Perumusan Masalah Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Khususnya Para Ibu Manfaat ASI Bagi Ibu

ASI sampai delapan bulan tetapi tidak diberikan secara eksklusif karena diberikan bergantian bersama susu formula dari hari pertama kelahiran bayi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden penelitian b. Mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Khususnya Para Ibu

Penelitian ini digunakan juga untuk penyuluhan pemberian ASI eksklusif sehingga para ibu dan keluarga menyadari dan memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. 2. Bagi Pelayanan Kebidanan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pelayanan kebidanan untuk peningkatan cakupan program ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif dan lebih Universitas Sumatera Utara meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi terutama faktor-faktor pendukung suksesnya pemberian ASI eksklusif. 3. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan Khususnya Asuhan Kebidanan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengetahuan dan informasi serta pengembangan bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor penyebab suksesnya ibu memberikan ASI eksklusif. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif 1. Definisi

ASI merupakan suatu cairan hidup, yang berubah dan berespon terhadap kebutuhan bayi seiring dengan pertumbuhannya. ASI mengandung zat antiinfeksi penting yang membantu bayi melawan infeksi dan penyakit. ASI juga membuat respon instan terhadap infeksi dengan cara memproduksi satu set baru immunoglobulin ampuh yang mempercepat sistem imun bayi dengan cara membunuh bakteri dan virus Pitaloka, 2008. Hal 11. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi lahir sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pemberian ASI secara benar dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping Sujiatini, Nurjanah, Kurniati, 2010. Hal 40. Menyusui berarti memberikan ASI yang memang diperuntukkan bagi bayi. Susu lain yang biasa diberikan kepada bayi umumnya dibuat dari susu sapi atau kadang susu kambing atau kedelai, dan disebut susu formula.Pitaloka, 2008. Hal 10. Inisiasi Menyusu Dini IMD adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Pada jam pertama, bayi berhasil menemukan payudara ibunya. Universitas Sumatera Utara Inilah awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi Prasetyono. 2009. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Diantaranya ialah menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan diare, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi telinga. ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas, kekurangan gizi, asma, dan eksem. Selain itu, ASI dapat pula meningkatkan IQ dan EQ anak Prasetyono, 2009. Hal 27.

2. Manfaat ASI A. Manfaat ASI Bagi Bayi

1. Nutrien Zat Gizi yang Sesuai untuk Bayi a. Lemak Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50 kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5 - 4,5. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol dalam ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi yang mendapat ASI seharusnya mempunyai kadar kolesterol darah lebih tinggi. Diperkirakan bahwa pada masa bayi diperlukan kolesterol pada kadar tertentu untuk merangsang pembentukan enzim protektif yang membuat metabolisme kolesterol menjadi efektif pada usia dewasa Sidi, et al. 2004. Hal 3. Di samping kolesterol, ASI mengandung asam lemak esensial: asam linoleat Omega 6 dan asam linoleat Omega 3. Disebut esensial karena tubuh manusia tidak dapat Universitas Sumatera Utara membentuk kedua asam ini dan harus diperoleh dari konsumsi makanan. Kedua asam lemak tersebut adalah precursor pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai panjang disebut docosahexaenoic acid DHA berasal dari Omega 3 dan arachidonic acid AA berasal dari Omega 6, yang fungsinya sangat penting untuk pertumbuhan otak anak Sidi, et al. 2004. Hal 3. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan menyusu 5 menit pertama disebut foremilk di mana kadar lemak ASI rendah 1-2gdl dan lebih tinggi pada hindmilk ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu, setelah 15-20 menit. Kadar lemak bisa mencapai tiga kali dibandingkan dengan foremilk Sidi, et al. 2004. Hal 3. b. Karbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya lebih tinggi dibanding susu mamalia lain 7g. mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai manfaat lain, yaitu mempertinggi absorbs kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasillus bifidus Sidi, et al. 2004. Hal 3. c. Protein Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9, 60 diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein protein utama susu sapi. Dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. Sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi enzim tirosin ini belum ada Sidi, et al. 2004. Hal 3. Universitas Sumatera Utara d. Garam dan Mineral ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani otot kejang karena hipokalamia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI, tetapi kadar garamnya jauh lebih tinggi, sehingga mengganggu penyerapan kalsium dan juga magnesium Sidi, et al. 2004. Hal 4. e. Zat Besi ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI lebih mudah diserap dan lebih banyak dari 50. Dalam badan bayi terdapat cadangan zat besi, di samping itu ada zat besi yang berasal dari eritrosit, bila ditambah dengan zat besi yang berasal dari ASI, maka bayi akan mendapat cukup zat besi sampai usia 6 bulan. Zat besi pada makanan lain bisa lebih tinggi namun kurang diserap dengan baik, hanya sekitar 10 Sidi, et al. 2004. Hal 4. f. Vitamin ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K berfungsi sebagai pembantu pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang mudah diserap Sidi, et al. 2004. Hal 4. 2. Mengandung Zat Protektif

a. Laktobasilus bifidus

Laktobasilus bifidus benfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kadar asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme bakteri seperti E.coli yang sering menyebabkan diare pada bayi, shigela, dan jamur. Laktobasilus mudah tumbuh cepat dalam usus bayi yang mendapat ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang Universitas Sumatera Utara berkaitan dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan Laktobasilus bifidus Sidi, et al. 2004. Hal 4. b. Laktoferin Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100 mg100ml tertinggi diantara semua cairan biologis. Dengan mengikat zat besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu Stafilokokus dan E.coli yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya, kecuali menghambat bakteri tersebut, laktoferin dapat juga menghambat pertumbuhan jamur kandida Sidi, et al. 2004. Hal 5. c. Lisozim Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri bakteriosidal dan antiinflamantori, bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang E.coli dan sebagian keluarga salmonella. Lisozim stabil dalam cairan dengan pH rendah seperti cairan lambung, sehingga masih banyak dijumpai lisozim dalam tinja bayi. Keunikan lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisozim justru meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan bayi mulai mendapatkan makanan padat dan lisozim merupakan faktor protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri pathogen dan penyakit diare pada periode ini Sidi, et al. 2004. Hal 5. d. Komplemen C 3 dan C 4 Walaupun kedua kadar komplemen ini kadarnya dalam ASI rendah, mempunyai daya opsonik, anafilaktoksik, dan kemotektik, yang bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam ASI Sidi, et al. 2004. Hal 5. e. Faktor antistreptokokus Universitas Sumatera Utara Dalam ASI terdapt faktor antistreptokokus yang melindungi bayi terhadap infeksi kuman tersebut Sidi, et al. 2004. Hal 5. f. Antibodi Antibodi dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan bayi karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosnya sehingga mencegah bakteri pathogen dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus. Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E.coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E.coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah Sidi, et al. 2004. Hal 5. g. Tidak menimbulkan alergi Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan mengundang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek.. pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi ini Sidi, et al. 2004. Hal 6. 3. Mempunyai Efek Psikologi yang Menguntungkan Waktu menyusu kulit bayi akan menempel pada kulit ibu. Payudara ibu yang menyusui lebih hangat dibandingkan payudara ibu yang tidak menyusui. Kontak kulit yang dini ini akan besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang yang besar dengan memberikan susu formula, tetapi menyusui sendiri akan memberikan efek psikologis yang besar Sidi, et al. 2004. Hal 6. 4. Menyebabkan Pertumbuhan yang Baik Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi menyusui yang sering tidak dibatasi juga dibuktikan bermanfaat, Universitas Sumatera Utara karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak, sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit Sidi, et al. 2004. Hal 7. 5. Mengurangi Kejadian Karies Dentis Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi, dan ada anggapan bahwa kadar selenium yang tinggi dalam ASI akan mencegah karies dentis Sidi, et al. 2004. Hal 7. 6. Mengurangi Kejadian Maloklusi Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang didorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot Sidi, et al. 2004. Hal 7.

B. Manfaat ASI Bagi Ibu

1. Aspek Kesehatan Ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin dapat membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi Sidi, et al. 2004. Hal 9. 2. Aspek Keluarga Berencana Menyusui secara murni eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-rata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan Universitas Sumatera Utara hormon ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban bagi ibu sendiri, juga merupakan resiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan Sidi, et al. 2004. Hal 9. 3. Aspek Psikologis Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia Sidi, et al. 2004. Hal 9.

C. Manfaat ASI bagi Keluarga