Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

(1)

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PERMINTAAN

PRODUK ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

MUINAH 082407007

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN

TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PERMINTAAN PRODUK ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : MUINAH

Nomor Induk Mahasiswa : 082407007 Program studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua Pembimbing

Prof. Dr. Tulus M,Si Dr. Suwarno Ariswoyo, M, Si NIP : 196209011988031002 NIP : 19500321 198003 1 001


(3)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PERMINTAAN PRODUK ASURANSI JIWA

BERSAMA BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

MUINAH 082407007


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena Rahmat dan Kasih Sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi D3 Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penyusunan Tugas Akhir ini disajikan berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan mengenai faktor-faktor penentu tingkat permintaan asuransi, yaitu : tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat pemegang polis pada tahun 2010, dan kemudian penulis lakukan analisis berdasarkan data tersebut.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suwarno Ariswoyo M,Si selaku dosen pembimbing penulis. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara dan Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara serta kepada Seluruh Staf dan Pegawai Asuransi Jiwa Bersama BumiPutera 1912 Kantor wilayah Medan khususnya K‟ Friska.

Tugas akhir ini penulis hadiahkan kepada Ayahanda Muhammad Toha dan Ibunda Badriyah, yang mengizinkan penulis untuk pergi menuntut ilmu dirantau orang demi tercapainya cita-cita. Rasa rindu penulis ucapkan kepada Mukminatun, Khoiri, Fajar dan Zahra yang menjadi teman berantem memenuhi kenangan di istana kecil kami. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Mas Jaka dan seluruh keluarganya yang memenuhi hari-hari penulis selama menyelesaikan pendidikan ini, serta seluruh keluarga besar kos Harmonika 70 tempat penulis tinggal, dan tak lupa kepada Zati. Mimi, Yuni dan seluruh


(5)

teman-teman D3 Statistika 2008 yang telah mewarnai hari-hari penulis menjalani perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penulisan maupun dalam tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya serta dapat memotivasi kita untuk meningkatkan ilmu pengetahuan sebagai bekal dimasa yang akan datang. Amin.

Medan, Juni 2011

Muinah 082407007


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Pembatasan Masalah 4

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian 4

1.4.2. Manfaat Penelitian 5

1.5. Metodologi Penelitian

1.5.1. Sumber Data 5

1.5.2. Definisi Operasional Variabel 7

1.5.3. Analisa dan Evaluasi Data 7

1.6. Tinjauan Pustaka 8

1.7. Sistematika Penulisan 8

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS


(7)

2.2. Uji Koefisien Determinasi 13

2.3. Analisis Regresi Linier Berganda 13

2.4. Uji Persamaan Linier Berganda

2.4.1. Uji t-statistik 15

2.4.2. Uji F-statistik 17

2.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

2.5.1. Uji Multikolinieritas 18

2.5.2. Uji Heterokedastisitas 19

BAB 3 TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET 3.1. Asuransi Sebagai Jasa

3.1.1. Definisi Asuransi 22

3.1.2. Manfaat Asuransi 22

3.2. Sejarah Singkat Perusahaan 24

3.2.1. Struktur Organisasi 28

3.2.2. Uraian Tugas dan Wewenang 29

3.2.3. Visi dan Misi Perusahaan 35

3.2.3.1. Visi AJB Bumiputera 1912 35

3.2.3.2. Misi AJB Bumiputera 1912 35

3.2.3.3. Budaya AJB Bumiputera 1912 35

3.2.3.4. Makna dan Arti Logo AJB Bumiputera 1912 36

3.2.3.5. Bidang Usaha Asuransi 38

3.3. Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa Berencana 39


(8)

4.1. Data Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan dan Tingkat Permintaan pada Asuransi Mitra Beasiswa

Berencana AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan 43 4.2. Analisis Korelasi

4.2.1. Analisis Korelasi Sederhana 48

4.2.2. Analisis Korelasi Berganda 51

4.3. Uji Koefisien Determinasi 52

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda 53

4.5. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda

4.5.1. Uji t-statistik 55

4.5.2. Uji F-statistik 59

4.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

4.6.1. Uji Multikolinieritas 62

4.6.2. Uji Heterokedastisitas 65

Bab 5 Implementasi Sistem

5.1. Pengertian Implementasi Sistem 67

5.2. SPSS

5.2.1. Sejarah SPSS 67

5.2.2. Tipe Data dalam SPSS 69

5.2.3. Langkah-langkah Pengolahan Data dengan SPSS 69

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan 78


(9)

Daftar Pustaka Lampiran


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidak seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan. Resiko dimasa yang akan datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut yaitu perusahaan asuransi.

Dalam pandangan matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.

Perlindungan terhadap risiko yang akan datang tidak terlepas dari keuangan yang dimiliki seseorang serta pemikiran akan kemungkinan – kemungkinan keuangan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Berbagai cara dilakukan orang tua agar anaknya mendapatkan penghidupan yang layak, salah satunya dengan memberikan kesempatan anaknya untuk memperoleh pendidikan. Biaya pendidikan yang semakin meningkat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kelangsungan pendidikan anak. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong orang tua untuk memikirkan kelangsungan pendidikan anaknya.


(11)

Di dalam tugas akhir ini, penulis hanya membahas mengenai asuransi jiwa yang terdapat pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Asper Medan. Karena banyaknya produk dari asuransi jiwa tersebut, maka penulis membatasi pada satu produk yaitu produk Asuransi Pendidikan yang dikenal dengan nama Mitra Beasiswa Berencana.

Masyarakat lebih memilih Mitra Beasiswa Berencana ini dikarenakan produk ini dirancang khusus untuk mengembangkan dana yang dialokasikan untuk biaya pendidikan yang terus melambung tinggi setiap tahunnya. Dan juga memberikan proteksi biaya pendidikan bagi putra-putri tertanggung sesuai dengan program pendidikannya. Pengertian proteksi di sini adalah anak atau ahli waris tertanggung berhak mendapatkan perlindungan dengan tetap menerima dana beasiswa bahkan ketika orang tuanya sebagai pemegang polis meninggal dunia.

Sebagai salah satu lembaga penghimpun dana masyarakat, perusahaan tersebut berusaha memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik bagi pemakai jasanya agar dapat tetap bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis. Nilai-nilai asuransi yang belum memasyarakat di Indonesia dijadikan tantangan oleh AJB Bumi Putera 1912 untuk lebih berperan secara proaktif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya proteksi asuransi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat


(12)

terhadap permintaan asuransi jiwa khususnya asuransi pendidikan yang dilihat dari besarnya premi.

Oleh karena itu penulis mengambil judul : ”Analisis Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Asper Medan”.

1.2. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas dan lebih memudahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju, maka penulis menganalisis permintaan produk asuransi jiwa mitra beasiswa berencana dengan menggunakan data pendapatan dan pendidikan pemegang polis asuransi. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai beikut :

1. Apakah tingkat pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

2. Apakah tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

3. Apakah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat secara bersama berpengaruh terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam tugas akhir ini, penulis membatasi masalah tentang faktor penentu tingkat permintaan pada produk asuransi Mitra Beasiswa Berencana yaitu tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan pemegang polis pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.


(13)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendapatan masyarakat terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

3. Untuk menganalisis pengaruh secara bersama tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel pendapatan dan pendidikan terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumiputera 1912 kantor wilayah Medan.

2. Merupakan ilmu pengetahuan tambahan bagi penulis.

3. Sebagai sarana informasi kepada masyarakat untuk dapat mengetahui peranan asuransi pendidikan.


(14)

4. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan asuransi jiwa umumnya dan AJB Bumiputera 1912 khususnya.

1.5. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga tujuan penelitian diperoleh. Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah penelitian kuantitatif. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai sumber data serta analisa dan evaluasi data.

1.5.1. Sumber Data

Penelitian ini dilakukan di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Asper wilayah Medan di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 138 Medan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari AJB Bumiputera 1912 kantor wilayah Medan yaitu data pendapatan dan pendidikan pemegang polis Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa Berencana yang dianalisis dari Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ). Data yang diperoleh berdasarkan pengambilan sampel dengan populasi sebanyak 9534 orang pemegang polis. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 99 orang yang menjadi pemegang polis Asuransi Mitra Beasiswa Berencana pada AJB Bumi Putera 1912.

Banyakanya sampel dihitung dengan menggunakan rumus Solvin yaitu:

1

2 Nd

N n


(15)

Dimana:

n = Jumlah sampel pemegang polis Mitra Beasiswa Berencana

N = Jumlah populasi pemegang polis Mitra Beasiswa Berencana

d = Presesi (10%)

Dengan rumus demikian maka jumlah sampel pemegang polis Asuransi Pendidikan dalam penelitian ini adalah:

1 1 , 0 9534

9534 2 n

99 96 , 98

n

1.5.2. Defenisi Operasional Variabel

1. Permintaan Asuransi (Y) adalah nilai premi yang dibayar oleh pemegang polis per 3 bulan (Dalam Rupiah).

2. Pendapatan ( 1) adalah penghasilan yang didapat oleh pemegang polis baik itu gaji pokok dan juga di luar gaji pokok (Dalam Rupiah per 3 Bulan).

3. Pendidikan ( 2) adalah jenjang pendidikan terakhir pemegang polis (variabel dummy): D=1 Tamat perguruan tinggi


(16)

1.5.3. Analisa dan Evaluasi Data

Data yang digunakan, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dalam hal ini yang bertindak sebagai variabel dependen adalah variabel tingkat permintaan, sedangkan yang bertindak sebagai variabel independen adalah variabel tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Pengolahan data penelitian ini menggunakan program komputer Microsoft Words 2007, Microsoft Excel 2007, dan SPSS versi 16.

1.6. Tinjauan Pustaka

Teori penunjang yang diguanakan untuk mewujudkan tulisan ini dikutip dari buku Metode Statistika Edisi kelima yang diterbitkan oleh Tarsito Bandung yang mana di dalam buku tersebut disebutkan bahwa persamaan analisis korelasi dan analisis regresi sebagai berikut :

Rumus korelasi ganda : 2

2 2 . 2 1 2 1 2 1 2 1 2 . 1

1

2

x x x x y x y x y x y x y x x

r

r

r

r

r

r

R

Persamaan penduga regresi linier berganda adalah :

n n i

i b X b X

X b a

Yˆ 1 1 2 2 ...

Persamaan penduga regresi linier berganda dengan dua variabel bebas adalah :

2 2 1 1

ˆ a b X b X


(17)

1.7. Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini berisi tentang tinjauan teori untuk diaplikasikan ke dalam pengolahan data yang diperoleh.

BAB 3 : TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET

Dalam bab ini penulis memaparkan sejarah dan struktur organisasi tempat riset, yaitu Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Asper Wilayah Medan.

BAB 4 : ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang penganalisaan dan pengolahan data yang diperoleh hingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.


(18)

Bab ini berisi tentang penggunaan program yang dipakai untuk mengolah data, yaitu program SPSS

BAB 6 : PENUTUP


(19)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi.

Korelasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga

(-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya korelasinya sangat kuat.

Tabel 2.1

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup Kuat

0,200 – 0,399 Lemah


(20)

Analisa korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan dengan variabel terikat (Y). rumus korelasi berganda adalah sebagai berikut :

2 2 2 . 2 1 2 1 2 1 2 1 2 . 1

1

2

x x x x y x y x y x y x y x x

r

r

r

r

r

r

R

2 2 2 1 2 1 1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n rxy

2 2 2 2 2 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n rx y

2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 X X n X X n X X X X n rxx

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut :

Hipotesis :

H0 : Variabel X1 dan X2 berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y

H1 : Variabel X1 dan X2 tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap

variabel Y

Dasar pengambilan keputusan :

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig (0,05 ≤ Sig) maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak signifikan.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dengan nilai probabilitas Sig (0,05 > Sig) maka


(21)

2.2. Uji Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2

berkisar antara 0 sampai 1(0≤R2≤1). Semakin besar nilai R2

, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen.

2.3.Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah analisa regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen atau variabel tak bebas dengan dua atau lebih variabel independen atau variabel bebas. Dimana ada kalanya persamaan regresi tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor dalam menganalisanya, tetapi dapat juga dipengaruhi dua atau lebih faktor yang mempengaruhinya. Maka regresi linier yang mengandung lebih dari satu peubah bebas digunakan regresi linier berganda.

Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu. Tujuan analisa regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan dua variabel atau lebih dan membuat perkiraan nilai Y atas nilai X. regresi linier berganda juga berguna untu mencari pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikatnya, dengan demikian regresi linier


(22)

berganda dapat digunakan untuk penelitian yang menyertakan beberapa variabel sekaligus. Bentuk umum model regresi linier untuk populasi adalah :

n nX X

X

1 1 2 2 ...

Model di atas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila penulis hanya menarik sebagian (berupa sampel) dari populasi acak dan tidak mengetahui regresi populasi perlu diduga berdasarkan model regresi sampel, sebagai berikut :

n n i

i b X b X

X b a

1 1 2 2 ...

Persamaan penduga regresi linier berganda dengan dua variabel bebas adalah :

2 2 1 1

ˆ a b X b X

Y

Dimana;

Yˆ = Besarnya Permintaan Asuransi Mitra Beasiswa Berencana/ Premi (Rupiah) a = Intercept

1

X = Tingkat Pendapatan Masyarakat (Rupiah)

2

X = Tingkat Pendidikan Masyarakat (Variabel Dummy)

2 1,b

b = Koefisien Regresi

= Error

Nilai a,b1 dan b2 akan diperoleh dari tiga persamaan normal berikut :

2

1 b X

X b a n Y 2 1 2 2 1 1 1 1

1Y a X b X b X X

X 2 2 2 2 1 1 2

2Y a X b X X b X

X


(23)

2 2 1

1X b X

b Y a 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 X X X X Y X X X Y X X b 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 X X X X Y X X X Y X X b

2.4. Uji Persamaan Linier Berganda

2.4.1. Uji t-statistik

Uji t-statistik atau t-hitung merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Dengan menganggap variabel independen lainya konstan.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t-hitung = ) ( ) ( i e i b S b b Dimana :

bi = koefisien variabel ke – i b = nilai hipotesis nol


(24)

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut : H0 : bi = b

H1 : bi≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, dan biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y.

Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan t-statistik dengan t-tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :

a. H0 diterima dan H1 ditolak apabila t-hitung ≤ t-tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar (α). Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat, dimana tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan

dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

b. H0 ditolak dan H1 diterima apabila t-hitung > t-tabel dengan tingkat kepercayaan (α). Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan

tingkat kepercayaan sebesar (α).

Ho ditolak Ho diterima

0

t-tabel t-tabel Ho ditolak


(25)

2.4.2. Uji F-statistik

Uji F-statistik atau F-hitung ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel independen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

F-hitung =

) /( ) 1 (

) 1 /(

2 2

k n R

k R

Dimana:

R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel

Gambar 2.2 Kurva Uji F-statistik

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = bn………..bn = 0 (tidak ada pengaruh)

H1 : b1≠ b2 ≠ 0…………bi = 1 (ada pengaruh)

H0 ditolak

H0 diterima

F-tabel 0


(26)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 : b1 = b2 = 0, H0 diterima (F-hitung ≤ F-tabel) artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

H1 : b1≠ b2 ≠ 0, H1 diterima (F-hitung > F-tabel) artinya variabel independen secara bersama sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

2.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

2.5.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara variabel independen. Multikolinieritas dikenalkan oleh Ragnar Frisch (1934). Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinieritas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinieritas ditandai dengan:

Variansi besar

Interval kepercayaan lebar (standard error tidak terhingga)

Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%, α = 10% Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori estimasi


(27)

Ada banyak uji formal untuk mendeteksi keberadaan multikolinieritas yang dapat dilakukan, tetapi dalam tugas akhir ini hanya akan diberikan uji formal yang sangat populer, dan tersedia dalam paket program SPSS yaitu:

Uji Eigenvalues dan Conditional Index, multikolinieritas ditenggarai ada di dalam persamaan regresi bila nilai Eigenvalues mendekati nol. Dan jika

Conditional Index berada antara nilai 10 sampai 30 maka model mengandung

multikolinieritas.

Melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL). Multikolinieritas tidak ada jika nilai VIF dan TOL mendekati angka 1.

2.5.2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu (Error Term) tidak mempunyai varian yang konstan (sama) untuk semua observasi sehingga residual variabel pengganggu tidak bernilai nol atau E i 2 2. Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang

model regresi linier berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa. Heterokedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section yaitu data yang menggambarkan

keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat meyesatkan.

Pengujian untuk mendeteksi heteroskedastisitas melalui metode grafik adalah sebagai berikut : Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana Var (

μ

i2) tidak konstan. Oleh karena itu, bila nilai-nilai

μ

i2


(28)

diplot dengan nilai-nilai variabel bebas akan ditemui suatu pola atau bentuk yang tidak random (pola yang sistematis). Seperti beberapa plot di bawah ini :

Gambar 2.3 Pola Hipotesis Residual

Gambar (a) menunjukkan adanya pola yang sistematik , dimana semakin besar nilai

Ỷ, fluktuasi

μ

i2 semakin besar, gambar (b) menunjukkan adanya trend, dan gambar (c) menunjukkan pola yang mengikuti fungsi logaritma. Pola-pola sistematis ini menunjukkan Var

μ

i2tidak konstan untuk semua nilai Ỷ, atau variannya Heteroskedastis. Sedangkan pada gambar (d), titik-titik pada gambar tersebut tidak mencerminkan suatu pola yang sistematis atau dapat dikatakan random. Dengan kata lain, Var

μ

i2 konstan untuk semua nilai Ỷ, atau variannya Homoskedastis. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:114)

μi2

0 Ỷ

(c)

μi 2

0 Ỷ

(d)

(a) (b)

μi2 μi2


(29)

BAB 3

TINJAUAN UMUM TEMPAT RISET

3.1. Asuransi Sebagai Jasa

3.1.1.Defenisi Asuransi

Istilah Asuransi adalah istilah serapan dari bahasa Belanda assurantie, dalam bahasa Inggris

assurance. Istilah lain berasal dari bahasa Belanda yang artinya sama dengan assurantie

adalah verzekering, dalam bahasa Inggrisnya insurance. Di kalangan perguruan tinggi

hukum, istilah-istilah tersebut diterjemahkan dengan “pertanggungan”. Tetapi di kalangan

dunia usaha digunakan istilah serapan “asuransi”. Sekarang, baik istilah “pertanggungan” maupun “asuransi” dipakai secara resmi dalam perundang-undangan.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246 Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. (Prof.Abdulkadir Muhammad,dkk, 2000:121)

3.1.2. Manfaat Asuransi


(30)

1) Rasa aman dan perlindungan.

Polis asuransi yang dimiliki tertanggung akan memberikan rasa aman dari resiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau resiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi

2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodic dengan memperhatikan secara cermat factor-faktor yang berpebgaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung telah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertanggungan, maka semakin besar pula premi periodic yang harus dibayarkan oleh pihak tertanggung.

3) Polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit. 4) Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan, pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).

5) Alat penyebaran resiko

Resiko yang seharusnya ditangung oleh tertanggung ikut dibebankan juga kepada penanggung dengan imbalan sejimlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

6) Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan resiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan sebagainya).


(31)

3.2. Sejarah Singkat Perusahaan

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 adalah perusahan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama hadir dan tertua. Perusahaan didirikan pada tanggal 12 februari 1912 di Magelang Jawa Tengah, dengan nama “Onderlingen Levensverkering

Maatscappij Persatoen Goeroe-Goeroe Hindia Belanda” atau disingkat O.L Mij.PGHB.

Perusahaan ini di gagas dan didirikan oleh Mas Ngabehi Dwidjosewojo, seorang guru di Yogyakarta yang juga sekertaris Boedi Oetomo sebuah organisasi yang mempelopori gerakan Kebangkitan Nasional. Dua guru lainnya yaitu Mas Karto Hadi Soebroto dan Mas Adimidjojo turut mendirikan perusahaan ini, di bantu juga oleh Direktur dan bendahara guru lainnya R. Soepradmo dan M. Darmowidjojo, kelima pendiri yang juga anggota O.L.Mij.

PGHB ini menjadi pemegang polis yang pertama.

Bumiputera ini memulai usahanya tanpa modal, pembayaran premi pertama oleh kelima tokoh tersebut dianggap sebagai modal awal perusahaan, dengan syarat uang pertanggungan tidak akan dibayarkan kepada ahli waris pemegang polis yang meninggal sebelum berjalan tiga tahun. Para pengurus saat itu juga tidak mengharapkan honor mereka sehingga mereka bekerja dengan sukarela.

Pada mulanya perusahaan hanya melayani para guru sekolah Hindia Belanda, kemudian perusahaan memperluas jaringan pelayanannya ke masyarakat umum, dan mengganti namanya menjadi O.L.Mij Boemi Poetera, yang sekarang dikenal sebagai AJB


(32)

Pada tahun 1912, perusahaan pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1934 perusahaan melebarkan sayapnya dengan membuka beberapa cabang di berbagai kota seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Banjarmasin, dan Ujung Pandang.Dengan semakin berkembangnya AJB Bumiputera 1912, maka pada tahun 1958 secara bertahap kantor pusat dipindahkan ke Jakarta dan pada tahun 1959 secara resmi AJB Bumiputera 1912 berdomisili di Jakarta.

Selama lebih sembilan dasawara, Bumiputera telah berhasil melewati berbagai rintangan yang amat sulit, antara lain pada masa penjajahan, masa revolusi, dan masa-masa krisis ekonomi seperti Sanering di tahun 1965 dan krisis moneter yang dimulai pada pertengahan tahun 1997.

Salah satu kekuatan Bumiputera adalah pada kepemillikandan bentuk perusahaan yang unik, dimana Bumiputera adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang berbentuk

Mutual atau usaha bersama, artinya pemilik perusahaan adalah pemegang polis bukan

pemegang saham. Jadi perusahaan tidak berbentuk PT atau Koperasi. Hal ini di karenakan premi yang diberikan kepada perusahaan sehingga para pemegang polis ikut serta menentukan garis-garis besar haluan perusahaan dan mengangkat direksi, dan ikut serta mengawasi jalannya perusahaan.

Bumiputera 1912 melakukan hubungan internasional dengan rekan-rekan di negara lain. Sekitar 2.900 karyawan, dan 23.000 agen melayani lebih dari 5 juta pemegang polis dan peserta. Pengurus juga mengendalikan kelompok usaha Bumiputera yang terdiri dari anak perusahaan, asosiasi dan penyertaan, antara lain:


(33)

A. Anak perusahaan/Yayasan :

1. PT. Bumida (Bumiputeramuda 1967- Asuransi kerugian) 2. PT. Bank Bumiputera Indonesia (Perbankan)

3. PT. Wisma Bumiputera (Properti)

4. PT. Mardi Mulyo (Penerbitan dan percetakan) 5. PT. Eurasia Wisata (Tour dan Travel)

6. PT. Informatics OASE (Teknologi Informasi)

7. PT. Bumiputera WHMC/Wiyata Hospitality Management Center (Perhotelan : Bumiputera Wiyata Hotel-Depok, Hyatt Regency- Surabaya)

8. PT. Bumiputera Mitrasarana (Jasa Konstruksi) 9. PT. Bumiputera (Securitas)

10.Yayasan Dharma Bumiputera (Pendidikan : STIE Dharma Bumiputera) 11.Yayasan Bumiputera Sejahtera (Pengelola Kesejahteraan Karyawan) 12.Dana Pensiun Bumiputera (Pengelola Dana Pensiun Karyawan)

B. Asosiasi / Penyertaan :

1. PT. Bumiputera BOT Finance (Leasing & Financing) 2. PT. Kyoai Medical Center (Medical Cheeck Up) 3. PT. John Hancok Indonesia

4. PT. Maskapai Reansuransi Indonesia

Di abad ke-21 ini, dalam kiprahnya membangun bangsa di tengah arus globalisasi sekaligus mewujudkan visi dan misi para pendiri AJB Bumiputera 1912. AJB Bumiputera memiliki 21 cabang yang terletak di provinsi Sumatra Utara, diantaranya :


(34)

1. Kabanjahe 2. Balige 3. Sibolga 4. Rantau Prapat 5. Padang Sidempuan 6. Pematang Siantar 7. Medan Serdang 8. Medan Petisah 9. Medan Kesawan 10.Medan Baru 11.Nias

12.Perdagangan 13.Lubuk Pakam 14.Kisaran 15.Tanjung Balai 16.Binjai

17.Simalungun 18.Stabat 19.Pulo Brayan 20.Setia Budi 21.TebingTinggi


(35)

3.2.1. Struktur Organisasi

Agar tujuan suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif perlu suatu sistem dimana perusahaan atau organisasi mengalokasikan tugas dan tanggung jawab berdasarkan jabatan yang dapat dilihat pada struktur organisasinya. Struktur organisasi yang disusun sesuai dengan tujuan organisasi tersebut, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang dimilikinya. Berikut struktur organisasi dari perusahaan AJB Bumiputera 1912 kantor wilayah Medan.

Kepala wilayah

Ka Bag Pemasaran Ka Bag PSDM Ka Bag Adm, Keuangan dan Umum Staf fungsi Mekanisme Dan

SOP Staf Fungsi Diklat Staf Fungsi verifikasi Staf Fungsi Analisa TOA Staf Fungsi

Pemberdayaan SDM

Staf Fungsi klaim Dan Pinjaman Polis

Staf Fungsi I Marketing Staf Fungsi Underwriting DIO/PIO Staf Fungsi Pelayanan &

CS Staf Fungsi konserfasi

Staf Fungsi Teknik komputer & Umum

Staf Fungsi kader Staf fungsi Sekertaris

Staf Fungsi pesuruh Satpam & Supir

Ka Cabang

KUO/SPV Ka Unit Adm & Keu Agen Kasir & Pegawai


(36)

3.2.2. Uraian Tugas dan Wewenang

Deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada AJB Bumiputera 1912 :

A. Kepala Wilayah

Tugas :

1. Menjabarkan strategi bisnis asuransi jiwa menjadi taktik operasional dengan kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal

2. Membangun dan mengembangkan organisasi pemasaran wilayahnya yang mampu mengaplikasikan taktik operasional dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan

3. Membangun dan membina sinergi operasi antar line bisnis

Tanggung jawab :

1. Membangun dan mengembangkan budaya perusahaan yang positif 2. Terjaminnya pelaksanaan mekanisme operasional dengan tertib 3. Menilai dan membina kinerja bawahan

4. Terlaksananya program pengembangan sumber daya manusia 5. Tersusunnya rencana dan program kerja kantor wilayah 6. Tersusunnya taktik operasional yang dapat dilaksanakan 7. Terlaksananya tertib administrasi dan keuangan

B. Sekertaris Kanwil


(37)

1. Surat menyurat kepala wilayah 2. Costumer Service (CS)

3. Remove Email

C. Divisi Pemasaran, terbagi menjadi beberapa sub bagian diantranya : 1. Kabag Pemasaran

Tugas :

1. Menetapkan taktik pemasaran operasional kantor wilayah 2. Menetapkan sasaran pemasaran operasional

3. Mengusulkan kegiatan komunikasi pemasaran di wilayahnya

4. Mengusulkan perjanjian kerjasama penutupan atau kerjasama ke direksi melalui Kepala divisi

5. Mengembangkan jaringan pasar

2. Staf Fungsi Mekanisme dan SOP

Tugas :

1. Pengawasan dan mekanisme kerja 2. Evaluasi kinerja SDM pemasaran 3. Rangking Prestasi KUA/Agen

3. Staf Fungsi Marketing

Tugas :

1. Administrasi pemasaran 2. Penerbitan buletin wilayah


(38)

4. Menghimpun arsip

5. Menerima dan mengarsip surat masuk/ keluar pemasaran

4. Staf Fungsi Pelayanan dan Cs

Tugas :

1. Marketing Intlegent 2. Kehumasan

3. Bedah Produk

4. Maping SDM pemasaran

D. Divisi PSDM (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia),

Terbagi menjadi beberapa sub bagian diantaranya :

1. Kabag PSDM

Tugas :

1. Mengusulkan promosi, mutasi, alih tugas, scoring dan PHK pejabat/pegawai di lingkungannya.

2. Memberikan teguran lisan dan peringatan tertuis kepada sumber daya manusia di unit kerjanya

3. Mengembangkan sumber daya manusia secara terprogram dan terstruktur 4. Menandatangani surat tugas, surat jalan pejabat dan pegawai kantor wilayah 5. Menyetujui atau menolak permohonan cuti pegawai/pejabat

6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan


(39)

2. Staf Fungsi Pemberdayaan SDM

Tugas :

1. Surat menyurat bagian PDSM 2. Menyusun laporan keagenan

3. Menerima kontrak keagenan dari kantor cabang

4. Mengarsip dengan tata tertib dan aman surat perjanjian keagenan dan supervisor 5. Mengirimkan kartu dan sertifikat lisensi ke kantor cabang yang di terbitkan oleh

AJJ ke masing-masing agen dan supervisor

3. Staf Fungsi Diklat

Tugas :

1. Merencanakan pemenuhan kebutuhan agen dan supervisor di kantor cabang 2. Merencanakan dan melaksanakan program perekrutan dan seleksi keagenan

untuk setiap kantor cabang

3. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan agen dan supervisor 4. Melaksanakan pengelola ruang rapat dan pendidikan

5. Menyusun dan melakukan program refresing agen dan supervisor

E. Divisi Administrasi Keuangan dan Umum,

Terbagi menjadi beberapa sub bagian diantaranya :

1. Kabag Adm. Keuangan dan Umum

Tugas :


(40)

2. Mengusulkan penempatan dana di daerah dalam rangka kerja sama dengan lembaga perbankan

3. Mengelola keuangan kantor wilayah

4. Mengusulkan pengeluaran biaya non kontraktual kepada kepala divisi

5. Melakukan pengawasan dan pengendalian keuangan kantor wilayah dan kantor cabang

6. Melakukan pengawasan penyelenggaraan administrasi kantor wilayah dan kantor cabang

7. Melakukan evaluasi kinerja kantor cabang

2. Staf Fungsi Verifikasi

Tugas :

1. Verifikasi administasi pajak untuk wilayah 2. Rekonsiliasi bank

3. Verifikasi biaya non kontraktual

3. Staf Fungsi Klaim dan pinjaman Polis

Tugas :

1. Memproses surat klaim meninggal dunia 2. Klaim penebusan nilai tunai

3. Proses klaim yang habis kontrak 4. Rekonsiliasi Klaim


(41)

Tugas :

1. Mengusulkan permintaan program asuransi jiwa kumpulan non standard

2. Memutuskan dan mengakseptasi permintaan pertanggungan askum sesuai dengan batas wewenangnya

3. Mengusulkan permintaan biaya teknis penutupan program asuransi jiwa kumpulan non standard

4. Merekomendasikan evaluasi produk dan pengembangan produk baru

5. Staf Fungsi Teknik Komputer dan Umum

Tugas :

1. Perbaikan software dan hardware komputer 2. Mengelola investasi perusahaan

6. Staf Fungsi Konservasi dan Perubahan Polis

Tugas :

1. Melaksanakan repulih

2. Koodinasi kebersihan gedung 3. Pelaksanaan DSP, SPAP

7. Staf Fungsi Kasir

Tugas :

1. Sebagai Administrasi melayani transaksi nasabah 2. Mengurus penerimaan dan pengeluaran


(42)

3. Menyusun laporan keuangan wilayah 4. Setoran dan pelaporan pajak

8. Staf Fungsi Sekertariat

Tugas :

3.2.1. Surat menyurat (agenda dan distribusi) 3.2.2. Operator telepon

3.2.3. Visi dan Misi Perusahaan 3.2.3.1. Visi AJB Bumiputera 1912

Adapun Visi perusahaan ini adalah AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.

3.2.3.2. Misi AJB Bumiputera 1912

Misi AJB Bumiputera 191 adalah menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati masyarakat Indonesia, dengan:

a. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan bangsa Indonesia.


(43)

b. Mengembangkan koorporasi dan koperasi yang menetapkan prinsip dasar gotong royong

c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera

d. Mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan sosial

3.2.3.3. Budaya AJB Bumiputera 1912

Budaya AJB Bumiputera 1912 adalah :

B erorientasi pada kepuasan pelanggan U tamakan proses kerja yang benar M enjadi teladan dan panutan

I kut menjaga tradisi kebersamaan didasari rasa memiliki perusahaan P rofitabilitas menjadi sasaran

U let dalam melakukan pekerjaan

T aat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan peraturan perusahaan E fisien dan efektif dalam segala kegiatan

R amah dan tulus ikhlas terhadap rekan kerja A manah dalam mengemban tugas perusahaan

3.2.3.4. Makna dan Arti Logo AJB Bumiputera 1912

Berikut gambar logo dari AJB Bumiputera :


(44)

Gambar 3.2 Logo Bumiputera

Makna dan Arti Logo AJB Bumiputera 1912 :

Tiga unsur logo yang terdapat : Bentuk bulatan, penyanggah dan gunung merupakan perwujudan tiga pendiri Bumiputera yang mengaspirasikan cita-cita Bumiputera yaitu prinsip mutualisme yang berakar pada azas kekeluargaan dan kebersamaan untuk mencapai kesejahteraan.

1. Unsur bulatan :

Menggambarkan bola dunia, yaitu perwujutan dari atmosfir dinamika gerak dan aktifitas Bumiputera yang jangkauannya tidak lagi terbatas pada lingkup nasional melainkan telah meluas ke skala internasional.

Kegiatan Bumiputera yang berlandaskan filosofi dan misi yaitu : mengabdi, melindungi, memajukan dan beritikad turut mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa.


(45)

Menggambarkan kemandirian dan ketangguhan Bumiputera dalam mengembang misi usaha dan cita-cita di dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

3. Unsur Gunung :

Merupakan perwujudan alam semesta beserta isinya dan merupakan penggambaran dari keteguhan tekad untuk meneruskan misi para pendiri guna mensejahterakan bangsa melalui usaha asuransinya.

A. Unsur warna :

Terdiri dari dua warna merah dan biru

Biru adalah : melambangkan kesetiaan AJB Bumiputera terhadap pemegang polis dalam bentuk pelayanan sampai falsafah di Bumiputera sebagai perusahaan yang bentuknya mutual.

Merah adalah : mengandung makna kehangatan dan dinamika usaha Bumiputera dalam mengemban misi perusahaan.

B. Unsur Bentuk Huruf Friz Quadrata :

Mengandung makna tangguh dan mapan sesuai dengan keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan asuransi yang tertua dan terpercaya.


(46)

Dalam setiap produk-produk yang ditawarkan AJB Bumiputera 1912 telah melewati berbagai analisis pasar dimana diharapkan setiap produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan masing-masing masyarakat. Adapun program-program asuransi jiwa yang ditawarkan pada saat ini adalah sebagai berikut:

A. Program-program asuransi jiwa dengan mata uang Rupiah:

1. Asuransi Jiwa Mitra Pelangi 2. Asuransi Jiwa Mitra Melati 3. Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa 4. Asuransi Jiwa Mitra Sehat 5. Asuransi Jiwa Mitra Cerdas 6. Asuransi Jiwa Mitra Permata

B. Program-program asuransi jiwa dengan mata uang standard US Dollar:

1. Asuransi Jiwa Mitra Oetama 2. Asuransi Jiwa Mitra Prima 3. Asuransi Jiwa Mitra Pusaka

Hal yang perlu diketahui masyarakat sebagai calon pemegang polis asuransi jiwa disini ialah:

1. Protection Period (jangka waktu perlindungan)

Menjelaskan lamanya pemberian proteksi yang akan diberikan bagi calon pemegang polis, terhitung sejak penandatanganan kontrak asuransi jiwa.


(47)

Dijelaskan sampai berapa lama pemegang polis harus membayar premi asuransi jiwa atas jenis polis yang dibelinya.

3. Death/Maturity Period (periode masa kontrak)

Dijelaskan manfaat-manfaat apa saja yang akan diterima oleh ahli waris sekiranya tertanggung meninggal dalam masa kontrak asuransi. Demikian pula jika sebaliknya jika tertanggung terus hidup sampai jatuh tempo kontrak asuransi, maka jenis pembayaran apa saja yang akan diterima pemegang polis.

3.3.Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa Berencana

Asuransi jiwa mitra beasiswa ini mulai ada sejak Juni 1989 dengan nama Beasiswa Berencana. Akan tetapi, karena nilai pada tabel premi terlalu rendah dan bunga tetapnya terlalu tinggi sampai mencapai 10% per tahun, maka produk ini dirubah namanya menjadi Mitra Beasiswa Berencana pada Juli 2004 dengan menaikkan nilai pada tabel premi serta menurunkan bunga menjadi 4,5% per tahun.

Mitra Beasiswa Berencana dirancang khusus untuk menjadi mitra belajar bagi anak. Melalui program ini, anak secara teratur akan menerima dana kelangsungan belajar sesuai dengan jenjang pendidikannya. Anak juga berhak mendapatkan perlindungan dengan tetap menerima dana beasiswa bahkan ketika orangtuanya sebagai pemegang polis meninggal dunia. Setiap orang dapat menjadi pemegang polis asuransi ini dengan syarat berumur minimal 21 tahun atau sudah menikah.


(48)

A. Faedah yang diperoleh

1. Jika tertanggung masih hidup atau meninggal dunia dalam masa asuransi, maka kepada pemegang polis atau anak yang ditunjuk dibayarkan Dana Kelangsungan Belajar (DKB) secara bertahap sesuai jenjang usia anak, sebagai berikut:

Tabel 3.1. Dana Kelangsungan Belajar Umur

Anak

Dana Kelangsungan Belajar

4 Thn 6 Thn 12 Thn 15 Thn 18 Thn

1-2 5% UP 10% UP 20% UP 30% UP 100% UP

3-4 - 10% UP 20% UP 30% UP 100% UP

5-10 - - 20% UP 30% UP 100% UP

11-13 - - - 30% UP 100% UP

14-16 - - - - 100% UP

2. Pada saat asuransi berakhir kepada anak yang ditunjuk masih diberikan Dana Beasiswa secara sekaligus atau berkala baik tertanggung hidup atau meninggal. Cara pembayaran Dana Beasiswa secara sekaligus atau berkala dapat dipilih menurut tabel:

Tabel 3.2.Dana Beasiswa Jangka

Waktu

Jumlah Beasiswa Berkala per 1.000 Uang Pertanggungan Tiap Tahun Tiap

Semester

Tiap Triwulan

Tiap Bulanan

1 Tahun 400 205 104 35

2 Tahun 210 107 54 18

3 Tahun 146 75 38 13

4 Tahun 115 59 30 10

5 Tahun 96 49 25 8

1. Bila terjadi risiko meninggal dunia atas diri tertanggung dalam masa asuransi, maka selain pembayaran dana kelangsungan belajar dan beasiswa berkala diatas kepada yang ditunjuk dibayarkan uang pertanggungan klaim meninggal sebesar


(49)

100% Uang Pertanggungan, premium deposit dikembalikan apabila premi

dibayar sekaligus setelah diperhitungkan premi jatuh tempo, polis menjadi bebas premi.

2. Jika anak yang ditunjuk meninggal dunia, dapat ditunjuk penggantinya (anak lain).

3. Diberikan hak Reversionary Bonus yang dibayarkan pada saat: meninggal dunia,

penebusan polis atau habis kontrak.

B. Ketentuan Medis

Mitra Beasiswa dapat diperoleh dengan pemerikasaan dokter (medical) atau tanpa pemeriksaan dokter (non medical), dengan mangacu pada ketentuan yang berlaku. Masa observasi untuk pertanggungan tanpa pemeriksaan dokter (non medical) dikenakan 2 tahun, sehinggal santunan dibayarkan:

Meninggal pada tahun I sebesar 60% Uang Pertanggungan; Meninggal pada tahun II sebesar 80% Uang Pertanggungan;

Meninggal pada tahun III dan seterusnya sebesar 100% Uang Pertanggungan.

C. Pengecualian

Jika tertanggung meninggal karena kecelakaan atau penyakit yang oleh dinas kesehatan setempat dinyatakan sebagai wabah untuk daerah tempat tertanggung meninggal dunia, maka ketentuan masa observasi tanpa pemeriksaan dokter (non medical) dinyatakan tidak berlaku dan uang santunan tetap dibayarkan sebesar 100% Uang Pertanggungan.


(50)

D. Pembayaran pemi terhenti

1. Mitra Beasiswa mempunyai masa leluasa (grace period) pembayaran premi selama 30 (tigapuluh) hari kalender.

2. Polis yang terhenti pembayaran preminya dapat dipulihkan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak polis terhenti pembayaran preminya.

E. Keuntungan Bagi Pemegang Polis

Dengan menjadi pemegang polis asuransi ini maka pemegang polis akan memperoleh beberapa keuntungan yaitu menjamin tersedianya Dana Kelangsungan Belajar (DKB) bagi anak-anak sejak anak masuk sekolah (TK s/d Perguruan Tinggi), menghindari drop out anak akibat ketiadaan biaya pendidikan bila orangtua

meninggal dunia, dapat dijadikan alat motivasi badi orangtua terhadap anaknya dalam belajar/sekolah, dapat melayani pembayaran premi dari triwulan sampai premi tunggal dan sekaligus, risiko dapat diperluas dengan asuransi kecelakaan diri (risiko ABD), guna menjaga kelangsungan pembayaran premi akibat ketidakmampuan bekerja sakit/kecelakaan, polis dapat diperluas dengan weiver premium.


(51)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

4.1. Data Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan dan Tingkat Permintaan pada Asuransi Mitra Beasiswa Berencana AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari AJB Bumiputera 1912 kantor wilayah Medan di Jalan. Sultan Iskandar Muda No. 138 Medan yaitu data tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat permintaan pemegang polis Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa Berencana yang dianalisis dari Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ). Datanya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan dan Tingkat Permintaan Pemegang Polis asuransi Jiwa Mitra Beasiswa Berencana AJB Bumiputera

1912 Kantor Wilayah Medan

No Tingkat Pendapatan (dalam rupiah)

Tingkat Pendidikan

Tingkat Permintaan (dalam rupiah)

1 Rp 11.250.000 1 Rp 576,680

2 Rp 10,000,000 0 Rp 265,590


(52)

No Tingkat Pendapatan (dalam rupiah)

Tingkat Pendidikan

Tingkat Permintaan (dalam rupiah) 4 Rp 6,000,000 0 Rp 479,018 5 Rp 3,750,000 1 Rp 852,540 6 Rp 1,750,000 0 Rp 316,160 7 Rp 6,750,000 0 Rp 333,060 8 Rp 3,000,000 0 Rp 358,800 9 Rp 6,250,000 0 Rp 426,270

10 Rp 11,250,000 1 Rp 466,440

11 Rp 4,000,000 0 Rp 566,280 12 Rp 9,000,000 0 Rp 798,200 13 Rp 7,500,000 0 Rp 352,560 14 Rp 9,000,000 0 Rp 429,390 15 Rp 9,000,000 1 Rp 324,240 16 Rp 9,000,000 0 Rp 321,360 17 Rp 4,500,000 0 Rp 565,760 18 Rp 7,500,000 0 Rp 618,800 19 Rp 9,000,000 0 Rp 462,800 20 Rp 7,500,000 1 Rp 354,120 21 Rp 5,000,000 0 Rp 372,840 22 Rp 6,250,000 0 Rp 383,448 23 Rp 6,250,000 0 Rp 187,850 24 Rp 7,500,000 1 Rp 287,300


(53)

No Tingkat Pendapatan (dalam rupiah)

Tingkat Pendidikan

Tingkat Permintaan (dalam rupiah) 25 Rp 6,250,000 0 Rp 364,260

26 Rp 12,500,000 0 Rp 323,440

27 Rp 6,250,000 0 Rp 577,280 28 Rp 3,000,000 0 Rp 187,750 29 Rp 4,500,000 0 Rp 314,600 30 Rp 4,500,000 0 Rp 158,080 31 Rp 6,250,000 0 Rp 269,360 32 Rp 8,750,000 0 Rp 310,960 33 Rp 4,500,000 0 Rp 352,560 34 Rp 4,500,000 0 Rp 142,090 35 Rp 3,000,000 0 Rp 176,670 36 Rp 7,500,000 1 Rp 655,538 37 Rp 6,250,000 0 Rp 199,550 38 Rp 2,500,000 0 Rp 168,740 39 Rp 2,500,000 0 Rp 174,590 40 Rp 5,500,000 0 Rp 185,130 41 Rp 5,000,000 0 Rp 96,408 42 Rp 7,500,000 0 Rp 617,240 43 Rp 3,750,000 0 Rp 476,020 44 Rp 4,500,000 0 Rp 237,120 45 Rp 9,000,000 0 Rp 706,800


(54)

No Tingkat Pendapatan (dalam rupiah)

Tingkat Pendidikan

Tingkat Permintaan (dalam rupiah) 46 Rp 7,500,000 0 Rp 345,020 47 Rp 6,250,000 0 Rp 167,050

48 Rp 10,000,000 1 Rp 751,400

49 Rp 6,250,000 0 Rp 307,060 50 Rp 6,250,000 0 Rp 232,601 51 Rp 4,500,000 0 Rp 284,700 52 Rp 3,000,000 0 Rp 308,100 53 Rp 7,500,000 0 Rp 306,800

54 Rp 15,000,000 0 Rp 961,740

55 Rp 10,000,000 0 Rp 308,100

56 Rp 7,500,000 0 Rp 497,250 57 Rp 3,000,000 0 Rp 309,400

58 Rp 12,500,000 0 Rp 316,160

59 Rp 7,500,000 0 Rp 363,740 60 Rp 7,500,000 0 Rp 307,320 61 Rp 4,500,000 0 Rp 325,000 62 Rp 3,000,000 0 Rp 328,380 63 Rp 3,000,000 0 Rp 312,260 64 Rp 4,500,000 0 Rp 163,540 65 Rp 4,500,000 0 Rp 282,880 66 Rp 3,750,000 0 Rp 308,620


(55)

No Tingkat Pendapatan (dalam rupiah)

Tingkat Pendidikan

Tingkat Permintaan (dalam rupiah) 67 Rp 3,250,000 0 Rp 186,420 68 Rp 6,250,000 0 Rp 498,680 69 Rp 7,500,000 1 Rp 948,480 70 Rp 6,250,000 1 Rp 310,960 71 Rp 7,500,000 0 Rp 528,840 72 Rp 9,000,000 0 Rp 353,340 73 Rp 6,000,000 1 Rp 427,050 74 Rp 9,000,000 1 Rp 651,560

75 Rp 12,000,000 0 Rp 180,960

76 Rp 10,000,000 0 Rp 179,400

77 Rp 4,500,000 1 Rp 282,620 78 Rp 5,000,000 0 Rp 142,090

79 Rp 15,000,000 0 Rp 708,240

80 Rp 10,000,000 0 Rp 618,800

81 Rp 5,000,000 0 Rp 321,880 82 Rp 6,250,000 0 Rp 307,320 83 Rp 6,250,000 0 Rp 614,120 84 Rp 2,500,000 0 Rp 309,400 85 Rp 5,000,000 0 Rp 157,300 86 Rp 9,000,000 0 Rp 309,400 87 Rp 7,500,000 1 Rp 310,960


(56)

No Tingkat Pendapatan (dalam rupiah)

Tingkat Pendidikan

Tingkat Permintaan (dalam rupiah) 88 Rp 6,250,000 0 Rp 617,556 89 Rp 5,000,000 0 Rp 175,370 90 Rp 6,250,000 0 Rp 175,500

91 Rp 12,500,000 0 Rp 178,750

92 Rp 12,500,000 1 Rp 182,910

93 Rp 12,500,000 1 Rp 357,500

94 Rp 3,250,000 0 Rp 353,340 95 Rp 5,000,000 0 Rp 153,790 96 Rp 5,000,000 0 Rp 365,820 97 Rp 6,000,000 0 Rp 290,940 98 Rp 3,750,000 0 Rp 287,300 99 Rp 6,250,000 1 Rp 323,700 Sumber : AJB Bumiputera 1912 Medan

4.2. Analisis Korelasi

4.2.1. Analisis Korelasi Sederhana

Kegunaan analisis korelasi untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (Xi) dengan variabel terikat (Y). Korelasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya korelasinya sangat kuat.


(57)

2 2 2 1 2 1 1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n rxy

2 2 2 2 2 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n rxy

2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 X X n X X n X X X X n rxx

Dari perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Korelasi Sederhana Tingkat Permintaan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendidikan Tingkat Permintaan Pearson Correlation

1 0,331** 0,265**

Sig. (2-tailed) 0,001 0,008

N 99 99 99

Tingkat Pendapatan

Pearson Correlation

0,331** 1 0,245*

Sig. (2-tailed) 0,001 0,014

N 99 99 99

Tingkat Pendidikan

Pearson Correlation

0,265** 0,245* 1

Sig. (2-tailed) 0,008 0,014

N 99 99 99

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(58)

Penafsiran hasil analisis korelasi antara variabel tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat permintaan adalah sebagai berikut:

1) Korelasi antara tingkat pendapatan dan tingkat permintaan rxy

1

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat pendapatan dan tingkat permintaan rxy

1 = 0,331 yang berarti bahawa hubungan

antara tingkat pendapatan dan tingkat permintaan lemah dan searah. Searah artinya jika tingkat pendapatan tinggi maka peran tingkat permintaan juga tinggi. Korelasi antara dua variabel signifikan karena angka signifikansi 0,001≤ 0,01.

2) Korelasi antara tingkat pendidikan dan tingkat permintaan rx y

2

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat pendidikan dan tingkat permintaan rxy

2 = 0,265 yang berarti bahawa hubungan

antara tingkat pendapatan dan tingkat permintaan lemah dan searah. Searah artinya jika tingkat pendidikan tinggi maka peran tingkat permintaan juga tinggi.

Korelasi antara dua variabel signifikan karena angka signifikansi 0,008≤ 0,01.

3) Korelasi antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan

2 1x

x r

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan

2 1x

x

r = 0,245 yang berarti bahawa hubungan

antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan lemah dan searah. Searah artinya jika tingkat pendapatan tinggi maka peran tingkat pendidikan juga tinggi.


(59)

4.2.2. Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (Xi) atau lebih secara simultan dengan variabel terikat (Y). rumus korelasi berganda adalah sebagai berikut :

2 2 2 . 2 1 2 1 2 1 2 1 2 . 1

1

2

x x x x y x y x y x y x y x x

r

r

r

r

r

r

R

Dari perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Korelasi Berganda

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .382a .146 .128 1.71112E5

a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan b. Dependent Variable: Tingkat Permintaan

Berdasarkan perhitungan nilai di atas diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan secara simultan dan signifikan adalah 0,382 yang berarti bahwa hubungan antara variabel tingkat pendapatan (X1) dan tingkat pendidikan(X2) terhadap tingkat permintaan (Y) adalah lemah dan searah. Searah artinya apabila variabel tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan tinggi maka tingkat permintaan juga tinggi.


(60)

4.3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤R2≤1). Semakin besar nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari kuadrat korelasi berganda antara X1 dan X2 terhadap Y.

Dari tabel 4.3 Korelasi Berganda diperoleh bahwa besarnya angka R square (R2) adalah 0,146, maka :

Koefisien Determinasi (KD) = R2 x 100% = 0,146 x 100% = 14,6%

Maksudnya bahwa pengaruh tingkat pendapatan (X1) dan tingkat pendidikan (X2) terhadap tingkat permintaan (Y) secara gabungan adalah 14,6% sedangkan sisanya sebesar 85,4% (100%-14,6%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas tingkat permintaan yang dapat diterangkan oleh variabel tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan sebesar 14,6% sedangkan pengaruh sebesar 85,4% disebabkan oleh variabel-variabel diluar model ini.


(61)

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi linier berganda Yatas X1,X2,...,Xn akan ditaksir oleh :

n nX b X b X b a

1 1 2 2 ... . Penaksir untuk persamaan regresi linier berganda untuk dua variabel bebas adalah Yˆ a b1X1 b2X2

Tabel 4.4 Koefisien Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 231618.287 43648.006 5.307 .000 Tingkat

Pendapatan

.018 .006 .283 2.909 .004

Tingkat Pendidikan

94693.429 47036.873 .196 2.013 .047

a. Dependent Variable: Tingkat Permintaan

Dari hasil pemrosesan data menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi sebagai berikut :

a = 23618,287

1

b = 0,018

2


(62)

Sehingga persamaan regresi linier bergandanya adalah :

2 1 94693,429

018 , 0 287 , 23618

ˆ X X

Y

Berdasarkan hasil regresi di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu Tingkat Pendapatan (X1), Tingkat Pendidikan (X2) terhadap Tingkat Permintaan asuransi jiwa mitra beasiswa pada AJB Bumiputera 1912 kantor Wilayah Medan sebagai berikut:

1. Tingkat Pendapatan berpengaruh positif terhadap Tingkat Permintaan asuransi jiwa mitra beasiswa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi tingkat pendapatan yaitu sebesar 0,018 Artinya setiap kenaikan pendapatan Rp 1.000,- maka permintaan asuransi jiwa mitra beasiswa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan akan naik sebesar Rp 18,

2. Bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan pemegang polis maka semakin berpengaruh terhadap permintaan asuransi jiwa Mitra Beasiswa pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan.

4.5. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda


(63)

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Dengan menganggap variabel independen lainya konstan atau dapat juga disebut sebagai pengujian secara parsial.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t-hitung =

) (

) (

i e i

b S

b b

Dimana :

bi = koefisien variabel ke – i b = nilai hipotesis nol

Se (bi) = simpangan baku dari variabel independen ke-i

Dari perhitungan SPSS pada Tabel 4.4 Koefisien Regresi, maka kita dapat menentukan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

1. Menentukan hubungan antara tingkat pendapatan (X1) dan tingkat permintaan (Y). Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan linier antara tingkat pendapatan dengan tingkat permintaan.


(64)

H1 : Ada hubungan linier antara tingkat pendapatan dengan tingkat permintaan.

2) Menghitung besarnya angka t-hitung

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh t-hitung sebesar 2,909

3) Menghitung besarnya t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) dengan ketentuan (dk) : n-2 atau 99-n-2= 97. Dari ketentuan tersebut diperoleh t-tabel sebesar 1,999.

4) Menentukan kriteria

Kriteria uji hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t-hitung ≤ t-tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

5) Pengambilan keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 2,909 > t-tabel sebesar 1,999 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linier antara tingkat pendapatan dengan tingkat permintaan. Besarnya pengaruh tingkat pendapatan terhadap tingkat permintaan adalah 0,283 atau 28,3% signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05. Dari kurva juga dapat dilihat bahwa t-hitung berada didaerah H0 ditolak.


(65)

2. Menentukan hubungan antara tingkat pendidikan (X2) dan tingkat permintaan (Y). Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1)Menentukan hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan linier antara tingkat pendidikan dengan tingkat permintaan.

H1 : Ada hubungan linier antara tingkat pendidikan dengan tingkat permintaan.

2) Menghitung besarnya angka t-hitung

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh t-hitung sebesar 2,013

3) Menghitung besarnya t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) dengan ketentuan (dk) : n-2 atau 99-n-2= 97. Dari ketentuan tersebut diperoleh t-tabel sebesar 1,999.

Ho ditolak Ho diterima

0 2,909 -2,909 -1,999 1,999

Ho ditolak


(66)

4) Menentukan kriteria

Kriteria uji hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika t-hitung ≤ t-tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

5) Pengambilan keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 2,013 > t-tabel sebesar 1,999 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan linier antara tingkat pendidikan dengan tingkat permintaan. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan adalah 0,196 atau 19,6% signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi 0,047 yang lebih kecil dari 0,05. Dari kurva juga dapat dilihat bahwa t-hitung berada didaerah H0 ditolak.

4.5.2.Uji F-statistik

Ho ditolak Ho diterima

0 2,013 -2,013 -1,999 1,999

Ho ditolak


(67)

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel independen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

F-hitung = ) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k n R k R Dimana:

R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel

Dari perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 ANOVA

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.795E11 2 2.397E11 8.188 .001a

Residual 2.811E12 96 2.928E10

Total 3.290E12 98

a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan b. Dependent Variable: Tingkat Permintaan

Hipotesis :

H0 : b1 = b2 = bn...bn = 0, Tidak ada hubungan linier antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan.

H1 : b1≠ b2 ≠ 0…bi = 1, Ada hubungan linier antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan.


(68)

Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara antara lain : 1. Membandingkan F-hitung dengan F-tabel

2. Membandingkan angka taraf signifikansi (Sig) hasil perhitungan dengan taraf signifikansi (Sig) 0,05 (5%).

1. Membandingkan F-hitung dengan F tabel

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Menghitung F-hitung

F-hitung dari SPSS yang diperoleh sebesar 8,188

2) Menghitung F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan dengan ketentuan numerator : 3-1 = 2; dan dumerator : 99-(3-1) = 97. Dari ketentuan tersebut diperoleh F-tabel sebesar 3,091.

3) Menentukan kriteria uji hipotesis Kriteria pengujian :

Jika F-hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika F-hitung ≤ F tabel maka H0 diterima danH1 ditolak.


(69)

Dari hasil perhitungan diperoleh angka F-hitung sebesar 8,188 > F tabel sebesar 3,091 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan linier antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan. Dengan demikian model regresi di atas sudah layak untuk digunakan menjelaskan variabel Y. dari kurva juga dapat dilihat bahwa F-hitung berada di daerah penolakan H0.

Gambar 4.3 Kurva Uji F-statistik

2. Membandingkan angka taraf signifikansi (Sig) hasil perhitungan dengan taraf signifikansi (Sig) 0,05 (5%).

Hasil perhitungan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%), kriterianya adalah sebagai berikut :

Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

H0 ditolak

H0 diterima

3,091 0


(70)

Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0,001 ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan linier antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan.

Dapat disimpulkan bahwa antara tingkat pendapatan (X1) dan tingkat pendidikan (X2) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap tingkat permintaan (Y).

4.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

4.6.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terdapat hubungan variabel independen diantara satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel independen. Hal ini dapat diperoleh melalui ketentuan sebagai berikut:

1. Standard error tidak terhingga

Kenyataan : Pada hasil regresi bahwa standard error masing-masing variabel

mempunyai nilai tertentu yaitu 0,006 dan 47036,873.

2. Lebih banyak variabel independen yang tidak signifikan daripada yang signifikan pada t-statistik.

Kenyataan: Pada hasil regresi semua variabel independen signifikan (H1 diterima).


(71)

3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori pada model estimasi Kenyataan: Pada hasil regresi bahwa tanda pada model estimasi tidak mengalami perubahan atau sesuai dengan model estimasi.

4. R2 yang sangat tinggi

Kenyataan: Pada hasil regresi nilai R2 tidak terlalu tinggi.

Multikolinieritas juga dapat dideteksi melalui nilai-nilai Eigenvalues,

Conditional Index (CI), VIF dan TOL. Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Multikolinieritas ditenggarai ada di dalam persamaan regresi bila nilai

Eigenvalues mendekati nol. Jika CI berada antara nilai 10 sampai 30, maka

model mengandung multikolinieritas moderat. Persamaan Regresi mempunyai multikolinieritas yang kuat antar variabel bebasnya bila CI di atas 30.

2. Multikolinieritas tidak ada jika nilai VIF dan TOL mendekati 1.

Untuk pembuktian uji di atas, kita perhatikan output yang dikeluarkan oleh Paket Program SPSS berikut:

Tabel 4.6

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition Index (CI)

Variance Proportions (Constant)

Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendidikan

1 1 2.235 1.000 .03 .03 .07

2 .686 1.805 .03 .02 .90

3 .079 5.319 .94 .96 .03

2 1 1.000 1.000 1.00


(72)

Pertama-tama perhatikan Tabel 4.6 Collinearity Diagnosticsa pada kolom

Dimension, yang perlu dilihat adalah kode „2‟ yang merupakan nilai Eigenvalue

untuk variabel bebas Tingkat Pendapatan dan kode ‟3‟ untuk Tingkat Pendidikan. Terlihat bahwa kedua variabel bebas tersebut mempunyai nilai Eigenvalue yang

mendekati nol. Artinya, terdapat multikolinieritas antara Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan. Akan tetapi bila dilihat nilai CI- nya, ternyata relatif kecil atau di bawah 10.

Untuk itu, maka kita perhatikan nilai VIF dan TOL- nya, sebagaimana tersaji dalam tabel 4.7 Coefficientsa.

Tabel 4.7 Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

TOL VIF

1 Tingkat

Pendapatan .940 1.064

Tingkat

Pendidikan .940 1.064

a. Dependent Variable: Tingkat Permintaan

Terlihat bahwa untuk regresi berganda dengan dua variabel bebas, baik nilai TOL maupun VIF untuk Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan adalah sama. Angka TOL yang didapat sebesar 0,940 angka ini mendekati 1, begitupula dengan nilai VIF- nya sebesar 1,064 yang masih dikatakan mendekati 1. Oleh karena itu, berdasarkan indikator ini, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas, yaitu Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan tidak mempunyai multikolinieritas.


(73)

4.6.2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu (Error Term) tidak mempunyai varian yang konstan (sama) untuk semua observasi sehingga residual variabel pengganggu tidak bernilai nol atau E i 2 2.

Untuk menguji keberadaan heterokedastisitas dilakukan dengan metode grafik yang diperoleh dari output Paket Program SPSS. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana Var (

μ

i2) tidak konstan. Oleh karena itu, bila nilai-nilai

μ

i2 diplot dengan nilai-nilai variabel bebas akan ditemui suatu pola atau bentuk yang tidak random (pola yang sistematis).

Gambar 4.4


(74)

Terlihat bahwa plot pada gambar 4.4 tidak membentuk suatu pola (random). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa residual tidak heteroskedastis atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.


(75)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki. Dalam tahapan implementasi sistem akan dilakukan beberapa hasil desain tertulis ke dalam programming.

Proses pengolahan data dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan salah satu dari perangkat lunak sebagai implementasi sistem, yaitu program SPSS versi 16

for windows untuk memperoleh hasil perhitungannya.

5.2. SPSS

5.2.1. Sejarah SPSS

Pada awalnya, SPSS adalah singkatan dari STATISTICAL PROGRAMING FOR

SOCIAL SCIENCE yang merupakan paket software yang dimanfaatkan untuk

analisis data ilmu-ilmu sosial. SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga mahasiswa Stanford University dan dioperasikan pada computer mainframe. Seiring dalam pengembangan software ini, SPSS telah mampu memproses data statistik pada


(76)

berbagai bidang ilmu, baik social maupun non social, sehingga SPSS mengalami perubahan nama menjadi STATISTICAL PRODUCT and SERVICE SOLUTION.

Sekitar tahun 1984, SPSS/PC+ diluncurkan pertama kali dan sudah dapat dioperasikan dalam PC, namun hanya dapat dioperasikan dalam sistem DOS (Disk Operating System). Software ini baru dapat dioperasikan dalam sistem Windows sejak SPSS versi 5.0 dikeluarkan yaitu sekitar tahun 1992.

Dalam hal pengolahan data, computer memiliki banyak kelebihan dari manusia yaitu kecepatan, ketepatan, dan kehandalan dalam memproses data. dengan adanya perangkat lunak computer, manusia sangat terbantu karena adakalanya data-data yang sangat rumit dan terlalau banyak tidak dapat dikerjakan secara manual atau membutuhkan terlalu banyak waktu dan tenaga untuk mengolah data tersebut. Di samping itu, faktor kesalahan yang dilakukan oleh manusia relatif besar. Dengan adanya perangkat lunak, diharapkan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat waktu serta dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil.

SPSS banyak dipakai dalam berbagai riset pasar, pengendalian dan perbaikan mutu serta riset-riset sains dan banyak digunakan oleh perusahaan untuk membuat dan mendistribusikan informasi hasil pengolahan data statistika untuk berbagai pengambilan keputusan strategis perusahaan.


(77)

5.2.2. Tipe Data dalam SPSS

Pada program SPSS, kita dapat mengelompokkan data dalam dua tipe utama, yaitu data katagorikal dan data numeric. Data katagorikal terdiri dari data nominal dan

data ordinal, sedangkan data numeric terdiri dari data interval dan data rasio.

Data nominal hanya sebatas member label pembeda pada suatu data. sebagai contoh, data jenis kelamin (pria dan wanita), pembagian wilayah berdasarkan mata angin (Utara, Selatan, Timur dan Barat) dan lain-lain. Data ordinal menunjukkan

tingkatan data, namun hanya mengatakan “lebih besar” atau “lebih kecil” tanpa

menjelaskan seberapa besar atau kecil propertinya. Sebagai contoh, data pendapat (sangat setuju, setuju, dan tidak setuju), preferensi (sangat suka, suka, tidak suka dan sangat tidak suka) dan lain-lain.

Data interval memiliki konsep persamaan interval/jarak. Sebagi contoh, pengukuran waktu (waktu antara pukul 07.00-10.00 sama dengan waktu antara pukul 08.00-11.00), dapat juga dilihat dari contoh pengukuran suhu, dan lain-lain. Data rasio mewakili jumlah actual suatu variabel. Data ini berpatokan pada nilai nol sebagai tolak ukur. Sebagi contoh, pengukuran tinggi, berat, jarak dan lain-lain.

5.2.3. Langkah-langkah Pengolahan Data dengan SPSS

Secara umum, ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan SPSS supaya hasil yang diperoleh berdaya guna, yaitu : tahap penyiapan data (yang


(1)

Gambar 5.9 Tampilan jendela pengolahan data korelasi

14.Pada proses pengisian, masukkan data Y, X1, dan X2 ke dalam kolom Variabels kemudian pada kotak Corralations Coefficients pilih Pearson dan pada kotak Test of Significance pilih Two-tailed, sehingga akan muncul tampilannya sebagai berikut :


(2)

15.Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis dan kemudian akan muncul output dari semua yang diperintahkan.


(3)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi data pada bab 5, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat mempunyai hubungan terhadap tingkat permintaan produk asuransi jiwa mitra beasiswa berencana.

2. Besarnya hubungan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan tingkat permintaan produk asuransi jiwa mitra beasiswa berencana sebesar 0,331, sedangkan sumbangan tingkat pendapatan terhadap tingkat permintaan sebesar (0,331)2 x 100% = 10,96%. Artinya variabel tingkat permintaan yang dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pendapatan sebesar 10,96% sedangkan sisanya (100% - 10,96% = 89,04%) dijelaskan oleh faktor lain.

3. Besarnya hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan tingkat permintaan produk asuransi jiwa mitra beasiswa berencana sebesar 0,265, sedangkan sumbangan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan sebesar (0,265)2 x 100% = 7,02%. Artinya variabel tingkat permintaan yang dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pendidikan sebesar 7,02% sedangkan sisanya (100% - 7,02% = 92,98% dijelaskan oleh faktor lain.


(4)

4. Besarnya hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat sebesar 0,245.

5. Besarnya hubungan tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan sebesar 0,382, sedangkan sumbangan tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap tingkat permintaan sebesar (0,382)2 x 100% = 14,6%. Artinya variabel tingkat permintaan yang dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pendapatan tingkat pendidikan sebesar 14,6% sedangkan sisanya (100% - 14,6% = 85,4%) dijelaskan oleh faktor lain.

6. Dari angka-angka yang diperoleh di atas menggambarkan bahwa pengaruh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan tidak cukup besar terhadap tingkat permintaan. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kuat variabel tingkat permintaan.

7. Model persamaan regresi dapat digunakan untuk menjelaskan nilai variabel Y sehingga model tersebut memiliki keberartian/ kelayakan untuk digunakan menjelaskan variabel Y.

6.2. Saran

1. Dalam meningkatkan permintaan produk asuransi mitra beasiswa berencana tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat saja, melainkan ada juga faktor lain seperti jumlah tanggungan orang tua, usia tertanggung dan lainnya. Oleh karena itu diharapkan agar memperhatikan faktor – faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.


(5)

2. Perusahaan-perusahan asuransi jiwa diharapkan dapat lebih memperhatikan dan menggali potensi masyarakat yang sangat besar dalam hal permintaan asuransi jiwa. Salah satu cara adalah berkomunikasi dengan lebih baik yaitu dengan menggunakan kalimat yang lebih dimengerti masyarakat untuk menerangkan pentingnya proteksi terhadap diri mereka agar tidak mengalami kerugian finansial sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk menjadi pemegang polis asuransi jiwa.

3. Kepada masyarakat, penulis menyarankan agar dapat menumbuhkan rasa kesadaran dalam diri masing-masing bahwa betapa pentingnya memiliki polis asuransi jiwa baik asuransi pendidikan maupun jenis produk asuransi jiwa lainnya untuk menjamin/memproteksi/memberi perlindungan terhadap diri sendiri dan keluarga atau ahli waris atas risiko tejadinya kerugian finansial akibat suatu ketidakpastian (kematian). Selain itu juga asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat tabungan bagi keluarga guna menjamin kehidupan dimasa yang akan datang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Herman, 2000, Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara.

Helmi Situmorang, Syafrizal dkk, 2010, Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Medan: USUpress.

Iswardono, 1981, Analisa Regresi dan Korelasi, Yogyakarta: BPFE.

Muhammad, Abdulkadir, dkk, 2000, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung: Citra Aditia Bakti.

Salim, A. Abbas, 1995. Dasar-dasar Asuransi (Principles of Insurance) , Edisi Kedua, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono, jonathan, 2009, Statistik itu Mudah : Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16, Yogyakarta: Andi OFFSET. Sudjana, 1992, Metode Statistika , Edisi Kelima, Bandung: Tarsito.

Sukirno, Sadono, 2000. Mikroekonomi Teori pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yazid, 2003. Pemasaran Jasa; Konsep dan Implementasi, Edisi Kedua, Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII.


Dokumen yang terkait

Anallsis Pengaruh Jumlah Penduduk,Jumlah Penghasilan Dan Biaya Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

2 166 60

Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk Dan Biaya Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

3 75 82

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Sumatera Utara

12 77 120

Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar

1 40 113

Analisis Struktur Organisasi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912

0 36 70

Pengaruh Pemasaran Relasional Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB)Bumiputera 1912 Cabang Medan

1 36 92

Menganalisa Mekanisme Perhitungan Klaim Habis Kontrak Pada Produk Eka Waktu Ideal Di Asuransi Jiwa Bersama (Ajb) Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

7 115 81

PENGARUH ANGGARAN BIAYA TERHADAP EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 MEDAN.

1 4 13

Anallsis Pengaruh Jumlah Penduduk,Jumlah Penghasilan Dan Biaya Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

0 0 14

Anallsis Pengaruh Jumlah Penduduk,Jumlah Penghasilan Dan Biaya Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

0 0 1