30 informasi tersebut penentu identitas dirinya. Perempuan yang
memiliki kepercayaan diri rendah merasa harus bertanggung jawab untuk kegagalan yang dimiliki. “Body dissatisfaction or its salience
tends to decrease with age ...” Lewis Whitbourne,dkk., dalam Bell
dan Rushforth, 2008: 6. Kepuasan terhadap tubuh akan berkurang dengan beriringnya usia. Semakin tua individu maka tidak terlalu
mempermasalahkan penampilannya.
Walaupun ada
bentuk ketidakpuasan terhadap tubuh tapi tidak separah waktu masa puber.
e. Keluarga dan sosial Family and Social Harapan dan pendapat baik itu secara verbal dan non verbal
yang terjadi selama interaksi didalam keluarga, teman sebaya dan orang yang ditemuinnya, mengenai penampilan fisiknya dapat
membentuk standar untuk membandingkan diri. “Studies have shown correlations between parents concerns about their own andor their
childrens weight, and body dissatisfaction in their daughters” Slade dalam Bell dan Rushforth, 2008: 7. Perhatian orang tua terhadap
berat badan yang dimiliki anaknya memiki hubungan dengan kepuasan tubuh yang dimiliki anaknya. Diungkapkan juga oleh
Santrock 2010: 61, “lack of parental suport dan dietary restraint preceded future decreases in body satifaction”. Kurangnya dorongan
orang tua dan pengendalian pola makan diet dapat mengurangi kepuasan tubuh.
31 Saat berinteraksi dengan keluarga, teman bahkan dengan orang
yang tidak dikenal remaja sering membandingkan dirinya dengan orang yang ditemuinya. Hal serupa diungkapkan oleh Cobb dalam
Slade dalam Bell dan Rushforth, 2008: 7, “Adolescence ... always involve comparisons with other”.
f. Berat badan body weight Berat badan merupakan salah satu penentu utama dalam
ketidakpuasan tubuh. Diungkapkan oleh Slade dalam Bell dan Rushforth, 2008: 7, “people who are obese must feel bad about their
bodies. Negatif body image is higer among female and those who were obese as children”. Individu yang gemuk merasa jelek dengan tubuh
yang mereka miliki. Negatif body image lebih banyak dimiliki oleh perempuan dan anak yang obesitas.
g. Konsep diri self concept Individu yang memiliki konsep diri dapat memberikan
penilaian positif terhadap tubuh dan dapat menghadapi kejadian yang mengancam citra tubuhnya.
h. Kasih sayang attachment “Insecure attachment, whereby individuals are seeking love
and acceptance yet feel unworthy, may foster negative body image” Bell dan Rushforth, 2008: 7. Kurangnya kasih sayang ketika
individu mencari cinta dan kurangnya penerimaan sosial dapat menyebabkan citra tubuh yang negatif. Individu yang sering
32 mendapatkan pujian dan penerimaan yang baik dari orang lain akan
memiliki konsep diri yang baik sehingga, dapat meningkatkan citra tubuh kearah yang lebih positif.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi citra diri body image adalah budaya, media, jenis
kelamin, usai, keluarga, lingkungan sosial, berat badan, konsep diri dan kasih sayang.
3. Aspek-Aspek Citra Tubuh Body Image
Citra tubuh adalah sesuatu yang menarik untuk dibahas karena pada dasarnya manusia ingin tampil cantik dan sempurna dihadapan orang.
Namun, citra tubuh tidak hanya semata-mata membahas tentang kecantikan namun sampai aspek psikologis. Dalam hal ini Rice Dolgin
Farida, 2012: 37, menyatakan aspek-aspek yang tekandung dalam citra tubuh adalah sebagai berikut:
a. Physical Attractiveness Physical attractiveness and body image have an important
relationship to the adolescence self evaluation, popularity, and peer acceptance
DavidsonMcCabe,2006. Physical
attractiveness influences personality development, social relationship, and social
behavior. Attractive adolescents are generally thought of in positif terms: warm, friendly, succesfull, and inteligent.
b. Body type and ideals There is three body type heve been identified:
1. Ectomorphs are tall, long, thin and narrow, with a sleder, bony, lanky build.
2. Endomorphs are at the other extreme, with soft, round, thick, heavy trunks and limbs and the wrestker-type buld.
3. Mesomorphs are fall between these two type, they have aquare, strong, well muscled bodies, with medium lenght limb and wide
shoulders.
33 c. Weight
Few adolescence desire to be obese, and even many they are concerned about their weight. The boys and the girl weere often or
always thought about their weight and virtually the same number and attemp to lose weight dieting. In addition, of course, overweight
adolescencent face social rehection and have lowered self esteem. Timing of their own development in relation to what is considered
normal.
Citra tubuh memiliki beberapa aspek pengukuran yang dapat menyatakan bahwasannya positif atau negatif, diantaranya adalah sebagai
berikut: a. Daya pikat fisik
Para remaja menganggap penting untuk memiliki daya pikat secara fisik. Mereka merasa bahwa individu yang memiliki penampilan
menarik akan mudah untuk diterima oleh lingkungan sosial dan teman sebaya.
b. Tipe tubuh dan ideal Ada beberapa tipe tubuh yang dimiliki manusia diantaranya adalah
endoformic pendek gemuk, mesomorphic berotot dan bahu serta pinggang lebar dan ectomorphic tinggi kurus. Selain itu, menurut
Hipocrates dalam panut ida, 2005: 28, mengolongkan manusia dalam type habitus apoplecticus gemuk pendek dan type habitus
phtisicus tinggi kurus. c. Berat badan
Banyak anak yang mencemasakan tentang berat badan yang dimiliki dan beberapa diantara melakukan diet. Remaja yang mengalami
34 kegemukan merasa terganggu hubungan sosial dan memiliki harga diri
self esteem yang rendah. Menurut Cash dalam Kinanti, 2010: 36, menyatakan aspek atau
dimensi yang ada dalam citra tubuh adalah sebagai berikut: a. Evaluasi penampilan appearance evaluation.
Penilaian tentang perasaan tingkat bahagia, menarik dan kepuasan mengenai penampilan secara keseluruhan baik penilaian dari diri
sendiri maupun reaksi dari orang lain. b. Orientasi penampilan appearance orientation.
Usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki penampilannya baik melalui upaya merubah penampilan atau melakukan perawatan.
c. Kepuasan terhadap bagian tubuh body area satisfaction. Tingkat kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, baik
itu tubuh bagian atas wajah, rambut, dll, tubuh bagian tengah pinggang, dan perut , dan tubuh bagian bawah kaki, paha, pantat,
dll. Individu yang merasa puas tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
d. Kecemasan terhadap berat badan weight preocupation Kecemasan individu mengenai berat badannya baik itu kegemukan
dan kekurusan yang ditampilkan dengan mengatur pola makan. e. Pengkategorian ukuran tubuh self classified weight
Persepsi individu mengenai berat badannya.
35 Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh
memiliki aspek-aspek tentang evaluasim penampilan yang dapat meliputi daya fisik, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh,
kecemasan berat badan, pengkategorian tipe tubuh. Berdasarkan pendapat Jersil dan Berger diatas, maka dalam
membuat alat ukur citra tubuh peneliti menggunakan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Evaluasi penampilan. Penilaian penampilan secara keseluruhan mengenai penampilan baik
dari dalam diri sendiri maupun reaksi dari orang lain. b. Orientasi penampilan.
Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan baik merubah penampilan ataupun melakukan perawatan.
c. Kepuasan terhadap bagian tubuh. Penilaian kondisi tubuh secara keseluruhan. Individu merasa puas dan
tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. d. Berat badan.
Reaksi individu menerima berat badannya baik itu kecemasan atau upaya mengatur pola makan.