35 Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh
memiliki aspek-aspek tentang evaluasim penampilan yang dapat meliputi daya fisik, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh,
kecemasan berat badan, pengkategorian tipe tubuh. Berdasarkan pendapat Jersil dan Berger diatas, maka dalam
membuat alat ukur citra tubuh peneliti menggunakan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Evaluasi penampilan. Penilaian penampilan secara keseluruhan mengenai penampilan baik
dari dalam diri sendiri maupun reaksi dari orang lain. b. Orientasi penampilan.
Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan baik merubah penampilan ataupun melakukan perawatan.
c. Kepuasan terhadap bagian tubuh. Penilaian kondisi tubuh secara keseluruhan. Individu merasa puas dan
tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. d. Berat badan.
Reaksi individu menerima berat badannya baik itu kecemasan atau upaya mengatur pola makan.
36
C. Siswa SMP sebagai Remaja 1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata adolescence atau adolescere yang berarti “tumbuh” atau tumbuh mencapai kematangan. Secara psikologis, masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang- kurangnya dalam masalah hak Piaget dalam Hurlock, 1980: 206.
Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting dengan matangnya psikis, psikososial, dan organ-organ
fisik Heriana, 2012: 17. Jika dilihat dari rentang usia, menurut Hurlock 1980: 206 awal masa remaja berlansung kira-kira dari 13 tahun sampai
16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja bermula dari 16 atau 17 sampai 18 tahun. Selain itu, menurut Thomburg dalam Heriana, 2012: 18, remaja
digolongkan menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal usia 13-14 tahun dan individu di bangku SMP, masa remaja tengah 15-17 tahun yang
mana individu di bangku SMA dan remaja akhir 18-21 tahun. Kematangan remaja perempuan dan laki-laki biasanya mengalami
perbedaan waktu. Oleh karena itu, Mappiare dalam Heriana, 2012 mengungkapkan bahwa masa remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun
untuk wanita dan 13-22 tahun untuk laki-laki. Jadi, dapat disimpulkan bahwa remaja awal atau remaja usia
Sekolah Menengah Pertama SMP adalah individu yang sedang
37 mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, psikis dan
psikososial. Rentang usia yang dimiliki antara 12 sampai 14 atau 15 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, psikis, psikososial, dan
seksualnya semakin mencapai kematangan segingga mampu membaur dengan masyarakat paling tidak dalam urusan hak.
2. Karakteristik Remaja Awal
Setiap periode pasti memiliki karakter yang berbeda. Maka dalam hal ini akan dijelaskan mengenai karakteristik masa remaja yang
membedakan dengan masa sebelum atau sesudahnya. Hurlock 1980: 207- 209, mengungkapkan ciri-ciri remaja sebagai berikut:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya
perkembangan mental menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan mental baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan Perubahan fisik yang dialami mengharuskannya untuk menyesuaikan
diri dengan nilai-nilai yang bergeser. Individu bukan lagi anak jadi harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan.
Remaja tidak lagi anak dan juga belum dewasa. c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Selama masa remaja perubahan fisik terjadi dengan pesat maka perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung dengan pesat.
Sebaliknya jika perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan
38 perilaku juga menurun. Ada beberapa perubahan secara universal
yaitu pertama, meningginya emosi, intensitasnya tergantung dengan tingkat perubahan fisik dan psikis yang terjadi. Kedua, perubahan
tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial. Ketiga, perubahan minat dan pola perilaku serta sikap ambivalen
remaja terhadap perubahan. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Saat mengatasi masalah remaja sering mendapat kesulitan, karena tidak lagi dibantu oleh orang tua dan gurunya. Selain itu, remaja juga
menganggap dirinya mandiri sehingga menolak bantuan dari orang dewasa. Namun, masalah yang diselesaikan dengan cara yang diyakini
sering tidak berhasil seperti yang diharapkan. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Remaja mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas dengan menjadi sama dengan teman-temannya. Remaja butuh pengakuan atas
keberadaannya sehingga, menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian, dan kepemilikan barang-barang. Namun, banyak juga
remaja yang mengalami kritis identitas. f.
Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Banyaknya pandangan negatif mengenai remaja dapat mempengaruhi
konsep diri dan sikap remaja terhadap diri sendiri. Pandangan negatif membuat sulit peralihan menjadi dewasa. Selain itu, membuat anak
sungkan untuk meminta bantuan kepada orang tua atau orang dewasa.
39 g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis
Remaja memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diingikan bukan sebagaimana adanya. Akhirnya, pandangan idealis
yang berlebihan tersebut telah menganggunya dan secara berlahan mereka mulai melepasnya untuk mendapatkan status dewasa.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Perubahan yang ditampilkan dalam bentuk pakaian ternyata dinilai
belum mendapatkan kesan dewasa. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa
seperti, merokok, minum alkohol, obat-obatan, dll. mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka
inginkan. Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa pada usia remaja belum
begitu merasakan kepuasan dan kebahagiaan. Oleh sebab itu, Hurlock 1980: 201, mengungkapan beberapa esensi kunci kebahagian. Beberapa
diantaranya adalah sikap menerima acceptance, kasih sayang afection dan prestasi achievement atau sering disebut dengan “tiga A
kebehagiaan”. a. Penerimaan acceptance
Penerimaan diri maupun penerimaan sosial sama pentingnya berpengaruh dalam kebahagian. Remaja yang menerima dirinya akan
semakin diterima oleh lingkungan sosial. Selain itu, remaja yang menyukai dan menerima dirinya akan semakin bahagia sehingga, akan