi kebutuhan yang mendesak berupa keamanan dan ketertiban masyarakat serta persoalan ekonomi dan pembangunan.
Negara menurut al-Khomeini adalah instrument bagi pelaksanaan undang-undang tuhan dimuka bumi. Tidak seperti
dalam negara demokrasi murni, pada dasarnya tidak ada hak negara seperti lembaga legislatif sebagai wakil rakyat demos untuk
membuat undang-undang. Otoritas membuat undang-undang dan kedaulatan ada ditangan Allah., yang paling mengetahui dan berhak
menafsirkan hukum-hukum tuhan adalah kelompok elite ahli wali atau penguasa. Seluruh bagian struktur politik negara mestilah di
bawahkan kepada wali ini. Pemikiran ini bertolak belakang dari pemikiran santri bahwa dalam negara rakyat dan penguasa
pemerintah bermusyawarah untuk kebaikan bersama dalam menentukan arah suatu negara. Karena dunia selalu berkembang
begitu juga dengan pemerintahan suatu negara, terutama indonesia. Seperti halnya UUD yang diamandemen untuk penyempurnaan
beberapa aturan dasar yang berkaitan dengan tatanan negara dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama, memperkuat negara,
jaminan pelaksanaan kedaulatan rakyat dan memperluas partisipasi rakyat dalam pemerintahan, menjalankan negara secara demokratis,
perlindungan HAM, dan yang terakhir untuk menyempurnakan aturan dasar tentang kehidupan bernegara dan juga berbangsa yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta kepentingan bangsa dan negara.
Dalam penerapan negara Ali Abd Raziq berpendapat Agama Islam tidak meletakkan bentuk pemerintahan tertentu kekhalifahan,
tetapi Agama Islam memberi kebebasan mutlaq untuk menjalankan negara sesuai dengan kondisi intelektual, sosial dan ekonomi yang
dimiliki dengan mempertimbangkan perkembangan sosial dan tuntutan zaman. Ali Abd. Raziq ingin menyatakan Islam itu tidak
kaku dalam menyikapi tatanan kehidupan kemasyarakatan atau bernegara. Pendapat ini serupa dengan apa yang diutarakan santri,
bahwa dalam penerapan negara Islam haruslah memperhatikan keadaan sosial politik yang ada dinegara itu sendiri. contohnya saja
di Indonesia, jika negara Islam tetap dipaksakan diterapkan dengan alasan mayoritas penduduknya adalah Muslim. Ditakutkannya
timbul konflik antar warga negara lebih rasisnya bisa disebut dengan perang antar Agama.
Masrurotul Fadlilah menjelaskan dalam wawancaranya:
untuk negara Indonesia sudah cukup Bagus, dan tidak usah dirubah. Untuk penerapan negara Islam di Indonesia dari 100 warganya mungkin yang
setuju 70. karena memang mayoritas Islam tapi terdapat nonmuslim jika dipaksakan takutnya terjadi konflik dan itu jauh dari apa yang dicita-
citakan Islam yakni sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
15
Hal itu menunjukan bahwa indonesia yang saat ini sudah memiliki sistem kenegaran yang menjadikan pancasila sebagai
15
Masrurotul Fadlilah, Wawancara, Surabaya, 05 Desember 2016.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
landasan bernegara di indonesia, sekaligus menjadikan demokrasi sebagai sistem pemerintaha sudahlah sangat bagus, namun apa bila
sistem yang ada sekarang ini jika ditambah lagi dengan hukum syariat islam maka indonesia akan menjadi negara yang lebih baik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah menggali, menguraikan dan menganalisis data yang diperoleh di lapangan mengenai pandangan santri ponpes mahasiswa
al-Jihad Surabaya terhadap gagasan negara Islam Hizbut Tahrir indonesia, maka pada akhir pembahasan dalam penulisan skripsi ini
penulis sampai pada suatu kesimpulan atas semua pembahasan yang bertolak dari rumusan masalah dalam skripsi ini, yaitu :
1. untuk gagasan negara Islam Hizbut Tahrir Indonesia, menurut santri pondok pesantren mahasiswa al-Jihad surabaya adalah mereka
menolak dengan gagasan negara Islam atau konsep Khilafah Islamiyah yang mereka tawarkan. karena hal ini tidak sesuai
dengan kondisis soisal, politik, dan keagamaan indonesia. 2. Santri pondok pesantren al-Jihad menginginkan suatu bentuk
negara Islam adalah negara yang tujuan pendiriannya sebagai suatu tempat yang aman, tentram, dan damai. Dimana warga
negaranya tak mempermasalahkan perbedaan suku ras dan agama. Adapun persamaan hak, kewajiban dan tanggung jawab berarti
tidak boleh ada perbedaan antara warga negara karena turunan darah, harta kekayaan dan pangkat kemegahan. Islam juga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
menyamakan kedudukan kaum Muslimin dengan kedudukan kaum “dzimmi”, yaitu orang-orang kafir yang berlindung dibawah
kekuasaan negara Islam. Dalam kehidupan sosial dan politik, kecuali dalam hal-hal
tertentu yang oleh ajaran Islam telah menetapkan kedudukan khusus bagi kaum Muslimin dalam bidang sosial, ekonomi, dan
politik. Dengan sistem pemerintahan Demokrasi Islam, yaitu sebuah sistem yang diinginkan oleh para santri bila negara Islam
didirikan. sistem yang menggunakan musyawarah sebagai pokok dasarnya. karens santri ingin pemerintah dapat meringankan beban
rakyat dan memberikan jaminan bagi pemenuhan kebutuhan pokok mereka sekaligus kenyamanan. Pemerintah harus mengusahakan
kesejahteraan, kehidupan yang lebih layak dan memberikan kemakmuran bagi mereka, bukan bersifat sebaliknya dengan sibuk
memikirkan bagaimana mensejahterakan dirinya dan keluarga tanpa memperhatikan rakyat yang seharusnya jadi prioritas mereka.
Dari hasil data penelitian yang didapat secara keseluruhan, pandangan santri terhadap negara Islam HTI positif Menolak. Mereka
tidak setuju dengan negara Islam khilafah Islamiyah yang HTI tawarkan, karena hal ini berlawanan dengan ideologi bangsa
indonesia. Namun santri menginginkan sebuah negara dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
pluralisme dan menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah yang itu belum terjadi di indonesia. Islam satu dengan Islam lainnya masih terjadi
perbedaan pendapat dan itu menimbulkan percikan konflik yang dapat merusak stabilitas negara. Santri juga menginginkan sedikit lagi
penambahan Islam sebagai landasan negara dengan bentuk pemerintahan demokrasi Islam.
B. SARAN KEPADA PEMERINTAH
Setidaknya penelitian ini sudah berusaha menjelaskan pandangan santri pondok pentren al-Jihad terhadap gagsan negara
Islam Hizbut Tahrir Indonesia, Dan juga Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, berdasarkan penelitian
diatas penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk pemerintah indonesia di harapkan untuk bisa menjadi
penengah dan bisa menciptakan suasana damai tanpa ada konflik, terutama konflik antar umat beragama.
2. Untuk para santri di pondok pesantren mahasiswa al-jihad surabaya untuk lebih mengerti dan memahami lagi jika negara Indonesia
sudah bisa dikatakan negara Islam Non-kontitusional tidak secara hukum. Jadi untuk sedikit lagi menambahkan islam sebagai
landasan negara itu sama saja dengan merubah landasan negara indonesia.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku
A. Hasjmy, Di Mana Letaknya Negara Islam. Surabaya:PT Bina Ilmu, cet 1, 1984. Al-Amin, Ainur Rofiq. Proyek Khilafah HTI Perspektif Kritis. Yogyakarta: LKIS
Pelangi Aksara, 2015. Al-Qardawi, Yusuf .70 tahun Al-Ikhwan Al-Muslimun; Kilas Balik Dakwah,
Tarbiyah dan Jihad, terj. Mustolah Maufur dan Abdurrahman Husain. Jakarta: pustaka Al-kautsar, 1999.
Al-Wa’ie, Syariah dan Khilafah bukan ancaman, Al-Wa’ie no. 188 tahun XVI . April 2016.
Argyo Demartoto. http:argyo.staff.uns.ac.id20130410teori-konstruksi-sosial- dari-peter-l-berger-dan-thomas-luckman, Teori konstruksi sosial dari
peter l. Berger dan thomas luckman, Minggu, 24 April 2016, 22:23 arifin, Syamsul. Pertautan Agama Dalam Ideologi Dan Gerakan Sosial:
Pengalaman Hizbut Tahrir Indonesia “, Akademika, Vol. 18,No.2 Maret, 2006, 3.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, Cet.XII. 2000.
Azhari, Aidul Fitriciada. Menemukan Demokrasi. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2004.
Berger, Peter L. Langit Suci Agama sebagai realitas sosial, terj. Hartono Jakarta: LP3ES, 1991.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Bungin, Burhan. Metodelogi Penelitian Sosial format-format kuantitatif dan kualitatif. Surabaya: Airlangga Univesity Press, 2001.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif .Jakarta: Kencana. 2003. Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai Dan
Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES,2011. Dokumen resmi Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Jihad Surabaya.
Dokumen resmi Pondok Pesantrern Mahasiswa Al-Jihad Surabaya Buku Profil Fuad, AH. Zakki. Negara Islam atau negara nasional pemikiran fundamentalis vs
liberal. Kediri: Jenggala pustaka utama, 2007. Hizbut Tahrir. Struktur Negara Khilafah Pemerintahan dan Administrasi terj.
Yahya A.R. Jakarta: Dar al-Ummah, cet 3, 2008. Iqbal, Muhammad dan Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam: Dari Masa
Klasik Hingga Indonesia Kontemporer. Jakarta: Kencana, 2010. Jonkennedi, Gerakan Hizbut Tahrir Dan Realitas Politik Islam Kontemporer Di
Indonesia, Komunika, Vol 6, No 1 ? Januari-Juni 2012. Kurdi, Abdulrahman Abdul Kadir. Tatanan Sosial Islam Studi Berdasarkan Al-
Qur’an Dan Sunnah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,cetakan 1,2000. Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Surabaya: Kencana, 2006.
Ngangi, Charles R. Konstruksi Sosial Dalam Realitas Sosial, ASE – Volume 7 Nomor 2, Mei 2011: 1 – 4, sulutiptek.comdocumentsrealitassosial. pdf,
Jumat, 15 April 2016, 19:45 Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiyah Populer. Surabaya:
ARKOLA, 1994.