Faktor – Faktor Ketersediaan Beras di Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

FAKTOR - FAKTOR PENGARUH KETERSEDIAAN BERAS

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TUGAS AKHIR

AISYAH HERIANTI LUBIS

112407011

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KETERSEDIAAN BERAS

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

AISYAH HERIANTI LUBIS

112407011

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

PERSETUJUAN

Judul : Faktor – Faktor Ketersediaan Beras di Kabupaten Serdang Bedagai

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Aisyah Herianti Lubis

Nomor Induk Mahasiswa : 112407011

Program Studi : D3 Statistika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2014

Disetujui oleh:

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Elly Rosmaini, M.Si


(4)

PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KETERSEDIAAN BERAS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

AISYAH HERIANTI LUBIS 112407011


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Faktor-Faktor Pengaruh Ketersediaan Beras Kabupaten Serdang Bedagai.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Elly Rosmaini, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Arriswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris program studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh Staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayah Lian Effendi Lubis, Ibu Nurbiah Saragih dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Metode Penelitian 3

1.6 Sistematika Penelitian 6

Bab 2 Tinjauan Pustaka 8

2.1 Konsep Dasar Statistika 8

2.2 Analisis Jalur 9

2.3 Pengertian Analisis Jalur 9

2.4 Kegunaan Analisis Jalur 11

2.5 Asumsi-Asumsi Analisis Jalur 12

2.6 Model Analisis Jalur 13

2.7 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural 17

2.8 Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Endogen 20

2.9 Pengujian Koefisien Jalur 21

Bab 3 Gambaran Umum Perusahaan 24

3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan 24

3.2 Tugas dan Fungsi Pokok 25

3.3 Kebijakan- Kebijakan 27

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 31

4.1 Pengolahan Data 31

4.2 Menghitung Koefisien Jalur 32

4.2.1 Menyusun Hipotesis 32

4.2.2 Menghitung Matriks Korelasi antar Variabel 33

4.2.3 Model Persamaan Struktural 35

4.2.4 Hasil Perhitungan Koefisien dengan Amos 35


(7)

Halaman

Bab 5 Implementasi Sistem 42

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 42

5.2 Sekilas Tentang Amos Versi 18 43

5.3 Mengaktifkan Amos 43

5.4 Membuka Lembaran Baru 44

5.5 Membuat Gambar Path Diagram 45

5.6 Pengisian Data 45

5.7 Pengolahan Data dengan Analisis Jalur 48

5.8 Output Hasil Pengolahan Data 49

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 50

6.1 Kesimpulan 50

6.2 Saran 51

Daftar Pustaka Lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Ketersediaan Beras (Y), Produksi Beras (X1), Kebutuhan Beras

(X2), Luas Lahan (X3) per bulan pada Tahun 2011-2012

Di Kabupaten Serdang Bedagai 31

Tabel 4.2 Hasil Output SPSS Mengenai Korelasi 32


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Tampilan Model Diagram Jalur Berdasarkan Paradigma 5

Gambar 2.1 Tampilan Model Mediasi 15

Gambar 2.2 Tampilan Model Kombinasi Regresi Berganda & Mediasi 16

Gambar 2.3 Tampilan Model Kompleks 16

Gambar 2.4 Tampilan Diagram Jalur Menyatakan Hubungan Kausal 18

Gambar 4.1 Tampilan Diagram Jalur Paradigma 33

Gambar 4.2 Tampilan Output Diagram Jalur Menggunakan AMOS 35

Gambar 4.3 Tampilan Hasil Output AMOS 39

Gambar 4.4 Tampilan Hasil Output AMOS Secara Keseluruhan 39

Gambar 4.5 Tampilan Hasil Output AMOS Lanjutan 40

Gambar 4.6 Tampilan Hasil Output AMOS Lanjutan 40

Gambar 5.1 Tampilan Awal AMOS versi 18 44

Gambar 5.2 Tampilan Path Diagram 45

Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Data 46

Gambar 5.4 Tampilan Pengisian Data pada Data File 46

Gambar 5.5 Tampilan Pengolahan Data 47

Gambar 5.6 Tampilan Pengisian Kotak pada Analysis Properties 47

Gambar 5.7 Tampilan Pemasukan pada Calculate Estimates 48

Gambar 5.8 Tampilan Mengklik Hasil dari Calculate Estimates 48


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seperti diketahui bersama, perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat, seperti tertuang dalam Undang – Undang No 7 Tahun 1996 tentang pangan. Dalam hal ini pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah dan mutunya, aman, bergizi, beragam, merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Sedangkan masyarakat berperan dalam menyelenggarakan produksi dan penyediaan, perdagangan dan distribusi serta sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman dan bergizi. Dengan demikian sistem ketahanan pangan yang terdiri dari sub sistem ketersediaan, distribusi dan kewaspadaan pangan yang akan mencakup seluruh komponen bangsa.

Ketersediaan pangan merupakan salah satu sub sistem utama dalam sistem ketahanan pangan, yang menjelaskan tentang jumlah bahan pangan yang tersedia di suatu wilayah. Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui produksi dalam negeri ataupun daerah. Pemasukan dari luar negeri atau luar daerah dan cadangan yang dimiliki daerah yang bersangkutan.

Ketahanan pangan masyarakat bergantung pada ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan sepanjang waktu, oleh sebab itu situasi


(11)

ketersediaan pangan perlu diketahui secara periodik. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan ketersediaan pangan, kebutuhan dan cadangan bahan pangan. Tujuan dari pemantauan ketersedian, kebutuhan dan cadangan pangan adalah untuk memantau ketersediaan dibandingkan tingkat kebutuhan akan pangan masyarakat. Sehingga informasi ini dapat menjadi acuan bagi institusi yang bersangkutan dalam usaha perumusan kebijakan dan memecahkan masalah ketersediaan pangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengusul judul “FAKTOR – FAKTOR PENGARUH KETERSEDIAAN BERAS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”.

1.2Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul permasalahan ini, yang menjadi masalah adalah bagaimana mengetahui hubungan ketersediaan beras dengan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Untuk hal tersebut diatas, salah satu cara yang dapat dilaksanakan adalah dengan menggunakan analisa jalur. Serta mengidentifikasi variabel – variabel yang mendukung dalam penelitian ini adalah Ketersediaan Beras (Y) , Produksi Beras (X1), Kebutuhan Beras (X2)

dan Luas Lahan (X3).

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan ketersediaan beras di Kabupaten Serdang Bedagai selama


(12)

rentang waktu antara 2011 sampai 2012. Dan juga penulis ingin mengetahui apakah ada dampak yang signifikan terdapat pada faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras tersebut.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dnegan harapan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Memberikan atau menambah wawasan bagi penulis, terutama dalam penerapan ilmu yang didapat selama didunia perkuliahan, dengan menyatukan materi dan objek permasalahan yang dijadikan sebagai materi pembahasan.

2. Memberi sumbangan pemikiran pada pihak Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara khususnya Kabupaten Serdang Bedagai yang berkepentingan dalam ketersediaan beras.

3. Hasil penelitian inidiharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan referensi bagi pihak yang berkepentingan.

4. Melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya.

1.5Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah:


(13)

1. Studi Kepustakaan

yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan dengan cara membaca buku-buku referensi dan bahan – bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari instasi yang ada di Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan kemudian disajikan dalam bentuk angka – angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang gambaran data tersebut.

3. Teknik dan Analisa Data

Data penelitian dianalisis adalah menggunakan analisis jalur. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisa hubungan sebab – akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung atau juga dapat dikatakan bahwa analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda.

Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan model persamaan satu jalur. Pada model persamaan satu jalur ini, hubungan pertamanya sama dengan regresi berganda, yaitu variabel bebas yang terdiri dari lebih dari satu variabel bebas dan variabel tergantungnya satu atau lebih dari satu variabel.


(14)

Model diagram jalur berdasarkan paradigma hubungan variabel:

Gambar 1.1 Model diagram jalur berdasarkan paradigma

Diagram jalur tersebut terdiri atas persamaan struktural yaitu X1, X2, X3 disebut

sebagai variabel eksogen dan Y sebagai variabel endogen. Adapun rumus persamaan jalurnya dapat dituliskan sebagai berikut:

=

��

+

��

+

��

+

��

Dimana koefisien jalur dari variabel – variabel tersebut akan dicari nilai dan pengaruhnya masing – masing terhadap variabel terikat dengan menggunakan aplikasi AMOS dan SPSS.


(15)

1.6Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 6 (enam) bab yang masing – masing dirincikan dalam beberapa sub bab yaitu:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, lokasi penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang diutarakan mengenai analisis jalur.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM BADAN KETAHANAN

PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA Bab ini berisis tentang sejarah singkat Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai data yang dianalisis, metode analisis data dengan menggunakan analisis jalur serta interpretasi data.


(16)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan pengertian implementasi sistem,pengenalan Amos, cara kerja Amos dan cara pengoprasian Amos.

BAB 6 : PENUTUP

Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan dan saran yang dapat diberikan penulis sesuai dengan analisis yang dilakukan.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Dasar Statistika

Statistika merupakan cara – cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta interpretasi terhadap sekumpulan data. Sehingga kumpulan bahan keterangan yang dikumpulkan dapat memberi pengertian dan makna tertentu. Seperti pengambilan kesimpulan membuat estimasi dan juga prediksi yang akan datang.

Ruang lingkup statistika meliputi statistika deduktif atau deskriptif dan statistika induktif atau inferensial. Statistika induktif terdiri dari menghimpun, menyusun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data angka. Sedangkan statistika deduktif adalah meliputi teori probability, distribusi teoritis, distribusi sampling, penaksiran, pengujian hipotesa, korelasi, komparasi, dan regresi. Sumber data statistik dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti dari pihak yang bersangkutan, disebut dengan data primer. Dan data juga dapat juga diperoleh dari pihak lain atau data yang sudah ada disebut data sekunder.


(18)

2.2Analisis Jalur

Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog dan Sorbom, 1996; Johnson dan Wichern, 1992). Teknik analisis jalur sebenarnya merupakan perkembangan korelasi yang diuraikan menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab akibat (causing modeling). Penanaman ini didasarkan pada alas an bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel (Sarwono, 2007).

Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisa hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruh variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Rutherford 1993).

2.3Pengertian Analisis Jalur

Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan peramalan atau pendugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X1, X2, ….., Xi, pola hubungan yang sesuai

adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi, sedangkan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar variabel dengan tujuan untuk


(19)

mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung, secara serempak atau mandiri beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka pola yang tepat adalah model analisis jalur. Analisis jalur (path analysis) dikembangkan oleh Sewall Wright (1934). Path analysis digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.

Terdapat beberapa defenisi mengenai analisis jalur, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Rutherford 1993).

2. Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel (Paul Webley, 1997).

3. Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model


(20)

sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan juga dilakukan perhitungan uji keselarasan statistik (David Garson, 2003).

Dari defenisi-defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. Jadi, model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Oleh sebab itu, rumusan masalah penelitian dalam kerangka path analysis berkisar pada:

a. Apakah variabel eksogen (X1, X2, ….., Xk) berpengaruh terhadap variabel

endogen Y

b. Berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, kausal total maupun simultan seperangkat variabel eksogen (X1, X2, ….., Xk) terhadap

variabel endogen

2.4Kegunaan Analisis Jalur

Kegunaan model path analysis adalah untuk:

a. Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.

b. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif.


(21)

c. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

d. Pengujian model, menggunakan teori trimming, baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

2.5Asumsi-asumsi Analisis Jalur

Sebelum melakukan analisis, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Pada model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.

2. Hanya system aliran kausal kesatu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik.

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

5. Observed variables diukur tanpa kesalahan instrument pengukuran valid dan reliable artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori-teori yang dikaji atau


(22)

diuji dibangun berdasarkan teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

2.6Model Analisis Jalur

Beberapa istilah dan defenisi dalam path analysis:

1. Dalam path Analysis, kita hanya menggunakan sebuah lambung variabel, yaitu X. Untuk membedakan X yang satu dengan X yang lainnya, kita menggunakan subscript (indeks). Contoh : X1, X2, X3, ….., Xk.

2. Kita membedakan dua jenis variabel, yaitu variabel yang menjadi pengaruh (exogenous variable), dan variabel yang dipengaruhi (endogenous variable).

3. Lambang hubungan langsung dari eksogen ke endogen adalah panah bermata satu, yang bersifat recursive atau arah hubungan yang tidak berbalik/satu arah.

4. Diagram jalur merupakan diagram atau gambar yang mensyaratkan hubungan terstruktur antar variabel (Harun Al Rasyid, 2005).

Ada beberapa model jalur mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang lebih rumit, diantaranya diterangkan di bawah ini:

a. Analisa Jalur Model Trimming

Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalur diuji secara keseluruhan apabila ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak


(23)

signifikan, perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan.

b. Analisis Jalur Model Dekomposisi

Model dekomposisi adalah model yang menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas antar variabel, baik pengaruh langsung ataupun tidak langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan korelasional yang terjadi antar variabel eksogen tidak termasuk dalam perhitungan ini. Perhitungan menggunakan analisis jalur dengan menggunakan model dekomposisi pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga:

1. Direct causal effects (Pengaruh Kausal Langsung) adalah pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terjadi tanpa melalui variabel endogen lain.

2. Indirect causal effects (Pengaruh Kausal Tidak Langsung) adalah pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terjadi melalui variabel endogen lain terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang dianalisis.

3. Total causal effects (Pengaruh Kausal Total) adalah jumlah dari pengaruh kausal langsung dan pengaruh kausal tidak langsung.

c. Model Regresi Berganda

Model ini merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakan dua variabel eksogenous, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel endogenous Y.


(24)

d. Model Mediasi

Model mediasi atau perantara dimana variabel Y memodifikasi pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Model digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Mediasi

e. Model Kombinasi Regresi Berganda Dan Mediasi

Model ini merupakan kombinasi antara model regresi berganda dan mediasi, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y . Model digambarkan sebagai berikut:


(25)

Gambar 2.2 Model kombinasi regresi berganda dan mediasi

f. Model Kompleks

Model ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel X1 secara

langsung mempengaruhi Y2 dan melalui variabel X2 secara tidak langsung

mempengaruhi Y2, sementara variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y1.

Model digambarkan sebagai berikut:


(26)

g. Model Rekursif dan Model Non Rekursif

Dari sisi pandang arah sebab dan akibat, ada dua tipe model jalur, yaitu jalur rekursif dan non rekursif. Model rekursif ialah jika semua anak panah menuju satu arah.

Pada bagian berikut untuk mempermudah kita dalam memahami analisis jalur, maka kita bisa menggunakan model-model jalur berikut:

1. Model Persamaan Satu Jalur

Model persamaan satu jalur merupakan hubungan sebenarnya sama dengan regresi berganda, yaitu variabel bebas terdiri lebih dari satu variabel dan variabel tergantungnya hanya satu.

2. Model Persamaan Dua Jalur

Model ini terdiri dari tiga variabel bebas dan mempunyai dua variabel tergantung.

3. Model Persamaan Tiga jalur

Model ini terdiri dari tiga variabel bebas, salah satu variabel bebas menjadi variabel perantara dan mempunyai dua variabel tergantung.

2.7Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan untuk terlebih dahulu menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur (Path


(27)

Diagram), dan bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu.

Gambar 2.4 Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal Dari X1 Sebagai Penyebab Ke X2 Sebagai Akibat

Keterangan:

X1 adalah variabel eksogenus (exogenous variable), untuk itu selanjutnya variabel

penyebab akan kita sebut sebagai variabel eksogenus. X2 adalah variabel

endogenus (endogenous variable), sebagai akibat, dan ε adalah variabel residu

(residual variable), yang merupakan gabungan dari: (1) Variabel lain, di luar X1,

yang mungkin mempengaruhi X2 dan telah teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak

dimasukkan dalam model. (2) Variabel lain, di luar X1, yang mungkin

mempengaruhi X2 tetapi belum teridentifikasi oleh teori. (3) Kekeliruan

pengukuran (error of measurement), dan (4) Komponen yang sifatnya tidak menentu (random component).


(28)

Langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah:

1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Di sini kita harus bisa menterjemahkan hipotesis penelitian yang kita ajukan ke dalam diagram jalur, sehingga bisa tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogenus dan apa yang menjadi variabel endogenusnya.

2. Menghitung matriks korelasi antar variabel formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coeffisient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval.

3. Identifikasikan sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya. Misalkan saja dalam sub-struktur yang telah kita identifikasi terdapat k buah variabel eksogenus, dan sebuah (selalu hanya sebuah) variabel endogenus Xu yang dinyatakan oleh persamaan:

�� = ����1�1+ ����2�2+ … + �������

Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogenus yang menyusun substruktur tersebut.

4. Menghitung matriks invers korelasi eksogenus


(29)

2.8Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen

Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogenus dari dua atau lebih variabel eksogenus, dapat secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial), bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga berupa pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogen yang lainnya. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus:

1. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus

=

2. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogenus terhadap variabel endogenus

=

3. Besarnya pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus adalah penjumlahan besarnya pe ngaruh langsung dengan besarnya pengaruh tidak langsung

=

��

+

��

Selanjutnya pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogenus terhadap variabel endogenus dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


(30)

�(�,�,…,�)

=

��

����

����

����

Dimana:

�2

�(1,�2,…,�)adalah koefisien determinasi total X1, X2, … Xk terhadap Xu atau

besarnya pengaruh variabel eksogenus secara bersama-sama (gabungan) terhadap variabel endogenus.

����1����2… �����adalah koefisien jalur.

����1����2… ����� adalah koefisien variabel eksogenus X1, X2, ... Xk dengan

variabel endogenus Xu.

2.9Pengujian Koefisien Jalur

Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus terhadap variabel endogenus, dapat dilakukan dengan langkah kerja berikut: 1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji.

Ho : � = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu)

terhadap variabel endogenus (Xi).

H1 : � ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu) terhadap


(31)

Dimana u dan i = 1, 2, …, k

2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu: Untuk menguji setiap koefisien jalur:

=

����

��

� −

�(�,�,…,�)����

� − � − �

dimana:

i = 1, 2, …, k

k = Banyaknya variabel eksogenus dalam sub-struktur yang sedang diuji

t = Mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat bebas = n – k – 1

Kriteria pengujian:

Ditolak Ho jika nilai hitung t lebih besar dari nilai tabel thit > ttabel (n-k-1)

• Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama:

=

(

� − � − �

) (

�(�,�,…,�)

)

��

� −

�(�,�,…,�)�

dimana:

i = 1, 2, …, k

k = Banyaknya variabel eksogenus dalam sub-struktur yang sedang diuji


(32)

t = Mengikuti tabel distribusi F snedecor, dengan derajat bebas (degrees of freedom) k dan n – k – 1

Kriteria pengujian :

Ditolak Ho jika nilai hitung F lebih besar dari nilai tabel Fhit > Ftabel(k, n-k-1)

• Untuk menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel

eksogenus terhadap variabel endogenus.

=

����

����

��

� −

�(�,�,…,�)�

(

��

+

��

��

� − � − �

Kriteria pengujian:

Ditolak Ho jika nilai hitung t lebih besar dari nilai tabel thit > ttabel(n-k-1)

3. Ambil kesimpulan, apakah perlu trimming atau tidak.

Apabila terjadi trimming, maka perhitungan harus diulang dengan menghilangkan jalur yang menurut pengujian tidak bermakna (no signifikan).


(33)

BAB 3

GAMBARAN UMUM BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang didirikan pada tanggal 16 Mei 2000 di Jalan Jenderal Besar Abdul haris Nasution No 24 Medan.

Kantor badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Medan berlandaskan pada visi dan misi berikut:

1. Visi Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiliki secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.

2. Misi Kantor Badan Ketahanan Pangan Privinsi Sumatera Utara

a. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki.

b. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan kesejahteraan masyarakat.


(34)

3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Suamtera Utara adalah:

1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis dalam lingkup ketahanan pangan.

2. Menyelenggarakan evaluasi dan pengkajian ketahanan pangan,

pembinaan, kewaspadaan, dan gizi serta pembinaan penyeragaman konsumsi pangan sumber daya dalam ketahanan pangan.

3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan ketahanan pangan sesuai dengan ketetapan kepala daerah.

4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek – aspek sebagai berikut:

a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import.

b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan terjangkau.

c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada keanekaragaman konsumsi non beras, bermutu atau bergizi dan aman.

5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melaui rapat Dewan Ketahanan Pangan dan rapat PokJa guna


(35)

mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal – hal sebagai berikut:

a. Monitoring pelaksanaan kegiatan tani

b. Monitoring eksport atau import bahan pangan strategis c. Monitoring harga bahan pangan statergis dan lokal

d. Monitoring pengadaan/ penyajian/ penyaluran cadangan pangan e. Monitoring daerah rawan pangan

f. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam dan gangguan OPT) g. Monitoring penganekaragaman konsumsi bahan pangan

h. Monitoring mutu dan keamanan pangan i. Supervisi yang terkoordinasi ke lapangan

6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek – aspek ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan dan keamanan pangan).

7. Memantau mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama sembilan bahan pokok.

8. Mengkoordinasikan pelaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.


(36)

3.3 Kebijakan – kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk Peningkatan Pangan

Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk peningkatan pangan meliputi berbagai aspek diantaranya adalah:

1. Kebijakan dalam aspek ketahanan pangan:

a. Menjaga ketersediaan pangan melalui upaya – upaya peningkatan produksi dan produktivitas bahan nabati dan hewani sesuai potensi wilayah masing – masing yang diwujudkan melalui 4 (empat) usaha pokok yaitu intensivikasi, ekstensivikasi, diversivikasi, dan rehabilitasi dengan 8(delapan) langkah kegiatan utama, yaitu:

1. Pemberdayaan kelompok tani dan kelembagaan kelompok petani (KUD, Koptan dan lain – lain)

2. Pemantapan penyediaan dan penyaluran sarana produksi (benih, pupuk, obat – obatan dan lain – lain)

3. Penyediaan dan penyalura kredit modal 4. Peningkatan mutu teknologi

5. Peningkatan kinerja penyuluh

6. Mengembangkan kemitraan dalam pemasaran hasil 7. Peningkatan mutu koordinasi

8. Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi.

b. Perlunya menata ulang kembali mekanisme/ tata cara pengadaan dan penyaluran pupuk yang sudah ada secara terkoordinasi dengan


(37)

pemerintah daerah sehingga pupuk betul – betul tersedia ditengah – tengah petani yang memenuhi prinsip enam tepat.

c. Tingkat ketersediaan bahan pangan yang bersumber dari produksi lokal harus diupayakan secara bertahap mencapai titik ideal yaitu sesuai dengan tingkat kebutuhan dan jika terjadi kelebihan (surplus) diprioritaskan untuk perdagangan antar provinsi maupun eksport.

d. Mendukung kebijakan pemerintah untuk tetap melaksanakan larangan import beras tahun 2005 dan tahun 2006, menginat cadangan dan produksi cukup tinggi.

e. Untuk memantapkan ketersediaan gula, pemerintah dihimbau untuk memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan import gula melalui importir daerah sehingga lebih memudahkan dalam pengawasan.

2. Kebijakan dalam aspek distribusi:

a. Mengembangkan kerja sama jaringan distribusi dan informasi pangan dalam daerah dan antar daerah untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga.

b. Peningkatan efisiensi kelancaran distribusi bahan pangan melalui informasi berbagai peraturaan yang menghambat lalu lintas perdagangan, pengembangan sasaran dan prasarana distribusi serta pelayanan teknologi pasca panen.


(38)

c. Peningkatan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menstabilkan harga bahan pangan antar waktu maupun antar wilayah.

d. Penguatan pasar yang bukan saja antar provinsi tetapi juga eksport serta pengembangan kemitraan pemasaran hasil.

3. Kebijakan dalam aspek penganekaragaman konsumsi:

a. Melakukan upaya –upaya diverifikasi konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang serta aman, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah dengan mengutamakan sumber pangan lokal untuk mencegah ketergantungan terhadap satu jenis pangan tertentu sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).

b. Penurunan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat. c. Peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan yang seimbang baik

jenis nabati, atau hewani maupun mutu dan gizi.

d. Peningkatan konsumsi bahan pangan lokal sebagai basis pada non beras.

4. Kebijakan dalam aspek kewaspadaan dan keamanan pangan:

a. Melaksanakan pengamatan dini kerawanan pangan sertsa

mengembangkan cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat (bencana alam, kerawanan pangan kronis, dan lain – lain) yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam 3 bulan. b. Peningkatan kemampuan fungsi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi


(39)

c. Peningkatan keberdayaan masyarakat miskin yang berada dalam kondisi kerawanan pangan kronis serta pengembangan jaringan pengamanan pangan bagi kelompok rawan pangan transien (mendadak) karena bencana alam dan sosial.

d. Peningkatan pengembangan keamanan mutu dan gizi pangan.

5. Kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan:

a. Mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang – kurangnya 1% per tahun sebagai komitmen Indonesia dalam deklarasi Roma Tahun 1996 pada KKT Pangan Dunia melaluo Pembangunan Ketahanan Pangan di pedesaan dan perkotaan.

b. Mengembangkan desa mandiri pangan dan menggalang sumber – sumber dana masyarakat yang memadai yang dimulai pada tahun 2005.

6. Kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan: Meningkatkan pemberian bantuan langsung masyarakat baik berupa dana penguatan modal bagi lembaga ekonomi pedesaan maupun bantuan dana berupa penguatan modal usaha kelompok petani di pedesaan.


(40)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Pengolahan Data

Setiap data yang telah didapat merupakan alat pengambil keputusan dalam pemecahan persoalan yang ada. Dalam hal ini persoalan yang diteliti tentang ketersediaan beras dan faktor – faktor yang mempengaruhinya yaitu produksi beras, kebutuhan dan luas lahan. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011/2012.

Tabel 4.1 Ketersediaan Beras (Y), Produksi Beras (X1), Kebutuhan Beras

(X2), Luas Lahan (X3) per bulan pada tahun 2011 dan 2012 di Kabupaten

Serdang Berdagai

Bulan Ketersediaan

Beras (ton) Produksi Beras (ton) Kebutuhan Beras (ton) Luas Panen (Ha)

Januari 2011 25.992 26.888 6677 8945 Februari 2011 20.056 20.747 6677 6902 Maret 2011 24.754 25.607 6677 8519 April 2011 31.234 32.310 6677 10749

Mei 2011 2.575 2.663 6677 886

Juni 2011 2.589 2.678 6677 891

Juli 2011 976 1.010 7745 336

Agustus 2011 24.722 25.574 8814 8508 September 2011 33.739 3.901 6677 11611 Oktober 2011 8.069 8.347 6677 2777 Nopember 2011 9.830 10169 6744 3383 Desember 2011 729 754 7478 251 Januari 2012 6.001 6.697 6677 2198 Februari 2012 53.479 59.678 6677 19588 Maret 2012 19.199 21.424 6677 7032 April 2012 1.723 1.922 6677 631

Mei 2012 513 573 6677 188


(41)

Juli 2012 15.808 17.640 7745 5790 Agustus 2012 45.065 50.288 8814 16506 September 2012 32.315 36.060 6677 11836 Oktober 2012 2.968 3.312 6677 1087 Nopember 2012 658 734 6744 241 Desember 2012 9.569 10.679 7478 3505

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

4.2Menghitung Koefisien Jalur

4.2.1 Menyusun Hipotesis

H0 : Tidak terdapat hubungan kausalitas antara kebutuhan beras dengan produksi.

H1 : Terdapat hubungan kausalitas antara kebutuhan beras dengan produksi beras.

H0 : Tidak terdapat hubungan kausalitas antara luas lahan dengan produksi beras.

H1 : Terdapat hubungan kausalitas antara luas lahan dengan produksi beras.

H0 : Tidak terdapat hubungan kausalitas antara produksi beras dengan

ketersediaan beras.

H1 : Terdapat hubungan kausalitas antara produksi beras dengan ketersediaan

beras.

H0 : Tidak terdapat hubungan kausalitas antara kebutuhan beras dengan

ketersediaan beras.

H1 : Terdapat hubungan kausalitas antara kebutuhan beras dengan ketersediaan

beras.

H0 : Tidak terdapat hubungan kausalitas antara luas lahan dengan ketersediaan

beras.


(42)

Gambar diagram jalur :

Gambar 4.1 Diagram Jalur

Dimana:

X1 = Produksi Beras

X2 = Kebutuhan Beras

X3 = Luas Lahan

Y = Ketersediaan Beras

4.2.2 Menghitung matriks korelasi antar variabel, yang diperoleh dari SPSS

Untuk melihat dan mnegetahui seberapa besar matriks korelasi antar variabel maka dapat dilihat dari hasil keluaran SPSS dibawah ini:


(43)

Tabel 4.2 Hasil Output SPSS mengenai Korelasi Correlations Ketersediaan _Beras Produksi _Beras Kebutuhan _Beras Luas _Lahan Ketersediaan _Beras

Pearson Correlation 1 .919** .211 .999**

Sig. (2-tailed) .000 .322 .000

N 24 24 24 24

Produksi _Beras

Pearson Correlation .919** 1 .264 .927**

Sig. (2-tailed) .000 .213 .000

N 24 24 24 24

Kebutuhan _Beras

Pearson Correlation .211 .264 1 .217

Sig. (2-tailed) .322 .213 .308

N 24 24 24 24

Luas _Lahan

Pearson Correlation .999** .927** .217 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .308

N 24 24 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keterangan :

Dari hasil SPSS diperoleh :

• Secara signifikan ketersediaan beras dengan produksi beras berkorelasi

sebesar 0,919 atau 91,9 %

• Secara signifikan ketersediaan beras dengan kebutuhan beras berkorelasi

sebesar 0,211 atau 21,1 %

• Secara signifikan ketersediaan beras dengan luas lahan berkorelasi sebesar


(44)

4.2.3 Model Persamaan Struktural

Diagram jalur tersebut terdiri atas persamaan struktural yaitu X1, X2, X3

disebut sebagai variabel eksogen dan Y sebagai variabel endogen. Adapun rumus persamaan jalurnya dapat dituliskan sebagai berikut:

=

��

+

��

+

��

+

��

=

����

+

����

+

����

Dimana koefisien jalur dari variabel – variabel tersebut akan dicari nilai dan pengaruhnya masing – masing terhadap variabel terikat dengan menggunakan aplikasi AMOS dan SPSS.

4.2.4 Hasil perhitungan koefisien yang diperoleh dari Amos

Standard Estimates


(45)

Keterangan :

12 = 0,07 , artinya pengaruh kebutuhan beras tidak terlalu besar mempengaruhi produksi beras, namun semakin banyak kebutuhan beras maka semakin besar pula produksi beras.

13 = 0,92 artinya luas lahan sangat mempengaruhi produksi beras. Semakin besar luas lahan maka semakin besar pula produksi beras.

��1 = - 0,05 , artinya produksi beras berbanding terbalik dengan ketersediaan beras. Dimana semakin tinggi tingkat produksi beras maka semakin rendah pula ketersediaan beras begitu sebaliknya namun dalam skala yang kecil.

��2 = - 0,003 , artinya kebutuhan beras berbanding terbalik dengan ketersediaan beras. Dimana semakin tinggi kebutuhan beras maka semakin rendah atau sedikit ketersediaan beras begitu sebaliknya namun dalam skala yang sangat kecil.

��3 = 1,04 , artinya luas lahan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan beras. Dimana semakin luas suatu lahan maka semakin besar pula ketersediaan beras yang ada.

Dari hasil diatas dapat dituliskan persamaan menjadi dibawah ini:

=

��

+

��

+

��

+

��


(46)

=

����

+

����

+

����

=

,

���

+

,

���

Dari kedua hasil diatas dapat diartikan bahwa pada variabel ketersediaan beras pengaruh positif berasal dari luas lahan sedangkan kebutuhan dan hasil produksi berpengaruh negatif. Pada variabel produksi beras terdapat pengaruh yang positif dari variabel kebutuhan dan luas lahan.

• Pengaruh yang diterima oleh X1 sebesar :

�2

1(�2,�₃) = [0,07 0,92] �

0,264 0,927� = 0,01848 + 0,85284

= 0.87132

= 0,872

Jadi pengaruh yang diterima oleh Produksi beras sebesar 0,872 atau 87,2 %.

• Pengaruh yang diterima oleh Y sebesar :

�2�(

�1,�2,�3) = [−0,05 −0,003 1,04] �

0,919 0,211 0,999

� =−0,04595−0,000633 + 1,03896 = 0.992


(47)

Tabel 4.3 Hasil Output SPSS Menjelaskan Nilai Tiap Variabel

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 653.143 1437.401 .454 .654

Produksi_Beras -.046 .021 -.050 -2.157 .043

Kebutuhan_Beras -.064 .207 -.003 -.311 .759

Luas_Lahan 2.907 .063 1.046 46.003 .000

a. Dependent Variable: Ketersediaan_Beras

Dari hasil SPSS maka dapat diketahui, bahwa variabel signifikan itu adalah

Pvalue < 0,05 :

1. Produksi beras = 0,043, maka berarti produksi beras signifikan.

2. Kebutuhan beras = 0,759, maka berarti kebutuhan beras tidak signifikan. 3. Luas lahan = 0,000, maka berarti luas lahan signifikan.

Maka dari hasil output SPSS diatas diperoleh koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut:

�0 = 653,143

�1 = - 0,046

�2 = - 0,064

�3 = 2,907


(48)

4.3 Pengujian Koefisien Jalur

Penulis menggunakan Uji Chi square, nilai chi square diperoleh dari amos yaitu :

Gambar 4.3 Hasil Output AMOS Melihat Nilai


(49)

Gambar 4.5 Hasil Output AMOS lanjutan

Gambar 4.6 Hasil Output AMOS lanjutan

1. Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh antara produksi beras, kebutuhan beras dan luas lahan


(50)

H1 : ada pengaruh antara produksi beras, kebutuhan beras dan luas lahan dengan

ketersediaan beras.

2. Tingkat signifikansi

α = 5 % = 0,05

3. Uji Statistik

Chi – square hitung = 1,111

df = 1

Chi – square tabel = ( X2(1;0,05)) = 0.004

4. Kriteria keputusan X2 hitung = 1,111

X2 tabel = 0.004

X2 hitung > X2 tabel, maka H0 ditolak H1 diterima

5. Kesimpulan

Karena X2 hitung > X2 tabel yaitu 1,111 > 0.004 maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti Ada pengaruh antara variabel produksi beras, kebutuhan beras dan luas lahan tehadap ketersediaan beras.


(51)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam sistem yang telah disetujui, dan memulai sistem baru atau sistem yang sudah diperbaiki.

5.2Sekilas Tentang Amos Versi 18

Ada beberapa program komputer yang dapat digunakan untuk menganalisis model persamaan struktural antara lain AMOS, ESQ, LISREL, with PRELIS, LISCOMP Mx, SASS PROC CALIS, STATISTICA-SEPATH. Program AMOS memiliki kelebihan karena user friendly graphical interface. Program ini dibuat oleh perusahaan Smallwaters Corporation da versi untuk student

dapat diperoleh secara gratis di

sebenarnya lengkap seperti haknya full version, tetapi jumlah variabel hanya dibatasi sampai delapan variabel saja.

Pada saat ini AMOS sudah mencapai AMOS 18, namun demikian semua data dan output pada buku (yang dibuat menggunakan AMOS 18) dapat diakses dengan program AMOS versi-versi sebelumnya,yakni AMOS 4, AMOS 5, AMOS 6, AMOS 7, AMOS 16, maupun AMOS 17. Mulai dari AMOS versi 7, bersamaan dengan rilis versi terbaru SPSS,yakni SPSS versi


(52)

16. Ada lompatan versi AMOS, dari AMOS 7 ke AMOS 16, yang disebabkan adanya keinginan untuk menyamakan versi AMOS dengan SPSS terbaru. Namun dari sisi content dan future, antara AMOS 16 dan AMOS 7, kemudian dengan AMOS 17 dan AMOS 18, hampir tidak ada perubahan, kecuali adanya kemampuan mixed modeling yang ada pada versi 16, konversi ke program Visual Basic. Dan beberapa tambahan kemampuan buatan diagram.

Untuk dapat menggunakan AMOS 18, diperlukan persyaratan hardware sebagai berikut:

1. Memori RAM minimal 256 MB

2. Tersedia tempat kosong di Hard disk minimal 125 MB 3. Tersedia Software Internet Eksplorer Versi 16 ke atas

4. Tersedia program net.Framework versi 3,5 atau di atasnya. Jika sistem operasi yang digunakan adalah Windows Vista atau Windows 7, program tersebut pada umumnya telah terinstal, dapat mengunduh nya

lewat interne

5.3Mengaktifkan Amos Versi 18

Program Amos dapat diaktifkan langsung lewat icon AMOS yang ada dilayar atau lewar Start → All Program → SPSS Inc → AMOS 18 → AMOS GRAPHICS.


(53)

Saat membuka program AMOS, akan tampak tampilan berikut:

Gambar 5.1 Tampilan Awal AMOS Versi 18

Tampak di tengah windows adalah area berbentuk segi empat yang menggambarkan selembar kertas yang nanti akan digunakan untuk menggambarkan model struktural secara grafik. Disamping itu, ada beberapa menu antara lain file, edit, view, diagram, analysis, tool pluglin, dan help. Disamping tampilan window utama Amos Graphic, Amos juga menampilkan toolbox windows dengan button dengan perintah yang akan digunakan untuk menggambarkan dan operasi pemodelan.

5.4Membuka Lembar Baru

Untuk membuka lembar baru, maka langkah yang harus dilakukan adlah klik icon file → new, maka akan tampil lembaran kosong yang siap untuk dibuat gambar grafik analisis.


(54)

5.5Membuat Gambar Path Diagram

Gambarkan diagram path dngan menggunakan menu dalam program Amos Versi 18:

Gambar 5.2 Path Diagram

5.6Pengisian Data

Setelah membuat gambarmodel diagram jalurnya, kemudian lakukan pengisian data yang akan diolah dengan menggunakan Amos 18, yakni dengan cara sebagai berikut:


(55)

Gambar 5.3 Pengisian Data

Gambar 5.4 Pengisian Data pada Data File

5.7Pengolahan Data dengan Analisis Jalur

Data diolah dengan menggunakan icon View → Analysis Propertice yang kemudian akan menampilkan tampilan sebagai berikut:


(56)

Gambar 5.5 Pengolahan Data

Gambar 5.6 Pengisisan Data pada kotak Analysis Properties

Kemudian dilakukan pengolahan data dengan cara klik icon Analysis → Calculate Estimate , dengan tampilan sebagai berikut:


(57)

Gambar 5.7 Menampilkan Pemasukan pada Calculate Estimate


(58)

5.8Output Hasil Pengolahan Data

Dari hasil analisis dapat dilihat output model sebagai berikut:


(59)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada variabel produksi beras, kebutuhan beras, dan luas lahan terhadap ketersediaan beras dan produksi beras dengan masing – masing besar pengaruh yaitu pengaruh kebutuhan beras terhadap produksi beras sebesar 0,07, pengaruh luas lahan terhadap produksi beras sebesar 0,92. Pengaruh produksi beras terhadap ketersediaan beras sebesar − 0,05, pengaruh kebutuhan beras terhadap ketersediaan beras sebesar – 0,003, pengaruh luas lahan terhadap ketersediaan beras sebesar 1,04.

2. Pengaruh yang diterima produsi beras dari kebutuhan beras dan luas lahan adalah sebesar 0,872 atau 87,2%.

3. Pengaruh yang diterima ketersediaan beras dari produksi beras, kebutuhan beras dan luas lahan adalah sebesar 0,992 atau 99,2%.

4. Variabel kebutuhan beras memiliki korelasi yang lemah dan berbanding lurus terhadap produksi beras sedangkan variabel luas


(60)

lahan memiliki korelasi yang kuat dan berbanding lurus terhadap produksi beras.

5. Variabel produksi beras, kebutuhan beras memiliki korelasi yang berbanding terbalik dan lemah terhadap ketersediaan beras. Sedangkan variabel luas lahan memiliki korelasi yang berbanding lurus dan kuat terhadap ketersediaan beras.

6. Karena X2 hitung > X2 tabel yaitu 1,111 > 0.004 maka H0 ditolak

dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh antara variabel produksi

beras, kebutuhan beras dan luas lahan tehadap ketersediaan beras.

6.2Saran

Adanya saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:

1. Adanya tindak lanjut pemerintah khususnya Badan Ketahanan Pangan bersama para petani di Serdang Bedagai dalam mengupayakan produksi beras dan sehingga mampu mengoptimalkan ketersediaan beras bahkan di masa bukan panen.

2. Adanya tindak lanjut pemerintah Badan Ketahanan Pangan Serdang Bedagai dalam membuat perubahan keragaman data yang menggambarkan produksi beras dan ketersediaan beras agar mengalami kenaikan setiap bulannya.


(61)

3. Meskipun sudah di depat indikator yang merumuskan Ketersediaan Beras terlebih dahulu kita perlu menguji seberapa besar pengaruh masing – masing indikator sehingga hasil perhitungan maksimal dna dapat dipertanggungjawabkan.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisa Regresi Teori Kasus dan Solusi. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Ghozali, Imam. 2004. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS ver.17. Semarang : Andi.

Riduwan. 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung : Alfabeta.

Santoso, Singgih. 2011. Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta : C.V Andi.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Muhidin, Sambas Ali. 2009. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia.


(63)

L

A

M

P

I

R

A

N


(64)

Medan, 11Maret 2014

H a l : Permohonan Surat Pengantar

Kepada Yth :

Bapak Dekan FMIPA USU Medan

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a : Aisyah Herianti Lubis N I M : 112407011

Prodi : D3 Statistika

memohon kepada Bapak untuk dapat mengeluarkan surat pengantar yang ditujukan pada Pimpinan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara guna pengurusan pelaksanaan penelitian Tugas Akhir.

Atas kesediaan dan bantuan Bapak saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,


(65)

Nomor : /UN5.2.1.8/SPB/2014 Medan, 13 Maret 2014 Lampiran : -

Hal : Penelitian Tugas Akhir

Yth :

Pimpinan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Jl. Jendral Besar Abdul Haris Nasution No 24 Medan

di Medan

Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan kepada saudara, bahwa mahasiswa Program Studi Diploma 3 Statistika FMIPA USU Medan, akan melaksanakan penelitian Tugas Akhir di Badana Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon bantuan saudara agar dapat menerima mahasiswa yang namanya di bawah ini untuk melakukan Penelitian Tugas Akhir yang pelaksanaannya dimulai pada tanggal 17 Maret 2014 sampai dengan tanggal 19 Maret 2014.

Mahasiswa yang akan melaksanakan Tugas Akhir sebagai berikut :

No Nama Mahasiswa NIM Program Studi

1 Aisyah Herianti Lubis 112407011 D3 Statistika

Demikian kami sampaikan, atas kerja sama dan bantuannya di ucapkan terima kasih. a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Dr. Marpongahtun, M.Sc NIP. 19611115 198803 2 002 Tembusan :

1. Ketua Program Studi D3 Statistika 2. Arsip

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jalan Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan Padang Bulan Medan 20155


(66)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061)8214290 Medan 20155

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Implementasi Sistem Tugas Akhir

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma 3 Statistika :

Nama Mahasiswa : Aisyah Herianti Lubis

Nomor Induk Mahasiswa : 112407011

Judul Tugas Akhir : Faktor-Faktor Pengaruh Ketersediaan Beras

Kabupaten Serdang Bedagai

Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal:

Dengan Hasil : Sukses / Gagal

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Juni 2014 Dosen Pembimbing,

Dr. Elly Rosmaini, M.Si NIP. 19600520 198503 2 002


(67)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Aisyah Herianti Lubis

Nomor Induk Mahasiswa : 112407011

Judul Tugas Akhir : Faktor-Faktor Pengaruh Ketersediaan Beras Kabupaten Serdang Bedagai

Dosen Pembimbing : Dr. Elly Rosmaini, M.Si

Tanggal Mulai Bimbingan : Tanggal Selesai Bimbingan :

No. Tanggal Asistensi Bimbingan

Pembahasan Asistensi Pada Bab

Paraf Dosen

Pembimbing Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

*Kartu ini harap dikembalikan ke Departemen Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Disetujui oleh:

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Dosen Pembimbing,

Ketua,

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Elly Rosmaini, M.Si


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisa Regresi Teori Kasus dan Solusi. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Ghozali, Imam. 2004. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS ver.17. Semarang : Andi.

Riduwan. 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung : Alfabeta.

Santoso, Singgih. 2011. Structural Equation Modeling (SEM) Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta : C.V Andi.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Muhidin, Sambas Ali. 2009. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia.


(2)

L

A

M

P

I

R

A

N


(3)

Medan, 11Maret 2014

H a l : Permohonan Surat Pengantar Kepada Yth :

Bapak Dekan FMIPA USU Medan

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

N a m a : Aisyah Herianti Lubis N I M : 112407011

Prodi : D3 Statistika

memohon kepada Bapak untuk dapat mengeluarkan surat pengantar yang ditujukan pada Pimpinan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara guna pengurusan pelaksanaan penelitian Tugas Akhir.

Atas kesediaan dan bantuan Bapak saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,


(4)

Nomor : /UN5.2.1.8/SPB/2014 Medan, 13 Maret 2014 Lampiran : -

Hal : Penelitian Tugas Akhir Yth :

Pimpinan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Jl. Jendral Besar Abdul Haris Nasution No 24 Medan

di Medan

Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan kepada saudara, bahwa mahasiswa Program Studi Diploma 3 Statistika FMIPA USU Medan, akan melaksanakan penelitian Tugas Akhir di Badana Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon bantuan saudara agar dapat menerima mahasiswa yang namanya di bawah ini untuk melakukan Penelitian Tugas Akhir yang pelaksanaannya dimulai pada tanggal 17 Maret 2014 sampai dengan tanggal 19 Maret 2014.

Mahasiswa yang akan melaksanakan Tugas Akhir sebagai berikut :

No Nama Mahasiswa NIM Program Studi

1 Aisyah Herianti Lubis 112407011 D3 Statistika

Demikian kami sampaikan, atas kerja sama dan bantuannya di ucapkan terima kasih. a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Dr. Marpongahtun, M.Sc NIP. 19611115 198803 2 002 Tembusan :

1. Ketua Program Studi D3 Statistika 2. Arsip

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jalan Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan Padang Bulan Medan 20155


(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061)8214290 Medan 20155

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Implementasi Sistem Tugas Akhir

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma 3 Statistika :

Nama Mahasiswa : Aisyah Herianti Lubis Nomor Induk Mahasiswa : 112407011

Judul Tugas Akhir : Faktor-Faktor Pengaruh Ketersediaan Beras Kabupaten Serdang Bedagai

Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal:

Dengan Hasil : Sukses / Gagal

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Juni 2014 Dosen Pembimbing,

Dr. Elly Rosmaini, M.Si NIP. 19600520 198503 2 002


(6)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN MATEMATIKA

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050, Fax (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Aisyah Herianti Lubis Nomor Induk Mahasiswa : 112407011

Judul Tugas Akhir : Faktor-Faktor Pengaruh Ketersediaan Beras Kabupaten Serdang Bedagai

Dosen Pembimbing : Dr. Elly Rosmaini, M.Si Tanggal Mulai Bimbingan :

Tanggal Selesai Bimbingan :

No. Tanggal Asistensi Bimbingan

Pembahasan Asistensi Pada Bab

Paraf Dosen

Pembimbing Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8

*Kartu ini harap dikembalikan ke Departemen Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Disetujui oleh:

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Dosen Pembimbing,

Ketua,

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Elly Rosmaini, M.Si NIP. 19531218 198003 1 003 NIP : 19600520198503 2 002