2.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
2.5.1. Uji Normalitas
Uji  ini  merupakan  pengujian  terhadap  normalitas  kesalahan  pengganggu  error digunakan  untuk  melihat  apakah  variabel  bebas  dan  variabel  terikat  mempunyai
distribusi normal. Asumsi kenormalan dapat diperiksa dengan:
1. Pendekatan Histogram
Untuk  menguji  normalitas,  data  dapat  dilihat  dengan  kurva  normal  yaitu kurva  yang  memiliki  ciri-ciri  khusus,  salah  satu  diantaranya  adalah  mean,
mode  dan  median  pada  tempat  yang  sama.  Jika  ketiga  tendensi  sentral tersebut tidak terletak pada satu tempat maka bearti kurva tersebut mereng ke
kiri atau ke kanan.
2. Pendekatan Grafik
PP  plot  akan  membentuk  plot  antara  nilai-nilai  teoritis  sumbu  x  melawan nilai-nilai  yang  didapat  dari  sampel  sumbu  y.  Apabila  plot  dari  keduanya
berbentul  linier  dapat  di  dekati  oleh  garis  lurus,  maka  hal  ini  merupakan indikasi  bahwa  residual  menyebar  normal.  Seringkali  ditemui  bahwa  ujung-
ujung plot pada pp plot agak menyimpang dari garis lurus. Bila pola-pola titik yang  terletak  selain  diujung-ujung  plot  masih  berbentuk  linier,  meskipun
ujung-ujung  plot  agak  menyimpang  dari    garis  lurus,  kita  dapat  mengatakan bahwa sebaran data dalam hal ini residual adalah menyebar normal.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendekatan kolmogorv-smirnov
Seringkali  data  keliatan  normal  karena  mengikuti  garis  diagonal.  Padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data
disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan iji kolmogorv smirnov  dengan  melihat  data  residualnya  apakah  berdistribusi  normal  atau
tidak.
2.5.2.  Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang  kuat  kombinasi  linier  diantara  variabel  independen.  Multikolinieritas
dikenalkan oleh Ragnar Frisch 1934. Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi  yang  baik  apabila  model  tersebut  tidak  mengandung  multikolinieritas.
Multikolinearitas  terjadi  karena  adanya  hubungan  yang  kuat  antara  sesama  variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinieritas ditandai dengan:
Variansi besar Interval kepercayaan lebar standard error tidak terhingga
Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1, α = 5, α =
10 Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori estimasi
R
2
sangat tinggi
Ada  banyak  uji  formal  untuk  mendeteksi  keberadaan  multikolinieritas yang  dapat  dilakukan,  tetapi  dalam  tugas  akhir  ini  hanya  akan  diberikan  uji  formal
yang sangat populer, dan tersedia dalam paket program SPSS yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Uji Eigenvalues dan Conditional Index, multikolinieritas ditenggarai ada
di dalam persamaan regresi bila nilai Eigenvalues mendekati nol. Dan jika Conditional  Index  berada  antara  nilai  10  sampai  30  maka  model
mengandung multikolinieritas.
Melihat  nilai  Variance  Inflation  Factor  VIF  dan  Tolerance  TOL.
Multikolinieritas tidak ada jika nilai VIF dan TOL mendekati angka 1.
2.5.3 Uji Heterokedastisitas