Etiologi Epidemiologi Faktor resiko

Universitas Sumater Utara Fungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh ketegangan plika vokalis. Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m.krikotiroid akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat yang bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan yang efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi m.krikoaritenoid akan mendorong kartilago aritenoid ke depan , sehingga plika vokalis akan mengendor. Kontraksi serta mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada Hutauruk, 2007. 2.3 Karsinoma Laring 2.3.1 Definisi Karsinoma laring juga dapat dikenali sebagai kanker laring.Karsinoma laring adalah keganasan yang terdapat pada pita suara,kotak suara laring atau daerah lain yang terdapat pada tenggorokan The American Cancer Society, 2014. Kebanyakan karsinoma laring, asal-usulnya dari sel skuamosa yang membentuk mayoritas epital laring. Kanker laring dapat berproliferasi dengan lanjutan lansung ke struktur yang berdekatan, dengan cara metastasis ke kelenjar getah bening daerah leher rahim atau yang lebih jauh melewati aliran darah Romlah, 2012. Karsinoma sel skuamosa merupakan keganasan laring yang paling sering terjadi 94 persen Boies, 2002.

2.3.2 Etiologi

Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan risiko tinggi terhadap karsinoma laring.Penelitian epidemiologik menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkanterjadinya karsinoma laring yang kuat ialah rokok, alkohol dan terpajan oleh sinar radioaktif. Pengumpulan data yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumater Utara tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap Abdurrachman,2007.

2.3.3 Epidemiologi

Karsinoma laring menempati urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal.Di Departemen THT FKUI-RSCM Dr. Cipto Mangunkusumo antara tahun 1980-1985 didapatkan 144 kasus karsinoma laring dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan sebanyak 7:1. Insiden karsinoma laring meningkat sesuai dengan meningkatnya usia, dengan rata-rata usia penderita antara 50-60 tahun Munir, 2007. Selain itu, laporan dari WHO 1961yang merahap 35 negara, seperti yang dikutip oleh Batsakis 1979, menganggarkan 1.2 orang per 100.000 penduduk yang meninggal disebabkan oleh penyakit karsinoma laring Hermani, 2007. Penelitian yang diterbitkan pada bulan Desember 2011 di UK tercatat lebih dari 90 karsinoma laring berhubungan dengan gaya hidup dan faktor linkungan. Penelitian di UK pada tahun 2010 memperkirakan 79 kasus karsinoma laring disebabkan oleh rokok, 25 disebabkan oleh alkohol dan 89 efek kombinasi merokok dan konsumsi alkohol Cancer Research UK, 2012.

2.3.4 Faktor resiko

• Alkohol • Merokok • Nutrisi yang kurang • Infeksi Virus Human Papilloma HPV • Sindrom genetik • Lingkungan pekerjaan • Jenis kelamin • Umur Universitas Sumatera Utara Universitas Sumater Utara • Suku • Gastroesophageal reflux disease GERD American Cancer Society, 2014.

2.3.5 Klasifikasi letak tumor