Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PERMINTAAN PRODUK ASURANSI JIWA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMI PUTERA

1912 CABANG PEMATANGSIANTAR

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

YENI PUTRIYANTI 060501105

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Yeni Putriyanti NIM : 060501105

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar

Tanggal, ________________

Pembimbing

( Paidi Hidayat, Msi ) NIP. 197509202005011002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

BERITA ACARA UJIAN

Hari :

Tanggal :

Nama : Yeni Putriyanti NIM : 060501105

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar Ketua Departemen Pembimbing Skripsi

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) (Paidi Hidayat, MSi) NIP. 195304081998021001 NIP.197509202005011002

Penguji I Penguji II

(Drs. Raina Linda Sari, Msi) (Drs. Rujiman, MA) NIP. 196309071988032002 NIP. 195104211982031002


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Yeni Putriyanti

NIM : 060501105

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar

Tanggal, ________________ Ketua Departemen

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) NIP. 195304081998021001

Tanggal, ________________ Dekan

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 131 285 985


(5)

ABSTRACT

The title of this research is " Analysis Influence Rate of Earnings and Rate of Education of People to Demand of Life Insurance Product At Mutual Life Insurance Bumiputera 1912 Branch of Pematangsiantar". This Research uses 60 policy holder of Mitra Beasiswa Life Insurance as samples. The object of this research is to know influence of earnings and education to demand of Life Insurance Product At Mutual Life Insurance Bumiputera 1912 Branch of Pematangsiantar.

This research uses linear regression analysis model, existing data processed by using computer program of SPSS 16. Results of hypothesis show increasingly earnings and education cause increase demand of life insurance product at Mutual Life Insurance Bumiputera 1912 Branch of Pematangsiantar.

Given the relation among variables, Ordinary Least Square methode used to estimate. Results of estimation show earnings and education significance to demand of life insurance product.


(6)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar”. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 orang pemegang polis asuransi jiwa mitra beasiswa berencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar.

Penelitian ini menggunkan model analisis regresi linier, data yang ada diproses dengan menggunakan program komputer SPSS 16. Hasil hipotesis menunjukkan semakin tinggi tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan, maka permintaan produk asuransi jiwa pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar akan semakin tinggi.

Dengan mengetahui hubungan diantara variabel-variabel, kaedah Ordinary Least Square digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi menunjukkan tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap permintaan produk asuransi jiwa.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu pelaksanaan akademis untuk memenuhi syarat perkuliahan di jenjang studi strata – 1 dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini, disebabkan keterbatasan penulis. Untuk itu penulis memohon maaf, kritik serta saran yang membangun dari seluruh pihak untuk membantu dan memotivasi penulis agar lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta sumbangsih wawasan dan pemikiran bagi seluruh pihak yang membacanya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu secara moril dan materil dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yaitu:

1. Kepada orang tua penulis, Bapak Samin dan Ibu Rasni atas cinta, kasih sayang, doa, serta dukungan moril dan materil yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Paidi Hidayat, MSi selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, memberikan saran dan petunjuk yang sangat berarti bagi penulis.

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari, MSi selaku dosen penguji I yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Rujiman, MA selaku dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Irsyad Lubis, SE, MSoc.Sc, Ph.D selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Ibu Dra. T. Diana Bakti, MSi selaku dosen wali, yang sudah membantu, membimbing, mengarahkan, dan membuka wawasan penulis selama mengikuti perkuliahan.

9. Seluruh staf pengajar (dosen) Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan pendidikan yang sangat berguna bagi penulis yang dapat digunakan pada masa yang akan datang serta seluruh karyawan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani perkuliahan.

10. Seluruh staf dan karyawan AJB Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.


(9)

12. Sahabat-sahabat penulis, Desi, Titah, Eka, Nurul, Yesi, Friska, dan Wirda atas kasih sayang, doa, semangat yang telah diberikan kepada penulis dan telah menemani hari-hari penulis selama berada pada bangku kuliah serta banyak membantu penulis baik dalam penyusunan skripsi maupun dalam perkuliahan dan teman-teman Departemen Ekonomi Pembangunan khusus stambuk 2006 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan warna, kebersamaan dan kenangan pada penulis.

13. Kepada Seluruh pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, Februari 2010 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Hipotesis ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Permintaan ... 8

2.1.1. Pengertian Permintaan ... 8

2.1.2. Faktor Penentu Permintaan ... 9

2.1.3. Perubahan Permintaan ... 13

2.2. Asuransi ... 15

2.2.1. Defenisi Asuransi ... 15

2.2.2. Prinsip-Prinsip Asuransi ... 16

2.2.3. Unsur-Unsur Asuransi ... 19

2.2.4. Manfaat Asuransi ……… 24

2.2.5. Jenis-jenis Asuransi ……… 26


(11)

2.4. Pendidikan ... 31

2.5. Penelitian Terdahulu ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 37

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel ... 37

3.3. Jenis Variabel ... 38

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 39

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6. Pengolahan Data ... 40

3.7. Analisa Data ……… 40

3.7.1. Model Analisa Data ... 41

3.7.2. Uji Kesesuaian (Test Of Goodness of Fit) ... 42

3.7.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R-square) ………… 42

3.7.2.2. Uji t-statistik ... 42

3.7.2.3. Uji F-statistik ... 44

3.7.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 45

3.7.3.1. Uji Multikolinieritas ... 45

3.7.3.2. Uji Heterokedastisitas ... 46

3.7.3.3. Uji Normalitas ... 47

3.8. Defenisi Operasional ... 48

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum AJB Bumiputera 1912 ... 49

4.1.1. Sejarah Berdirinya Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 ... 49

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 51

4.1.3. Mekanisme Kerja Perusahaan ... 53

4.1.4. Bidang Usaha Asuransi ... 54

4.1.5. Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa Berencana ... 55

4.2. Analisis dan Hasil Pembahasan ... 58


(12)

4.4. Analisis Permintaan Asuransi Jiwa Mitra Beasiswa ... 65

4.4.1. Hasil Estimasi Model ... 65

4.4.2. Interpretasi Model ... 66

4.4.3. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 67

4.4.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Permintaan Barang 11

4.1. Dana Kelangsungan Belajar 56

4.2. Dana Beasiswa 56

4.3. Tingkat Pendapatan Pemegang Polis 58

4.4. Pekerjaan Pemegang Polis 59

4.5. Tingkat Pendidikan Pemegang Polis 60

4.6. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Menjadi Pemegang Polis pada AJB Bumi Putera

1912 Cabang Pematangsiantar 61

4.7. Pemilihan Produk Asuransi Jiwa yang Ditawarkan

AJB Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar 62 4.8. Masa Kontrak yang telah Dilalui Pemegang Polis

Mitra Beasiswa Berencana, AJB Bumi Putera 1912 Cabang

Pematangsiantar 63

4.9. Frekuensi Penerimaan Klaim selama Masa Kontrak 64

4.10. Hasil Regresi Linier Berganda 66

4.11. Collinearity Diagnosticsa 72


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Jumlah Pemegang Polis Mitra Beasiswa Berencana,

AJB Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar 4

2.1. Kurva Permintaan Barang dan Harga 12

2.2. Kurva Perubahan Jumlah yang Diminta 13

2.3. Pergeseran Kurva Permintaan 14

3.1. Kurva Uji t-Statistik 43

3.2. Kurva Uji F-Statistik 44

3.3. Plot Hipotesis Residual 47

4.1. Struktur Organisasi AJB Bumi Putera 1912 Cab Pematangsiantar 52 4.2. Uji t-Statistik Tingkat Pendapatan 68

4.3. Uji t-Statistik Tingkat Pendidikan 69

4.4. Uji F-Statistik 70

4.5. Scatterplot Uji Heteroskedastis 73

4.6. Histogram Uji Normalitas 74


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Regresi Lampiran 2 Model Summaryb

ANOVAb Lampiran 3 Coefficientsa

Collinearity Diagnosticsa Lampiran 4 Residuals Statisticsa

Histogram

Lampiran 5 Normal P-P Plot or Regression Standardized Residual Lampiran 6 Scatterplot

Lampiran 7 Data-Data Pemegang Polis Lampiran 8 Kuesioner Penelitian


(16)

ABSTRACT

The title of this research is " Analysis Influence Rate of Earnings and Rate of Education of People to Demand of Life Insurance Product At Mutual Life Insurance Bumiputera 1912 Branch of Pematangsiantar". This Research uses 60 policy holder of Mitra Beasiswa Life Insurance as samples. The object of this research is to know influence of earnings and education to demand of Life Insurance Product At Mutual Life Insurance Bumiputera 1912 Branch of Pematangsiantar.

This research uses linear regression analysis model, existing data processed by using computer program of SPSS 16. Results of hypothesis show increasingly earnings and education cause increase demand of life insurance product at Mutual Life Insurance Bumiputera 1912 Branch of Pematangsiantar.

Given the relation among variables, Ordinary Least Square methode used to estimate. Results of estimation show earnings and education significance to demand of life insurance product.


(17)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar”. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 60 orang pemegang polis asuransi jiwa mitra beasiswa berencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar.

Penelitian ini menggunkan model analisis regresi linier, data yang ada diproses dengan menggunakan program komputer SPSS 16. Hasil hipotesis menunjukkan semakin tinggi tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan, maka permintaan produk asuransi jiwa pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar akan semakin tinggi.

Dengan mengetahui hubungan diantara variabel-variabel, kaedah Ordinary Least Square digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi menunjukkan tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap permintaan produk asuransi jiwa.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Krisis keuangan global yang berpusat di Amerika Serikat pada tahun 2008, telah memberi dampak negatif terhadap industri pasar modal nasional. Hal ini ditandai dengan menurunnya indeks harga saham. Industri pembiayaan atau

multifinance juga menderita karena kenaikan suku bunga dan tingginya yieldobligasi

yang membuat permintaan pinjaman menurun dan meningkatnya kredit bermasalah. Industri perbankan pun bernasib sama. Ketatnya likuiditas saat ini membuat transaksi pinjaman uang antarbank mengalami kemacetan sehingga penyaluran kredit mengalami kontraksi secara drastis.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah sedang menggalakkan pembangunan infrastruktur. Besarnya dana yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek infrastruktur tersebut, mencapai US$ 140 miliar dalam 5 tahun ke depan. Kalangan perbankan yang diharapkan dapat membantu membiayai proyek infrastruktur tersebut tidak mampu berbuat banyak. Banyak kalangan praktisi perbankan mengkhawatirkan terjadinya mismatch apabila perbankan dipaksa untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang merupakan proyek jangka panjang, padahal hampir 90% dana pihak ketiga perbankan merupakan dana jangka pendek.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah mengambil langkah untuk memperkuat sistem keuangan nasional, salah satunya adalah dengan memperkuat industri asuransi. Mengapa pemerintah memilih industri asuransi? Sebab asuransi


(19)

berbeda dengan lembaga keuangan lain yang kerap kali hanya mendapat petaka jika terjadi krisis, industri asuransi justru bisa memperoleh berkah dari krisis. Ini karena bisnis asuransi adalah bisnis risiko dan proteksi.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Evelina Pietruschka mengatakan, dalam situasi ketidakpastian seperti saat ini, kinerja industri asuransi justru semakin dinamis. Tak hanya kesadaran masyarakat terhadap asuransi meningkat, tetapi juga peran asuransi dalam menyelamatkan dan mendorong perekonomian juga menjadi dominan. (Sumber:

Banyak orang dan perusahaan khawatir dengan ketidakpastian kondisi perekonomian pada tahun-tahun mendatang, salah satunya adalah kemungkinan melemahnya pertumbuhan ekonomi yang biasanya berujung pada pengurangan karyawan di banyak perusahaan. Belum lagi jika memperhitungkan dampak memburuknya kondisi perekonomian terhadap meningkatnya gejolak sosial seperti huru-hara yang bisa mengakibatkan rusaknya properti, seperti bangunan dan kendaraan bermotor. Di tengah kekhawatiran ini, orang akan mengandalkan asuransi untuk melindungi properti-properti mereka.

Peran penting asuransi adalah pembayaran klaimnya. Pembayaran klaim akan menolong perusahaan yang merugi dari kebangkrutan sehingga perusahaan tetap bisa beroperasi. Ujungnya, roda perekonomian akan tetap meningkat.

Resiko yang dihadapi oleh perseorangan maupun perusahaan bermacam-macam, seperti resiko kecelakaan, kematian, kerugian, kebakaran, kegagalan suatu kegiatan dan lain-lain. Berdasarkan Undang-Undang No.2 tahun 1992 tentang Perasuransian, terdapat berbagai jenis perusahaan asuransi, seperti (1) asuransi


(20)

kerugian (non life insurance); (2) asuransi jiwa (life insurance); (3) reasuransi (reinsurance). Tiap-tiap jenis asuransi tersebut mempunyai spesialisasi di bidangnya masing-masing. (Kasmir, 2004:278)

Berbeda dengan jenis asuransi lainnya, asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kinerja asuransi jiwa nasional pada triwulan III 2009, mencatat pendapatan premi sebesar Rp 61,95 triliun atau naik 69,28% dibandingkan total pendapatan pada periode yang sama tahun 2008 sebesar Rp 36,6 triliun. Data ini bersumber dari 50 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang tergabung di dalam anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). (Sumber: economy.okezone.com)

Dari perolehan premi brutonya, asuransi jiwa tumbuh secara konsiten. Dari total perolehan premi bruto tersebut, 69% dikuasai oleh sepuluh perusahaan asuransi jiwa terbesar. Sepuluh besar ini didominasi oleh perusahaan asuransi jiwa joint venture yang dikenal memiliki modal dan dukungan teknologi informasi yang kuat. Penguasa pasar saat ini adalah AJB Bumiputera, yaitu merupakan perusahaan lokal berbentuk mutual life yang menguasai 12,08%. Peringkat keduanya dipegang oleh Prudential Life Assurance dengan menguasai 9,62% premi bruto, disusul oleh AIG Life sebesar 8,98%, Asuransi Jiwasraya sebesar 7,66%, Indolife Pensiontama sebesar 6,49%, Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sebesar 6,33%, Asuransi Jiwa Megalife sebesar 4,84%, Asuransi Allianz Life Indonesia sebesar 4,76%, Asuransi Jiwa Sinarmas sebesar 4,53%, Panin Life sebesar 4,26%, dan 30,46% dikuasai oleh asuransi jiwa lainnya. (Sumber:


(21)

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 sukses meningkatkan total pendapatan premi perusahaan sampai Rp 4,5 triliun pada tahun 2009, jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar Rp 2,4 triliun dan tahun 2007 sebesar Rp 2,1 triliun. (Sumber

Di dalam skripsi ini, penulis hanya membahas mengenai asuransi jiwa yang terdapat pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 cabang Pematangsiantar. Karena banyaknya produk dari asuransi jiwa tersebut, maka penulis membatasi pada satu produk yaitu asuransi pendidikan yang dikenal dengan nama Mitra Beasiswa Berencana.

Dari sekitar 3000 nasabah, 2000 orang tercatat sebagai pemegang Polis Mitra Beasiswa Berencana. Jumlah pemegang Polis Mitra Beasiswa Berencana ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Desember 2007, jumlah pemegang Polis Mitra Beasiswa Berencana adalah 704 orang. Desember 2008 jumlahnya menjadi 1244 orang mengalami penambahan sebanyak 540 orang dari tahun 2007. Desember 2009 jumlah pemegang polis ini mencapai 2000 orang, mengalami penambahan sebanyak 756 orang dari tahun 2008.


(22)

704

1244

2000

0 500 1000 1500 2000

pemegang polis

Jumlah Pemegang Polis Mitra Beasiswa Berencana AJB Bumi Putera 1912

Cabang Pematangsiantar

2007 2008 2009

Tahun

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Pemegang Polis Asuransi Mitra Beasiswa Berencana Bumi

Putera 1912Cabang Pematangsiantar

Masyarakat lebih memilih Mitra Beasiswa Berencana ini dikarenakan produk ini dirancang khusus untuk mengembangkan dana yang dialokasikan untuk biaya pendidikan yang terus melambung tinggi setiap tahunnya. Dan juga memberikan proteksi biaya pendidikan bagi putra-putri tertanggung sesuai dengan program pendidikannya. Pengertian proteksi di sini adalah anak atau ahli waris tertanggung berhak mendapatkan perlindungan dengan tetap menerima dana beasiswa bahkan ketika orang tuanya sebagai pemegang polis meninggal dunia.

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia berasuransi masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan kondisi di negara lain. Hanya sekitar 5 juta orang dari 220 juta jiwa penduduk Indonesia yang saat ini tercatat sebagai pemegang polis asuransi secara individual. Itu pun ada beberapa orang yang memiliki polis lebih dari satu.


(23)

Banyak faktor penyebab terjadinya kondisi demikian. Tingkat kesejahteraan masyarakat, diukur dengan pendapatan per kapita yang masih rendah, mungkin bisa dikatakan penyebab utama. Faktor lainnya adalah tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, ditambah lagi kapasitas dunia usaha asuransi yang masih tergolong rendah sehingga upaya melakukan edukasi (pendidikan) kepada publik masih terbatas. Padahal, edukasi itulah yang sangat penting untuk meningkatkan kesadaran, paling tidak pemahaman masyarakat akan pentingnya berasuransi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat terhadap permintaan asuransi jiwa khususnya asuransi pendidikan yang dilihat dari besarnya premi. Oleh karena itu, peneliti memberikan judul: “Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa, Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan urutan yang disampaikan dalam latar belakang, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah tingkat pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumi Putera 1912 , cabang Pematangsiantar.

2. Apakah tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar.


(24)

1.3Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang ada. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang ada bukan berarti jawaban akhir, namun menjadi kesimpulan sementara yang harus diuji kebanarannya.

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat pendapatan masyarakat berpengaruh positif terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar.

2. Tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh positif terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendapatan masyarakat terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumi Putera 1912 , cabang Pematangsiantar.

2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumi Putera 1912 , cabang Pematangsiantar.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel pendapatan dan pendidikan terhadap permintaan produk asuransi jiwa pada AJB Bumi Putra 1912, cabang Pematangsiantar.


(25)

2. Merupakan ilmu pengetahuan tambahan bagi penulis.

3. Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya mahasiswa/i Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

4. Sebagai sarana informasi kepada masyarakat untuk dapat mengetahui peranan asuransi pendidikan.

5. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan asuransi jiwa umumnya dan AJB Bumi Putra 1912 khususnya.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TEORI PERMINTAAN 2.1.1. Pengertian Permintaan

Menurut pengertian sehari-hari, permintaan diartikan secara absolut yaitu jumlah barang yang dibutuhkan. Jalan pikiran ini berangkat dari titik tolak bahwa manusia mempunyai kebutuhan. Atas dasar kebutuhan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang.

Sepintas lalu, pengertian ini tidak menimbulkan masalah, akan tetapi bila kita pikirkan lebih jauh dalam dunia nyata, barang di pasar mempunyai harga. Dengan kata lain permintaan baru mempunyai arti apabila didukung oleh tenaga beli peminta barang. Permintaan yang didukung oleh tenaga beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang hanya didasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau potensial.

Pengertian permintaan dari kacamata ilmu ekonomi yaitu berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Defenisi ini menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta. (Tati Suhartati dan Joesron Fathurrozi, 2003:12)


(27)

2.1.2. Faktor Penentu Permintaan

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah:

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. (Mandala Manurung, 2004:55)

2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut

• barang pengganti (barang substitusi) sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan atau penurunan dan sebaliknya.

• barang pelengkap (barang komplementer), kenaikan atau penurunan permintaan terhadap barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang dilengkapinya.

• barang netral, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tidak akan mempengaruhi permintaan barang lainnya.

3. Pendapatan rata-rata masyarakat dan rumah tangga

Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan permintaan berbagai jenis barang.


(28)

Cita rasa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang.

5. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan.

6. Ramalan mengenai keadaan di masa mendatang

Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan pada masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan para konsumen bahwa harga-harga akan menjadi bertambah tinggi pada masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini, untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang. Sebaliknya, ramalan bahwa lowongan kerja akan bertambah sukar diperoleh dan kegiatan ekonomi akan mengalami resesi, akan mendorong orang lebih berhemat dalam pengeluarannya dan mengurangi permintaan. (Sadono Sukirno, 2005:80)

Adalah sangat sukar untuk menganalisa sekaligus pengaruh berbagai faktor tersebut terhadap permintaan suatu barang. Oleh sebab itu dalam membicarakan teori permintaan, para ahli ekonomi membuat analisis yang lebih sederhana, dengan menganggap permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri. Sadono Sukirno menganalisa mengenai hubungan antar jumlah permintaan


(29)

suatu barang dengan harga barang tersebut. Adapun dalam analisa tersebut diasumsikan bahwa “faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, ceteris paribus”.

Secara matematis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dituliskan dalam persamaan yang dikenal dengan fungsi permintaan:

QD= f(Pq,Py,Y,T,C,Ed…) Dimana:

QD= kuantitas permintaan Pq = harga barang itu sendiri Py = harga barang lain

Y = pendapatan rata-rata masyarakat dan rumah tangga T = cita rasa masyarakat

C = jumlah penduduk

Ed = ramalan mengenai keadaan di masa mendatang

Hal ini disajikan dalam tabel permintaan di bawah, yang menunjukkan adanya hubungan antara harga dan jumlah barang yang akan dibeli.

Tabel 2.1 : Permintaan barang X

Jenis barang Harga per unit (P) Jumlah yang diminta (Q)

A 10 1

B 9 2

C 8 3

D 7 4

E 6 5

F 5 6

G 4 7

Sumber : Pengantar Teori Mikroekonomi, Sadono Sukirno

Pada setiap harga pasar, pada suatu waktu tertentu akan terdapat sejumlah barang yang hendak dibeli para pembeli. Pada harga yang lebih rendah jumlah barang


(30)

yang diminta bertambah, demikian sebaliknya pada harga yang lebih tinggi jumlah yang akan diminta berkurang. Berdasarkan tabel tersebut kita dapat menentukan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.

Dari daftar permintaan tabel atas barang X dengan tingkat harga yang berbeda menghasilkan kombinasi tingkat permintaan dan hubungannya dengan tingkat harga sehingga dapat dibuat sebuah kurva permintaan sebagai berikut:

Kurva 2.1 Permintaan Barang dan Harga

Kurva di atas memperlihatkan bahwa permintaan berbentuk garis lurus yang miring dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping to the right) atau mempunyai lereng (slope) yang negatif. Hal ini sangat erat kaitannya dengan hubungan antara jumlah dan harga yang bersifat berbanding terbalik atau mempunyai arah yang berlawanan. Q naik apabila P turun. Sifat dari permintaan ini disebut Hukum Permintaan .

Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: “makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang, maka makin

2 4 6 8 10 12

0

2 4 6 8

Kurva Permintaan

D

P

Q


(31)

sedikit permintaan terhadap barang tersebut, faktor-faktor lain dianggap tetap, ceteris paribus”.(Sadono Sukirno, 2005:76)

2.1.3 Perubahan Permintaan

Ada suatu hal yang penting sekali untuk diperhatikan dalam perubahan permintaan yaitu perbedaan antara istilah permintaan dan jumlah yang diminta. Hal ini sering sekali menimbulkan kesalahpahaman, sebab kebanyakan orang menganggapnya sama. Sampai saat ini masih ada yang mengatakan ”bahwa naiknya harga sesuatu barang akan menurunkan permintaan akan barang itu” pernyataan itu salah, sebab dalam hal ini bukan permintaan (demand) berubah atau turun, tetapi adalah jumlah yang diminta (quantity demanded). Ada perbedaan yang jelas antara kedua istilah ini, timbul karena adanya perbedaan pengertian masalah perubahan atau gerakan kurva permintaan.

Perubahan permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian: 1. Gerakan sepanjang kurva permintaan (shift a long demand curve) 2. Gerakan seluruh kurva permintaan (shift of the demand curve)

Hal yang pertama menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang diminta sedangkan hal yang kedua menyebabkan terjadinya perubahan permintaan. Kondisi ini dapat dilihat pada kurva di bawah ini berikut:


(32)

Kurva 2.2 Perubahan Jumlah Yang Diminta

Kurva 2.2 menunjukkan perubahan permintaan sepanjang kurva. Terjadi bila harga barang atau jasa yang diminta berubah naik atau turun. Penurunan harga tersebut akan menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga barang atau jasa tersebut akan mengurangi jumlah yang diminta.

Kurva 2.3 Pergeseran Kurva Permintaan

Kurva 2.3 menunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh

faktor-P

P’

P”

P

Q

Dt

Dt

D

D

Qt Q Qn

0

Dn

Dn Kurva Permintaan

D

Q

Q’

D


(33)

faktor selain harga barang atau jasa tersebut. Permintaan bisa naik (kurva permintaan bergeser ke kanan menjadi Dn Dn) dan bisa juga turun (kurva permintan bergeser ke kiri Dt Dt). Pada gambar di atas jelas sekali terjadi adanya pergeseran kurva permintaan, yang disebut perubahan permintaan. (Sugiarto, dkk, 2000:34-35)

Ada banyak sebab mengapa kurva permintaan bergeser yakni: 1. tingkat pendapatan masyarakat (income)

2. citarasa atau selera masyarakat (taste)

3. harga barang lain khususnya harga barang-barang perlengkapan dan harga barang pengganti (price of related comodities)

Jadi dapat diambil suatu asumsi mengenai apa yang dimaksud dengan kenaikan dan penurunan permintaan, yaitu :

1. Permintaan dikatakan naik jika:

• Orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah yang lebih banyak sekalipun harga barang itu tetap tak berubah.

• Orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu sudah naik.

2. Permintaan dikatakan turun jika:

• Orang akan membeli jumlah yang lebih sedikit walaupun harganya tidak berubah.

• Orang akan membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu sudah turun.

Sehubungan dengan adanya perbedaan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel, maka pernyataan perubahan permintaan maupun jumlah


(34)

permintaan di atas berada dalam keadaan cateris paribus, yang berarti semua hal lain tetap.

2.2. ASURANSI 2.2.1. Defenisi Asuransi

Istilah Asuransi adalah istilah serapan dari bahasa Belanda assurantie, dalam bahasa Inggris assurance. Istilah lain berasal dari bahasa Belanda yang artinya sama dengan assurantie adalah verzekering, dalam bahasa Inggrisnya insurance. Di kalangan perguruan tinggi hukum, istilah-istilah tersebut diterjemahkan dengan “pertanggungan”. Tetapi di kalangan dunia usaha digunakan istilah serapan “asuransi”. Sekarang, baik istilah “pertanggungan” maupun “asuransi” dipakai secara resmi dalam perundang-undangan.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246 Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. (Prof.Abdulkadir Muhammad,dkk, 2000:121)

Menurut Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1992, Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapakan, atau akan diderita tertanggung, yang


(35)

timbul dari suatu peristiwa yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. (Frianto Pandia,S.E, dkk, 2005:135)

2.2.2. Prinsip-Prinsip Asuransi

Agar usaha asuransi tidak menjadi spekulatif, ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi:

a) Insurable Interest

Insurable Interest maksudnya dapat dibuktikan secara hukum adanya hubungan antara pihak tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Sebuah mobil yang dipertanggungkan harus dapat dibuktikan secara hukum mempunyai hubungan yang sah secara hukum dengan pihak tertanggung. Hubungan yang paling kuat antara keduanya adalah kepemilikan. Artinya pihak tertanggung secara hukum dapat membuktikan sebagai pemilik mobil yang diasuransikan. b) Unmost Good Faith

Unmost good Faith berkaitan dengan kewajiban pihak penanggung dan tertanggung untuk menyampaikan informasi-informasi yang benar dan akurat tentang hal-hal yang terkait dengan atau memengaruhi pengambilan keputusan asuransi. Kepatuhan kepada prinsip ini menunjukkan itikad baik kedua pihak. Kewajiban memberikan informasi ini disebut duty of disclosure. Beberapa hal berikut adalah bentuk-bentuk pelanggaran terhadap prinsip ini:

1) Non Disclosure, tidak diungkapkannya suatu informasi karena tidak mengetahui atau karena informasi tersebut dianggap tidak penting.


(36)

2) Consealtment, kesengajaan memberikan informasi karena niat menyembunyikannya.

3) Fraudulent Misrepresentation, kesengajaan memberikan gambaran yang tidak sebenarnya.

4) Innocent Misrepresentation, ketidaksengajaan memberi gambaran atau keterangan yang salah tentang fakta materil.

c) Indemnity

Indemnity mempunyai makna mengembalikan kondisi financial tertanggung seperti pada sebelum terjadi kerugian. Pelaksanaan Indemnity dapat dilakukan dengan pembayaran tunai, penggantian, perbaikan, dan pembangunan kembali. d) Proximate Cause

Proximate Cause adalah sebab aktif, efisien yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Sebab aktif itu berlangsung independent, tanpa intervensi atau rekayasa.

e) Subrogation

Subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Seorang yang menjadi peserta program asuransi mobil berhak mendapat penggantian dari pihak asuransi atas kerusakan mobil akibat ditabrak mobil milik orang lain. Tetapi peserta program asuransi tersebut tidak berhak meminta ganti rugi kepada penabraknya; pihak asuransilah yang memiliki hak tersebut.


(37)

f) Contribution

Contribution (kontribusi) merupakan konsekuensi logis dari prinsip Indemnity. Pihak penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung.

Beberapa penyebab unsur kontribusi adalah: 1. adanya dua atau lebih polis indemnity.

2. polis menutup kepentingan yang sama (Common Interest) 3. polis menutup resiko yang sama (Common Peril)

4. polis menutup kepentingan asuransi yang sama

5. masing-masing polis harus bertanggungjawab atas kerugian (Mandala Manurung, 2004:136)

2.2.3. Unsur-Unsur Asuransi

Berdasarkan defenisi yang telah dikemukakan di atas, maka dalam pengertian asuransi tersimpul unsur-unsur sebagai berikut: (Prof.Abdulkadir Muhammad,dkk, 2000:21)

1. Subjek Asuransi

Dalam setiap perjanjian asuransi selalu ada minimal dua pihak, yaitu penanggung dan tertanggung. Penanggung (insurer) adalah perusahaan asuransi yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT), atau Perusahaan Perseroan (Persero), atau Koperasi. Sedangkan tertanggung (the isnsured) dapat berupa manusia


(38)

perseorangan, badan hukum, perusahaan perseroan, perusahaan persekutuan, perusahaan badan hukum.

2. Perikatan atau Perjanjian

Antara penanggung dan tertanggung harus ada perikatan, baik karena perjanjian maupun karena ketentuan undang-undang. Perikatan antara penanggung dan tertanggung terjadi karena perjanjian, yaitu persetujuan bilateral saling mengikatkan diri secara bebas yang menimbulkan kewajiban dan hak masing-masing pihak. Penanggung wajib menerima pengalihan resiko dan berhak atas pembayaran premi, sedangkan tertanggung wajib membayar premi dan berhak menerima penggantian jika timbul kerugian. Ini terdapat pada asuransi kerugian dan asuransi jiwa, sifatnya sukarela (voluntary).

Perikatan antara penanggung dan tertanggung terjadi karena undang-undang, artinya undang-undang yang menentukan bahwa antara penanggung dan tertanggung telah terjadi asuransi. Dalam hal ini tidak ada kesepakatan pihak-pihak, melainkan kewajiban undang-undang. Ini terdapat pada asuransi sosial yang sifatnya wajib (compulasary).

3. Objek Asuransi

Objek asuransi dalam pengertiannya termasuk juga premi asuransi, jumlah uang ganti kerugian atau santunan yang dibayarkan kepada tertanggung. Pada asuransi kerugian, objek asuransi adalah harta kekayaan dan kepentingan yang melekat atas harta kekayaan. Pada asuransi jiwa, objek asuransi adalah jiwa manusia


(39)

yang menyatu dengan badannya. Pada asuransi sosial, objek asuransi adalah jiwa dan raga manusia.

4.Tujuan Asuransi

Secara umum, tujuan asuransi adalah memberikan perlindungan (protection) terhadap harta kekayaan, jiwa dan/atau raga manusia dari ancaman bahaya atau peristiwa yang tidak pasti dan sebelumnya tidak dapat diketahui akan terjadi.

5. Resiko dan Premi A.Resiko

Resiko (uncertainty) diartikan sebagai ketidakpastian yang mungkin menyebabkan suatu kerugian (loss) atau keuntungan (benefit). Resiko yang diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus dapat diukur. Selanjutnya kemungkinan tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya. Misalnya saja kecelakaan diri tidak dapat ditentukan sebelumnya mengenai waktu akan terjadinya dan penyebabnya.

Ada beberapa karakteristik resiko yang dapat diasuransikan, yaitu:

• Dapat dinilai dengan uang

• Harus bersifat murni, artinya bila terjadi akan mendatangkan kerugian, dan jika tidak terjadi akan berdampak netral, misalnya rumah jika terbakar akan mendatangkan kerugian dan jika tidak terjadi pemilik tidak rugi dan tidak untung.

• Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan


(40)

• Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar

• Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest (dapat dibuktikan secara hukum). (Juli Irmayanto, dkk, 2004:214)

B. Premi

Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar tertanggung kepada penanggung setiap jangka waktu tertentu. Jumlah premi sangat tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Semakin besar risiko maka premi yang ditetapkan akan semakin tinggi. Pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung, semakin cepat jangka waktu asuransi maka premi akan semakin besar dan sebaliknya. Periodisasi pembayaran premi tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan di dalam polis asuransi. Periodisasi dapat bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan. (Y.Sri Susilo, dkk, 2000:210)

Macam-macam Premi

a. Premi Dasar: premi yang dibebankan kepada tertanggung pada saat pengeluaran polis.

b. Premi Tambahan: premi yang didapatkan bila terjadi perubahan data atau tambahan data tentang interest hal ini dapat menyebabkan tambahan premi.

c. Reduksi Premi: pengurangan jumlah premi karena biaya yang dikeluarkan dalam jasa pelayanan premi cukup banyak.

d. Tarif Kompeni: tarif yang digunakan oleh para anggota dari gabungan perusahaan asuransi pada saat penutupan asuransi.


(41)

e. Tarif Non Kompeni: tarif yang digunakan dalam menentukan besarnya premi bukan tariff yang disusun oleh gabungan tetapi yang ditentukan oleh penanggung untuk asuransinya. (Frianto Pandia,S.E, dkk, 2005:139)

6.Syarat-Syarat Khusus

Syarat khusus pada asuransi jiwa antara lain premi dibayar, asuransi jiwa berjalan, premi tidak dibayar, asuransi tidak berjalan. Dalam perjanjian asuransi sering dimuat janji-janji khusus yang berupa klausula polis. Maksud klausula tersebut adalah untuk mengetahui batas tanggung jawab penanggung dalam pembayaran ganti kerugian apabila timbul resiko.

7.Polis Asuransi

Polis merupakan bukti tertulis atau surat perjanjian. Menurut Pasal 255 KUHD pembuatan persetujuan mewajibkan penanggung untuk menandatangani polis dan menyerahkannya kepada tertanggung pada jangka waktu tertentu. Walaupun yang menandatangani hanya penanggung tetapi juga mengikat tertanggung. (Frianto Pandia,S.E,dkk, 2005:138)

Perusahaan asuransi menjual janji-janji yang dicantumkan dalam suatu kontrak yang dikenal dengan sebutan polis. Kontrak asuransi merumuskan kapan perusahaan asuransi akan membayar yang ditanggung dan jumlah yang akan dibayarkan. Akan tetapi, masalah pembuatan kontrak asuransi bukan hanya membuat konsep instrumen hukum. Penyusunan dokumen itu di dahului oleh analisis yang intensif terhadap perekonomian dan pertimbangan-pertimbangan teknis. Untuk


(42)

menentukan bukan saja apa jenis asuransi yang hendak dicantumkan, tetapi juga tarifnya, serta pembatasan-pembatasannya.

Bagi rata-rata pemegang polis, kontrak asuransi tampak panjang dan rumit. Kerumitan ini terutama disebabkan susunan kalimatnya yang khas mengikuti bahasa yang lazim dalam bidang hukum. Secara praktis kunci untuk memahami suatu polis adalah melakukan suatu analisis mengenai perjanjian pertanggungan yang lazim, pembatasannya, pengecualiannya, dan syarat-syaratnya. (Herman darmawi, 2000:11)

Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:

• nomor polis

• nama dan alamat tertanggung

• uraian resiko

• jumlah pertanggungan

• jangka waktu pertanggungan

• besar premi, bea materai, dll

• bahaya-bahaya yang dijaminkan

• khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor rangka dan nomor mesin kendaraan. (Y. Sri Susilo, dkk, 2000:209)

Fungsi Polis

1. Perjanjian pertanggungan

2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin dialami tertanggung

3. Sebagai pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung sebagai balas jasa atas jaminan penanggung. (Frianto Pandia,S.E,dkk, 2005:138)


(43)

Macam-macam Polis

a. Polis Perjalanan: menjamin barang insurable interest selama perjalanan sampai di tempat.

b. Polis Pelabuhan: menanggung resiko yang mungkin menimpa kapal selama di pelabuhan.

c. Polis Waktu : pertanggungan yang berlaku selama jangka waktu tertentu.

d. Polis Veem: menanggung barang selama berada di gudang dari kemungkinan resiko rusak, terbakar, atau hilang. (Frianto Pandia,S.E,dkk, 2005:139)

2.2.4. Manfaat Asuransi

Beberapa manfaat asuransi bagi pihak tertanggung antara lain: 1) Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki tertanggung akan memberikan rasa aman dari resiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau resiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi

2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodic dengan memperhatikan secara cermat factor-faktor yang berpebgaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung telah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertanggungan, maka semakin besar pula premi periodic yang harus dibayarkan oleh pihak tertanggung.


(44)

3) Polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit. 4) Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan, pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak). 5) Alat penyebaran resiko

Resiko yang seharusnya ditangung oleh tertanggung ikut dibebankan juga kepada penanggung dengan imbalan sejimlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

6) Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan resiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan sebagainya). (Y. Sri Susilo, dkk, 2000:204)

Dari segi pemerintah/publik:

Perusahaan asuransi merupakan satu lembaga keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat dipergunakan dalam tahap pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan pada UU No 19/1960, ternyata bahwa sumbangan lembaga asuransi terhadap pembangunan ekonomi ialah:

a. Sebagai lembaga pembentukan modal (capital formation). b. Lembaga penabungan (saving) (A.Abbas Salim, 2000:26)


(45)

2.2.5. Jenis-jenis Asuransi A. Usaha asuransi

1. Asuransi kerugian atau Non Life Insurance

Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Di beberapa negara asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena lingkup usahanya yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Asuransi kebakaran,

2. Asuransi pengangkutan (marine insurance), dan

3. Asuransi aneka seperti asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian, uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan. (Y. Sri Susilo,dkk, 2000:210)

2. Asuransi Jiwa atau Life Insurance

Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.

Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan dalam 3 macam sebagai berikut:

1. Ordinary Life Insurance : Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan).


(46)

2. Group Life Insurance: Asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang-orang di bawah satu polis di mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.

3.Industrial Life Insurance: Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.

Dalam asuransi jiwa risiko yang dihadapi ialah:

1.Risiko kematian yaitu jaminan untuk keturunan, seorang bapak kalau dia meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, maka dengan mengasuransikan dirinya kepada perusahaan asuransi jiwa si anak tidak akan terlantar dalam hidupnya.

2.Hidup seseorang terlalu lama yakni jika seseorang yang telah mencapai umur ketuaan (old age) dan tidak mampu untuk mencari nafkah atau membiayai anak-anaknya, maka dengan membeli asuransi jiwa risiko yang mungkin diderita dalam arti kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. (A.Abbas Salim, 2000:25)

Peranan Serta Tujuan Asuransi Jiwa:

a.Menentramkan kepala keluarga (suami/bapak), dalam arti memberi jaminan penghasilan, pendidikan apabila kepala keluarga tersebut meninggal dunia.

b.Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk menabung (saving).

c.Sebagai sumber penghasilan (earning power). Umumnya pada negara-negara maju, seseorang yang merupakan “kunci” dalam perusahaan akan diasuransikan


(47)

oleh perusahaan dimana ia bekerja. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat pentingnya posisi yang dipegangnya. Banyak sedikitnya akan mempengaruhi terhadap kehidupan perusahaan yang sedang berjalan.

d.Menjamin pengobatan dan menjamin kepada keturunan jika yang mengasuransikan tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya (beasiswa/ pendidikan).

3. Reasuransi

Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran risiko dengan penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. (Y. Sri Susilo,dkk, 2000:210)

B. Usaha penunjang

1. Pialang asuransi adalah usaha memberikan jasa perantara dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.

2. Pialang reasuransi adalah usaha memberikan jasa perantara dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.

3. Penilai kerugian asuransi adalah yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.


(48)

4. Konsultan aktuaria adalah usaha memberikan jasa konsultan aktuaria.

5. Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung. (Y. Sri Susilo,dkk, 2000:210)

2.2.6 Permintaan Asuransi Jiwa

Teori yang menguraikan tentang kebutuhan permintaan terhadap asuransi jiwa sebenarnya sampai saat ini belum ada. Tetapi untuk menjelaskan tentang permintaan asuransi jiwa dapat dianalogkan dari teori permintaan suatu barang yang ada dalam teori ekonomi mikro yang telah dijabarkan sebelumnya.

Dalam teori mikro mengenai permintaan konsumen mengatakan mengenai jumlah yang diminta akan suatu barang ditentukan oleh barang itu sendiri (Y), pendapatan (X1), selera (X2), latar belakang (X3), dan sebagainya (Xn), dengan demikian, dapat dibuat suatu fungsi permintaan sebagai berikut:

Y= f (X1, X2, X3, Xn)

Dari fungsi di atas ditransfer ke fungsi permintaan asuransi jiwa, maka yang diartikan X1 adalah tingkat pendapatan masyarakat, dan X2 adalah tingkat pendidikan masyarakat. Sehingga ini dijadikan landasan sebagai model permintaan asuransi jiwa.

Landasan di atas bukan berarti hanya variabel atau faktor X1 dan X2 yang menentukan permintaan, tetapi masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan akan asuransi jiwa seperti faktor sosial budaya, agama, kebiasaan


(49)

keluarga, usia, jumlah anggota keluarga, dan sebagainya. Maka faktor yang tidak termasuk di atas dimasukkan dalam variabel stochastic atau error term.

2.3 PENDAPATAN

Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan menunjukkan seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.

Dengan kata lain pendapatan juga dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja atau buruh, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan, instansi atau pendapatan ia bekerja. Setiap orang bekerja berusaha memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dapat dikatakan bahwa pendapatan itu terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran/ pensiun.

Peraturan pemerintah tahun 1982 tentang perlindungan upah dalam pasal 1: Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pekerjaan kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dimiliki dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar perjanjian kerja antara pengusaha dan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya.


(50)

Dari pengertian di atas, para pekerja lebih mengutamakan pendapatan real, agar kebutuhan mereka secara minimal dapat dipenuhi dengan perhitungan yang tepat. Karena tenaga beli (upah) tersebut sangat dipengaruhi oleh harga umum barang-barang konsumsi atau biaya hidup. (Sumber:

2.4. PENDIDIKAN

Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik baik di keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Sedangkan pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi antara manusia sebagai individu/ pribadi dan lingkungan alam semesta, lingkungan sosial, masyarakat, sosial-ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya.

Ruang lingkup pengertian pendidikan 1. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang di peroleh seseorang di rumah dalam lingkungan keluarga, berlangsung tanpa organisasi, tanpa orang tertentu yang di angkat sebagai pendidik tanpa program yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu dan tanpa evaluasi formal berbentuk ujian.

Namun pendidikan informal menentukan kepribadian anak, apakah anak akan menjadi anak yang bertanggung jawab,berbudi luhur, patuh akan peraturan, berpegang teguh pada janjinya atau sebaliknya.

2. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendididkan yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu, seperti di sekolah atau universitas. Ini terlihat adanya


(51)

penjenjangan, adanya program pembelajaran, jangka waktu proses belajar dan bagaimana proses penerimaan murid dan lain-lain.

Jenjang pendidikan:

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

a)Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

b)Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

c) Pendidikan Menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 3 tahun.

d) Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselengggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada pendidikan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.


(52)

3. Pendidikan Non Formal.

Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang di selenggarakan secara terorganisasi agar terutama generasi muda dan juga orang dewasa,yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah. Pendidikan Non Formal meliputi kegiatan pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang di perlukan masyarakat. (Sumber:

2.5 PENELITIAN TERDAHULU

Dalam bagian ini memuat penelitian yang telah dilakukan peneliti lain, dan permasalahan yang diangkat juga pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain, melalui penelitian biasa ataupun skripsi, yang mana mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi ini, seperti oleh beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan kajian pustaka yaitu penelitian dari:

Iin Widyana Sari (2001) yang berjudul “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Asuransi Jiwa pada Asuransi Jiwa Bersama 1912 Cabang Medan”. Variabel yang digunakan yaitu Pendapatan, Pendidikan, Usia Tertanggung dan Jumlah Anggota Keluarga sebagai variabel independen, sedangkan permintaan asuransi jiwa sebagai variabel dependennya. Penelitian ini menggunakan model analisa regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari pihak yang berwenang pada AJB Bumi Putra 1912 cabang Medan.

Berdasarkan analisa empiris diperoleh kesimpulan bahwa variabel pendapatan, pendidikan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh positip terhadap


(53)

permintaan asuransi jiwa, sedangkan variabel usia berpengaruh negatip terhadap permintaan asuransi jiwa. Dari uji parsial (uji-t) variabel pendidikan tidak nyata pengaruhnya terhadap permintaan asuransi jiwa (t-hitung < t-tabel). Namun, jika dilakukan uji secara serentak (uji-F) keempat variabel independens nyata pengaruhnya terhadap permintaan asuransi jiwa pada tingkat kepercayaan 99%. Dari ke empat variabel yang diuji, pendapatan merupakan variabel yang paling dominan terhadap permintaan asuransi jiwa, hal ini dapat dibuktikan melalui nilai probabilitanya yang signifikan pada α 1%, artinya tingkat kepercayaannya adalah 99 %. Koefisisen determinasi (R2) sebesar 0,86 %, yang berarti keempat variabel bebas mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 86 % dan sisanya 14 % dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi.

Penelitian terdahulu lainnya adalah oleh Veranika SP (2004) yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Kerugian pada PT. Jasaraharja Putra cabang Medan”. Penelitian ini menelaah bagaimana pengaruh pendapatan dan pendidikan masyarakat terhadap permintaan Asuransi Kerugian. Variabel yang digunakan antara lain variabel independen (pendapatan dan pendidikan) dan variabel dependen (permintaan Asuransi Kerugian). Model analisa yang digunakan adalah model analisa regresi linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).

Berdasarkan analisa empiris diperoleh kesimpulan bahwa variabel pendapatan berpengaruh positip terhadap permintaan asuransi kerugian, sedangkan variabel pendidikan mempunyai pengaruh negatip terhadap permintaan asuransi kerugian. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dibuat, yang menyatakan bahwa baik


(54)

variabel pendapatan maupun pendidikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan asuransi kerugian. Selain itu, berdasarkan uji-t yang dilakukan, variabel pendidikan tidak signifikan (tidak nyata pengaruhnya) terhadap permintaan asuransi kerugian (t-hitung < t-tabel). Namun secara serentak (uji-F) keduanya secara nyata mempengaruhi permintaan asuransi kerugian pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai R2 (koefisien determinasi) yang diperoleh sebesar 0,572 yang berarti variabel-variabel independen yaitu pendapatan dan pendidikan mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 57,2 % dan sisanya 42,8 % dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi. Namun dalam penelitian ini tidak diungkapakan mengenai metode pengambilan sampel.

Penelitian lainnya yaitu penelitian dari Elsye Renatha (2006) dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Asuransi Jiwa pada PT. Allianz Life Indonesia cabang Medan”. Variabel yang digunakan adalah pendapatan, pendidikan dan usia sebagai variabel independen dan permintaan polis asuransi jiwa sebagai variabel dependennya. Model analisa yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan metode analisa Ordinary Least Square (OLS). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak.

Dari ketiga variabel yang diuji, variabel pendapatan dan pendidikan berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi jiwa, sedangkan variabel usia berpengaruh negatif terhadap permintaan asuransi jiwa. Dari uji parsial (uji-t) yang dilakukan, pendapatan dan pendidikan nyata pengaruhnya terhadap permintaan asuransi jiwa, sedangkan usia tidak nyata pengaruhnya terhadap permintaan asuransi


(55)

jiwa (t-hitung < t-tabel). Namun, jika dilakukan uji secara serentak (uji-F) ketiga variabel bebas nyata pengaruhnya terhadap permintaan asuransi jiwa pada tingkat kepercayaan 99%. Nilai R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,902004 yang berarti variabel pendapatan, pendidikan, dan usia tertanggung mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 90,2 % dan sisanya 9,8 % dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut maka penulis mencoba untuk melanjutkan penelitian dengan mengaitkannya pada produk asuransi jiwa yang lebih spesifik dengan pembatasan yang lebih sempit.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan pendekatan ekonometrika dengan metode kuantitatif menggunakan pemodelan regresi linier berganda, hal ini dilakukan karena penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa pengaruh variabel pendapatan, dan pendidikan terhadap besarnya permintaan asuransi pendidikan (Mitra Beasiswa Berencana) pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar, Jalan S. Parman No. 3 Lt. I Pematangsiantar.

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi. (Kuncoro, 2003 : 103). Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang digunakan sebanyak 150 orang. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling yakni teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 orang yang menjadi


(57)

pemegang polis Asuransi Mitra Beasiswa Berencana pada AJB Bumi Putera 1912 yang membayar premi antara Rp 93.000,- s.d Rp 210.000,- per bulan, sudah pernah menerima klaim selama masa kontrak, dan berdomisili di kota Pematangsiantar.

Banyakanya sampel dihitung dengan menggunakan rumus Solvin (Husein Umar, 2003) yaitu:

n = Dimana:

n = jumlah sampel pemegang polis Mitra Beasiswa Berencana N = jumlah populasi pemegang polis Mitra Beasiswa Berencana d = presesi (10%)

Dengan rumus demikian maka jumlah sampel pemegang polis Asuransi Pendidikan dalam penelitian ini adalah:

n = 60

3.3. Jenis Variabel

Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel), variabel bebasnya terdiri dari pendapatan dan pendidikan masyarakat, sedangkan variabel terikatnya adalah premi Mitra Beasiswa Berencana.

150 150(0,1)2+1 n =


(58)

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, diperoleh dari wawancara langsung, dalam hal ini yang menjadi responden yaitu pemegang polis Asuransi Mitra Beasiswa Berencana pada AJB Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disediakan.

2. Data Sekunder, data yang diperoleh dari pihak yang berwenang pada AJB Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar, buku literatur, media internet serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini pengamatan langsung ke AJB Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar mengenai permintaan terhadap produk Asuransi Mitra Beasiswa Berencana (dilihat melalui besarnya premi).

2. Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan mewawancarai nasabah dan agen asuransi pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912, cabang Pematangsiantar.

3. Studi Kepustakaan yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui telaah berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, internet dan lain-lain.


(59)

4. Kuesioner, penulis membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Kuesioner ini ditujukan kepada pemegang polis Asuransi Mitra Beasiswa Berencana. Jawaban atas pertanyaan ini digunakan sebagai pelengkap dan pendukung kebenaran data-data yang ada.

3.6. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS 16. Disamping itu juga digunakan aplikasi

Microsoft World 2007 dalam penulisan penelitian dan Microsoft Excel 2007 sebagai program pembantu, untuk dapat meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual.

3.7. Analisa Data

Dalam upaya pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat maka harus dilakukan pengujian atas hipotesis itu sendiri dengan menggunakan metode/ stategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini menerapkan metode analisa data deskriptif kuantitatif dengan pemodelan regresi linier berganda. Penerapan metode ini akan menghasilkan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian dapat ditunjukkan seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikatnya (variabel dependen) serta arah hubungan yang terjadi (hubungan negatif atau positif).


(60)

3.7.1. Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode Ordinary Least Squares (OLS) atau metode kuadrat terkecil biasa. Metode ini dikemukakan oleh Carls Friedrich Gauss. Data-data yang digunakan, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier berganda. Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:

Y = f (X1,X2,)………1

Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan sebagai berikut:

Y =α+β1X1+β2X2+ μ………2

Dimana;

Y = Besarnya Permintaan Asuransi Mitra Beasiswa Berencana/ Premi (Rupiah/ bulan)

α = Intercept

X1 = Tingkat Pendapatan Masyarakat (Rupiah)

X2 = Tingkat Pendidikan Masyarakat (Variabel Dummy)

β1β2 = Koefisien Regresi

μ = Terms of Error

Bentuk hipotesisnya sebagai berikut;

1

X Y

∂ ∂


(61)

2

X Y

∂ ∂

>0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (pendidikan) maka Y (premi)

mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.7.2. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) 3.7.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤R 2≤1). Semakin bear nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen.

3.7.2.2. Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan menganggap variabel independen lainya konstan.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus: t hitung =

) ( ) ( bi Se b bi− Dimana :

bi = koefesien variabel ke – i b = nilai hipotesis nol


(62)

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut :

Ho : bi = b Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke I nilai parameter hipotesis, dan biasanya b dianggap=0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan t-statistik dengan t

tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung < t-tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat, dimana tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian

dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel dengan tingkat kepercayaan (α).

0

t-hitung t-hitung t-tabel t-tabel

Ho ditolak Ho diterima

Ho ditolak


(63)

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

3.7.2.3. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

F-hitung = ) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k n R k R − − − Dimana:

R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sample

Gambar : 3.2 Kurva Uji F-statistik

Gambar 3.2 Kurva Uji F-statistik

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho ditolak Ho diterima

F-tabel 0


(64)

H0 : b1 = b2 = bn………..bn=0(tidak ada pengaruh)

Ha : b1≠ 0………bi=1(ada pengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho: β1 = β2 = 0 , H0 diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen

secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ β2≠0, Ha diterima (F-hitung > F-tabel) artinya variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.7.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.7.3.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara independen variabel. Multikolinieritas dikenalkan oleh Ragnar Frisch (1934). Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinieritas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinieritas ditandai dengan:

Standard error tidak terhingga

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α= 1%, α= 5%, α= 10%

• Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori


(65)

Ada banyak uji formal untuk mendeteksi keberadaan multikolinieritas yang dapat dilakukan, tetapi dalam skripsi ini hanya akan diberikan uji formal yang sangat populer, dan tersedia dalam paket program SPSS yaitu:

Uji Eigenvalues dan Conditional Index, multikolinieritas ditenggarai ada di dalam persamaan regresi bila nilai Eigenvalues mendekati nol. Dan jika

Conditional Index berada antara nilai 10 sampai 30 maka model mengandung kolinieritas.

• Melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL). Kolinieritas tidak ada jika nilai VIF dan TOL mendekati angka 1.

(Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:100)

3.7.3.2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu (Error Term) tidak mempunyai varian yang konstan (sama) untuk semua observasi sehingga residual variabel pengganggu tidak bernilai nol atau

( )

µ 2 σ2

i

E .

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi linier berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa. Heterokedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat meyesatkan. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:112)


(66)

Pengujian untuk mendeteksi heteroskedastisitas dilakukan dengan metode grafik. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana Var (

μ

i2) tidak konstan. Oleh karena itu, bila

nilai-nilai

μ

i2 diplot dengan nilai-nilai variabel bebas akan ditemui suatu pola atau

bentuk yang tidak random (pola yang sistematis).

Gambar 3.3 Pola Hipotesis Residual

Gambar (a) menunjukkan adanya pola yang sistematik , dimana semakin besar nilai Ỷ, fliktuasi

μ

i2 semakin besar, gambar (b) menunjukkan adanya trend,

dan gambar (c) menunjukkan pola yang mengikuti fungsi logaritma. Pola-pola sistematis ini menunjukkan Var

μ

i2 tidak konstan untuk semua nilai Ỷ, atau

variannya Heteroskedastis. Sedangkan pada gambar (d), titik-titik pada gambar tersebut tidak mencerminkan suatu pola yang sistematis atau dapat dikatakan

μi2

μi2 μi2

0

0

0

(a) (b)

(c)

μi2

0 Ỷ

(d)


(67)

random. Dengan kata lain, Var

μ

i2 konstan untuk semua nilai Ỷ, atau variannya

Homoskedastis. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:114)

3.7.3.3. Uji Normalitas

Output SPSS memberikan 2 buah gambar untuk mengukur syarat kenormalan suatu model estimasi, yaitu berupa histogram dan plot. Untuk gambar yang berupa histogram, residual akan membentuk pola sebagaimana halnya distribusi normal yang berbentuk lonceng, dengan nilai tengah 0 dan varian 1. Sedangkan plot mempunyai aturan jika titik-titik (gradien antara Probabilita Kumulatif Observasi dan Probabilita Kumulatif Harapan) berada sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:117)

3.8 Defenisi Operasional Variabel

1. Permintaan Asuransi (Y) adalah nilai premi yang dibayar oleh pemegang polis per bulan (Dalam Rupiah).

2. Pendapatan (Χ1) adalah penghasilan yang didapat oleh pemegang polis baik itu gaji pokok dan juga di luar gaji pokok (Dalam Rupiah per Bulan).

3. Pendidikan (Χ2) adalah jenjang pendidikan terakhir pemegang polis (variabel dummy): D=1 Tamat perguruan tinggi


(1)

(2)

(3)

Lampiran 7 Data-Data Pemegang Polis

No. No. Polis Nama Pemegang Polis Pekerjaan Premi / bln (Rp) Pendidik an Terakhir Tkt Pendapatan

/ Bln (Rp) 1 208301005346 SABAR GULTOM BUMN 96.600 SMA 1.500.000 2 208301010825 SUPARNO Wiraswasta 97.000 SMA 1.700.000 3 207300234056 BUMI RIA BR

SINULINGGA

Wiraswasta 96.200 SMA 1.500.000 4 208301005354 RAMLAN

HUTAHAEAN

Pegawai Swasta

96.200 SMA 1.650.000 5 207300188410 RUSTINI Wiraswasta 96.600 SMA 1.550.000 6 208301005337 NURAINI .SPD PNS 118.800 S-1 2.000.000 7 207300194231 GAMAL LUSIAWAN POLRI 125.300 D-1 2.400.000 8 208300098328 ABDUL MUIN

SARAGIH

Wiraswasta 127.400 SMA 2.750.000 9 207300194226 ERNAWATI Pegawai

Swasta

130.000 SMA 2.500.000 10 208300052973 FITRIYANTI LUBIS PNS 130.500 SMA 3.000.000 11 208300098525 HAPOSAN S, AMD Wiraswasta 207.400 D-3 5.500.000 12 207300117942 IRA YUNITA Wiraswasta 118.100 SMA 2.400.000 13 207300187558 IRAWAN Pegawai

Swasta

94.300 SMA 1.500.000 14 208301005090 JULIATI PNS 145.300 SMA 3.000.000 15 207300117753 JENNY F

TAMPUBOLON

Pegawai Swasta

95.800 SMA 1.600.000 16 208300098238 RINALDI POLRI 178.100 D-1 3.500.000 17 207300187564 RUDIYANTO Pegawai

Swasta

94.200 SMA 1.650.000 18 207300194203 SAFRIZAL.SAG PNS 114.500 S-1 2.000.000 19 207300117695 SEAN.SPD Pegawai

Swasta

105.900 S-1 1.600.000 20 207300187587 SINTA P

SIGALINGGING.BA

Wiraswasta 208.200 D-3 4.500.000 21 208300019870 ZULHAM.S.SOS BUMN 178.100 S-1 3.500.000 22 208301004401 AGUS RIANTO Wiraswasta 177.100 D-1 3.200.000 23 207300101694 AMALLUDIN Pegawai

Swasta

118.800 SMA 2.000.000 24 208301015663 ASNAWATI PURBA,

AMD

Pegawai Swasta

119.600 D-3 2.000.000 25 207300208672 EDI SAHPUTRA HRP Wiraswasta 119.600 SMA 1.600.000 26 207300101897 EDY GIBSON

SARAGIH

BUMN 120.120 SMA 2.100.000 27 207300100794 EKO SYAHFITRA BUMN 120.120 SMA 2.250.000 28 208301045610 FATHUR

RAHMI.SP.D

PNS 136.700 S-1 4.000.000 29 208301004553 FIRMAN ASHAD, SE Wiraswasta 206.300 S-1 7.200.000 30 20830104993 HENDRO WIJIONO Wiraswasta 196.100 SMA 6.550.000 31 208301047373 IBRAHIM SARAGIH Wiraswasta 178.100 SMA 3.200.000


(4)

32 207300209028 IMMANUEL SARAGIH.SP

PNS 117.800 S-1 2.500.000 33 207300208698 ISHAK TRIANDA, SE Wiraswasta 205.400 S-1 7.000.000 34 207300101666 ISMAYANI Pegawai

Swasta

94.100 SMA 1.550.000 35 207300101778 ISWANTO Pegawai

Swasta

95.800 SMA 1.650.000 36 208300153477 JAMAL LUBIS Pegawai

Swasta

97.000 SMA 1.600.000 37 208300097777 JUFRI Wiraswasta 206.800 SMA 5.500.000 38 208301017046 MISNAN, SE Guru Swasta 108.100 S-1 1.550.000 39 207300101694 HARIADI

SAPUTRA,AMD

BUMN 110.500 D-3 1.850.000 40 208301017071 HAFSAH Br.

RITONGA, AMD

Pegawai Swasta

110.500 D-3 1.800.000 41 207300208601 AGUS

RAMADHAN,AMK

Pegawai Swasta

111.100 D-3 1.900.000 42 207300105646 SUSI APRIANI, AMK Pegawai

Swasta

107.900 D-3 1.500.000 43 208301004424 ARMIN, AMD Wiraswasta 159.800 D-3 3.250.000 44 207300101915 SUDARNO Wiraswasta 205.800 SMA 6.000.000 45 208301045137 HENDRO WIJIONO,

ST

Pegawai Swasta

120.700 S-1 1.900.000 46 207300101200 M IKBAL

HARAHAP,SP

Pegawai Swasta

104.100 S-1 1.900.000 47 208301017101 NGATIRAN,ST BUMN 122.000 S-1 2.300.000 48 207300104323 HERMAWAN, SP BUMN 194.000 S-1 6.200.000 49 208301015704 SYARIFA

HUTAGAOL, SPD

Pegawai Swasta

104.100 S-1 1.750.000 50 207300208832 SAHAHALASE Wiraswasta 94.400 SMA 1.600.000 51 207300101617 Ir. SUPRIYANTO BUMN 189.500 S-1 5.400.000 52 207300209120 LENI UMIRA DEWI,

SPD

PNS 116.400 S-1 2.300.000

53 207300101932 UMAR ALI Pegawai Swasta

95.200 SMA 1.500.000 54 207300101643 RUSLAN

BATUBARA,DRS,MB A

PNS 165.300 S-2 5.000.000

55 207300101860 SUSIANTI HRP, SS Pegawai Swasta

120.120 S-1 1.750.000 56 208301004536 WAJINO TNI 117.800 SMA 3.000.000 57 208301027228 SUMARNI.S.PD PNS 123.500 S-1 2.500.000 58 207300100777 RAHMAD

NASUTION

Pegawai Swasta

94.300 SMA 1.600.000 59 208301045700 TENGKU A

SYAHPUTRA.ST

Wiraswasta 186.600 S-1 7.000.000 60 207300100751 AIDI FITRIYANI, SS Wiraswasta 190.400 S-1 4.300.000


(5)

Lampiran 8

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN TINGKAT

PENDIDIKAN MASYARAKAT TERHADAP PERMINTAAN PRODUK

ASURANSI JIWA

(Pada AJB Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar)

I.

IDENTITAS RESPONDEN

1.

Nama

:

2.

Umur

:

3.

Alamat

:

4.

Pendidikan

a.

Tamat SD

b.

Tamat SMP

c.

Tamat SMA

d.

Diploma

e.

Sarjana

5.

Pekerjaan

:

6.

Pendapatan/ bulan

:

7.

Pendapatan Lain

a.

Suami/ Istri

:

b.

Anak

:

c.

Lainnya

:

II.

KARAKTERISTIK ASURANSI

1.

Jenis Asuransi

:

2.

Banyaknya Polis yang Dimiliki

:

3.

Jangka Waktu Asuransi

:

4.

Besarnya Premi/ bulan

:


(6)

III.

PERTANYAAN KUESIONER

1.

Faktor apakah yang paling mempengaruhi Bapak/ Ibu dalam mengambil

keputusan untuk menjadi pemegang polis Asuransi pada AJB Bumi Putera

1912 Cabang Pematangsiantar?

2.

Sebelum memilih Polis Asuransi Mitra Beasiswa Berencana apakah

Bapak/ Ibu terlebih dahulu membandingkan dengan produk asuransi jiwa

lainnya yang ditawarkan AJB Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar?

Ya, Karena....

Tidak, Karena....

3.

Bagaimana menurut Bapak/ Ibu mengenai kemudahan persyaratan yang

diperlukan untuk menjadi pemegang polis Asuransi Mitra Beasiswa

Berencana pada AJB Bumi Putera 1912 Cabang Pematangsiantar?

4.

Sudah berapa lama menjadi pemegang polis Asuransi Mitra Beasiswa

Berencana?

5.

Sudah berapa kali menerima klaim dari AJB Bumi Putera 1912 Cabang

Pematangsiantar?

6.

Bagaimana menurut Bapak/ Ibu mengenai kesesuaian tarif premi yang

dibayarkan dengan manfaat yang diperoleh dari AJB Bumi Putera 1912

Cabang Pematangsiantar?