Latar Belakang Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pelecehan Seksual Terhadap Pekerja Anak Wanita Di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009

B A B I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang meratifikasi konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB tentang hak-hak anak melalui Keputusan Presiden Keppers No.360 tanggal 25 Agustus 1990. Dengan diratifikasinya konvensi tersebut, berarti secara hukum, negara berkewajiban melindungi dan memenuhi hak anak-anak, baik hak sipil, politik, sosial, budaya dan ekonomi Suparman, 2000. Pada kenyataannya negara masih belum mampu memenuhi kewajibannya untuk melindungi hak-hak anak, salah satu permasalahan yang masih terjadi adalah keberadaan pekerja anak. Bukan hanya melanggar hak-hak anak, bekerja juga membawa dampak-dampak buruk bagi anak-anak, baik secara fisik maupun psikis. Lebih jauh bekerja dikhawatirkan akan menggangu masa depan anak-anak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Permasalahan pekerja anak di Indonesia ternyata tidak dapat disikapi dengan pilihan boleh atau tidak. Kenyataan menunjukkan bahwa keluarga miskin sangat membutuhkan pekerjaan bagi anak-anaknya, baik untuk membantu perekonomian keluarga maupun melangsungkan hidupnya sendiri. Sementara pekerja anak di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan sangat tinggi, dimana pendidikan anak sangat rendah mulai dengan pendidikan anak yang tidak pernah sekolahtidak tamat SD 32,77, tamat SD 29,24, tamat SLTP 20,42, tamat SLTA 1 15,46, diploma 0,45 dan sarjana 1,66 dan berdasarkan pekerjaan penduduk di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan adalah sebagai berikut : PRT pembantu rumah tangga sebesar 20,4, anak jalanan sebesar 16,6, pekerja pabrik roti sebesar 14,71, karyawan toko sebesar 12,44, asongan kreta api sebesar 10,56, pemulung sebesar 8,71 dan 16,59 asongan terminal dan berlayar. Berdasarkan beritainformasi yang dapat dari Posmetro Asahan 11-24-2009, pekerja anak wanita di wilayah Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan sering terjadi pelecehan seksual dikarenakan pendidikan dan perekonomian yang rendah. Salah satu contoh pelecehan seksual yang terjadi adalah ketidakmampuan pekerja untuk bertindak keras atau melawan dan tergiurnya imbalan yang dijanjikandiberikan kepada pekerja anak wanita tersebut. Jumlah pekerja anak wanita yang terkena pelecehan ≤ 63 orang. Oleh kerena itu, sekalipun Indonesia telah meratifikasi konvensi ILO 1973138 yang menetapkan batas usia minimal untuk diperbolehkan bekerja yaitu 15 tahun, pemerintah Indonesia tidak dapat memberlakukannya dengan tegas. Telah lama Indonesia lelah memilih kebijakan untuk mentolerir keberadaan pekerja anak dengan memberikan perlindungan terhadap pekerja anak terutama pada pekerja anak wanita. Akan tetapi, sekalipun berbagai peraturan telah ditetapkan untuk melindungi pekerja anak, pada kenyataan tidak sedikit pengusaha atau majikan yang memperlakukan anak-anak dengan buruk, seperti praktik eksploitasi menempatkan anak-anak pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi fisik anak-anak, membahayakan bagi keselamatan jiwanya serta merendahkan harga diri anak pelecehan seksual Suparman, 2000. Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa permasalahan besar dihadapi pekerja anak wanita adalah berpotensinya terjadi pelecehan seksual, maka proposal ini pun ditujukan untuk melihat seberapa besar permasalahan di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan, dan bagaimana karateristik pekerja anak wanita yang berpotensi mengalami pelecehan seksual Irfan, 2001 . Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita diantaranya : umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial dengan lingkungan, waktu kerja, dan fasilitas pekerja, pengetahuan, pendapatan, dan berdasarkan pada saat survei pendahuluan adalah pakaian, teknologi, keluarga, kejiwaan, sikap, postur tubuh, imbalan, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan dalam bekerja. Karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pelecehan seksual maka perlu dilakukan analisis yaitu analisis faktor. Analisis faktor merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan pemecehan masalah-masalah yang membutuhan perkajian secara menyeluruh terhadap sesuatu hal yang dipelajari. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan antara sejumlah variabel- variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal Santoso, 2005.

1.2 Perumusan Masalah